Yeaaayy, kabar baik nih untuk teman-teman pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya yang bergerak di bidang industri kreatif, Astagraphia membuka Kelas ASIK untuk UMKM. FYI, Kelas ASIK ini bertujuan agar pelaku UMKM dapat survive melewati krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 saat ini.

Kemasan produk UMKM peserta Kelas ASIK yang makin menarik.

Sebagaimana kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 memukul sejumlah bisnis, tak terkecuali industri kreatif yang banyak digeluti oleh pelaku UMKM. Angkanya bahkan cukup tinggi, yakni sekitar 82,8% UMKM yang mengaku pendapatannya turun saat musim wabah sekarang 🙁 . Akibatnya, banyak UMKM menyerah, gulung tikar. Dampak sosialnya tentu saja banyak orang kehilangan mata pencaharian.

Data yang menunjukkan pandemi sangat mempengaruhi industri kreatif.

Untuk mencegah dampak yang demikian berkembang luas, Astragraphia membuat program edukasi yang diberi nama Kelas ASIK tadi. Pesertanya adalah para pelaku UMKM khususnya yang bergerak di bidang industri kreatif terutama dari subsektor fashion, kuliner, dan kriya.

Mengapa kok yang diutamakan adalah UMKM yang bergerak di bidang fashion, kuliner, dan kriya?

Trus, apa saja yang diajarkan di Kelas ASIK?

Nanti, saya jelaskan satu per satu yaaa 😀 .

Tentang Astragraphia

Sebelumnya, yuk kita kenalan dulu dengan Astragraphia.

Buat teman-teman yang baru mendengar tentang Astragraphia, FYI, perusahaan yang masih “anaknya Astra” ini berfokus pada ruang lingkup printing and digital service. Kalau masih asing dengan “Astragraphia”, mungkin teman-teman enggak asing dengan “Fuji Xerox”?

Nah, Fuji Xerox ini merupakan usaha utama dari Astragraphia. Bisa dikatakan Astragraphia ini merupakan perusahaan yang menghadirkan solusi kebutuhan cetak, mulai dari perorangan, perkantoran, graphic art hingga managed print services.

Profil Astragraphia.

Astragraphia yang berdiri sejak 1975 ini memiliki dua anak perusahaan, yakni:

  • AGIT yang melayani kebutuhan solusi Teknologi Informasi, khususnya digital service yang mencakup hardware, software, serta services.
  • ASI yng menyediakan solusi segala kebutuhan kantor melalui AXIQoe.com, layanan online printing melalui PrintQoe.com, serta layanan logistik dan distribusi (CourierQoe).

Astragraphia telah memiliki 33 kantor cabang dan 94 titik layanan di 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Perusahaan ini juga memiliki sebuah komunikasi digital yang menaungi seluruh portofolio bisnis grup Astragraphia yakni www.ofiskita.com.

Selama ini, Astragraphia memiliki kegiatan corporate social responsibility (CSR) untuk masyarakat, antara lain:

  • Pilar Kesehatan: menginisiasi program-program kesehatan, seperti donor darah, mencetak booklet untuk pencegahan Covid-19, pemberian sembako untuk masyarakat yang terdampak Covid-19, dll.
  • Pilar Pendidikan: memberikan beasiswa pendidikan kepada guru dan siswa, membina SMK yang fokus pada lingkup kompetensi grafika, teknologi informasi dan komputer, pencetakan buku untuk anak-anak PAUD, dll.
  • Pilar Lingkungan: membantu mengurangi kemasan plastik, pengelolaan limbah, dll.

CSR Astragraphia.

Namun, sejak tahun 2020 sekarang ini, karena kondisinya “istimewa”, Astragraphia menambah satu lagi aktivitas CSR-nya yakni Pilar Kewirausahaan yang diwujudkan dengan Kelas ASIK.

Latar belakang mengapa Pilar Kewirausahaan ini ada sudah saya singgung tadi, yakni prihatin terhadap kondsi industri kreatif yang terdampak pandemi.

Di masa pandemi Covid-19, Astragraphia mengambil tindakan nyata untuk mendukung para pelaku usaha mikro dan kecil yang bergerak di industri kreatif, khususnya yang bergerak di subsektor fesyen, kuliner, dan kriya melalui program Kelas ASIK,” kata Chief of Corporate Communications Astragraphia, Melinda Pujo (Ibu Melinda).

Ibu Melinda Pujo.

Tanggal 15 Desember kemarin, saya berkesempatan bertemu secara virtual dengan Ibu Melinda. Saya mendengarkan langsung penjelasan tentang program Kelas ASIK serta kontribusinya untuk para pelaku UMKM. Dalam kesempatan virtual meeting itu juga hadir pelaku UMKM, yakni founder Abon Cap Koki sekaligus Kelas ASIK batch 1, Novi Kurnia Setiawati (Ibu Novi) yang sharing mengenai usahanya.

Kelas ASIK untuk UMKM

Kembali lagi ke Kelas ASIK, sebenarnya ASIK adalah singkatan dari “Program Astragraphia untuk Industri Kreatif”.

Fakta Kelas ASIK.

Menjawab pertanyaan, mengapa fokusnya ke UMKM subsektor fashion, kuliner, dan kriya, jawabannya karena pada musim wabah seperti sekarang ini kegiatan transaksi offline-nya hampir enggak ada.

  • Astragraphia menyadari ada beberapa perubahan mindset konsumen terhadap usaha-usaha tersebut, yakni:
  • Konsumen saat ini hanya akan belanja barang-barang yang penting/ esensial saja.
  • Konsumen sebagian besar masih memilih beraktivitas di rumah saja sehingga mengurangi transaksi fisik dan beralih ke solusi online/ digital.

Konsumen sekarang juga lebih memperhatikan/ memperhitungkan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan. Hal ini sesuai dengan CHSE Protocol, yakni cleanliness, health, safety, and environment.

Kemudian, Astragraphia berpikir bagaimana caranya supaya industri kreatif ini dapat survive, berdaya saing, go-online, dan bisa lebih naik kelas, hingga terbitlah materi-materi pelatihan berikut:

  • Teknologi Digital Printing

Pelaku UMKM diajari caranya mencetak kemasan dengan teknik digital printing. Keuntungannya, pelaku UMKM dapat mencetak lebih sedikit kemasan, tidak harus cetak banyak-banyak, namun tetap dapat harga yang lebih murah, dibandingkan dengan mencetak pakai offset printing.

  • Aplikasi Kreatif untuk Kemasan dan Label

Memberikan pengetahuan bagaimana kemasa dan label yang dapat menarik perhatian konsumen.

  • Promosi Online

Melatih pelaku UMKM untuk dapat membuat foto produk yang bagus, copy writing yang menarik, serta bagaimana caranya mempromosikan produknya via media sosial.

Selain materi-materi tersebut, Kelas ASIK juga memberikan fasilitas berikut kepada semua peserta:

  • Publikasi profil UMKM di www.ofiskita.com.
  • Cetak materi promosi (kartu nama, sticker/ label, brosur, dan lain-lain) melalui portfolio bisnis anak usaha AXI, www.printqoe.com, maupun graphic art partner Astragraphia Document Solution.

Oh iya, kelas ASIK ini sudah dilaksanakan sebanyak lima kali sepanjang 2020 dan semuanya secara dilakukan secara online. Tercatata lima kelas tersebut:

  • Competence Aid Program (CAP) tanggal 12 Mei yang diikuti oleh 26 peserta.
  • Ngobrol Pinter tanggal 25 Juni diikuti 141 peserta.
  • Kelas Online Kreatif pada tanggal 7 Juli dengan 130 peserta.
  • Kelas ASIK Jogja pada tanggal 30 September dengan 48 peserta.
  • Kelas ASIK Sumsel Babel tanggal 10 Desember lalu yang berhasil menjaring 70 peserta.

Kelas ASIK sudah diselenggrakan 5 kali dan akan terus berlanjut.

Ke depannya, tentu saja Astragraphia akan melanjutkan Kelas ASIK ini untuk melatih pelaku-pelaku UMKM yang lain.

Fokusnya per kota supaya bantuannya lebih berlanjut,” kata Ibu Melina.

Selanjutnya, mungkin ada yang bertanya, “Setelah mengikuti Kelas ASIK ada peningkatan untuk bisnisnya enggak sih?”

Nah, kalau menurut Ibu Novi, dirinya mendapatkan banyak manfaat dari Kelas ASIK tersebut. Ibu Novi jadi mengetahui kalau mencetak kemasan tidak perlu harus banyak, namun menyesuaikan dengan kebutuhan, sehingga lebih menghemat anggaran dana. Kemudian, Ibu Novi mendapat pengetahuan mengenai konsumen yang bisa disasar dengan media online.

Ibu Novi, pelaku UMKM dan peserta Kelas ASIK batch 1.

Pelatihannya sehari, enaknya online, lewat zoom sehingga yang belajar enggak hanya saya tapi suami juga bisa ikut. Sehingga setelah pelatihan kami bisa saling sharing sebaiknya nanti bagaimana,” kata Ibu Novi.

Selain itu, menurut Ibu Novi, ulasan Astragraphia di website ofiskita.com juga sangat membantu produknya dikenal oleh lebih banyak lagi konsumen di luar sana. Bu Novi juga bersyukur karena dengan mendapat ilmu mengenai kemasan dan label, serta pemasaran secara digital/ online, produknya masih cukup banyak diminati. Bahkan banyak yang daftar menjadi reseller. Namun, untuk sementara ini Ibu Novi tidak menerima sembarang reseller, karena lebih mengutamakan teman-temannya UMKM yang lain yang produknya jarang laku di masa pandemi ini untuk jadi reseller-nya.

Tak hanya itu, pelatihan Kelas ASIK juga membuat Ibu Novi kini lebih kreatif, yakni dengan menjual abon kemudian diberi bonus-bonus karya UMKM lain. Sehingga, semua pihak yang bekerja sama, maupun konsumen juga bisa saling untung.

Itulah teman-teman, sedikit informasi mengenai Kelas ASIK Astragraphia yang akan diperuntukkan untuk pelaku UMKM. Kalau ada teman-teman UMKM yang berminat ikutan Kelas ASIK juga, bisa memantau informasinya di website OFiSKITA atau media sosial @ofiskita ya. Semoga bisnisnya bisa survive dan makin sukses di masa mendatang. Semangat!

April Hamsa