Setelah bersusah-susah naik kereta api ekonomi dari Jakarta ke Yogyakarta (hallah), perjalanan menuju kampung halaman (Surabaya) kami lanjutkan dengan moda transportasi yang lebih baik. Eh, sebenarnya sih pertimbangannya karena waktu ya, soalnya kereta api ekonomi premium pun nyaman kok. Kalau naik kereta api ekonomi kan lama, sedangkan naik kereta api eksekutif lebih cepat 😀 . Kali ini, saya dan keluarga memutuskan naik kereta api eksekutif Ranggajati dari Yogyakarta menuju Surabaya. Perjalanannya membutuhkan waktu sekitar 5 jam.

Kereta api eksekutif Ranggajati ini melewati jalur rel kereta api (kalau enggak salah) bagian Selatan Pulau Jawa ya. Sebenarnya jarang-jarang menaiki kereta api di jalur ini. Seringnya lewat jalur Pantura (Pantai Utara) di mana nanti sebelum Surabaya, saya akan melewati kota Lamongan dan Tuban terlebih dahulu. Namun, kali ini, saya melewati kota-kota jalur mudik saya ketika kecil dahulu, yakni Madiun, Nganjuk (dulu rumah eyang saya di sini), dll.

Harga tiket kereta api eksekutif Ranggajati adalah Rp. 265.000,-00/ orang dengan biaya layanan KAI sebesar Rp. 7500,-00 (untuk berempat). Kami memesan bangku satu row yakni nomor 10.

Kereta api eksekutif Ranggajati ini enggak berjalan sendirian, melainkan berbarengan dengan kereta api kelas bisnis (saya lupa namanya). Maksudnya, ditarik oleh satu lokomotif yang sama.

Gerbong kelas eksekutif dan bisnis dipisahkan oleh gerbong makan. Sayangnya saya enggak sempat memotret gerbang makannya, soalnya udah lelah duluan. Rasanya pengen tidur aja, ketika di kereta.

BTW, ada cerita lucu nih, gara-gara kereta-kereta ini ditarik oleh lokomotif yang sama. Jadi, awalnya saya dan keluarga hamper nyasar mau masuk ke gerbong kelas bisnis. Untung mas-mas pramugari ngasi tau kalau gerbong eksekutif letaknya di belakang, sehingga wurung masuk gerbong bisnis.

FYI, jadi gerbong eksekutif tuh letaknya paling belakang ya. Kalau yang dekat dengan lokomotif adalah gerbong kereta api kelas bisnis.

Ketika sampai bangku yang kami pesan, eh, kursi kami diduduki sama orang lain. Keduanya sama-sama bule. Yang satu dari Jepang, satu lagi bule “Barat”, enggak tahu dari mana.

Hampir saya deg-deg’an, jangan-jangan kami yang salah pesan tiket. Ternyata setelah meminta baik-baik untuk melihat tiket kedua bule ini, mereka lah yang keliru. Nomor kursinya benar, tetapi seharusnya mereka berada di gerbong kelas bisnis. Alhamdulillah, jadi kami yang benar 😀 .

Selama perjalanan, seperti yang saya bilang tadi, saya cuma ingin tidur hehe. Enggak tertarik membeli makanan juga, karena saat di Yogyakarta sudah membeli Ayam Goreng Olive yang katanya legend itu. Saya bela-belain tuh ngojek dari stasiun ke gerai Olive. Ketimbang saya melanjutkan penyesalan enggak merasakan makana itu kan? Haha.

Sepanjang perjalanan juga seingat saya di kereta api ini enggak ada pramugari sliweran menawari makanan. Mungkin, diarahkan memesan via aplikasi (yangh sayangnya saya belum sempat mencoba) atau langsung ke gerbong makan kali ya?

Yawda, alhamdulillah bisa makan di kereta. Enaknya naik kereta api eksekutif Ranggajati tuh kursinya ada meja, sehingga bisa dipakai sebagai alas buat makan.

Saya hanya berdiri ke toilet. Kali ini toiletnya campur, enggak dipisah antara cowok dengan cewek. Lokasi toilet ada di depan. Kalau bagian belakang difungsikan sebagai bagasi tas dan koper. Kalau ma uke belakang, artinya memakai toilet gerbong lain.

Sepanjang perjalanan, saya jadi bernostalgia menikmati rute mudik saya dahulu. Alhamdulillah, kereta  api sampai Surabaya tepat pukul 16.00 WIB. Perjalanan sangat lancar dan dimudahkan.

Itulah pengalaman saya dan keluarga naik kereta api eksekutif Rangajati rute Yogyakarta-Surabaya. Semoga postingan ini bermanfaat ya 😀 .

April Hamsa

Categorized in: