“Naik kereta api bandara saja.” Itulah saran yang biasanya saya dapatkan dari saudara atau kenalan kalau abis terbang dan turun di Bandara Soekarno Hatta. Namun, enggak pernah saya lakukan, wkwk. Alasannya, karena udah ngrasa ribet duluan bawa barang segambreng. Apalagi, kalau bepergiannya bareng anak-anak. Endingnya milih naik taksi saja sampai rumah. Namun, Juni kemarin, akhirnya kesampaian juga saya naik kereta api bandara dari Bandara Soekarno Hatta untuk nyambung menuju stasiun commuter line (KRL) terdekat menuju rumah.

Soalnya, waktu itu saya bepergian bersama teman-teman yang ikutan Jelajah Gizi 2023 di Kota Solo yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia. Ternyata, banyak yang ingin pulang menggunakan moda transportasi kereta api bandara, yawda, saya ngikut aja.

Sebenarnya, hari itu bukan pertama kalinya saya naik kereta api bandara dari Bandara Soekarno Hatta. Sebelumnya udah pernah, walau bukan dalam rangka pulang dari traveling. Melainkan, karena ada kerjaan di bandara. Pulangnya, saya bersama rekan-rekan naik kereta api bandara itu. Waktu itu, seingat saya kereta api bandara belum dikelola oleh PT KAI Commuter Line, melainkan oleh PT Railink, sehingga ada beberapa perubahan. Salah satunya cara pembayarannya.

Sekadar informasi ya teman-teman, kereta api bandara di kawasan Jabodetabek tuh hanya tersedia di:

-Stasiun Bandara Soekarno Hatta

-Stasiun Manggarai

-Stasiun BNI City/ Sudirman Baru

-Stasiun Duri

-Stasiun Batu Ceper.

Jadi, selain naik dari Stasiun Bandara Soekarno Hatta untuk menuju stasiun terdekat, kalau arah sebaliknya, yakni ingin bepergian ke bandara, maka naiknya dari empat stasiun lain yang sebut itu ya.

Untuk harga tiket bandara sendiri bervariasi, yakni antara Rp. 10.000,-00 hingga Rp. 70.000,-00. Walaupun sampai sekarang, saya belum pernah sih dapat yang sepuluh ribuan. Cuma sering baca postingan nitijen di Twitter kalau memang harga tiket segitu ada.

FYI, tiket kereta api bandara terbagi menjadi dua, yakni kelas eksekutif dan kelas premium. Perbedaannya ada pada kursi dan harganya, tentu aja. Kalau kelas eksekutif, formasi kursinya tuh sebangku berdua dan menghadap ke arah depan semua. Kalau kelas premium kursinya berhadap-hadapan seperti kursi kereta KRL, hanya saja bangkunya lebih nyaman.

Kalau soal harga, jelas kelas eksekutif lebih mahal daripada kelas premium. Kalau tak keliru, rata-rata untuk jarak terjauh kereta api bandara eksekutif adalah Rp. 70.000,-00. Hanya saja, sepertinya ada diskon dari PT KAI Commuter Line jadi cuma bayar Rp. 50.000,-00 saja. Kalau untuk kereta bandara premium rata-rata harga tiketnya Rp. 30.000,-00 untuk jarak yang cukup jauh.

Pengalaman saya kemarin, ketika naik kereta api bandara dari Stasiun Bandara Soekarno Hatta menuju Stasiun Duri harga tiketnya adalah Rp. 50.000,-00. Entah ini masih diskon dari KAI atau gimana ya? Kalau mau tahu harga pastinya, saya sarankan teman-teman cek di aplikasi kereta api bandara ya 😀 .

Oh ya, buat teman-teman anker alias anak kereta (KRL) yang punya Kartu Multi Trip (KMT), kartu ini bisa dipakai lho buat naik kereta bandara. Kan seperti yang saya bilang sebelumnya, saat ini kereta api bandara dikelola oleh PT KAI Commuter Line, maka KMT pun bisa dipakai untuk pembayaran. So, teman-teman tak perlu repot lagi membeli tiket jika sudah memiliki KMT. Namun, jangan lupa pastikan saldonya cukup ya, hehehe.

Wokeh, selanjutnya, bagaimana sih cara naik kereta api bandara dari Bandara Soekarno Hatta menuju ke stasiun KRL terdekat dengan tujuan/ rumah kita?

Tidak seperti naik kereta api bandara dari empat stasiun lain yang sudah saya sebut di atas tadi, kalau naik kereta api bandara dari Bandara Soekarno Hatta tuh biasanya kita kudu naik Kalayang dulu untuk menuju stasiun bandaranya.

Kalayang merupakan kependekan dari kereta laying atau bahasa kerennya sky train, karena relnya ada di atas. Kalayang ini moda transportasi yang menghubungkan semua terminal dengan bandara di Bandara Soekarno Hatta. Tiket kalayang ini gratis ya.

Kemarin, sepulang dari Solo, saya naik kalayang-nya dari Terminal 3. Bisa keluar melalui pintu 12 atau 13, kemudian naik elevator/ lift ke atas. Kalau dari Terminal 2, teman-teman bisa menuju pintu kedatangan 2E. Nanti, tinggal menyeberang dan naik ke stasiun kalayang. Dari Terminal 1 pun bisa. Dari pintu kedatangan nanti jalan kaki menuju tangga berjalan yang tersedia.

Kalayang ini beroperasi dari jam 06.00 hingga 21.00 WIB. Waktu tempuh antara terminal atau menuju stasiun bandara naik transportasi ini kira-kira 5 menitan. Kalau waktu tunggunya sekitar 15 menitan. Namun, bisa lebih lama juga sih, kayaknya. Yaaa, yang sabar-sabar aja, nungguinnya, hehe.

Pengalaman saya kemarin, kalau naik kalayang dari Terminal 3, ini tuh udah yang paling dekat dengan Stasiun Bandara Soekarno Hatta. Sepanjang jalan saat naik kalayang, kita bisa melihat-lihat suasana sekitar bandara. Oh ya, kalayang ini enggak ada masinisnya ya.

Sampai stasiun bandara, saya pun langsung turun untuk membeli tiket kereta bandara. Waktu itu enggak bawa KMT, soalnya. Oh ya, mengenai perbedaan sistem pembayaran yang saya singgung tadi, dulu tuh waktu pertama kalinya naik kereta bandara, saya bisa beli tiket langsung ke mbak-mbak CS-nya. Ternyata, sekarang tuh belinya wajib via mesin tiket yang ada di bandara.

Tenang, pembayarannya bisa pakai dompet elektronik atau cukup scan kode QR, kok, andai enggak punya cash. Malah lebih praktis.

Setelah tiket di tangan, nanti tinggal menunggu beberapa menit saja kereta bandaranya datang. Kalau kemarin, sepertinya saya menunggu lumayan lama sih. Ada kali ya, setengah jam, karena saya masih sempat berbicara di online meeting yang saya ikuti, hehe. Setelah kereta bandara tiba di peron, maka kita bisa tap in tiketnya, selayaknya kita nge-tap saat naik KRL.

Masuk kereta bandara langsung disambut AC yang dingin. Saya enggak terlalu perhatian mau naik kereta bandara eksekutif atau premium kala beli tiket. Namun, ketika melihat kursinya yang formasinya dua-dua dan menghadap depan semua sepertinya yang saya naiki adalah eksekutif.

Selain AC-nya yang adem, fasilitas lainnya adalah ada tempat buat khusus menaruh kopor/ tas di dekat pintu, sehingga kita enggak perlu ribet membawanya ke kursi penumpang. Lalu, di kursi tersedia juga colokan USB buat yang mau ngecharge gadget-nya.

Waktu itu, kereta bandara yang saya tumpangi lumayan sepi. Mungkin, karena masih di siang hari ketika weekdays ya. Perjalanan dari Stasiun Bandara Soekarno Hatta ke Stasiun Duri adalah sekitar 30 menit. Sempat berhenti sebentar di Stasiun Batu Ceper.

Begitu sampai Stasiun Duri, saya pun segera turun. Rencananya saya akan melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Tanah Abang.

Untuk beralih ke kereta KRL, enggak bisa langsung, melainkan wajib tap out dengan tiket kereta bandara tadi. Setelah itu, tap in lagi agar bisa menuju peron kereta KRL.

Yap, begitulah pengalaman saya naik kereta api bandara dari Stasiun Bandara Soekarno Hatta menuju stasiun KRL tujuan terdekat, yang dalam kasus saya adalah Stasiun Duri 😀 .

Buat yang rumahnya di Tangerang, saya sangat merekomendasikan kereta bandara ini. Begitu pula buat teman-teman yang rumahnya di Jakarta Selatan atau sekitaran Manggarai. Lumayan memudahkan, karena enggak bakal terkena macet. Paling yaaa sabar-sabar aja nungguin kalayang dan kereta bandaranya, hehe.

Semoga pengalaman naik kereta api bandara dari Stasiun Bandara Soekarno Hatta menuju stasiun KRL (Stasiun Duri) ini bermanfaat ya 😊.

April Hamsa

Categorized in: