Ada yang sudah berani pergi ke dokter gigi atau periksa gigi saat pandemi gini? Saya sudah. Eh, lebih tepatnya Dema anak kedua saya yang sudah periksa ke dokter gigi. Saya, ayahnya, dan Si Maxy kakaknya cuma nganterin 😀 . Kali ini, kami memilih untuk memeriksakan gigi anak ke dokter gigi di klinik OMDC Bogor. Tepatnya, pada awal Januari 2021 lalu.

Oh iya, FYI, ini pertama kalinya Dema periksa ke dokter gigi. Biasanya Dema cuma ikut antar Maxy aja, karena emang sejak dulu yang sering bermasalah dengan gigi adalah Maxy, heuheuheu.

Dema saat bertemu dokter gigi di klinik OMDC Bogor.

Biasanya, kalau memeriksakan gigi Maxy, kami pergi ke dokter gigi di rumah sakit. Cuma awal Januari kemarin, kasus Covid-19 kan makin melonjak. Kami jadi khawatir ke rumah sakit.

Saya enggak bilang cek gigi ke rumah sakit tak aman lho, ya. Soalnya pasti rumah sakit paham soal protokol kesehatan (prokes). Beberapa teman pun ada yang cerita, pernah periksa gigi di rumah sakit. Katanya prokesnya bagus, pintu masuk pasien Covid-19 dipisahkan dengan yang mau medical check up, dll.

Tips ke dokter gigi pada saat pandemi

Hanya saja, pada waktu itu kami merasa lebih nyaman untuk periksa gigi di klinik. Tujuannya, untuk meminimalisir kontak dengan pasien-pasien lainnya yang kami enggak tahu mereka menderita penyakit apa aja. Kalau di klinik gigi khusus kan udah jelas keluhannya ya seputar gigi dan mulut.

Sekalian saya jadikan tips ke dokter gigi pada saat pandemi aja lha ya, pilihan kami itu, hehe. Dihitung deh, itu yang pertama ya.

Lalu, kedua, sebelum datang ke klinik, pastikan untuk membuat janji temu dulu dengan dokter gigi. Jangan sampai datang dadakan. Soalnya, di sana kan pasti butuh waktu untuk pembersihan ruangan periksa dan peralatannya.

Lagipula, kalau datang langsung belum tentu juga kita akan langsung diperiksa kan? Yang ada malah nanti buang-buang waktu menunggu, bahkan malah ada risiko berinteraksi dengan pasien gigi lain yang dijadwalkan menunggu giliran periksa.

Baca juga: Pengalaman Membawa Anak Pergi ke Rumah Sakit di Masa Pandemi

Trus, jangan lupa untuk selalu mematuhi prokes. Khususnya, kalau yang periksa anak-anak ya. Pastikan si kecil paham dan mau memakai masker.

Sounding dulu anak-anak sebelum periksa ke dokter gigi ya.

Pastikan juga supaya anak-anak selalu menjaga kebersihan tangannya, mau mencuci tangan atau pakai hand sanitizer, tidak memegang benda-benda asing sembarangan, tidak menyentuh area wajahnya sendiri, dll. Ini adalah tugas orang tua sejak di rumah, bahkan kalau bisa beberapa hari sebelumnya untuk sounding si kecil mengenai hal ini.

Cek fasilitas kliniknya, apakah menerapkan prokes yang ketat, punya sarana prasarana yang memadai, dokter giginya profesional, dll. Caranya bisa melihat testimoni di media sosialnya atau nanya-nanya kenalan yang sudah pernah periksa gigi ke klinik itu sebelumnya.

Hal yang tak kalah penting adalah ketika pulang. Sebaiknya sepulang dari klinik gigi langsung membersihkan diri. Bila perlu mandi dan keramas lagi, supaya yakin tak ada kuman dan virus yang nempel, hehe.

Tak masalah dibilang lebay, yang penting kita tetap sehat kan? 😀

InsyaAllah dengan menerapkan tips ke dokter gigi pada saat pandemi ini, aman kok 🙂 . Eh, kalau ada tambahan tips lainnya, boleh banget lho, share ke kolom komentar di bawah 😀 .

Problem gigi Dema

Balik lagi ke cerita Dema pergi ke dokter gigi, waktu itu Dema punya masalah yakni gigi susu bagian depan atasnya tak kunjung tanggal. Padahal, gigi permanennya sudah tumbuh.

Dari hasil browsing-browsing saya menemukan beberapa artikel bahwa gigi permanennya nanti akan nyundul si gigi susu dan nanti gigi itu akan lepas sendiri. Ternyata, saya tungguin, sampai si gigi permanen udah oke posisinya, si gigi susu tetap bandel nangkring di sana.

Gigi susu Dema yang tak mau lepas.

Posisinya bahkan naik ke atas, trus jadi makin menghitam gitu, karena dulu emang gigis ya. Bahasa Indonesianya “gigis” apaan ya? Hahaha. “Geripis” kali ya? 😛

Kadang kalau disikat, gigi susu itu mengeluarkan darah gitu. Anehnya, saat ditanya sakit atau enggak, Dema bilang enggak, hohoho.

Akhirnya, karena enggak tahan melihat ada gigi susu yang merusak pemandangan di mulut Dema itu, kami putuskan bawa ke klinik. Daaan, ternyata problem giginya Dema enggak cuma gigi susu itu, melainkan ada beberapa gigi di bagian belakang-belakang yang perlu ditambal, hiks hiks :p .

Klinik OMDC Bogor

Waktu itu kami dapat jadwal periksa sekitar pukul 4 sore. Klinik OMDC Bogor yang terletak di Jalan Raya Pajajaran No. 6 ini ternyata sering kami lewati, tapi selama ini enggak nyadar. Kirain lokasinya lebih jauh lagi dari rumah, hehe.

FYI, buat yang butuh informasi lokasi klinik gigi OMDC Bogor lokasinya di sini ya:

Sebenarnya udah lama kepengen ke klinik OMDC Bogor, kebetulan kenal klinik gigi ini dari tetangga yang anaknya juga periksa ke sana. Namun, belum ada waktunya. Selain karena Maxy kan selama ini cek gigi di rumah sakit. Udah dipegang sama dokter gigi di sana, jadi kalau mau pindah dokter gigi rasanya enggak enak aja gitu.

Nah, saat giliran Dema ini, baru deh kami berkesempatan bawa ke klinik gigi ini. Apalagi momennya juga pas pandemi gini.

Bagian depan klinik OMDC.

Selain itu, kami juga mempertimbangkan, karena ini pertama kalinya Dema ke dokter gigi untuk periksa, kami mau cari klinik yang suasananya kids friendly. Nah, kata orang-orang, di klinik gigi OMDC Bogor, dekorasi ruangannya tuh menyenangkan da bikin anak-anak enggak takut ke dokter gigi, gitu.

Penasaran kan? Akhirnya coba deh, datang ke klinik gigi ini.

Indoor playground yang bikin anak tidak tegang saat ke dokter gigi.

Baca juga: Pengalaman Memeriksakan Gigi Anak ke RS Hermina Bogor

Daaan, emang bener sih. Ketika masuk dekorasi ruangannya memang berbeda. Langsung tampak ayunan dan ruang tunggu yang anak-anak banget, pokoknya.

Saya perhatikan, lantai satu di klinik gigi OMDC Bogor khusus dipergunakan sebagai ruang pendaftaran dan ruang tunggu. Tersedia fasilitas berupa kamar mandi di pojok dan juga semacam pojok untuk shop pernak-pernik OMDC. Ada baju, tas, payung, dll.

Shop corner.

Tak ketinggalan, ada sudut dengan meja kecil yang menyediakan fasilitas minuman seperti teh dan kopi. Cuma waktu itu saya enggak minum, soalnya kan ngepas banget datangnya ke klinik. Khawatir keburu dipanggil, hehe. Ternyata, kami menunggu sekitar 10 menitan dulu untuk registrasi.

Oh iya, ketika datang, kami registrasi dulu. Kami diberi formulir untuk data pasien baru. Kemudian, mas-mas resepsionisnya menjelaskan mengenai prosedur pemeriksaan gigi, lengkap dengan biayanya.

Ruang tunggu klinik OMDC Bogor.

Rincian biaya periksa gigi anak di klinik gigi OMDC Bogor yang disampaikan oleh masnya adalah sebagai berikut:

Service charge: Rp. 80.000,- (Dapat potongan Rp. 30.000,- sehingga jadi Rp. 50.000,- aja dengan syarat posting di IG kalau kami periksa gigi anak di sana. Tak usah diminta, saya yang demen posting juga bakal posting sih haha. Soalnya kalau cek gigi di rumah sakit biasanya malah dilarang memotret/ memvideokan).

  • Konsultasi/ biaya dokter: Rp. 110.000,-
  • Penambalan 1 gigi: Rp. 599.000,-
  • Pencabutan 1 gigi: Rp. 614.000,-.

Setelah memastikan kami mendapatkan informasi tersebut dengan baik, kami dipersilakan menunggu dulu. Anak-anak pun memanfaatkan waktu menunggu dengan bermain ayunan.

Free drink corner.

Tak lama kemudian, kami diberi perlengkapan APD untuk Dema, yang terdiri dari:

  • Masker
  • Penutup kepala
  • Baju APD
  • Penutup sepatu.

Langsung deh kami pakaikan APD itu ke Dema. Trus, kami diminta naik ke lantai atas.

Fasilitas APD dari klinik gigi.

Ternyata di lantai atas ada ruang tunggu lagi. Tadinya, Maxy saya minta tunggu aja di ruangan itu, khawatir nanti kepenuhan kan di dalam. Namun, kata mas-mas perawatnya enggak pa pa ikut masuk ke dalam ruang periksa. Yes, hari itu yang “melayani” cowok semua, termasuk dokter dan perawatnya hehe.

Dema, waktu itu, ditangani oleh dr. Zulkarnain Said. FYI, baik dokter maupun perawat, semuanya terlihat mengenakan APD lengkap.

Setelah ngobrol sebentar mengenai masalah gigi Dema, pak dokter gigi meminta Dema duduk di kursi perawatan gigi. Tak sesuai dugaan, kirain bakal nangis, ternyata Dema tenang aja tuh di kursi periksa.

Tadinya, udah was-was aja, khawatir mewek dan berontak seperti Maxy. Yah, Maxy tuh kalau ke dokter gigi takut. Padahal, enggak kurang-kurang disounding-nya huhu.

Balik lagi ke perawatan Dema, sebelum melakukan tindakan, pak dokter menunjukkan semua alat-alat periksa gigi yang telah disteril dan semuanya masih diplastikin rapi.

Masalahnya, ternyataaa, masalahnya lebih kompleks. Gigi susu Dema yang ketinggalan tuh enggak cuma satu, namun dua. Bedanya, salah satu giginya agak sembunyi gitu. Namun, kalau dipegang akan terasa agak keras gitu di sebelah gigi susunya yang item-item tadi. Tak hanya itu, beberapa gigi geraham dan gigi depan juga ada yang bolong.

Dema ketika ditambal giginya.

Pak dokter gigi menyarankan supaya gigi-gigi itu ditambal aja, sekalian. Akhirnya kami menyetujui tindakan itu, ditambal dan dicabut.

Ketika dibersihkan giginya, Dema alhamdulillah pasrah aja. Sepertinya excited juga karena dia baru pertama kali itu ke dokter gigi beneran. Biasanya kan cuma nganterin Maxy aja.

Begitu pula saat ditambal, Dema masih santuy. Sesekali paling mengeluh kayak ada pahit-pahit di mulut dan minta berkumur. Total gigi Dema yang ditambal ada 5 biji #kekepdompet.

Bagian yang challenging adalah ketika cabut gigi. Soalnya enggak cuma 1 kan, namun 2 gigi jadinya, karena ada gigi susu nyisa juga tadi. Sebelumnya, Dema dibius dulu, namun bukan disuntik, melainkan bagian gigi yang mau dicabut diolesi semacam gel. Kemudian, dicabut, deh.

Katanya sih sakit. Baru saat itu Si Dema nangis. Padahal, total ada 2 gigi tuh yang akan dicabut.

Proses pembiusan sebelum dicabut.

Setelah ditenangkan sebentar, alhamdulillah berhenti nangisnya. Apalagi ketika diperlihatkan giginya udah cantik, sekarang. Enggak ada lagi bagian gigi susu yang item-item tadi.

Setelah tindakan, kami ngobrol sebentar dengan dokter gigi mengenai apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan setelah pemeriksaan gigi tadi. Pak dokter gigi berpesan untuk tidak makan dan minum dulu minimal 1 jam. Trus, boleh makan es krim setelah sampai rumah nanti.

Apalagi ya?

Oh iya, diingatkan juga tentang bagaimana cara menyikat gigi yang betul dan menyarankan untuk cek gigi setiap 6 bulan sekali.

Cabut 2 gigi susu yang enggak mau lepas.

Setelah konsul berakhir, anak-anak dapat balon satu-satu hehe. Trus, ke meja kasir deh, yang juga satu meja dengan meja registrasi tadi di awal.

Di situ kami menyelesaikan urusan bayar-bayar. Mayan juga eui, 5 tambalan + 1 gigi dicabut (harusnya 2, tapi sama dokternya didiskon wkwkwk 😛 ). Alhamdulillah,bisa direimburse kantor bapake, jadi agak tenang dikit 😛 .

Setelah urusan administrasi selesai Dema dapat gantungan kunci dan boleh memilih sikat gigi untuk dibawa pulang. Selesai deh, periksa giginya. Yang tadinya cuma niat cabut gigi susu, jadi merembet ke mana-mana wkwkwk. Yawdalah sekalian mumpung pas bisa ke klinik gigi kan? Males juga soalnya periksa-periksa saat pandemi gini.

Begitulah teman-teman cerita atau pengalaman kami membawa anak periksa gigi di klinik gigi OMDC Jalan Raya Pajajaran Bogor, plus tips pergi ke dokter gigi di masa pandemi. Semoga postingan ini bermanfaat, khususnya buat teman-teman yang ragu ke dokter gigi. Kalau memang sakit banget, sebaiknya segera ke periksakan giginya ya. Daripada, nanti makin parah. Sehat-sehat selalu ya semuanya 🙂 .

April Hamsa