Seminggu lalu, gigi Dema yang bagian bawah copot. Itu emang gigi susu sih dan udah waktunya digantikan oleh gigi permanen yang sudah numbuh duluan agak ke belakang, huhu. Maka hari Minggu kemarin, saya bawa Dema, sekaligus Maxy, untuk cek gigi di klinik dokter gigi anak Medikids yang baru aja buka di Bogor.

Ini pertama kalinya anak-anak periksa gigi di klinik Medikids Bogor.

Iyes, seperti yang saya infokan di postingan sebelumnya, bahwa sekarang di Bogor tuh udah ada klinik Medikids yang baru launching akhir tahun lalu. Lokasinya di ruko-ruko yang ada di perumahan Bukit Cimanggu City. Tak jauh dari rumah kami yang ada di Cilebut, sekarang ini.

Enak, sih. Kalau ke klinik Medikids ini, kami enggak perlu melewati jalan raya besar. Tinggal lewat jalan-jalan perkampungan dan perumahan aja udah sampai. Trus, senengnya lagi bisa periksa gigi saat weekend, karena Sabtu dan bahkan hari Minggu pun klinik ini buka.

Oh iya, sebelum ke Medikids, kami bikin janji via WhatsApp dulu di nomor 08111865531 beberapa hari sebelumnya. Kemudian, dibalas bahwa kami dapat jadwal pukul 13.00 WIB. Eh, pas sebelum hari H ternyata ganti jam 11.00 WIB. Yowes engak pa pa, malah enak bisa lebih pagi.

Saat hari H, karena lokasi Medikids enggak jauh dari rumah, kami berangkat setengah jam sebelumnya. Sampai sana ternyata ada sekitar 2 pasien yang juga mengantre. Semuanya pasien anak, sih.

Indoor playground di klinik.

Meski demikian, sebenarnya Medikids ini kalau dari info yang saya dapatkan saat launching-nya dulu, sebenarnya bukan hanya klinik gigi untuk anak aja, lho. Klinik ini juga menerima pasien dewasa. Mungkin, karena ada “kids” di nama kliniknya kali ya? Jadi, orang-orang ngiranya ini klinik buat periksa gigi anak doank, hehe.

Sebelum bertemu dengan dokter, kami diminta mengisi informasi atau data diri pasien dulu. Baru kemudian antre untuk kemudian mendapatkan tindakan. Pada saat menunggu giliran periksa, anak-anak bermain di indoor playground yang ada di lantai 1 klinik. Untung ada banyak mainan di sana jadi anak-anak yang nunggu enggak bete, hehe.

Sekitar 30 menit kemudian, baru nama anak-anak dipanggil. Sesuai urutan pendaftaran, Dema dulu yang akan diperiksa oleh dokter. Nama dokter gigi anak yang menangani anak-anak kemarin adalah drg. Deffy Maryati Sp.KGA.

Pemeriksaan gigi Dema.

Tidak seperti ruangan dokter gigi yang pernah kami kunjungi sebelumnya (di RS Hermina dan OMDC), di Medikids ini enggak ada meja konsul dokter. Hanya ada kursi periksa dan 2 kursi untuk duduk. Jadi, asumsi saya konsul dilakukan sekaligus saat dokter melakukan tindakan ke si anak.

Maka, pada saat masuk ruangan, Dema langsung rebahan di kursi periksa gigi. Dokter gigi dibantu oleh seorang asisten untuk menangani Dema.

Dema ditambal 3 giginya.

Drg. Deffy kemudian bertanya apakah Dema ada keluhan. Saya bilang enggak ada keluhan, hanya saja beberapa hari lalu, gigi bawahnya yang depan copot sendiri dan sudah ada gigi tumbuh di belakang.

Kata dokter sih kondisi tersebut masih enggak masalah untuk anak seusia Dema, karena rahangnya masih bisa dibikin membesar. Cuma syaratnya Dema harus banyak mengunyah (makanan). Sarannya sih banyakin mengunyah buah-buahan seperti apel, pir, dll pokoknya yang bikin mangap gitu, deh.

Sayangnyaaa, Dema nih memang agak susah makan buah hiks. Satu-satunya buah yang dia suka cuma pisang.

Namun, perkataan dokter akhirnya saya manfaatkan untuk meyakinkan Dema supaya mau makan buah dan sayur dengan suka rela: “Ingat kata dokter, harus banyak mengunyah buah dan sayur ya. Kamu memang mau gigimu enggak rata terus, ada yang nyempil di belakang gitu?” Baru anaknya mau donk, hahaha 😛 .

Dema ini anaknya soalnya agak peduli gitu dengan penampilannya. Kemarin aja, saat giginya mulai goyang, saya bilang kan, “ Ayo ke dokter gigi supaya giginya dicabut!” Eh, dia mewek enggak mau trus bilang, “Nanti kalau gigi Dema copot Dema jadi enggak cantik lagi.” Jadi, kalau giginya bolong maupun enggak rata dia merasa enggak cantik, hehe 😛 .

Giliran Maxy diperiksa giginya.

Setelah memberi saran, kemudian dokter mengecek kondisi Dema. Oh ya, sebelumnya Dema diberi semacam celemek gitu dan diminta berkumur. Ternyata, ketika diperiksa ditemukan beberapa gigi yang bolong. Ada tiga tepatnya, huhu. Dokter bilang sebaiknya ditambah dan kali ini permanen.

Sebelumnya, awal tahun 2021 Dema sempat juga tambal gigi, bahkan 5 gigi di OMDC huhu. Eh, kali ini 3, yawes ditambal aja ketimbang giginya kenapa-kenapa dan kena syarafnya kan?

Dema udah tegang duluan, dikira bakal ada yang dicabut lagi seperti saat terakhir periksa gigi sebelumnya, padahal enggak. Akhirnya sama dokter disetelin film animasi gitu supaya anaknya enggak terlalu tegang.

Proses tambal 3 gigi enggak berlangsung lama, sih. Paling cuma 5 menitan. Cuma menenangkan anaknya plus membersihkan giginya yang makan waktu agak lama. Namun, alhamdulillah sih sukses dan bisa selesai seperti harapan.

Setelah selesai pemeriksaan, celemek Dema kemudian dilepas, eh tiba-tiba dia nangis. Sepertinya sudah ditahan-tahan sejak diperiksa tadi hehe.

Sambil menunggu Dema tenang, asisten dokter gigi kemudian membuka laci paling bawah dari semacam pantry yang ada di ruangan. Ternyata di dalamnya ada banyak mainan yang bisa dipilih anak-anak. Dema kemudian memutuskan mengambil bando warna pink.

Setelah Dema selesai, lanjut giliran Maxy. Maxy yang tadinya duduk santuy sambil nonton hape, begitu tahu gilirannya mendadak rewel, walaupun mau sih duduk di kursi periksa. Tapi bolak-balik berpesan ke dokter giginya supaya enggak memasukkan cermin gigi terlalu dalam.

Sampai akhirnya ketika berhasil ditenangkan, ternyata problem Maxy lebih banyak dari Dema, walau kala periksa itu enggak ada keluhan. Jadi, ternyata giginya Maxy tuh bagian geraham bawah kanan kiri sudah tumbuh gigi permanen, namun gigi susunya belum lepas.

Saat gigi Maxy dicabut.

Kemudian, ada bengkak di gusi belakang bagian kiri yang kalau dipencet mengeluarkan nanah gitu. Belum lagi, ada satu gigi tambahan di belakang gigi tengah atas yang numbuh gitu aja, padahal enggak ada fungsinya. Dokter mengatakan begitu dan sebaiknya sih dicopot.

Namun, Maxy bilang dia enggak mau giginya dicopot. Akhirnya dokter memulai dengan membersihkan gginya.

Lalu, setelah menimbang-nimbang tindakan apa yang bisa diambil, dokter gigi menyarankan mencabut salah satu gigi susu yang seharusnya sudah tanggal.

Proses cabut gigi kemudian dilakukan. Cepat aja sih, karena dibius lokal dulu dengan semacam pasta rasa strawberry gitu. Enggak tahu apaan.

Sayangnya yang bisa dicabut cuma satu gigi aja, sih. Gigi tambahan dan satu gigi susu lainnya belum bisa diapa-apain. Yaaa, daripada anaknya lebih drama lagi sih, jadi kami putuskan satu per satu dahulu 😀 .

Setelah dicabut, darahnya lumayan banyak. Maxy diminta berkumur kemudian menggigit semacam kapas gitu. Sampai ganti 3 kali karena memang banyak banget darah yang keluar. Namun, hikmahnya anaknya enggak banyak mrepet alias protes sambil rewel-rewel gitu, sebagaimana biasanya kalau enggak terima akan sesuatu hal, karena diminta gigit kapas hehe.

Yawda gitu aja, sih. Sama seperti Dema, setelah tindakan periksa gigi selesai, Maxy diminta memilih mainan. Lalu, anaknya memilih mobil-mobilan seperti truk. 

Setelah selesai kami langsung ke meja kasir untuk mengurus pembayaran. Oh ya, sebelumnya saya nanya, kalau mau makan atau minum lagi, anak-anak perlu jeda waktu berapa lama dari pemeriksaannya. Ternyata buat Maxy hanya butuh waktu setengah jam, sedangkan Dema satu jam.

Untuk pembayaran, berapa biayanya, sebenarnya sebelumnya kami sempat diberi pricelist, sehingga bisa siap-siap dananya terlebih dahulu.

Price list biaya perawatan di klinik Medikids.

Kalau untuk anak-anak kemarin, bayar administrasi @Rp. 100.000,00 dan oral profiaksis (pembersihan rongga mulut) @Rp. 300.000,00. Untuk Maxy biaya cabut gigi termasuk anestesi Rp. 400.000,00, lalu Dema menambal 3 gigi @Rp. 425.000,00. Total sekitar Rp. 2,5 jutaan lebih. Alhamdulillah bisa pakai plafon kantor ayahe. Kalau enggak, nyesek hamba haha 😛 .

Selanjutnya, mungkin Maxy akan ke sana lagi minggu depan soalnya kan masih ada sisa PR gigi-gigi yang seharusnya dicabut itu. Untuk bengkak atau bagian yang kemungkinan besar ada nanahnya tadi sementara ini diberi obat antibiotik dulu sama dokter.

Makanya nih kalau gigi anak-anak udah bagus, kami berencana membiasakan disiplin minimal 6 bulan sekali ke dokter gigi. Jadi, kalau ke dokter gigi cuma buat pemeriksaan rutin aja tanpa keluhan berarti, yang artinya juga enggak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk perbaikan kan? Huhu.

Oleh-oleh dari klinik gigi.

Jadi, begitulah teman-teman cerita pertama kalinya kami mengunjungi klinik Medikids yang baru di Bogor itu. So far, cukup puas dengan pemeriksaan gigi di sana, selain juga karena lokasinya dekat rumah. Mungkin, nanti anak-anak lanjut cek gigi di sana lagi atau gimana belum tahu. Namun, harapannya semoga berikutnya enggak ada problem serius lagi pada gigi anak-anak, aamiin 😀 .

April Hamsa