Kuliner Bogor bertambah satu lagi, yeaaaayy. Namanya rumah makan Waroenk Talubi. Wah, makin banyak aja ya pilihan buat wisata kuliner di Bogor? 😀

Waroenk Talubi? Hmmm, apa hubungannya dengan oleh-oleh khas Bogor Bika Bogor Talubi itu ya? Namanya kok mirip-mirip.” Ada yang bertanya-tanya demikian? Hehe, iyaaa, bener banget. Waroenk Talubi emang masih “saudaraan” sama Bika Bogor Talubi yang udah femes sebagai oleh-oleh khas Kota Hujan itu.

Kuliner Bogor Nasi Uduk Ayam Bakar Waroenk Talubi.

Keduanya, baik Bika Bogor Talubi maupun Waroenk Talubi, sama-sama mengusung kuliner Bogor. Bedanya, kalau Bika Bogor Talubi lebih ke kue-kue atau camilan manis gitu, sedangkan Waroenk Talubi ini menjual makanan yang lebih berat (baca: nasi) dan makanan pendamping lainnya. Signature dish Waroenk Talubi adalah Nasi Uduk Ayam Bakar Talubi.

Nasi Uduk Ayam Bakar? Kan udah umum makanan kayak, gitu? Apa bedanya dengan yang lain?” Ada yang pesimis kayak gitu? Tenang, tenang, teman-teman. Saya jelasin yaaa. Tentu aja ada bedanya, donk. Kalau enggak ada bedanya, enggak mungkin donk Waroenk Talubi buka, hehe 😀 .

Nasi Uduk Ayam Bakar khas Waroenk Talubi.

Keistimewaan menu-menu makanan yang ada di Waroenk Talubi, khususnya menu Nasi Uduk Ayam Bakar Talubi, terletak pada resepnya. Resep yang dipakai adalah resep leluhur lebih dari 100 tahun. Iyes, umur resepnya udah tua banget, warisan turun temurun keluarga owner Waroenk Talubi. Bisa dikatakan Waroenk Talubi ini merupakan kuliner Bogor yang mengusung resep warisan nenek moyang. Kalau kata Public Relations (PR) Waroenk Talubi Mbak Ellen Soenaryo (Mbak Ellen), “Resep Warisan Oma”.

Mbak Ellen, PR Waroenk Talubi.

Menghadiri grand opening Waroenk Talubi

Saya bertemu dengan Mbak Ellen saat launching Waroenk Talubi pada tanggal 28 April 2018 lalu. Sebetulnya, Waroenk Talubi udah didirikan sejak tanggal 18 April, cuma baru dibuka (grand opening) untuk umum pada tanggal 28-nya. Dalam pembukaan perdananya untuk umum itu, Waroenk Talubi mengundang komunitas-komunitas di Bogor, salah satunya komunitas blogger Bogor (Blogor). Nah, sebagai anggota dari Blogor, saya ikutan ke sana 😀 .

Enggak cuma itu, dalam kesempatan tersebut, Waroenk Talubi juga membagikan 1000 piring gratis kepada khalayak umum. Jadi, sebelum hari H grand opening, Waroenk Talubi udah woro-woro di social media mereka, khususnya Instagram (@waroenktalubi), bahwa pada tanggal 28-29 April, Waroenk Talubi akan memberikan 1000 piring gratis. Caranya gampang, tinggal datang ke Waroenk Talubi dan menunjukkan screenshot postingan pengumuman di Instagram itu supaya dapat mencicipi menu Waroenk Talubi, free.

Masyarakat pun menyambut antusias grand opening Waroenk Talubi. Banyak yang datang ke sana pada saat itu. Uniknya, mereka yang hadir demi piring gratis tetap mau membayar, lho. Namun, bukan pakai duit, melainkan pakai doa. Yup, doa. Ada kertas dan spidol yang sengaja ditaruh di meja kasir untuk ditulisi doa-doa dan harapan buat Waroenk Talubi. Doa-doa tersebut kemudian ditempel di dinding Waroenk Talubi. Menurut Mbak Ellen, harapannya, doa-doa tersebut akan dikabulkan dan membawa keberkahan buat usaha Waroenk Talubi.

Awal mula berdirinya Waroenk Talubi

Saat grand opening Waroenk Talubi, Mbak Ellen juga menceritakan awal mula berdirinya Waroenk Talubi. Waroenk Talubi didirikan karena Mbak Ellen dan kerabatnya ingin melestarikan resep turun menurun Oma (Neneknya), yang selalu mereka nikmati ketika berkunjung ke rumah Oma. Khususnya menu masakan nasi uduk ayam bakar dengan bumbu racikan Oma yang luar biasa nikmatnya. Nah, kenikmatan bumbu racikan itulah yang ingin dibagikan oleh Waroenk Talubi kepada masyarakat.

Awal mula berdiri Waroenk Talubi, karena kami ingin melestarikan resep turun temurun resep Oma Buyut kami yang selalu Oma kami masakkan saat kami berkunjung ke rumah Oma. Rasa kangen kami dengan masakan Oma, terutama nasi uduk ayam bakar dengan bumbu racikan Oma yang nikmatnya luar biasa, sangat beda dengan ayam bakar lainnya. Ayam gorengnya juga nikmat sekali dengan kremesean basah atau kering di atasnya. Biasanya kami disuapin Oma dengan nasi uduk dengan kremesannya sudah membuat kami tidak berhenti minta nambah. Rasa nikmat itulah membuat kami sebagai cucu Oma kompak ingin melestarikan resep turun temurun ini dengan membuka Waroenk Talubi,” terang Mbak Ellen.

Ayam dengan kremesan khas Waroenk Talubi.

Kremesan yang ada di menu ayam bakar Waroenk Talubi emang membedakannya dengan ayam bakar lain. Begitu pula bumbu kacangnya yang pas kekentalannya, plus racikan bumbu untuk membakar/ memanggang ayamnya. Mbak Ellen menceritakan bahwa bahan-bahan untuk semua masakan di Waroenk Talubi menggunakan bahan-bahan lokal. Terutama terasi buat membakar ayam bakarnya. Menurut Mbak Ellen, terasi tersebut khusus didatangkan dari kampung halaman neneknya. “Enggak ada terasi yang seenak terasi dari kampung halaman Oma,” kata Mbak Ellen saat menceritakan mengapa masakan Waroenk Talubi harus memakai terasi itu.

Sedangkan, perihal mengapa namanya “Waroenk Talubi”? Mbak Ellen mengatakan nama rumah makan itu memakai “Waroenk” yang merupakan dengan ejaan lama, sebab konsep Waroenk Talubi yang ingin menghadirkan nuansa masa lalu. Sedangkan nama “Talubi” berasal dari nama brand oleh-oleh khas Bogor, “saudaranya”, yang sudah dikenal lama oleh masyarakat.

Suasana Waroenk Talubi

Konsep nuansa masa lalu, akan terasa kalau kita memasuki area makan Waroenk Talubi. Oh iya, sebelumnya saya mau cerita, ada dua area ya saat masuk Waroenk Talubi. Area pertama, area yang kita masuki saat membuka pintu Waroek Talubi, adalah area yang menjual oleh-oleh khas Bogor, seperti Bika Bogor Talubi dan kue-kue lainnya. Ada display kue-kue, gitu.

Area display kue-kue dan oleh-oleh khas Bogor.

Mbak Ellen mengatakan bahwa ada beberapa kue yang khusus dipesan dari usaha rumah tangga lokal. Menurut Mbak Ellen, pihaknya ingin membantu memajukan usaha-usaha lokal tersebut. Sama halnya ketika Bika Bogor Talubi memulai usaha dengan menggandeng petani-petani talas dan ubi lokal. Karena kue-kue itu dibeli dari tangan produsennya langsung, maka enggak heran, kalau kue-kue yang dijual di Waroenk Talubi harganya lumayan miring.

Bergeser ke area sebelah kiri adalah area makan. Sebenarnya, area makan ini terbagi dua, di lantai bawa dan atas. Dari bangku-bangkunya yang terkesan simple, bener-bener mengingatkan pada kesan warung zaman dahulu. Ada pula beberapa barang vintage yang dipajang di dinding, maupun di bangku makan. Trus, di sana, menemani kita makan, ada siaran radio dan musik-musik jadul yang diperdengarkan. Kalau saya enggak salah kayaknya tuh lagu-lagunya dari era 80-an gitu 😀 .

Area servis dan makan di lantai 1.

Area makan di lantai 2.

Meski demikian, Waroenk Talubi juga ingin menghadirkan nuansa kekinian. Seperti, menghadirkan beberapa spot-spot kece yang instagramable untuk berfoto selfie. Waroenk Talubi juga banyak memasang frame-frame berupa quotes di dinding rumah makan. Istimewanya, quotes itu berasal dari perkataan Sang Oma. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan supaya kita selalu ingat selalu dengan petuah orang tua (Oma) zaman dulu.

Quotes berisi pesan dan nasihat Oma.

Gimana, teman-teman? Udah jelas kan sekarang apa yang membuat Waroenk Talubi berbeda? BTW, cukup kali ya ceritanya tentang latar belakang Waroenk Talubi didirikan? Sekarang, siapa yang kepengen tahu menu makanan yang tersedia di sana? Apa di sana cuma tersedia Nasi Uduk Ayam Bakar Talubi doank? 😀

Menu dan harga makanan di Waroenk Talubi

Well, secara umum, menu makanan di Waroenk Talubi ada dua macam: Menu Paketan dan Menu Satuan. Menu Paketan terdiri dari:

Paket Disuapin Oma

Paket Disuapin Oma harganya Rp. 10.000,-an saja. Ada tiga paket menu yang ditawarkan, yakni:

Paket Inget Oma

Paket Inget Oma harganya Rp. 20.000,-. Ada dua paket yang ditawarkan, yaitu:

Ada juga Paket Kangen Oma dan Paket Sayang Oma:

Sedangkan menu satuan menawarkan beberapa makanan seperti nasi pecel, nasi urap, ampela dan hati ayam, limpa dan usus sapi, dll, yang harganya berkisar antara Rp. 6.000,-an sampai Rp. 17.000,-an.

Berbagai menu makanan di Waroenk Talubi.

Tak ketinggalan, Waroenk Talubi juga menjual aneka minuman seperti Teh, Es Teh, Es Kelapa Muda, Es Cincau Hijau, yang harganya dibandrol mulai Rp. 2.000,-an. Ramah di kantong banget, bukan?

Aneka minuman yang ditawarkan oleh Waroenk Talubi.

Pengalaman saya mencicipi menu makanan di Waroenk Talubi

Alhamdulillah, saya sudah mencicipi Nasi Uduk Ayam Bakar Talubi yang merupakan signature dish rumah makan yang berlokasi di area kuliner Bogor Jl. Surya Kencana ini. Menurut saya, ayam bakarnya tuh gurih, ada manisnya dikit, enggak terasa gosong kayak ayam-ayam panggang yang pernah saya rasakan sebelum-sebelumnya, trus emang bumbunya terasa nendang. Kemungkinan itu dari terasi yang dimaksud oleh Mbak Ellen tadi.

Saya saat mencicipi Nasi Uduk Ayam Bakar Kuloner Bogor Waroenk Talubi.

Trus rasa sambalnya juga enak, terasa pedasnya. Kebetulan saya suka pedas, jadi sesuai selera saya. Sedangkan, nasi uduknya, gurih, wangi juga, dan bumbunya terasa soft. Taburan bawang goreng di atas nasi uduk membuat rasanya makin sedap kala disantap.

Kalau teman-teman penasaran dengan rasa kuliner Bogor Nasi Uduk Ayam Bakar Talubi ini, saran saya, langsung aja datang ke Waroenk Talubi. Bisa ajak teman atau keluarga. Waroenk Talubi ini termasuk rumah makan yang nyaman dan juga ramah anak kecil, kok. Mbak Ellen mengatakan menyediakan beberapa high baby chair buat keluarga yang membawa anak-anak balitanya. Kalau mau ke sana teman-teman bisa langsung menuju ke lokasi berikut:

Waroenk Talubi

  • Alamat: Jl. Surya Kencana No.278, RT.001/RW.005, Gudang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16123.
  • Jam buka: 07.00-22.00 WIB.
  • Jam buka selama bulan Ramadan: 13.00-22.00 WIB.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai Waroenk Talubi, teman-teman bisa mendapatkannya di media sosialnya:

  • Instagram: @waroenktalubi.
  • Facebook: @Waroenktalubi.

Kalau mau ngajakin saya bukber di sana juga boleh, lhooo… hehehe…

Selamat mencicipi sendiri Nasi Uduk Ayam Bakar ala kuliner Bogor Waroenk Talubi ya teman-teman. Ntar, sharing di sini juga ya bagaimana pendapat teman-teman tentang rumah makan tersebut 🙂 .

April Hamsa