Pokoknya pilih lampu yang terang, jangan yang pijarnya kuning” kata saya kepada suami saat kami berbelanja lampu untuk dipakai di rumah, ketika awal-awal pindah dulu. Enggak tahu kenapa, kepala saya selalu pusing kalau ada lampu yang cahayanya nanggung. Sampai akhirnya pilihan pun jatuh ke lampu Hannochs. Lampu ini kata mas-mas yang menjaga display lampu di salah satu supermarket bahan bangunan adalah produk asli Indonesia lho. Jadi, bangga aja gitu, kalau memakai produk bikinan dalam negeri.

Lampu Hannochs nyalakan duniaku.

Tips memilih lampu untuk penerangan di rumah

Namun, kriteria pemilihan lampu untuk penerangan di rumah tentu enggak sekadar terang saja donk. Ada pula beberapa pertimbangan lain, yakni:

Watt-nya sesuai dengan kondisi listrik di rumah

Beli lampu yang watt-nya sesuai dengan kondisi rumah, jangan terlalu besar, nanti listriknya enggak kuat 😀 .

Hemat energi listrik

Siapa sih yang enggak ingin rumahnya tetap terang, namun enggak mau abis banyak biaya listrik? Oleh karena itu sebaiknya pilih lampu yang hemat energi listrik.

Ramah lingkungan

Zaman sekarang apa-apa sebaiknya memperhatikan lingkungan ya, teman-teman. Soalnya alam semakin menua, jadi untuk peralatan rumah tangga, khususnya lampu kita juga bisa memakai produk yang bahannya aman buat lingkungan. Lampu LED adalah salah satu lampu yang biasanya enggak mengandung merkuri, sehingga aman dipakai dan ramah lingkungan.

Lampu Hannochs tidak mudah retak.

Harga murah

Sepertinya semua orang maunya punya lampu yang murah hehe. Soalnya pasti belinya banyak karena ruangan yang butuh lampu di rumah pun ada beberapa 😀 .

Lampu Hannochs harganya ramah kantong dan bergaransi.

Ada garansi pembelian

Ini penting banget karena kita memakai lampu kan enggak semalam dua malam, namun berharap bisa dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama. Kalau lampunya cepat rusak dan enggak ada garansi pembelian, pasti rugi donk kalau sering ganti lampu. Maka dari itu sebaiknya pilih lampu yang memiliki garansi pembelian minimal setahun.

Itu sih beberapa kriteria pemilihan lampu yang sering saya gunakan sebagai pedoman 😀 . Ada yang punya kriteria tambahan?

Apa jadinya dunia tanpa lampu?

Lampu memang peralatan rumah tangga yang menurut saya paling penting. Saya bersyukur hidup di masa sekarang, karena sudah ada lampu, sehingga saya enggak perlu menggunakan alat lain untuk bahan penerangan rumah. Enggak terbayang kalau harus menerangi rumah cuma pakai lampu teplok yang tradisional itu misalnya, hehe.

Saya tidak bisa membayangkan dunia tanpa lampu.

Tak hanya untuk penerangan di rumah, penemuan lampu ini membuat kita enggak khawatir ke luar rumah pada saat malam hari. Soalnya, jalanan menjadi terang, sehingga meminimalisir hal-hal yang enggak kita inginkan, contohnya tindak kejahatan, dll.

Pendek kata, berkat lampu, dunia ini jadi lebih terang. Manusia bisa lebih mudah melakukan banyak aktivitas, khususnya yang dilakukan pada saat malam hari. Saya pribadi, kalau malam sangat tergantung pada lampu. Bahkan saat tidur kadang saya masih pakai lampu, karena beberapa kali mengalami semacam panic attack atau gelisah gitu ketika tidur.

Tentang lampu Hannochs

Kembali lagi ke lampu Hannochs yang saya pakai ya, lampu Hannochs ini merupakan lampu yang memenuhi beberapa kriteria lampu yang sesuai harapan. Saya pakainya lampu Hannochs yang tipe Premier Cool Daylight. Lampu Hannochs Premier ini adalah jenis lampu LED. Kelebihan lampu LED adalah energi yang dipakai relatif kecil. Perbandingannya, kalau misalnya kita pakai lampu LED 3 Watt, itu kualitas cahayanya setara dengan lampu pijar kuning 30 Watt.

Cahaya dari lampu Hannochs ini berpendar putih dan pada kemasannya mengklaim bisa menghemat energi sampai 90%. Selain itu, klaimnya juga mengatakan bahwa lampu ini ramah lingkungan, tidak mengandung merkuri dan tanpa radiasi. Sehingga, soal terang atau enggaknya, hemat energi, dan keramahannya pada lingkungan udah bisa kita centang aja yaaa.

Dua varian lampu Hannochs yang saya pakai.

Kemudian, soal harga, lampu Hannochs ini termasuk lampu LED yang harganya ramah kantong. Enggak hanya murah, namun lampu Hannochs ini juga memberikan garansi setahun pembelian. Sehingga, saya pun nyaman memilihnya. Tapi, so far sih lampu ini awet aja sih, sesuai pemakaian normal.

Oh iya, rekomendasi pemakaian lampu Hannochs ini adalah untuk pemakaian dalam ruangan ya teman-teman. Meski demikian, kalau ada yang mau pakai pada fitting terbuka seperti lampu teras juga oke kok.

Review pemakaian lampu Hannochs

Menurut pendapat saya pribadi ya, lampu Hannochs ini memiliki desain yang apik dan elegan. Jadi, bentuknya seperti bola penuh gitu dengan warna putih. Bagian atas bola lampunya itu juga cukup tahan benturan, beberapa kali enggak sengaja ketika mau pasang ke downlight bola lampu ini tersenggol, untungnya sih enggak gampang pecah. Ternyata, memang bagian atas bola lampunya, kalau saya baca di kemasannya tuh, dilindungi dengan Frosted Cover sehingga lebih aman dan tahan benturan.

Lampu Hannochs Premier Cool Daylight.

Lalu, soal cahayanya, menurut saya lampunya tuh terang banget. Walau saya hanya pakai yang 12 Watt aja. Kebayang kan kalau pakai yang 20 atau 22 Watt? Mungkin bisa lebih terang lagi hehe. Meskipun terang, tapi saya merasa cahaya lampu Hannochs ini cukup soft dan enggak bikin mata sakit.

Baca juga: Pakai Lampu Disinfektan Philips UV-C, Cara Mudah Disinfeksi Rumah dari Virus dan Bakteri

Harganya yang cukup ramah kantong, juga bikin saya senang. Soalnya saya bisa nyetok beberapa lampu agak banyak di rumah, sehingga ketika diperlukan untuk mengganti lampu yang sudah rusak, saya enggak bingung lagi lari-lari ke supermarket bahan bangunan atau toko lampu buat membeli yang baru 😀 .

BTW, FYI, lampu Hannochs ini ternyata juga punya tipe lampu emergency lho. Namanya Hannochs Genius. Lampu ini menggunakan tenaga baterai lithium yang bisa dicas. Sama seperti Hannochs Premier, lampu ini juga sebaiknya dipakai di dalam ruangan. Apabila listrik mendadak mati, lampu ini otomatis masih bisa menyala, sehingga kondisi ruangan enggak akan gelap.

Lampu Hannochs Genius.

Soal harga, lampu Hannochs Genius ini juga masih affordable kok (bisa googling sendiri ya 🙂 ). Bergaransi setahun juga. Lumayan deh buat lampu emergency di rumah ketika listrik mendadak mati di malam hari.

Oh iya, saat kita membeli lampu Hannochs Genius ini, dalam kemasannya juga dilengkapi dengan fitting yang lepasan dengan pengait. Sehingga, kita bisa memfungsikannya pula sebagai lampu senter gitu.

Lampu dengan daya 6 Watt ini merupakan line up dari jenis lampu LED. Lama penerangan bisa sampai sekitar 5 jam. Jadi, enggak perlu galau lagi pas mati listrik hehe. Terus terang saya lebih suka lampu emergency semacam ini, lebih praktis. Apalagi saya orangnya paling enggak bisa menyalakan lilin, soalnya enggak suka bau lilin terbakar. So lampu Hannochs Genius ini sangat membantu saya.

Nah, itulah teman-teman cerita mengenai lampu Hannochs yang merupakan lampu pilihan saya untuk nyalakan duniaku plus sedikit review tentang lampu ini. Kalau teman-teman kepengen menjajal juga lampu yang hemat energi dan juga harganya ramah kantong ini, bisa kok langsung cari di toko lampu/ peralatan listrik atau supermarket bahan bangunan depan rumah. Kalau udah makai lampu Hannochs ini juga jangan lupa sharing juga ya tentang bagaimana lampu Hannochs ini nyalakan duniamu 🙂 .

April Hamsa