Zero Waste? Opooo kuwiiii? Eh, apa itu? Apakah teman-teman pernah mendengar istilah tersebut?
Sekadar informasi, buat teman-teman yang belum tahu tentang istilah ini, “zero waste” itu sebenarnya merupakan suatu konsep gaya hidup yang memiliki tujuan meminimalisir terjadinya sampah. Bahkan, kalau bisa benar-benar bebas dari sampah, sebagaimana namanya Zero Waste. Jadi, benar-benar enggak ada sampah yang dibuang.
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan lingkungan dari limbah yang terbuang. Jika enggak ada sampah, maka orang tidak akan melakukan kegiatan pemusnahan sampah seperti membakar atau mengubur. Sehingga, lingkungan pun menjadi terjaga. Idealnya sepertinya begitu.
Gaya hidup Zero Waste berguna untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Namun, kayaknya mustahil ya untuk bener-bener jadi Zero Waste? Meski demikian, kita enggak boleh berhenti berusaha. Meskipun terlihat kecil, tapi usaha sesederhana apa pun untuk bisa menuju Zero Waste akan sangat berarti, lho.
Hal-hal yang dapat kita lakukan supaya tujuan Zero Waste tercapai adalah dengan cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Nah, bagaimana? Apakah teman-teman sudah ada yang berusaha melakukan gaya hidup Zero Waste tersebut?
Kalau saya pribadi sih terus terang belum bisa menjalankan gaya hidup Zero Waste 100%, namun alhamdulillah saya sudah memulai langkah-langkah menuju gaya hidup Zero Waste. Susah-susah gampang soalnya, hehe.
Menurut pendapat saya, untuk menerapkan gaya hidup Zero Waste dibutuhkan kerja sama dari banyak pihak. Terutama dari lingkungan sekitar. Masalahnya, enggak semua orang di lingkungan kita tuh support gaya hidup Zero Waste ini. So, yawdalah, kita usaha dulu, minimal dengan cara menerapkannya ke diri sendiri dan lingkungan terdekat (keluarga).
Teman-teman mau tahu langkah-langkah apa saja yang bisa kita lakukan untuk memulai gaya hidup Zero Waste? Saya berikan beberapa contoh langkah-langkah menuju Zero Waste yang bisa kita terapkan sendiri, terutama di lingkungan rumah ya? Semoga menginspirasi.
Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana untuk memulai gaya hidup Zero Waste yang bisa kita terapkan di rumah (sesuai teori), plus langkah-langkah yang sudah saya lakukan:
Memisahkan sampah organik dan anorganik
Masih ingat tidak apa perbedaan antara sampah organik dengan anorganik? Kalau lupa, saya ingetin deh, hehe.
Sampah organik itu adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup, baik manusia, hewan, atau tumbuhan. Ciri-cirinya adalah sampah ini bisa mudah lapuk dan terurai secara alami. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan sintetik atau dari proses yang menggunakan teknologi tertentu.
Sampah anorganik ini biasanya tidak bisa terurai dan cenderung merusak lingkungan. Contoh sampah anorganik misalnya plastik bekas detergen, botol plastik bekas, dll.
Sebaiknya lakukan daur ulang pada sampah anorganik.
Sampah organik dibagi menjadi dua yakni sampah organik basah dan sampah organik kering. Contoh sampah organik basah adalah dedaunan, sisa sayuran dan lauk yang kita makan, kotoran hewan, dll. Sedangkan sampah organik kering misalnya kertas bekas, serpihan kayu, dll.
Sebaiknya kita memiliki tiga tempat sampah di rumah yang memisahkan antara sampah organik basah, sampah organik kering, dan sampah anorganik. Tujuannya, supaya mudah memanfaatkan kembali sampah-sampah tersebut, sehingga kita enggak perlua membuangnya.
Hal yang sudah saya lakukan: kalau saya pribadi di rumah belum membagi sampah menjadi tiga seperti itu. Namun, saya sudah membagi sampah di rumah menjadi sampah basah dan kering.
Meski begitu, besar keinginan saya untuk menerapkan tiga tempat sampah tersebut di rumah. Moga-moga bisa terlaksana secepatnya 😀 .
Melakukan daur ulang sampah
Daur ulang sampah bisa kita lakukan untuk menangani anorganik. Namun, kita juga bisa mendaur ulang sampah organik kering. Tujuan daur ulang adalah supaya benda-benda yang aslinya harus dibuang itu bisa memiliki fungsi lain, bahkan bernilai ekonomis (bisa dijual).
Misalnya, mendaur ulang botol plastik bekas air mineral menjadi pot tanaman gantung. Bisa juga mendaur ulang pakaian bekas dengan cara memodifikasinya menjadi pakaian lain yang bisa dipakai lagi. Contoh lain adalah membuat barang kerajinan tangan dari kertas, bekas kain, dll.
Kurangi penggunaan kantung plastik dan pisahkan sampah menurut jenisnya.
Zaman sekarang sudah banyak orang kreatif yang mengubah sampah menjadi barang layak jual, sehingga bisa jadi pengusaha berkat sampah. Adakah teman-teman yang tertarik juga membuat barang bernilai ekonomis dari sampah?
Hal yang sudah saya lakukan: hmmm, saya paling banter memanfaatkan kardus atau botol bekas buat mainan anak-anak di rumah, hehe.
Menolak diberi kantung plastik saat belanja
Sebaiknya, kalau kita belanja bawa tas sendiri. Kalau bisa tas dari bahan selain plastik. Sehingga, kita bisa menolak saat diberi kantung plastik.
Hal yang sudah saya lakukan: hmmm, di minimarket dan supermarket sekarang sudah banyak yang memberikan kantung plastik yang biodegradable atau plastik yang mudah terurai. Kalau kantung plastiknya biodegradable saya masih terima buat saya jadikan kantung sampah sih. Tapi, kalau kantung plastiknya bukan biodegradable saya tolak.
Trus, kalau belanja bulanan agak banyakan, saya biasanya meminta kasir untuk memberi saya pembungkus berupa kardus bekas.
Mengurangi penggunaan kertas
Di zaman serba digital seperti sekarang, lebih baik kalau mencatat usahakan jangan di kertas. Catat saja di aplikasi notes di handphone atau gadget yang lain. Ini merupakan usaha untuk menjadi paperless.
Hal yang sudah saya lakukan: jujur, saya ini orangnya suka mencatat di kertas, haha. Cuma, sebisa mungkin irit nulisin halamannya atau pakai kertas bekas, biasanya di bagian belakang-belakangnya gitu. Meski demikian, saya juga banyak mencatat secara digital.
Membawa bekal dari rumah dengan kotak makan dan botol minum sendiri
Sebaiknya kalau bepergian jangan membeli makanan dan minuman dari luar, apalagi yang memakai bungkus-bungkus seperti plastik, styrofoam, gitu-gitu. Usahakan untuk membawa kotak bekal makanan dan botol minuman sendiri.
Hal yang sudah saya lakukan: Alhamdulillah, udah sering begini. Suami misalnya, kalau ke kantor bawa bekal makanan dan minuman dari rumah.
Mengganti cemilan snack pabrikan dengan homemade cookies atau buah-buahan
Siapa sih yang enggak suka makan cemilan? Apalagi buat yang punya anak-anak, pasti setiap hari ada cemilan di rumah, iya kan? Alih-alih memberikan anak-anak cemilan snack pabrikan, sebaiknya ganti cemilan mereka dengan cemilan yang homemade alias buatan sendiri. Kalau enggak, mungkin bisa ganti cemilannya ke buah-buahan aja. Selain lebih hemat, jadinya lebih sehat bukan?
Hal yang sudah saya lakukan: saya masih belum bisa ganti semua snack anak-anak yang pabrikan menjadi homemade sih, tapi sesekali saya suka membuatkan mereka cemilan sendiri, seperti puding, agar-agar, cheese cake ala-ala, dll jajanan yang gampang-gampang.
Mengolah sampah organik basah menjadi pupuk kompos
Sampah organik basah bisa diolah menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos tersebut bisa kita manfaatkan sendiri ataupun diberikan atau dijual kepada orang lain.
Kalau saya terus terang belum melakukannya. Tapi, niat untuk ke sana udah ada sih, hehe.
Nah, itulah teman-teman beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menuju gaya hidup Zero Waste. Susah-susah gampang kan? Tapi, insyaAllah katanya sih kalau udah jadi kebiasaan maka hal tersebut akan terasah gampang-nya aja 😀 .
Kalau teman-teman, sudah melakukan langkah-langkah apa saja untuk menuju gaya hidup Zero Waste? Sharing donk, please… 🙂
April Hamsa
Note: Tulisan ini adalah tanggapan untuk artikel Mak Haeriah Syam yang berjudul “Zero Waste, Gaya Hidup Masa Kini yang Peduli Lingkungan” di website Kumpulan Emak Blogger.
Keren ya kalau bisa ngejalanin zero waste ini. Aku payah nih. Masih suka nerima kantung plastik dan masih boros pakai kertas. Sering dimarahin suami karena betah banget beli buku tulis yang jelas-jelas ga ramah lingkungan.
Aku juga belum bisa kalo diminta bener-bener mengimplementasikan zero waste, tapi sedang berusaha mengurangi jumlah sampah mbak.. ^^
belum sepenuhnya mampuuuuu, apa daya, 🙁
Zero waste harus dimulai dari diri kita ya Mba. Mengurangi pemakaian kantong plastik, memisah sampah organik dan anorganik, walaupun belum bisa bener-bener zero, minimal kita mengurangi.
Baru coba sedikit sedikit
Itu juga sebenernya mempraktekkan apa yang dilakukan majikan dulu saat kerja di luar negeri. Dan ternyata susah menjalankannya di kampung sendiri mah…
Waduh mesti dimulai ya mba aku belum bisaa kadang susah banger buat mulai misahin sampah
Susahh banget nerapin hal ini, tapi harus dicoba demi kelestarian alam. Terutama penggunaan plastik yang belum bisa dikurangin ketika belanja
aku masih di bawa bekal dan kantong sendiri saat belanja. Beberapa kali ikut event yang mengusung zero waste memang bagusss deh. Kita bawa kotak makan sendiri jadi ga kebanyakan sampah plastik.
Tulisan yang bagus, Mbak. Kalo di luar negeri sudah dipisahkan ya macam-macam sampahnya. Saya masih belum nih. Harus segera dicoba ini caranya.
Wah keren mbak April.. aq blom bs melakukannya, semoga hbs ini ya step by step.. smpt jaman KKN diajari dinas kebersihan utk bikin kompos , ada alatnya kan itu.. jd pgn pny lagi.. lmyn jd pupuk utk tanaman2ku..
Aku sudah bertahun-tahun bawa kantong belanja sendiri. Dulu juga pernah misahin sampah organik. Tapi setelah numpuk dan punya terlalu banyak pupuk, berhenti. Sama berusaha naik angkutan umum tiap pergi.
Masih PR banget nih dirumah urusan zero waste. Terutama bagiab memisahkab sampah organik dan an organik, maunya cepet bersih aja, masukin satu wadah trus angkut ke tempat sampah
Klo urusan bawa kantong belanja sih udah
Bawa bekal juga udah
saya juga saat ini juga sedang mengurangi penggunaan kantong plastik mbak, semoga aja istiqomah ya mbak hehe
Kalau kami sudah menerapkan 1-2 misalnya saat belanja agak banyakan di supermarket yang go green, kami minta diwadahi di kardus aja. Lalu Ivon juga memanfaatkan kaleng or botol bekas untuk pot. Trus aku juga pernah bikinin aiman mainan dari kardus bekas. Untuk pemisahan sampah belum sih Pril, nanti akan kami coba.
Seandainya kita semua bisa menerapkan hal di atas, pelan-pelan sampah pasti bisa berkurang ya mbak.
Niat udah lama sih, mbak, tantangan dari lingkungan yg agak susah dikendalikan. Hehehe, kurang niat berarti ya..
Memang gampang-gampang susah nih nerapin zero waste. Kalo aku yg paling tampak ya pemakaian clodi pada anakku yg masih batita. Ngurangin sampah dari pospak aja. Tapi itupun masih setengah-setengah, soalnya pakainya siang hari aja. hehehe..
Beberapa udah aku praktekan Pril. bahkan pernah bikin souvenir pas pindahan rumah dari kaleng bekas skm dan buah kalengan yang kuhias terlebih dahulu dari sisa2 pita dan kain 😀
Yang sudah diterapkan
1. memisahkan sampah berupa kertas/kardus dan botol minuman. Dikumpulkan terpisah, ntar klo pas lihat ada pencari barang bekas lewat di jalan di depan rumah, dikasihkan.
2. Buat camilan sendiri di rumah, biasanya sih pisang goreng atau kolak.
3. Kalau belanja ke pasar bawa tas belanja, jadi meminimalisir plastik
Saya udah mulai menerapkan beberapa sih mbak, seperti memilah sampah, atau membawa kotak makan sendiri saat beli makanan,beli jus juga bawa gelas atau botol sendiri, hehe.. Semoga bisa sepenuhnya dukung gerakan zero waste ya mbak
Alhamdulillah kalau dirumahku udah dari dulu nerapin zero waste terutama yang merubah sampah rumah tangga seperti potongan sayur, buah, rumput daun jadi kompos
aku belum menerapkan zero waste mbak. tapi sejauh ini emang udah terbiasa buang sampah pada tempatnya dan nggak nerima plastik belanja, kecuali kalau belanja bulanan dan butuh plastik besar.
Sudah memisahkan sampah, sudah re-use and recycling ((DIY mainan anak, seperti biasa…hiihi…kan irriit yaa)) lalu membawa makanan serta minuman dari rumah. Meskipun kalau pergi keluar kota apalagi mendadak ke daerah panas, suka habis duluan si minuman. Jadi terpaksa beli minuman botolan lagiii…heuu~~
sudah baik kebiasaan zero waste itu.
saya pun memulai ini sudah lama, plastik dll bisa saya jual lagi kiloan
tetapi saya tahu sendiri, kalau pemerintah berupaya untuk memisahkan sampah organik dan anorganik di tempat sampah umum, namun ketika truk pengangkut datang….
sampahnya dituang asal ke bak sampah. tercampur lagi.
Jujur aku belum benar-benar menerapkan zero waste mbak. Semoga aku semakin hari semakin bisa menerapkan, semangat!!!!!
Habis sejauh ini baru mengurangi penggunaan kantong kresek, menggunakan sampah plastik untuk pot bunga saja.
Yang bawa tas ke supermarket saya pernah melakukannya. Cuman yah itu jadinya gak efektif karena belanjaan jadi banyak. Saat ini juga kantonh kresek sy butuhin buat bungkus sampah sih. Agak susah kalau menurutku untuk hidup gaya zero waste
aku sich beberapa udah. Tapi kalau yang detail2 belum juga hehe. Masih kadang2 ada rasa gak enak. Tapi berusaha kalau dirumah menjaga banget. Semoga bisa ya
Kalau aku selalu berusaha beli produk dlm kemasan besar. Deterjen dua kilo. Beras juga yg banyak. Etc. Setelah itu kemasannya buat nanam tanaman. Pupuknya pakai sisa sayuran yg dibuat takakura. Sdh itu sll bawa tas dan kemasan pakai ulang kemana aja krn kita g tau kapan pengin belanja somay. Misalnya. Selain itu juga nggak mengonsumsi jajanan air botolan apalagi gelasan. Sama yg penting bgt juga sll kampanye dimana aja
Aku juga lagu berproses
Seperti menolak kantong kresek, bawa tupperware sendiri, dan beberapa lainnya
Yang masih sulit sih itu hmmm membedakan sampah, mendaur ulang sampah, dan semacamnya
Kalau menahan buang sampah sih iya, tapi barang2 bekas itu numpuk, lalu kukasihkan ke orang, diloakkan 😂😂😂
Aku belum sepenuhnya zero waste
Jika saja, semakin banyak orang yang melakukan gaya hidup zero waste, sepertinya lingkungan di sekitar kita akan lebih terjaga kebersihan dan kelestariannya. Dunia pun tidak akan cepat rusak.
Buat saya zero waste itu sesimple makanan itu dihabiskan. Jangan pesan makanan banyak kalau enggak laper banget. Jangan membiarkan air mengalir terbuang sia-sia.
Wah, tantang yg berat sekali. Aku selalu susah menimalisir sampah rumah tangga. Karena enggak suka kotor dan berantakan. Jadi, sesuatu yg jelas enggak berguna pasti kubuang enggak pernah disimpen-simpen.
Saya belum sepenuhnya bisa melakuka zero waste. Tapi sudah mulai melakukan Menggunakan barang2 bekas untuk fungsi lainnya.
Duh malunya…msh bnyak yg belom saya lakukan
Mungkin baru yg bawa bekal dr rumah. Selebihnya blm
Misahin sampah jg blm
Malah sy suka dikasi plastik di swalayan krn bisa jd kantong sampah
Lagi berusaha untuk menghemat kantung plastik dan pake tas belanja sendiri tapi aku ini masih belum konsisten masih suka pake kresek dan lupa bawa tas belanja sendiri. Semoga aja bisa memulai langkah yang baik ya Mbak. Mohon doanya 🙂
Aku baru misahin sampah basah dan sampah kering. Lebih milih ngasih jajanan buah buat si K. Penggunaan paospak juga diminimalisir banget. Sulit zero waste, tapi berusaha. Hahahaha
alhmdulillah yang sy lakukan berinovasi dg gerakan gemar menabung dg sampah dan membuka bank sampah,manfaatnya luar biasa