Nggak kerasa, udah hampir sebulan (tanggal 12 nanti), Bunda dan Maxy mudik ke Surabaya. Keseharian di Surabaya sih, kalau buat Bunda, sama aja dengan saat di Jakarta. Dari nyuci, nyuapin, beberes hahaha. Cuman bedanya, banyak juga yang dihandle sama Mbah-nya Maxy hehehe 😛 . Nah, kalau Maxy, dia bobo lebih awal, nggak kayak di Jakarta yang bobonya malam-malam mulu. Paginya juga bangun pagi, lalu jalan-jalan sama Mbah Kung-nya. Maxy juga sering jalan sore, pokoknya banyak ngeksis di luar rumah. Kalau di Jakarta, lebih banyak di rumah hohoho.
Di Surabaya, Maxy belum mengunjungi tempat-tempat rekreasi. Paling kami keliling ke rumah saudara-saudara aja, ketika wiken. Wiken kemarin, misalnya, Sabtu sore kami pergi ke rumah Mbah Saji (pakdhenya Bunda) di daerah GMS, Sidoarjo. Sekalian mengunjungi Hiro, putra pertama dari Oom Ario dan Tante Ndaru yang baru lahir.
Esoknya, kami pergi ke daerah Unair. Kali ini ada dua tempat yang kami kunjungi, yaitu rumah Mbah Katmi (budhenya Bunda) dan Mbah Uyutnya Maxy. Di tempat Mbah Katmi, Maxy awalnya rewel. Tapi, lama-kelamaan dia berani juga bertemu dengan orang-orang di sana. Maklum keluarga besar. Di sana Maxy seneng jadi pusat perhatian. Maxy juga memakan bekal makan siangnya di sana, plus nyemil mangga yang disuguhkan 😀 .
Maxy dikerubutin orang sekampung hehe.
Lanjut kemudian ke rumah Mbah Uyutnya Maxy (bapaknya Mbah Kung-nya Maxy). Mbah Uyut tinggal bersama Mbah Etik (budhenya Bunda). Di sana Maxy bertemu lagi dengan sepupu-sepupunya Keisya dan Sekar. Mereka ini putrinya Mas Putu, sepupu Bunda. Karena kecapekan, Maxy sempat bobokira-kira sejam. Nyenyak banget. Bahkan saat Keisya dan Sekar teriak-teriak, dia nggak terbangun.
Maxy dan sepupu-sepupunya.
Ketika bangun, Maxy langsung nenen bentar. Lalu dia mainan sepeda milik sepupunya. Bunda terheran-heran, sepupunya Maxy ternyata punya 10 buah sepeda. Konon kata Mbahnya, soalnya itu anak-anak selalu dituruti kemauannya sama ortunya. Jadi begitu deh, sepeda numpuk, maenannya juga bejibun. Yah, emang pola pengasuhan tiap ortu beda ya? Kalau Maxy sih, insyaAllah kepengennya kami kepengen dia usaha dulu, baru ngedapetin apa yang dia mau. Oh iya, Keisya memberi Maxy sebuah bola besar. Lalu Mbah Uyutnya Maxy memberi uang saku sebesar Rp. 20.000,- buat Maxy. Buat emaknya? Kagak dapet hehe 😛 .
Pulangnya, hujan lebat mengguyur Surabaya. Di mobil, Maxy celingak-celinguk senang melihat hujan. Pengalaman baru buat dia. Lain kali kalau ada kesempatan mudah-mudahan bisa ngajak Maxy ke tempat-tempat rekreasi di Surabaya. Semoga yah!
Maxy makasih yaa udah njengukin dik Hiro, karena masih lama di Surabaya, ditunggu lagi yaaaa ke rumaah :D, Makasih juga buat bundanya Maxy buat kursus singkat ngASInya 😀
Maxy udah pulaaaang hehe
kapan2 ketemu lagi yaaaaa 😀