Hello moms, adakah yang keluarganya sering mengkonsumsi MILO UHT dari Nestlé? Ada yang menyadari perubahan pada kemasannya enggak, sih? Coba deh, lihat kemasan depannya di bagian kiri bawah. Kini, di kemasan MILO UHT, terdapat logo berupa tanda check list dengan lingkaran berwarna hijau. Selain itu, di samping logo tersebut ada pula pencantuman Informasi Nilai Gizi (ING) dalam bentuk infografis kotak-kotak, gitu. Nah, ternyata logo ini bukan sekadar untuk menambah nilai estetika kemasan produk lhomoms. Namun, logo tersebut merupakan logo “Pilihan Lebih Sehat” yang menunjukkan bahwa produk tersebut aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Produk MILO UHT kini memiliki logo “Pilihan Lebih Sehat” sesuai anjuran BPOM.

Tentang logo “Pilihan Lebih Sehat”

Kalau moms ada yang baru mendengar mengenai logo “Pilihan Lebih Sehat” ini, dimaklumin kok moms, hehe. Soalnya, aturan tentang logo “Pilihan Lebih Sehat” ini memang tergolong masih baru dan sifatnya masih voluntary untuk para produsen produk pangan olahan. FYI, aturan yang mengaturnya adalah Regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nomor 22 tahun 2019 mengenai ING dan juga pencantuman logo “”Pilihan Lebih Sehat”” pada produk minuman siap konsumsi (ready to drink) dan makanan kelompok mie atau pasta instan.

Logo “Pilihan Lebih Sehat”.

Saya juga baru saja mengetahui informasi mengenai logo “Pilihan Lebih Sehat” ini, kok. Setelah beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 29 September 2020 mengikuti webinar bertema “Cara Cerdas memilih Produk Pangan” yang diselenggarakan oleh Nestlé.

Pada waktu itu, Nestlé sebagai salah satu produsen produk pangan olahan di Indonesia menghadirkan beberapa narasumber yang ahli di bidang produk pangan, yakni:

  • Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt, Ph.D (Ibu Sutanti)
  • Kepala Subdit Standardisasi Pangan Olahan Tertentu, BPOM, Yusra Egayanti S.Si, Apt, MP (Ibu Ega)
  • Perwakilan Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor Indonesia, Dr. Rimbawan
  • Presiden Direktur Nestlé Indonesia, Bapak Ganesan Ampalavar
  • Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia, Ibu Debora Tjandrakusuma
  • Public Figure dan Ibu Inspiratif, Donna Agnesia.

Narasumber webinar yang diselenggarakan oleh Nestlé.

Nah, dari menyimak webinar itu saya jadi mengetahui bahwa ternyata BPOM telah membuat kebijakan pencantuman ING dengan cara yang baru. Kalau dulu kan ING tuh biasanya terletak di bagian belakang atau samping kemasan. Trus, tulisannya kecil-kecil kan? Kadang juga sukses bikin kita mumet, “Ah, udahlah yang penting udah baca kapan expired-nya, udah ada logo halalnya, beres.” Hehe 😀 .

Padahal moms, menurut Dr. Rimbawan, salah satu narasumber dalam webinar yang saya ceritakan tadi, yang namanya ING ini dicantumkan dengan tujuan:

  • Menyediakan informasi bagi konsumen untuk dapat memilih pangan yang lebih sehat.
  • Mendorong industri untuk melakukan reformulasi dalam menyediakan pangan olahan yang lebih sehat.

Intinya gini moms, ING itu dicantumkan di kemasan produk pangan olahan tujuannya adalah supaya kita enggak kekurangan maupun kelebihan dalam mengkonsumsi suatu zat atau bahan makanan. Namun, ya iya sih, sayangnya sering susah dipahami, sehingga seringkali kita ((KITA)) abaikan, karena kadang tulisannya ribet dan kecil-kecil ya? Huhuhu.

Dr. Rimbawan dari Institur Pertanian Bogor.

Nah, mempertimbangkan literasi baca masyarakat dalam mencermati kemasan produk pangan olahan yang masih rendah,pemerintah dalam hal ini melalui BPOM, akhirnya menetapkan kebijakan pelabelan ING-nya dibikin dengan desain monokrom aja. Itu lho moms, yang saya bilang infografis kotak-kotak tadi.

Baca juga: Mau Jadi Konsumen Cerdas dan Berdaya? Ayo Cek KLIK Sebelum Belanja!

FYI, panduan asupan ING dengan bentuk monokrom ini, mencakup informasi energi, jumlah zat gizi (lemak jenuh, lemak total, gula, garam) dan persentase kontribusi zat gizi terhadap Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Menurut Ibu Ega dari BPOM, pelabelan ING dengan desain yang baru ini akan lebih gampang dipahami oleh masyarakat. Ditambah lagi dengan penambahan logo “Pilihan Lebih Sehat” di kemasan produk. Harapannya, supaya masyarakat bisa lebih gampang mengecek, apakah produk yang dibeli dan dikonsumsinya itu akan bisa memenuhi kebutuhan gizinya atau enggak.

Ibu Ega dari BPOM.

Bapak Rimbawan juga mengatakan dengan pelabelan yang lebih baik, maka memberikan manfaat sebagai berikut:

  • Memberikan informasi tentang komposisi bahan penyusun dan sifat produk untuk menghindari kebingungan konsumen
  • Melindungi konsumen dari kemungkinan kesalahan penggunaan, risiko, dan bahaya.
  • Menciptakan lingkungan pemilihan pangan yang lebih kondusif untuk pilihan yang sehat.
  • Memberikan informasi untuk membantu meyediakan pilihan pangan sehat kepada konsumen.
  • Membantu konsumen untuk membuat keputusan yang tepat dalam memilih komposisi pangan dan kansungan zat gizi yang baik untuk kesehatan.
  • Memastikan bahwa konsumen mendapatkan nilai lebih dari uang yang dibelanjakan dan melindungi kita dari pemahaman klaim yang salah.

Saat ini ada dua jenis produk pangan olahan yang sudah diminta oleh BPOM mencantumkan logo “Pilihan Lebih Sehat” dan label ING semacam itu, yakni produk minuman ready to drink dan makanan jenis mie atau pasta.

Latar belakang pemberian logo “Pilihan Lebih Sehat”

Mungkin ada yang bertanya-tanya, Kok minuman ready to drink dan makanan jenis mie atau pasta dulu yang diberi label seperti itu?”

Sebenarnya, menurut Ibu Ega, ke depannya nanti enggak cuma kedua produk pangan olahan itu aja moms, yang akan didorong untuk diberi logo “Pilihan Lebih Sehat”. Namun, saat ini kedua produk tersebut didahulukan karena ternyata menurut penelitian, kedua produk tersebut adalah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kemudian, ditengarai bahwa kedua jenis produk pangan olahan tersebut sangat tinggi kandungan gula, garam, dan lemaknya.

Padahal nih moms, kalau kita mengingat kembali Pedoman Gizi Seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang bentuknya seperti tumpeng itu, konsumsi gula, garam, dan lemak kan berada di puncak? Artinya, enggak boleh dikonsumsi secara berlebihan.

Tahu enggak moms berapa batasan konsumsi gula, garam, dan lemak yang sebaiknya kita konsumsi per-harinya?

Ternyata, batasannya adalah tak lebih (maksimal) dari:

  • Gula 4 sdm (50 gr)
  • Garam 1 sdt (5 gr)
  • Lemak 5 sdm (67 gr).

Kenyataannya, Ibu Sutanti membeberkan data yang cukup mengagetkan, bahwa ternyata konsumsi gula, garam, dan lemak di Indonesia cukup tinggi, yakni:

  • 5 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi gula lebih dari 50 gr/ hari
  • 55 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi garam lebih dari 2000 mg/ hari
  • 27 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi lemak lebih dari 67 gr/ hari.

Ibu Sutanti dari BPOM.

Daaan, itu enggak cuma orang dewasa aja, tapi juga terjadi pada anak kecil. Padahal, sangat penting menjaga pola makan terutama konsumsi gula, garam, lemak sejak dini. Supaya menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat. Namun, karena kondisi di lapangan ternyata seperti itu, maka tak heran kalau banyak pasien yang menderita penyakit, khususnya penyakit tidak menular (PTM) di usia muda.

Ibu Sutanti dalam kesempatan itu juga menunjukkan data bahwa PTM merupakan penyebab kematian terbsera di dunia ini. Pada tahun 2016, data WHO menunjukkan bahwa 71% kematian di seluruh dunia disebabkan karena PTM ini. Sedangkan data dari dalam negeri (Riskesdas 2007, diperkuat data tahun 2013 dan 2018) penyakit PTM ternyata meningkat, seiring dengan naiknya kesejahteraan masyarakat.

Soalnya, masyarakat yang makin sejahtera ini ternyata pada akhirnya kurang memperhatikan lifestyle-nya. Mereka jadi mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang tinggal gula, garam, lemak, kemudian kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi sayur danbuah, mengkonsumsi tembakau, kemudian kelebihan berat badan, dll, yang kemudian membawa mereka menjadi penderita PTM.

Nestlé berkomitmen memberikan yang terbaik untuk konsumennya.

Khawatirnya, hal ini akan berlanjut terus-menerus sampai ke depan, perkiraan tahun 2030-2040 dimana Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, dengan penduduk usia produktif lebih banyak. Namun, kalau PTM masih menghantui tentu saja kan memberikan dampak negatif pada masa itu.

Itulah sebabnya, saat ini BPOM mengajak semua stakeholders untuk concern terhadap gaya hidup yang lebih sehat, khususnya untuk mengkonsumsi makanan rendah gula, garam, minyak.

Nestlé peduli kesehatan generasi penerus Indonesia

Nah, sebagai produsen bahan pangan olahan terbesar di Indonesia, Nestlé ingin ikut berpartisipasi dalam rangka mencegah apa yang dikhawatirkan oleh pemerintah beberapa tahun mendatang. Nestlé ingin ikut ambil bagian menciptakan generasi penerus yang sehat.

Langkah Nestlé dimulai dengan membuat label ING dengan bentuk monokrom serta memberi produknya logo “Pilihan Lebih Sehat”. Walaupun, sebenarnya sifatnya masih voluntary, tetapi Nestlé merasa wajib untuk tetap memasangnya di kemasan produknya. Seperti yang sudah ada pada kemasan MILO UHT tadi. Informasi dari Ibu Debora, produk Nestlé yang akan segera menyusul dengan pelabelan dan logo seperti itu adalah BEARBRAND dan DANCOW UHT.

MILO UHT sudah memiliki logo “Pilihan Lebih Sehat” dan label monokrom ING.

Ibu Debora juga mengatakan bahwa pemberian logo “Pilihan Lebih Sehat” ini adalah komitmen Nestlé untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat supaya lebih sehat. Tak sekadar memasang logo, Nestlé sudah melakukan pengurangan kandungan gula dalam produknya. Tak hanya itu, Nestlé juga melakukan fortifikasi gizi ke beberapa produknya.

Nestlé mengurangi kandungan gula di beberapa produknya.

Itulah sebabnya produk pangan olahan Nestlé pun dianggap oleh BPOM layak mencantumkan logo “Pilihan Lebih Sehat” dibandingkan produk sejenis. Namun, Ibu Debora juga berpesan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi produk tersebut secara wajar, enggak berlebihan.

Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak. Sehingga, harapannya masyarakat bisa menjadi lebih sehat.

Jadi, begitu moms, adanya logo semacam ini tuh menguntungkan kita dari sisi konsumen.

Sharing dari Donna Agnesia tentang gaya hidup sehat keluarganya

Hal tersebut diamini oleh Donna Agnesia. Ibu dari tiga anak yang aktif ini mengatakan bahwa dirinya sebelumnya memang agak kesulitan membaca ING produk pangan olahan. Soalnya seperti yang saya singgung di atas tadi, emang agak susah dimengerti ya? Selain karena tulisannnya kecil-kecil, bahasa yang dipakai seringnya bahasa yang ilmiah banget. Bikin mumet hehe.

Untungnya Donna Agnesia bisa megandalkan suaminya yang memang pada dasarnya perfeksionis untuk membaca label yang ada pada suatu kemasan. Sekarang dengan adanya logo “Pilihan Lebih Sehat”, Donna Agnesia merasa lebih gampang memilih produk olahan pangan mana yang baik dikonsumsi keluarga, khususnya anak-anaknya.

Donna Agnesia saat sharing tentang bagaimana caranya membeli produk olahan pangan.

Menurut Donna Agnesia, memilih makanan atau asupan gizi yang baik, yang bernutrisi sangat dibutuhkan. Pertama tentu saja untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak-anaknya. Kedua, mengingat ini adalah masa pandemi, maka asupan bernutrisi dengan rendah gula, garam, lemak, merupakan kunci supaya anak-anak imunitasnya selalu terjaga. Sehingga tak mudah terserang virus dan penyakit lainnya.

Tak lupa, Donna Agnesia juga mengingatkan, selain makan makanan bernutrisi, jangan lupa untuk melakukan olahraga. Banyak gerak dan kegiatan fisik lainnya. Supaya terjaga selalu kondisi fisik kita, khususnya selama masa pandemi sekarang ini.

Wooohh, thank you Mbak Donna Agnesia tips dan sarannya 😀 .

Yuk, cek KLIK sebelum membeli produk pangan olahan

Nah, jadi begitu moms. Setelah mendapat pemahaman mengenai label ING yang bentuknya baru (monokrom) dan logo “Pilihan Lebih Sehat” dari webinar, sejak itu kalau belanja saya selalu mencoba untuk benar-benar membaca apa saja yang tertera pada kemasan produknya.

Selalu cek apa ada logo “Pilihan Lebih Sehat” di produk makanan/ minuman siap konsumsi yang kita beli.

Seperti yang udah-udah, selain lihat ada logo halalnya atau enggak saya juga berusaha cek KLIK, yakni:

  • Cek kemasannya, masih bagus atau udah penyok, terbuka atau apa.
  • Cek labelnya. Nah, di label ini saya akan berusaha memilih produk yang sudah pakai label ING terbaru dan tentu saja ada logo “Pilihan Lebih Sehat”-nya donk.
  • Cek izin edarnya
  • Cek tanggal kedaluwarsanya.

Sebagai ibu wajib memberikan yang terbaik untuk buah hati.

Dengan demikian, maka kita sudah berkontribusi dalam memberikan asupan makanan atau minuman yang lebih sehat untuk keluarga, khususnya anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini 🙂 .

Konsumsi makanan/ minuman dengan logo “Pilihan Lebih Sehat” supaya anak kita sehat.

Ya, begitu, moms, semoga postingan ini bermanfaat yaYuk, lebih teliti lagi mengecek produk pangan olahan ketika belanja! Jangan lupa utamakan memilih produk yang sudah ada logo “Pilihan Lebih Sehat”-nya dan cek juga infonya di http://bit.ly/SNpilihanlebihsehat yaaa 🙂 .

April Hamsa