Jadi, sebenarnya mengapa sih orang Indonesia suka berobat ke Malaysia?” Tanya seorang teman, ketika dia mengetahui bahwa tanggal 30 Oktober – 2 November kemarin saya berkesempatan menengok fasilitas kesehatan di Malaysia. BTW, saya tidak sendirian datang ke Malaysia, melainkan bersama beberapa rekan-rekan blogger dan media yang diundang oleh Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC).

MHTC mengundang rekan-rekan blogger dan media dalam rangka untuk menjadi “saksi” launching-nya program “Malaysia Year of Healthcare Travel 2020”. Daaan, undangan bukan hanya berasal dari Indonesia saja lho, melainkan juga dari negara-negara tetangga lainnya, seperti India, Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam, Cina/ Tiongkok, dll.

Saya ketika melihat bagaimana fasilitas kesehatan di Malaysia.

Negara-negara yang saya sebut, termasuk Indonesia, merupakan negara asal wisatawan kesehatan yang sering datang ke Malaysia. Angkanya lumayan cukup tinggi. Baik untuk berobat maupun sekadar melakukan medical check up. Jadiii, sebenarnya enggak orang Indonesia aja sih yang seneng berobat di Malaysia 😀 .

Lalu, yang bikin seneng berobat ke Malaysia tuh sebenarnya apa to?” Lha, kok jadi ikut penasaran? 😀 .

Sabar-sabar, saya akan coba menjawab alasannya yaaa, melalui artikel kali ini. Sekalian, juga menjawab pertanyaan dari teman saya tadi.

Namun, sebelum saya menceritakan tentang fasilitas kesehatan di Malaysia, yuk kenalan dulu dengan MHTC yang mengundang saya dkk datang ke sana.

Malaysia sebagai jujugan medical tourism?

Oh iya, (lagi-lagi) sebelum menjelaskan apa itu MHTC, saya mau menanyakan beberapa hal nih teman-teman:

Pertama, “Tahukah teman-teman bahwa Malaysia merupakan negara yang mendapat ranking pertama tujuan medical tourism, mengalahkan beberapa negara yang fasilitas kesehatannya juga terkenal bagus di dunia?”

Sumber: IMTJ research, LaingBuison’s Medical Travel and Tourism Global Market Report 2018 (Presentasi MHTC).

Kedua, “Apakah teman-teman tahu bahwa Malaysia telah mendapat banyak penghargaan sehubungan dengan medical tourism/ travel-nya?”

Lalu, ketiga, “Teman-teman kenal Tun Dr. Matathir Mohamad? Iyeee, Perdana Menterinya Malaysia yang ituuuu? Kira-kira, kalau beliau sakit, pergi berobatnya ke negara mana ya?”

Jawabannya adalah…

Pertanyaan pertama udah terjawab dari grafik yang saya berikan di atas ya teman-teman. Kemudian, pertanyaan kedua, ternyata, dalam bidang medical tourism/ travel, Malaysia telah sering mendapatkan penghargaan. Mau tahu apa saja penghargaan yang pernah diperoleh Malaysia dalam bidang? Sebut saja:

  • International Medical Travel Journal (IMTJ) Medical Travel Awards “Destination of The Year” (2015-2017)
  • IMTJ “Health and Medical Tourism Cluster of The Year” (2017-2018)
  • Asia Pasific Healthcare and Medical Tourism Awards (2017-2019)
  • World’s Best Hospitals for Medical Tourist by Medical Travel Quality Alliance (MTQUA), dll.

Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Matathir Mohamad.

Trus, jawaban dari pertanyaan ketiga adalah ternyata Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Matathir Mohamad enggak pernah berobat di negara lain. Beliau melakukan medical check up dan berobat di rumah sakit yang ada di negaranya sendiri, Malaysia. Saking percayanya dengan kualitas kesehatan dan tenaga medis di Malaysia. Wow ya?

Tentang Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC)

Ketiga informasi mengenai fasilitas dan pelayanan kesehatan di Malaysia tersebut, saya peroleh dari Ibu Nik Yazmin Nik Azman, Chief Commercial Officer MHTC ketika media briefing sehari sebelum launching “Malaysia Year of Healthcare Travel 2020”. Dalam kesempatan itu, tak lupa, Ibu Nik Yazmin Nik Azman memperkenalkan MHTC kepada peserta yang hadir.

Suasana media briefing.

Jadi, ceritanya, MHTC ini enggak setahun dua tahun ini aja keberadaannya, teman-teman. MHTC merupakan oragnisasi nonprofit yang pada awalnya didirikan atas inisiatif Ministry of Health Malaysia (MOH), dengan tujuan untuk mempromosikan healtcare travel industry di Malaysia. Namun, pada tahun 2018 sampai sekarang, MHTC kemudian resmi berada di bawah komando Ministry of Finance (MOF).

Pertanyaannya, “Kok bisa sebuah organisasi yang mengurus kesehatan berada di bawah MOF?” Bisa, karena Malaysia memandang serius kehadiran para wisatawan kesehatan yang datang ke negaranya sebagai sesuatu hal yang sangat mempengaruhi ekonomi Malaysia.

Ternyata, rumusnya begini teman-teman:

RM 1 Spent on Healthcare = RM 3-4 Contribution to Tourism Receipt.”

Maka, tak heran kalau Malaysia welcome banget apabila ada orang Indonesia (dan negara-negara lainnya) berkunjung dengan tujuan berobat/ medical check up ke sana. Soalnya, biasanya, selain buat kepentingan mendapatkan layanan medis, pasti lha wisatawan kesehatan akan memanfaatkan waktu selama di sana untuk pelesir.

Menariknya, biaya pengobatan yang dibebankan ke pasien dari luar Malaysia tuh sama dengan biaya berobatnya orang Malaysia. Enggak ada ceritanya turis berobat lalu “digetok biaya”. Semua pasien dapat fasilitas dan dikenakan biaya berobat yang sama. Kemudian, biayanya juga lebih murah dari beberapa negara tetangga yang faslitas kesehatannya juga terkenal apik.

Kok bisa begitu?” Penasaran yeee?

Chief Commercial Officer MHTC Ibu Nik Yazmin Nik Azman.

Jawabannya, sebab fasilitas kesehatan di seluruh rumah sakit di Malaysia, termasuk juga dokter-dokternya, sudah diatur oleh kebijakan yang lumayan cukup ketat oleh pemerintah Malaysia. FYI, sejak tahun 1998, MOH membuat Private Healthcare and Facilities Service Act yang harus dipatuhi oleh semua rumah sakit, baik rumah sakit milik pemerintah, maupun rumah sakit swasta.

Private Healthcare and Facilities Service Act ini mewajibkan rumah sakit/ tenaga medis harus:

  • Mengedepankan kenyamanan dan keselamatan pasien
  • Mengenakan biaya perawatan terjangkau dan tidak memberatkan pasien
  • Mekanisme perawatan diatur ketat supaya rumah sakit dan tenaga medis yang bekerja di fasilitas kesehatan bisa melayani pasien dengan maksimal.

Balik lagi ke MHTC ya teman-teman, singkat kata, selama 6 tahun terakhir ini MHTC membuat kolaborasi dengan sektor publik dan privat di Malaysia untuk menggolkan tujuan dari medical tourism/ travel. Berikut adalah sedikit gambaran kolaborasi MHTC, sektor publik maupun privat untuk mencapai tujuan yang dimaksud:

Sektor publik yang memberikan “Advisory Leadership”

MHTC kini di bawah advisory leadership enggak cuma dua kementerian, melainkan 5 kementerian, yakni:

  • Ministry of of Finance Malaysia
  • Ministry of Health Malaysia
  • Ministryof Economic Affairs Malaysia
  • Ministry of Tourism, Arts, and Culture Malaysia
  • Ministry of International Trade and Industry Malaysia.

Kelima kementerian yang mensupport MHTC.

Banyak yaaa yang ngatur? Jadi, semua Kementerian tersebut berkolaborasi dalam memberikan support untuk MHTC supaya bisa meraih greater success of the medical/ healthcare travel industry. Sektor publik atau pemerintah ini memiliki dua peran, yakni:

  • Supporting government agencies
  • Regulating agencies.

Sektor privat

Selain dengan sektor publik, MHTC juga menggandeng sektor swasta, sebagai:

  • Penyedia fasilitas layanan yang meliputi MHTC Lounge, MHTC Concierge.
  • Dalam hal kepentingan komersial yang meliputi kerja sama dengan maskapai penerbangan seperti Air Asia, Malaysia Airlines, dll, bank, hotel, asuransi, transportasi, telekomunikasi, travel agent, dll.
  • Healthcare yang meliputi Association of Private Hospitals of Malaysia, semacam asosiasi rumah sakit swasta di Malaysia.

Infografisnya seperti ini, semoga bisa dipahami hehe 😀 :

Hubungan MHTC dengan sektor publik dan privat.

Oh iya, informasi tambahan, hingga saat ini MHTC memiliki 73 members hospitals, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Enggak semua rumah sakit bisa masuk keanggotaan, kecuali telah lolos dari evaluasi MHTC yang meliputi kualitas standar layanan, perawatan medis, dll. Rumah sakit-rumah sakit ini wajib memiliki minimal satu akreditasi layanan kesehatan berskala internasional, sehingga bisa mewakili the best of Malaysia healhcare.

Berikut adalah sebagian rumah sakit yang sudah menjadi anggota MHTC: RS Gleneagles Kuala Lumpur, Island Hospital, RS KPJ, Mahkota Medical Center Melaka, Pantai Hospital Kuala Lumpur, dll. Lebih lengkapnya bisa cek website MHTC yaaa.

Oh iya, dalam kesempatan sebagai peserta “jalan-jalan melihat faslitas kesehatan di Malaysia” kala itu, saya sempat mengunjungi tiga rumah sakit mitra MHTC. Ceritanya, nanti yaaa, nyambung di blogpost berikutnya.

Layanan dan Fasilitas MHTC

Kembali ke judul yak, yes berobat atau medical check up ke Malaysia menjadi lebih mudah apabila kita memanfaatkan ja terkenalsa MHTC. Kebetulan, saat datang ke sana, saya merasakan pengalaman “seandainya menjadi pasien” di sana.

Begitu ke luar dari pesawat (waktu itu turun di Bandara KLIA 2), langsung ada petugas MHTC menjemput. Rombongan saya dkk langsung diarahkan ke imigrasi, namun kami tidak melewati jalur imigrasi dan bea cukai yang biasanya (terkenal “macet” hehe), melainkan diarahkan ke jalur khusus. Yaaa, kebayang kan kalau ada pasien sakit agak parah trus ngantri. Makanya, oleh MHTC dibantu masuk imigrasi melalui jalur tersendiri.

Setelah selesai urusan di imigrasi, kami diarahkan ke MHTC Lounge. Nah, MHTC Lounge ini semacam tempat di mana calon wisatawan kesehatan bisa bertanya apa saja terkait kebutuhan pengobatannya. Petugas di MHTC Lounge akan memberikan saran fasilitas kesehatan mana yang sebaiknya didatangi, memberikan informasi mengenai transportasi, penginapan, perkiraan biaya, dll. MHTC juga akan memberikan rekomendasi lokasi wisata yang bisa kita kunjungi, sembari kita menunggu hasil medical check up, misalnya. Jangan khawatir soal kendala bahasa karena MHTC juga menyediakan jasa penerjemah.

MHTC Lounge di Bandara KLIA 2.

Jadi, kalau mau berobat ke Malaysia langsung datang saja ke MHTC Lounge untuk mendapat bantuan?” Penegasan lagi ya? 😀

Iya, salah satu caranya begitu, teman-teman. Bisa langsung terbang ke Malaysia trus langsung menuju MHTC Lounge yang ada di:

  • Kuala Lumpur International Airport (Bandara KLIA)
  • Kuala Lumpur International Airport 2 (Bandara KLIA 2)
  • Penang International Airport.

Namun, kalau mau lebih gampang lagi, teman-teman juga bisa berkonsultasi dahulu dengan perwakilan MHTC yang ada di Indonesia. Kantor MHTC di Indonesia (Jakarta) berlokasi di:

  • SPACES, Lantai 3, WTC 3, Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 29-31, Karet Sudirman, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia 12920.
  • Email: callcentre@mhtc.org.my/ callcentreidn@mhtc.org.my
  • Website: www.malaysiahealthcare.org
  • Call center: 081289710029 (WhatsApp).

Kalau mau nanya-nanya dulu tentang berobat ke Malaysia juga bisa menghubungi WhatsApp-nya. Kalau sudah merasa yakin ingin melakukan pengobatan di Malaysia, teman-teman bisa berkonsultasi dan meminta rekomendasi tentang apa saja yang berhubungan dengan rencana kepergian teman-teman tersebut. Oh iya, FYI, jasa konsultasi dan koordinasi yang disediakan oleh MHTC, free alias gratis ya, teman-teman.

Blogger dan media yang hadir di media briefing MHTC sebelum launching“Malaysia Year of Healthcare Travel 2020” .

Satu lagi, MHTC telah bekerja sama dengan Traveloka menyediakan diskon penginapan sebesar up to 25% melalui www.medicaltourismmalaysia.id. Sehingga, wisatawan kesehatan cukup terbantu dari segi biaya yang akan dikeluarkan untuk hotel/ penginapan selama berada di Malaysia. Informasi lengkapnya bisa kontak call center MHTC di atas juga ya.

Nah, itulah teman-teman informasi mengenai MHTC dan betapa makin mudahnya berobat ke Malaysia. Tak bisa dipungkiri, letak geografis beberapa daerah di Indonesia sangat dekat dengan Malaysia, khususnya area di Sumatera, bahkan Borneo. Kondisi jarak yang dekat itu, juga salah satu faktor yang membuat orang Indonesia memilih datang ke Malaysia untuk berobat sih. Sebut saja kota-kota seperti Penang, Kuala Lumpurm Johor Baru, Melaka, dll sering menjadi jujugan. Di samping juga memang wisatawan kesehatan dari Indonesia memang berniat untuk pelesir/ piknik sih ya. Toh, biaya pesawat atau mungkin naik kapal ke negeri tetangga kita itu juga cukup ramah kantong 😀 .

Selain itu, sepertinya ada beberapa hal lagi yang dicari oleh wisatawan kesehatan dari negara kita ketika berobat ke Malaysia adalah “kepastian”. Di mana mereka sudah pasti akan mendapatkan perawatan apa saja selama di sana, kepastian biaya yang “enggak bikin tambah sakit”, serta tentu saja keramahan. Balik lagi ke regulasi dari pemerintah Malaysia yang cukup ketat soal pemenuhan hak kesehatan buat pasien yang berobat di fasilitas kesehatannya. Kalau sampai ada yang melangar, pasien berhak melaporkan, dan pemerintah/ MHTC (untuk mitra MHTC) akan menindak rumah sakit atau dokter yang nakal lhooo.

Sedangkan, soal fasilitas kesehatan dan tenaga medis plus segala teknologi yang ada di sana juga sangat bagus. Trus, perlu diingat sekali lagi, Malaysia bukan setahun dua tahun melakukan aktivitas healthcare travel ini, melainkan sudah hampir satu dekade melalui MHTC-nya.

Jadiiii, jawaban atas pertanyaan teman saya di atas tadi terjawab yaaa. Semoga cukup jelas, sekaligus menjawab keingintahuan teman-teman tentang bagaimana berobat di Malaysia itu 🙂 .

April Hamsa