Ada pemandangan yang berbeda ketika saya berjalan kaki melewati perempatan lampu merah di Jl. Raya Jakarta Bogor KM 32, tanggal 22 Agustus kemarin. Ketika lampu menyala merah, tiba-tiba ada beberapa mbak-mbak dan mas-mas berpakaian putih kuning maju menggelar spanduk di lampu merah. Mereka berdiri mempertontonkan spanduk tersebut ke pengendara yang sedang berhenti, juga ke pejalan kaki yang tengah menyeberang. Membaca tulisan di spanduknya, saya jadi tahu kalau mereka sedang menyerukan Kampanye Jalan Hijau.

Kampanye Jalan Hijau di Depok beberapa waktu lalu.

Apakah Kampanye Jalan Hijau itu?

Ada yang penasaran apa itu Kampanye Jalan Hijau? Jadi, Kampanye Jalan Hijau ini merupakan kampanye yang diinisiasi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kampanye ini merupakan usaha dari BPTJ untuk membangun budaya masyarakat supaya hidup lebih ramah lingkungan dan lebih sehat.

Kampanye Jalan Hijau ternyata sudah dimulai sejak tanggal 19 Agustus dan berjalan selama seminggu. Ada tiga titik lokasi untuk Kampanye Jalan Hijau ini, yakni di Jakarta, Depok, dan Bekasi.

Tidak hanya mempertontonkan spanduk, pada saat Kampaye Jalan Hijau berlangsung, BPTJ juga memberikan apresiasi kepada masyarakat pengguna angkutan umum dan pejalan kaki. BPTJ membagikan masker, pin, kipas, juga tumbler yang memuat pesan tentang manfaat naik angkutan umum dan berjalan kaki.

Kampanye Jalan Hijau.

Ada dua cara yang ditekankan oleh BPTJ supaya tujuan tersebut tercapai yakni:

  • Mengajak masyarakat menggunakan angkutan umum massal.
  • Menghimbau masyarakat untuk membiasakan diri jalan kaki setiap hari.

Mengapa dua cara itu, naik angkutan umum dan jalan kaki, yang ditekankan dalam Kampanye Jalan Hijau ini?” Kepengen tahu penjelasannya?

Jadi, kalau menurut mbak-mbak dan mas-mas yang ikut ambil bagian menggelar spanduk tadi, ternyata ada dua isu yang melatarbelakangin Kampanye Jalan Hijau ini, yakni:

  • Isu Transportasi

Masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi ketika bepergian, padahal sudah mengetahui risiko macet.

  • Isu Kesehatan/ Lingkungan

Kemacetan sendiri sebenarnya bisa mengakibatkan risiko lho teman-teman. Enggak cuma waktu yang terbuang percuma, namun emisi gas buangan dari kendaraan pribadi yang menumpuk bisa menyebabkan udara jadi enggak sehat. Selain itu, macet juga bisa menimbulkan kondisi seperti strees yang dampaknya enggak bisa dianggap enteng.

Teman-teman tahu enggak, kalau stress juga bisa memicu munculnya penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, stroke, dll? Serem kan?

Tapi memang seperti itu kenyataannya. Data BPTJ mencatat bahwa saat ini masyarakat cenderung menggunakan sepeda motor ketimbang berjalan kaki, padahal jarak yang ditempuhnya itu seharusnya masih bisa dijangkau dengan cukup berjalan kaki.

Idealnya, sebaiknya kita tuh berjalan kaki minimal 6000-10.000 langkah per hari. Namun, data BPTJ mencatat ternyata orang Indonesia masih minim dalam berjalan kaki, rata-rata hanya 3000 langkah per hari. Pantesan, mulai banyak masyarakat yang mengalami obesitas, karena mereka kurang gerak. Udah gitu obesitas ini juga berpotensi mengalami komplikasi menimbulkan PTM juga.

Rutin jalan kaki bisa mengurangi risiko stroke lho.

BTW, ngobrolin tentang males gerak, siapa nih yang suka dikit-dikit naik motor, padahal perginya cuma ke toko depan gang komplek? Wkwkwk, ngakuuu! 😀

Maaf, kalau agak nyinyir, tapi beneran lho, saya tuh heran kalau ada orang yang dikit-dikit naik motor, padahal jarak yang ditempuh paling cuma 300-500an meter. Andai dia tahu manfaat sehat di balik jalan kaki, pasti deh dia lebih memilih jalan kaki, ketimbang repot-repot mengeluarkan motornya dari garasi.

Manfaat sehat di balik jalan kaki

Mau tahu manfaat sehat di balik jalan kak? Berikut adalah manfaat yang bisa kita dapatkan apabila sering berjalan kaki, minimal 6000 langkah per hari:

  • Mencegah obesitas

Jalan kaki adalah olahraga paling murah dan mudah. Dengan rutin berjalan kaki tiap hari, misalkan 30 menit, maka ada 150 kalori yang terbakar. Hal tersebut bisa membuat berat badan kita tetap stabil dan mencegah kita dari obesitas.

  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Rutin jalan kaki membuat kita akan rutin dan konsisten bergerak. Dengan banyak gerak maka daya tahan tubuh kita biasanya akan lebih baik dan kita terhindar dari penyakit, khususnya PTM.

  • Mencegah timbulnya PTM seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, dll

Tahukah teman-teman, ada data yang menyatakan bahwa jalan kaki setiap hari bisa menghindari risiko stroke sebesar 20-40%. Jalan kaki juga memicu otot kita bekerja lebih cepat sehingga kemampuannya menyerap glukosa meningkat sehingga kita bisa terhindar dari PTM seperti penyakit jantung, diabetes, dll.

  • Mengurangi risiko osteoporosis

Sering berjalan kaki juga membuat tulang, khususnya tulang bagian paha dan kai jadi lebih sehat. Orang yang jarang berjalan kaki biasanya tulangnya berisiko mengalami penipisan, sehingga menjadi lebih rapuh dan berpotensi keropos (mengalami osteoporosis).

  • Bisa mengurangi stress

Saat kita jalan kaki, khususnya di pagi hari, saat udara masih bersih dan belum banyak orang beraktivitas, biasanya kita akan merasa lebih bahagia. Pasalnya pada saat itu, tubuh kita mengeluarkan hormon endorfin yang membuat kita merasa lebih nyaman, berkurang rasa cemas, lebih merasa bahagia dll.

Sebenarnya sih masih banyak lagi ya teman-teman manfaat sehat di balik jalan kaki, selain yang saya sebutkan di atas. Pokoknya yang pasti, tubuh kita jadi lebih sehat gitu deh.

Maka, yuk kurang-kurangin naik motornya, kalau tujuannya cuma ke toko depan gang komplek! Xixixi… 😀

Manfaat naik angkutan umum massal

Nah, kalau tadi manfaat sehat di balik jalan kaki, sekarang saya mau kasi tahu nih, apa saja manfaat apabila kita naik angkutan umum massal:

  • Membantu mengurangi polusi udara

Apabila kita enggak memakai kendaraan sendiri, maka secara langsung kita mengurangi emisi gas buangan dari kendaraan kita. Bayangkan kalau banyak orang yang melakukannya, udara di sekitar kita pasti akan lebih bersih.

  • Menghemat tenaga dan pikiran

Kok bisa? Ya bisa donk. Kalau naik kendaraan umum, kita enggak perlu capek-capek nginjek pedal gas, apalagi kalau ketemu macet, duh. Kita juga enggak perlu mikir, kan disetirin Pak Driver atau Pak Masinis (kalau naik KRL, MRT, dll). Selain itu, kita juga enggak perlu mikirin nanti akan parkir di mana 😀 . Bahkan, kita bisa bobo kalau naik kendaraan umum, haha.

  • Hemat di ongkos

Naik angkutan umum massal biasanya ongkosnya jauh lebih murah ketimbang kita beli bensin untuk kendaraan pribadi kita. Jelas, hal ini bisa menghemat pengeluaran kita. Apalagi jika bepergiannya rutin, misalnya ke kantor atau ke sekolah, gitu.

Daaann, masih banyak lagi manfaat dari naik angkutan umum massal serta jalan kaki. Teman-teman bisa gugling sendiri, hehe.

Lalu, apakah kedua cara tersebut bisa mewujudkan kondisi/ budaya yang lebih ramah lingkungan dan lebih sehat? Kalau menurut saya, oh, tentu saja iya donk. Kalau kita runut lagi, logikanya pada saat banyak orang sudah beralih menggunakan angkutan umum massal, berarti orang tersebut sudah berpartisipasi mengurangi polusi udara dari emisi gas buangan kendaraan pribadinya. Selain itu, menggunakan angkutan umum massal juga dapat mengurangi kemacetan. Enggak macet berarti bebas stress. Bebas stress akan membuat kita jauh lebih bahagia dan lebih sehat.

Jangan lupa pakai masker kalau berada di jalan raya yang ramai ya.

Enggak percaya? Yawda jalanin aja dulu kedua cara tadi, sering jalan kaki dan beralih naik angkutan umum massal kendaraan umum.

Oh iya, sekalian ya saya mau memberikan sedikit tips untuk teman-teman yang mau mulai rutin jalan kaki:

Kalau jalan kakinya untuk olahraga

  • Pilih waktu jalan kaki di pagi hari.
  • Beri waktu, misalnya 30 menit berjalan kaki.
  • Pilih jalur jalan kaki yang nyaman dan aman, misalnya keliling komplek atau jalan kaki di jogging track.
  • Gunakan gadget misalkan handphone dengan aplikasi pencatat langkah atau smart watch atau pedometer utnuk menghitung langkah, supaya lebih semangat.

Apabila jalan kakinya sebagai bagian dari gaya hidup

  • Kalau teman-teman sudah menggunakan angkutan umum, misal seperti KRL, berjalan kakilah ke stasiun. Kalau bawa kendaraan saat ke stasiun, maka usahakan parkir agak jauhan.
  • Berjalanlah di jalur pedestrian/ trotoar.
  • Pakai masker apabila jalanan sudah padat kendaraan/ orang beraktivitas.
  • Jangan lupa lindungi diri dengan memakai topi atau tabir surya.
  • Jangan lupa bawa botol/ tumbler berisi air minum
  • Kalau sudah sampai tujuan, misalnya di kantor, usahakan enggak menggunakan lift, tapi cobalah pakai tangga.

Semoga tipsnya bermanfaat ya, teman-teman 🙂 .

April Hamsa