“Bu, besok kalau keluar-keluar pakai masker kayak gini ya,” kata tukang ayam langganan sambil menunjukkan masker yang dipakainya kepada seorang ibu-ibu di sebelah saya. Waktu itu, kondisinya kami sama-sama mengantre menunggu dilayani tukang ayam. Oh iya, si ibu itu juga tengah menggendong seorang bocah yang taksir usianya sekitar dua tahunan.
“Iya, Bu, pakai masker biar enggak ketularan virus Corona.” Kali ini seorang mbak-mbak yang berdiri tak jauh dari saya ikut bersuara.
Pakai masker ketika keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain ya. Sumber gambar: Pixabay.
Masih banyak yang enggak pakai masker
“Ooo, pantesan semua orang nutupin mulut pakai masker. Saya pakai ini aja deh. Sama aja kan ya?” Si ibu-ibu menutup area mulutnya dengan jarik/ selendang yang dipakainya untuk menggendong si bocah.
Saya cuma geleng-geleng kepala aja, sedikit geli, melihat kelakuan si ibu yang ditegur sama tukang ayam dan si mbak-mbak tadi. Abisnya kelakuan si ibu santuy beneeerr. Saat melihat anaknya, saya tiba-tiba merasa khawatir si bocah yang saat itu tengah ingusan (mungkin sedang batuk pilek) kenapa-kenapa 🙁 .
Padahal, waktu itu anjuran pakai masker sudah lama didengungkan, lho. Ya di tipi-tipi, di media-media cetak atau online, juga di poster dan spanduk yang dipasang di perkampungan, termasuk di area sekitar rumah saya.
Jangan malu pakai masker ya. Sumber gambar: Pixabay.
Di pasar kaget lokasi si tukang ayam itu berjualan juga sudah ada spanduk berupa anjuran memakai masker, nasihat untuk physical distancing alias jaga jarak, dan peringatan tentang bahaya virus Corona. Mungkin Pak Camat atau Pak RT/ RW atau siapa lha yang berkepentingan, merasa penting memasang spanduk di area pasar kaget, karena emang setiap pagi di sana masih banyak orang berbelanja kebutuhan pokok.
Tapi ya enggak tahu lagi, kalau si ibu emang beneran belum mengetahui anjuran pakai masker itu ya. Mengingat enggak semua orang bisa mengakses media mainstream maupun online. Trus enggak semua orang punya minat baca poster atau spanduk di pinggir jalan atau bisa jadi buta huruf, entahlah 🙁 . Namun, semoga saja, setelah ditegur sama tukang ayam hari itu, si ibu-ibu itu udah pakai masker kalau keluar rumah/ bepergian.
Bukan bermaksud nge-ghibah ya teman-teman (maafkeun). Saya cuma ingin menunjukkan bahwa ternyata enggak semua orang paham aturan pakai masker apabila keluar rumah di masa pandemi ini. Terlebih lagi, kalau berada di keramaian, seperti di pasar dan lokasi umum yang banyak orang lainnya.
Masker sangat penting dipakai untuk mencegah penularan virus Corona. Sumber gambar: Pixabay.
Jangankan di pasar ya, beberapa kali saat saya keluar rumah untuk belanja, baik ke pasar atau ke minimarket dekat rumah, saya sering menjumpai bapak-bapak, ibu-ibu, remaja-remaja tanggung masih saja kumpul-kumpul santuy, tanpa pakai masker, tanpa physical distancing. Anak-anak kecil usia SD sampai balita juga masih main bareng. Seolah bahaya virus Corona hanya ada di tipi-tipi dan enggak nyata 🙁 .
Pernah saya iseng nanya ke beberapa orang yang ketemu saat belanja gitu, kenapa kok enggak pakai masker, jawabannya kadang juga suka bikin pening:
- “Sesak nafas kalau pakai masker.”
- “Malu ah pakai masker.”
- “Enggak punya masker.”
- “Kan cuma keluar dekat rumah, enggak jauh-jauh, ngapain pakai masker?”
Dan bermacam-macam alasan lainnya 🙁 .
Pentingnya memakai masker di zaman pandemi sekarang
Walaupun pada awalnya di negeri kita, bahkan di seluruh dunia, ada perdebatan mengenai pemakaian masker untuk orang sehat, namun pada akhirnya udah disepakati ya bahwa sebaiknya di musim pandemi sekarang, masker wajib dipakai baik oleh yang sehat maupun yang sakit. World Health Organization (WHO) bahkan mengeluarkan pernyataan resmi meminta semua orang pakai masker, setelah ada beberapa penelitian ilmiah yang menunjukkan efek positif dari memakai masker dalam pencegahan penyakit Covid-19.
WHO sudah merekomendasikan masker baik buat si sakit maupun si sehat. Sumber gambar: Pixabay.
Yeah, kalau baca-baca beberapa media onlline dan liat di tipi, sudah ada beberapa penelitian yang mengklaim bahwa penggunaan masker bisa membantu mencegah menularkan atau tertular berbagai macam penyakit. Khususnya penyakit yang ditularkan melalui droplet seperti flu, batuk, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hingga Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), termasuk saudaranya, si virus Corona.
Makanya, memakai masker di masa pandemi sekarang dapat menjadi salah satu cara terbaik agar kita tidak mudah tertular atau sebaliknya, menularkan virus Corona ke orang lain. Kita kan enggak tahu siapa yang sakit ya teman-teman? Kadang-kadang ada orang tanpa gejala (OTG) ternyata seorang positif atau carrier. Perlu waspada aja sih, khususnya yang masih keluar-keluar untuk bekerja atau sekadar belanja seperti saya. Kan masih melakukan interaksi dengan orang lain di luaran.
Kalau tidak ada masker bedah bisa pakai masker kain. Sumber gambar: Pixabay.
Nah, supaya risiko tertular atau menularkan (penyakit Covid-19) berkurang, mari sama-sama berusaha pakai masker jika keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. InsyaAllah, masker yang digunakan dengan benar bisa membantu mencegah virus dan bakteri menyebar melalui droplet yang keluar saat kita atau orang lain yang berinteraksi dengan kita bersin atau batuk.
Menjawab pernyataan-pernyataan ini, kayaknya gini aja kali ya:
- “Sesak nafas kalau pakai masker.” → Lebih baik sesak nafas pakai masker atau sesak nafas dipakein alat bantu pernafasan di rumah sakit?
- “Malu ah pakai masker.” → Sekarang hampir semua orang di mana-mana pakai masker, kenapa mesti malu?
- “Enggak punya masker.” → Harga masker kain murah sekali, ada yang cuma 2500-an, 5000-an, lebih murah dari jatah kuota internetmu. Kalau enggak mau beli bisa bikin masker sendiri dengan DIY masker dari sapu tangan, kerudung, dll.
- “Kan cuma keluar ke minimarket dekat rumah, enggak jauh-jauh, ngapain pakai masker?” → Yakin di sekitar kita, walaupun deket sama rumah, bebas virus? Bisa melihat virus kah?
Jadi, please, pakai masker dulu ya kalau keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain!
Masker yang seperti apa yang mampu menangkal virus Corona?
“Masker langka nih, enggak yakin masker kain bisa melindungi.” Nah, perdebatan soal bahan masker ini juga kadang masih muncul, hehe.
Emang sih, masker yang konon efektif untuk mencegah kita terkena atau sebaliknya menularkan droplet adalah masker N-95 atau masker bedah. Namun, karena masker -masker tersebut pada zaman sekarang sangat langka, maka masker kain pun bisa dipakai. Sudah ada penelitian kok bahwa masker kain memiliki tingkat perlindungan sebesar 70% (bisa googling sendiri ya teman-teman).
Masker kain juga bisa melindungi kita dari droplet. Sumber gambar: Pixabay.
Kalau masih khawatir juga soal perlindungan masker kain, berikut beberapa tips untuk memastikan masker kita aman dari droplet, yakni:
- Lapisi masker kain kita dengan tissue beberapa lapis.
- Usahakan punya lebih dari satu masker, khususnya yang masih beraktivitas di luar rumah.
- Masker kain tidak kita pakai sepanjang hari. Sangat disarankan untuk memakai masker kain selama empat jam saja, kemudian ganti masker lain (termasuk tissue pelapisnya).
Begitu tipsnya teman-teman, semoga bermanfaat yaaa.
Oh iya, meski kita udah yakin bahwa masker (kain) kita aman dipakai, namun bukan berarti kita jadi bisa seenaknya kumpul-kumpul atau berinteraksi sama orang lain tanpa jaga jarak ya. Ingat-ingat, selama pandemi ini belum usai, kita harus selalu waspada. Maka, sebaiknya tetap lakukan physical distancing di manapun dan jangan keluar dari rumah kalau tidak urgent sama sekali yaaa.
April Hamsa
Masker jadi salah satu barang wajib gunakan setiap keluar rumah ya, Mba.
Even itu cuma mau belanja sayur. Hehe.
Semoga kita semua diberi kesehatan ditengah pandemi ini. Aamiin
aku termasuk yang gak kuat pakai masker soalnya sesak nafas, tapi kalau kondisi kaya sekarang ya aku tahan2 aja untuk melindungi diri, makanya jarang banget ke luar rumah kalau bukan untk belanja itu juga seminggu sekali aja
Enggak bisa dibayangkan ya, para tenaga medis, perawat yang harus seharian memakai masker dan apd lengkap. Saya ke pasar aja, iya, sesak kalau pakai masker, napasnya enggak leluasa. Semoga Pandemi ini segera berlalu. Namun kebiasaan menggunakan masker sebaiknya tetap dilakukan 🙂
Pokoke ke mana aja, biarpun cuma beli mie ayam atau ke Indomaret WAJIB BANGET pakai masker.
Semoga pandemi ini segera berakhir.
aku kangeeeennn kenormalan dulu kala
Aku itu masih PR besar buat ngasih tahu ke anak-anak kalau lagi di luar harus pakai masker. Itu yang kecil mah suka berontak aja. Gemash sendiri jadinya!
Masker sekarang jadi alat utama ya kalau terpaksa keluar rumah, banyak yang belum sadar pentingnya, di sini sering ada pembagian masker kain di jalan biar pada ngikutin
Aku bikin ndiri Mak. Awal-awal itu buat stock suami karena dia masih harus sidang. Jadi sekali keluar dia bawa 3-4 masker buat ganti. Alhamdulillah anak-anak juga udah punya sendiri-sendiri. Meskipun gak pernah keluar tetep tak sediain. Karena kadang mereka udah gak tahan trus keluar ke gang gitu. Emang gak enak dan pengap kalau terus-terusan. Tapi mau gimana lagi. Yang pntg cari bahan yang enak biar nyaman.
Sejak PSBB berlaku di Bandung, jam operasional pasar tradisional di sini dibatasi sampai jam 12 siang. Tapi tau ga, Pril orang-orang belanja malah jadi desak-desakan ditambah masih cuek ga pake masker. Duh gimana atuh. Semahal apa sih masker sampai ga mau pake. Kalau sesak iya semuanya juga sama kok
saya pribadi merasa sesak kalau pakai masker. tapi kalau mengingat lebih ga nyaman sesak nafas dan pakai ventilator (kalau dapat) gara2 covid, mending pakai masker deeh
Sekarang pakai masker jadi item wajib yg harus dipakai keluar rumah ya. Aku cuma punya 2, blm lagi. krn memang jarang juga keluar rumah sih.
Pakai masker biasa aja aku engap banget, makanya aku gak pernah pakai tissue lagi, aku gak bisa napas 🙁
Dengan mengenakan masker setidaknya menjadi langkah untuk pencegahan dasarnya
Berhubung masker bedah udah sulit ditemui lantaran harga yang melambung, masker kain bisa jadi alternatif di tengah Pandemi seperti sekarang
masker sekarang juga jadi trend fashion loh. banyak yang motifnya cakep dan bagus
Kabarnya masker kain yang baik itu kalau kita coba tiup lilin dengan menggunakan masker, lilinnya nggak mati. Berarti semburannya nggak keluar dr masker. Duh semoga lekas berlalu deh wabah ini
Bagi aku pakai masker saat keluar rumah itu penting banget, karena penularan virus corona bisa melalui mulut dan masuk ke tenggorokan kita huhu.. jadi memang harus sedia masker dirumah, banyak juga gpp karena 4 jam harus diganti.. enaknya punya masker kain jadi bisa dicuci dan dipakai lagi
Pake masker emang bikin ga nyaman, apalagi kalau pakai kacamata juga, kacamata jadi sering berembun karena uap nafas. Untuk nyamannya aku kalau pakai masker terpaksa ga pake kacamata. Semoga wabah ini segera berlalu yaaaa. Biar kita bisa beraktifitas dengan normal lagi. Aamiin.
Saya juga masih sering lihat orang lewat jalan depan rumah, boncengin anak kecil, nggak pakai masker. Malah banyak anak-anak yang jalan-jalan habis subuh, tanpa masker pula
Ibukku juga bilang, “Sumpek pakai masker, dik..”
Jadi lebih memilih di rumah aja daripaa keluar tapi mesti ditutup masker.
Gitu yaa…kalo uda sepuh.
Sekarang memang wajib banget kita ketika keluar rumah untuk shooting Master dan ini masih salah satu upaya agar tidak tertular maupun menularkan mecofed dan uniknya sekarang jenis-jenis masker juga banyak sekali
padahal sederhana aja ya mba..pakai masker! dan itu melindungi dirinya sendiri serta orang lain. Semoga makin banyak yang mengerti dan patuh pada himbauan penting ini
Awal-awal sih masker langka ya mbak, tapi alhamdulillah sekarang sudah banyak yang produksi masker. nah, yang bikin miris tuh di desa saya udah banyak yang pakai masker tapi yaa gitu deh masker kotor pun tetap dipakai. Bukan alasan kesehatan tapi ogah ditegur pak pulisi, huhuhu