Membangunkan anak sahur biasanya merupakan tantangan buat para orang tua ketika Bulan Ramadan. Jangankan buat sahur, lha wong, biasanya bangun buat sholat Subuh atau berangkat sekolah saja butuh waktu lama. Iya, kan? Hehe, tenang para ortu, kalian tidak sendirian 😀 . Saya pun hampir setiap hari juga mengalami kesulitan yang sama.

Begitu pula ketika anak-anak pertama kalinya ikutan puasa dulu. Bahkan, saat awal-awal, kalau tepat adzan Subuh makanannya belum habis, saya minta menghabiskan dahulu. Nggak masalah, saat itu pertimbangannya anak-anak yang penting berlatih sahur dahulu.

Namun, saat ini anak-anak kan sudah bertambah besar. Maka, menurut saya sudah waktunya mengajari anak-anak untuk sahur dengan benar sesuai sunnah. Meskipun menantang, insyaAllah membangunkan anak sahur bisa disiasati dengan tips berikut:

Memberikan pemahaman mengenai pentingnya sahur

Pertama, yang sebaiknya orang tua lakukan adalah memberikan pemahaman mengenai pentingnya sahur. Kita bisa menjelaskan baik dari sisi agama maupun kesehatan. Pilih kalimat yang paling mudah dipahami anak.

Misalnya, kalau dari sisi agama, kita bisa mencari referensi cerita religi yang berkisah tentang perintah sahur. Cerita-cerita ini bis akita temukan di buku cerita anak atau video-video animasi di kanal media sosial, misalnya YouTube. Tujuannya agar anak paham bahwa yang namanya sahur bukan sekadar menggeser waktu makan, tetapi juga merupakan anjuran Rasulullah yang hukumnya sunnah. Sebaiknya tidak dilewatkan.

Kalau dari sisi kesehatan, ini lebih mudah. Kita bisa mengajak si kecil memakai logika, bahwa manusia kalau enggak makan akan lapar. Sementara ketika bulan puasa, anak tidak boleh makan dulu. Kita bisa mengatakan untuk itu waktu sarapan paginya sementara dimajukan saat sahur.

Kita bisa memberikan penjelasan bahwa makanan yang dimakan ketika sahur adalah modal energi yang akan dibutuhkan oleh anak beraktivitas sepanjang hari. Kita juga bisa memberitahu konsekuensinya apabila si anak skip sahur. Biasanya yang terjadi seperti anak lemas, merasa haus, bahkan bisa jatuh sakit.

Semoga dengan dua penjelasan tersebut anak-anak kitab isa mudah memahami pentingnya sahur, ya.

Membiasakan anak tidur lebih cepat di malam hari

Setelah sholat Tarawih, maka sebaiknya orang tua segera “menggiring” anaknya ke kasur. Kita bisa mendampingi anak, mungkin dengan cara mendongeng tau sekadar menemani anak bercerita sebagai pengantar tidur supaya si anak lekas istirahat.

Jika anak tidur terlalu malam, khawatirnya besok akan susah dibangunkan sahur. Kita saja yang dewasa kalau tidur kemalaman juga susah bangun, kan? Apalagi anak-anak. Itulah sebabnya, kita harus berusaha memberikan pengertian kepada anak untuk tidur lebih awal di Bulan Ramadan.

Menyiapkan makanan kesukaan anak ketika sahur

Agar anak semangat sahur, maka kita bisa bertanya kepada anak, kira-kira menu makanan apa yang diinginkan buat sahur esok hari. Kalau anak mengetahui bahwa besok sahur dengan makanan favoritnya, kemungkinan besar akan semangat bangun. Apalagi, kalau sebelumnya si anak ikut menyiapkan bahan makanan yang akan diolah untuk makanan sahurnya.

Meski demikian, jangan lupa tetap memastikan bahwa makanan untuk sahur yang dikonsumsi oleh anak kita terpenuhi kecukupan nutrisinya. Bagaimanapun anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan mereka masih dalam tahap belajar berpuasa.

Dengan membiasakan anak-anak sahur makanan bergizi akan membuat mereka juga menyadari bahwa walaupun waktu sahur biasanya cepat, tetapi makanannya harus tetap lengkap dan bergizi.

Melakukan sahur di akhir waktu

Sebaiknya jangan membuat anak sahur di awal waktu. Kita contoh sunnah Nabi saja, yakni mengakhirkan wkatu sahur mendekati imsak. Membuat anak terlalu awal makan sahur akan membuat si anak mudah lemas ketika sudah tengah hari.

Memberikan apresiasi ketika anak berhasil sahur tepat waktu

Tentu saja, sebaiknya kita memberikan apresiasi kepada si kecil ketika dia berhasil sahur tepat waktu. Apresiasi tersebut bisa berupa pujian atau hadiah kecil, misalkan memberikan kue atau camilan kesukaannya ketika sahur atau buka puasa.

Kita bisa juga membuatkan anak tabel untuk cek list ibadahnya selama Bulan Ramadan. Salah satunya ketika berhasil sahur tepat waktu, maka kita bisa berikan sticker. Biasanya, anak-anak semangat kalau melihat sticker-nya memenuhi tabel tersebut.

Itulah beberapa tips membangunkan anak sahur. InsyaAllah, membangunkan anak sahur lagi bukan tantangan berarti ya di tahun ini. Semangat!

April Hamsa

Categorized in: