Bulan ini anak saya Dema berulangtahun. Dema menginjak angka yang bisa dibilang masuk tahap pre-teens. Hal yang bikin saya gemes sekalgus cemas adalah Dema ini kawan mainnya kebanyakan anak-anak cowok, karena kebetulan di area rumah kami yang satu blok adalah anak-anak cowok ini. Akhirnya, suatu waktu saya memulai obrolan mengenai anak perempuan yang menuju masa remaja. Salah satunya yang enggak ketinggalan adalah membicarakan menstruasi dengan si anak ini.

Lho, masa sih anak SD kelas 3 seusia Dema menstruasi?

Yaaa, soalnya enggak menutup kemungkinan anak seusia Dema mengalami menstruasi. Awalnya saya juga kaget mengetahui ada anak kenalan say akelas 3 atau 4 SD sudah menstruasi. Padahal, kalau zaman saya dulu yang mengalami menstruasi saat SD tuh jarang. Lebih banyak yang mengalami menstruasi saat sudah di bangku SMP. Saya sendiri baru mengalami menstruasi ketika kelas 2 SMP.

Tujuan saya mengajak Dema membicarakan tentang menstruasi ini sebetulnya lebih kepada supaya Dema bersiap-siap, enggak kaget jika mengalami menstruasi pertama. Selain juga agak nyerempet ke bagaimana sebaiknya dia bergaul dengan teman-temannya yang kebetulan lebih banyak cowoknya ketimbang cewek itu.

Berikut adalah beberapa topik mengenai menstruasi yang saya bicarakan dengan Dema:

Ciri-ciri menstruasi

Kebetulan kalau Dema sendiri sudah beberapa kali melihat saya “berdarah” jadi sedikit mudah menjelaskan mengenai ciri-ciri menstruasi ini. Pertama, saya menjelaskan mengenai gejalanya bahwa mungkin akan ada yang basah di celana dalam tapi bukan mengompol. Warnanya kemerahan dan yap benar itu adalah darah (kotor).

Menurut saya langsung saya dijelaskan bahwa itu adalah darah yang mengalir dari bagian tubuh yang disebut vagina. Ada kemungkinan jika tidak memakai pembalut maka bisa bocor di pakaian yang dikenakan.

Terjadinya menstruasi

Untuk hal ini terus terang saya dibantu oleh video-video penjelasan yang mudah ditemukan di channel Youtube. Bahkan sudah ada yang membuat versi animasi bagaimana proses terjadinya menstruasi.

Hanya saja supaya si anak tidak terlalu kaget, kita bisa menjelaskannya dengan perlahan. Apalagi biasanya ketika menstruasi bukan hanya risiko “berdarah” saja dialami oleh anak, tetapi juga ada kalanya mengalami pegal di badan, kram perut, dll.

Hal-hal yang mendampingi saat menstruasi datang perlu dijelaskan juga kepada si anak.

Memakai pembalut

Sejak awal sebaiknya menjelaskan juga mengenai fungsi pembalut kepada si anak. Bisa dimulai dengan memperkenalkan pembalut yang dipakai oleh ibu atau kalau perlu mengajak anak membandingkan pembalut yang ada di etalase minimarket/ supermarket.

Kita bisa menjelaskan perbedaan apa saja yang ada pada pembalut-pembalut tersebut kepada anak supaya anak paham fungsinya. Minta anak untuk memilih pembalut apa yang cocok untuk mereka.

Tak berhenti di situ sebaiknya mulai ajarkan kepada anak bagaimana caranya memakai pembalut yang benar. Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana membersihkan dan membuang pembalut yang sudah dipakai.

Konsekuensi yang mengikuti ketika sudah menstruasi

Hal ini sangat penting supaya anak-anak gadis remaja kita paham bahwa setelah mengalami menstruasi ada konsekuensi yang mengikuti. Kalau dalam Islam, anak yang sudah menstruasi artinya dia sudah baligh, sehingga salah satunya harus menjaga sekali pergaulan dengan lawan jenisnya.

Hal lain mungkin menjelaskan yang terkait ibadah wajib, seperti sholat atau puasa. Bahwa kalau sedang mentruasi maka dilarang sholat atau berpuasa dahulu.

Itulah beberapa topik yang bisa orang tua angkat saat mendiskusikan atau membicarakan menstruasi dengan anak.

Oh ya, membicarakan menstruasi tak sebatas dengan anak cewek saja, sih. Menurut saya, anak laki-laki pun penting diberi pemahaman mengenai menstruasi ini. Tujuannya antara lain:

  • Supaya enggak mencemooh temannya/ saudaranya yang mengalami menstruasi, bahkan kalau bisa melindungi. Misalnya, kalau darah mens-nya bocor, bisa membantu jika diperlukan.
  • Anak laki-laki bisa belajar pula tentang batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
  • Sebagai anak cowok enggak malu kalau dimintai tolong membelikan pembalut.

Serta masih banyak sekali kebaikan apabila anak cowok juga bisa memahami perkara menstruasi ini.

Adakah yang sudah mulai membicarakan menstruasi dengan anak gadisnya maupun anak laki-lakinya? Bagaimana cara membicarakannya? Apakah ada tips khusus? Yuk, share di kolom komentar.

April Hamsa

 

 

Categorized in: