Iyes, tak perlu menunggu untuk jadi aktivis lingkungan hidup dulu kok kalau ingin membantu menyelamatkan bumi, lingkungan tempat tinggal kita ini. Kita bisa membantu dengan aktivitas sederhana, seperti memilah sampah dari rumah.

Saya pribadi belajar memilah sampah sejak masih gadis.

Yuk, pilah sampah di rumahmu.

Zaman masih belum menikah dan tinggal bersama orang tua, di kampung saya, ada kegiatan memilah sampah oleh ibu-ibu PKK hampir setiap minggu. Kegiatannya dilakukan di lapangan belakang rumah kami dulu.

Ibu saya juga termasuk aktif memilah sampah. Sampah anorganik seperti bekas botol plastik, kaleng, kertas, dll selalu dikumpulkan dan tiap minggu dibawa ke lapangan untuk dipilah kembali bersama ibu-ibu yang lain.

Manfaat memilah sampah

Kegiatan ibu-ibu memilah sampah seperti itu membuat saya terinspirasi, sehingga saat berumah tangga sendiri saya juga memberlakukan pemisahan sampah. Beruntung partner saya alias suami juga concern pada pembagian jenis sampah di rumah.

Memilah sampah di rumah memang terlihat sederhana, namun sebenarnya memiliki manfaat besar untuk lingkungan lho. Berikut adalah beberapa manfaat memilah sampah:

  • Lingkungan rumah menjadi lebih bersih

Siapa sih yang enggak merasa risih melihat sampah bekas makanan tercampur dengan sampah plastik atau kardus? Rasanya enggak bener aja gitu, kalau kecampur-campur. Apalagi sampah anorganik kan awalnya “bersih” ya? Maksudnya enggak basah atau berlendir gitu dan kemungkinan masih bisa tuh kita reuse. Namun, kalau sudah tercampur sampah basah (organik) akibatnya sampah yang kering-kering tadi ikutan jadi kotor. Bahkan, kadang menimbulkan bau tak sedap.

Berbeda dengan apabila minimal kita memisahkan sampah organik dan anorganik. Nanti, sampah anorganik bisa kita taruh di keranjang atau plastik berbeda. Bisa tidak langsung kita buang, sehingga apabila kita membutuhkannya kembali, karena masih belum terkontaminasi sampah organik, ya masih bisa kita pakai.

Sedangkan, untuk sampah organik yang sudah terpisah maka akan lebih mudah memanfaatkanya untuk kebutuhan lain. Misalnya untuk dijadikan pupuk kompos, biogas, dll.

  • Mendatangkan keuntungan ekonomi

Memilah sampah rumah tangga juga bisa mendatangkan keuntungan ekonomi. Sampah anorganik seperti kardus atau kerta bungkus atau kantung plastik bisa gunakan kembali. Lebih murah kan ketimbang membeli lagi?

Bahkan, apabila kita memiliki kreativitas lebih, kita juga bisa menylapnya menjadi produk lain yang bisa kita jual, seperti misalnya membuat tas, hiasan bunga, hiasan meja, dll dari sampah anorganik bekas.

Sampah organik yang kita olah menjadi kompos, biogas, dan produk-produk bermanfaat lainnya pun juga bisa mendatangkan keuntungan ekonomis, lho. Baik itu kita manfaatkan sendiri atau kita jual dengan kemasan yang lebih menarik.

  • Turut berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim

Tahu enggak sih bahwa pengolahan sampah yang bijak akan mempengaruhi mitigasi perubahan iklim?

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa dengan memilah sampah dari rumah kita akan mendapatkan beberapa keuntungan, seperti:

  • Bisa menunda membuang sampah anorganik karena mungkin suatu saat masih bisa dipakai lagi
  • Bisa memanfaatkan sampah organik untuk kebutuhan lain (dijadikan pupuk, biogas, dll).

Nah, dengan begitu kita secara tidak langsung berkontribusi mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPA).

Sesungguhnya, penumpukan sampah yang terjadi di TPA itu enggak baik lho, teman-teman. Soalnya tumpukan sampah dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya. Itulah sebabnya, sangat penting mengurangi volume tumpukan sampah di TPA supaya efek rumah kaca bisa ditekan. Apabila efek rumah kaca berkurang, maka perubahan iklim yang ekstrem pun bisa dihindari.

Bahaya perubahan iklim yang ekstrem

Ngobrolin tentang perubahan iklim yang ekstrem, tentu saja sebaiknya kita semua bahu-membahu bersama berbuat #UntukmuBumiku supaya menghindari hal itu terjadi.

Salah satu ciri perubahan iklim ekstrem adalah yang belakangan terjadi. Teman-teman pernah kan mengalami hari di mana saat pagi atau siang cuaca begitu panas, eh mendadak malamnya hujan lebat banget. Cuaca tidak menentu dan tak bisa diprediksi seperti dahulu.

Bahkan, saat bulan-bulan seperti sekarang, ada lho daerah yang sama sekali belum diguyur hujan. Akibatnya daerah tersebut mengalami kekeringan. Banyak terjadi gagal panen hasil budidaya pertanian atau perkebunan khas daerah tersebut. Di satu sisi ada daerah-daerah yang sebaliknya, hampir tiap hari diguyur hujan, sampai mengakibatkan badai dan banjir bandang.

Hal ini tentu akan berdampak pada berubahnya kondisi suatu daerah. Mungkin dahulu daerah A cocok untuk menanam kopi atau teh atau tanaman tertentu, misalnya. Setelah adanya perubahan iklim yang tak menentu, bisa jadi daerah tersebut tidak cocok lagi untuk membudidayakan tanaman-tanaman tersebut.

Oh iya, selain daratan, area lain yang sangat terdampak iklim ekstrem adalah lautan. Banyak terumbu karang rusak di lautan akibat cuaca yang tak menentu. Akibatnya biota di laut pun terdampak, ada yang pindah ke lautan lain, atau lebih parahnya lagi ikut mati. Kerusakan terumbu karang akan mempengaruhi kehidupan nelayan serta pelaku sektor pariwisata yang berada di pesisir pantai/ laut.

Dampak lebih luasnya adalah pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut akan berkurang. Krisis iklim yang juga menggeret krisis ekonomi. Krisis ekonomi pun bisa memicu munculnya kriminalitas.

Duh, serem kan?

Cara memilah sampah yang benar, namun tidak bikin repot

Itulah sebabnya, sebaiknya jangan meremehkan kegiatan sederhana seperti memilah sampah, soalnya dampaknya akan sangat positif jika kita konsisten melakukannya. Syukur-syukur kalau kita juga mengajak keluarga, teman, atau masyarakat di lingkungan kita untuk melakukan kebiasaan memilah sampah di rumah. Bayangkan dampak besarnya yang mungkin saat ini belum terlihat, bahwa kita telah melakukan upaya menyelamatkan lingkungan dari datangnya cuaca ekstrem yang sudah pasti akan membawa banyak kerugian.

Lalu, bagaimana sih cara memilah sampah yang benar, namun juga tidak terlalu merepotkan?

Saya mau coba sharing tipsnya, ini yang sehari-hari saya lakukan, semoga bisa membantu 🙂 .

Tips pertama, pisahkan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang dari tadi saya sebut-sebut tuh maksudnya adalah sampah yang kalau kita buang gitu aja ke lingkungan bisa terurai sendiri oleh alam dengan cepat. Misalnya, sampah bekas makanan, sampah bekas potongan sayur, dll. Sebaliknya, sampah anorganik membutuhkan waktu lebih lama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun baru bisa hancur atau terurai.

Kalau teman-teman punya waktu, sampah organik bisa teman-teman daur ulang menjadi pupuk kompos. Catatan penting sebaiknya pisahkan sambah daging, tulang, makanan oalhan, karena ini tidak cocok dijadikan kompos. Sampah organik yang cocok dijadikan kompos adalah bekas potongan sayur, buah, dll.

Kemudian, untuk sampah anorganik, pisahkan menjadi beberapa kantong, seperti khusus bahan plastik, khusus kertas, bahan kain, dan limbah B2. Penting juga memisahkan limbah B2 seperti lampu rusak, baterai bekas, dll supaya tidak membahayakan orang lain.

Pada saat sampah rumah tangga kita diambil, usahakan menjelaskan jenis sampahnya kepada tukang pengangkut sampahnya. Siapa tahu kan berguna kalauada yang mau jual sampah anorganiknya. Kalau tidak, berikan catatan di masing-masing plastik sampah yang akan kita buang.

Gampang kan tipsnya?

Cara supaya rumah minim sampah

Apabila ada beberapa sampah anorganik yang masih bagus, kita bisa memanfaatkannya kembali. Misalnya ada kardus bungkus paket yang pernah kita terima, kita bisa simpan dahulu dan jika ada kesempatan kita bisa menggunakan kardus itu lagi untuk bungkus paket. Kemudian, apabila ada baju kita yang mungkin tak terpakai, kita bisa gunting dan menjadikannya sebagai kain lap atau kain pel.

Lalu, supaya sampah organik enggak terlalu menumpuk, usahakan untuk menyimpan bahan-bahan makanan secukupnya saja di kulkas. Masak setiap hari supaya bahan-bahan tersebut lekas keluar dari kulkas atau habis. Masak pun secukupnya saja, sesuaikan dengan porsi keluarga supaya tidak banyak sisa makanan yang terbuang.

Nah, begitulah teman-teman sedikit sharing mengenai kontribusi sederhana yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari perubahan cuaca yang ekstrem. Tak perlu menunggu jadi aktivis lingkungan hidup, kita sudah bisa jadi #MudaMudiBumi dengan tinggal memilah sampah di rumah doank, kok. Aktivitas sederhana yang mudah dilakukan bukan?  Yuk #TimeforActionIndonesia 🙂

April Hamsa