Pertama-tama (hyaaah udah kayak pidato aja 😛 ), saya menekankan jika tulisan ini saya buat bukan untuk menyarankan anda yang punya baby bisa bebas membawanya jalan-jalan kemana saja ya? Sebab selain untuk alasan khawatir bayinya capek, juga kalau bawa bayi tu agak rempong karena perbekalannya yang segambreng.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi saja. Sebagai seorang ibu baru (yang SAHM) yang baru pindah ke Jakarta, saya sudah merasa pada titik bosan berada di rumah terus. Nah, sesekali boleh donk ya jalan-jalan? Maka, ketika kantor suami mengadakan acara family gathering di Dunia Fantasi (Dufan), akhirnya saya memutuskan untuk ikut (setelah berpikir panjang lebar).

Masalahnya, di rumah nggak ada yang membantu menjaga baby saya yang usianya baru  lima bulan. Akhirnya, baby pun kami bawa serta. Kebetulan gathering-nya berlangsung di hari kerja, jadi pikir saya Dufan tidak terlalu ramai di hari itu.

Pagi-pagi banget sesudah sholat subuh, mulailah kami cek list apa saja yang dibawa. Sebagian sudah disiapkan malam sebelumnya, tapi tetap saja karena membawa baby, ternyata barang-barang yang masuk ke tas masih bertambah. Oh iya, saya termasuk ibu yang susah menyusui langsung baby saya karena suatu kondisi tertentu, oleh karena itu saya juga membawa bekal ASIP. Ya, bagaimanapun baby prioritas utama. Saya nggak mau baby saya kelaparan sementara kami ortunya bersenang-senang.

Setelah semua siap, kami naik taksi ke kantor Ayah. Maxy, baby kami, yang biasanya pada jam-jam segitu tidur masih terlihat ngantuk saat di perjalanan.

Hanya butuh sekitar 30 menit mencapai kantor Ayah. Di sana kami langsung bergabung dengan yang lain di halaman kantor. Mungkin banyak yang melihat kami sebagai keluarga rempong karena membawa tiga tas besar (ransel, tas isi botol-botol susu dan breastpump, serta cooler bag). Tapi, kami cuek aja, toh kami nggak minta orang untuk membawakan barang-barang kami hehe :P.

Maxy terlihat antusias melihat sekelilingnya. Ngantuknya sepertinya sudah hilang. Tak lama, kemudian rombongan pun berangkat ke Dufan dengan menggunakan bus. Selama perjalanan menuju Dufan, Maxy lebih banyak tidur di pangkuan Ayahnya. Sampai Dufan seitar pukul 09.30 WIB, kami langsung masuk area tempat rekreasi itu sambil sesekali berfoto.

Maxy, nampaknya masih belum menikmati. Oh iya, kebetulan kami tidak membawa stroller saat itu, untungnya di dufan ada peminjaman stroller yang free. Jadi, kami putuskan untuk meminjam satu. Setelah meminjam stroller kami mengganti diaper Maxy dan memberinya ASIP supaya dia nggak lapar.

Sesudahnya, kami menuju arena permainan. Sebenarnya sih nggak banyak yang bisa dinikmati kalau bawa baby hehe. Kami cuma berjalan-jalan saja keliling Dufan sampai makan siang tiba. Oh iya, stroller-nya urung dipakai. Maxy ternyata kurang nyaman. Dia lebih memilih digendong oleh kami. Trus sia-sia donk meminjam stroller? Tentu saja nggak donk, karena fungsi stroller berubah untuk membawa barang-barang hehe 😛 .

Saat makan siang,eh ternyata Maxy malah tertidur. Akhirnya kami makan dulu, lalu sesudahnya membangunkan Maxy lagi untuk minum ASIP-nya.

Sesudah makan siang, kami menuju mushola kecil di area permainan Dufan untuk sholat Dhuhur. Setelah selesai, kami melanjutkan jalan-jalan keliling Dufan lagi.

Mencoba aneka permainan di Dufan? Nggak kepikiraaaaaaan hahaha :P.

Yeah, udah jadi resiko kalau bawa bayi nggak akan bebas menikmati permainan. Saat itu cuma Ayah yang mencoba naik Halilintar. Itu pun karena ajakan teman-temannya. Selama Ayah bermain Halilintar, Bunda dan Maxy menunggu di bawah sambil minum es jus. Eh, Maxy nggak ikutan minum jus lho ya. Dia minum ASIP sekaligus nenen 😀 .

Setelah mengganti diaper Maxy, perjalanan keliling Dufan pun dilanjutkan hingga Ashar.

Oh iya, sebenarnya di Dufan ada Breastfeeding Room-nya (kata panitia gathering sih), cuma saat kami mencarinya di peta kok susah banget menemukannya. Lagipula bawa apron dan ASIP, jadi kami nggak kepikiran lagi untuk bertanya ke bagian informasi saat itu 😛 .

Saat sholat Ashar di mushola beberapa anak gadis ABeGe mengerubungi Maxy. Maxy jadi tertawa girang. Weleh anak lanangku seneng banget dikerebutin cewek-cewek hihihi 😀 .

Setelah sholat Ashar, karena lapar lagi kami menuju McD. Beberapa teman Ayah juga ke sana. Maxy pun lagi-lagi menjadi objek perhatian. Bahkan seorang tante menggendongnya sampai Maxy tertidur dan menuju bus untuk pulang.

Begitulah jalan-jalan ke Dufan hari itu. Kerempongan kami terbayar karena Maxy juga nampak menikmati pemandangan lain. Maklum, selama ini kami cuma eksis di komplek kontrakan hehehe 😀 . Hari itu sekaligus trial and error, bagaimana mengajak seorang Maxy travelling lagi ke tempat yang lebih jauh, suatu hari nanti.

Oh iya, sekaligus saya mau kasih tips nih kalau membawa bayi ke acara-acara gathering di outdoor macam gini:

1. Perhatikan run down acara, menguntungkan atau nggak bagi yang bawa bayi. Kalau di Dufan kemarin sih kebetulan acaranya bebas, jadi Ayah pun nggak terlalu terikat acara panitia. So,bisa bantu-bantu menjaga baby deh.

2. Perhatikan waktu kegiatan. Kalau pas barengan dengan hari libur nasional or liburan anak sekolah, mending nggak pergi deh.

3. Perhatikan juga lokasi kegiatan, apalagi di outdoor. Pastikan baby dalam kondisi sehat banget. Dufan kalau pagi banget emang asyik, tapi saat sore karena dekat laut anginnya kencang banget. Jadi, usahakan membawa jaket atau kain tebal buat baby. Oh iya, ada breastfeeding roomnya apa nggak. Jika nggak ada jangan lupa bawa apron yaaaaa 🙂

4. Siapkan perlengkapan untuk baby dengan baik. Jangan sampai ada yang tertinggal. Terlihat rempong sih cuek bebek aja (kalau kami sih hehe 😀 ).

5. Jangan lupa untuk mengganti baju dan popok anak! Meski nggak basah tetap ganti 4-5  jam sekali ya 🙂

6. Ingat-ingat ini “Orang tua boleh have fun, tapi anak tetap prioritas utama!”

Kayaknya segitu dulu tipsnya, ada yang punya tips lain boleh dishare donk… Well, selamat liburan sama bayi dan anak-anak yaaaa… 🙂