Salah satu momok ketika menjadi orang tua adalah ketika anak sakit. Rasanya kok gagal gitu jadi orang tua saat melihat anak kesakitan. Bahkan, kalau boleh meminta sama Tuhan, sebagai orang tua pasti mau saja kok menggantikan anak untuk menderita, asalkan si anak sembuh. Begitu sih kayaknya ya pikiran sebagian besar orang tua. Saya pun begitu. Namun, kalau terus-menerus merasa seperti itu, maka malah jadi enggak fokus mengurus si kecil yang sakit. Nah, kali ini, saya mau mencoba sharing mengenai bagaimana cara menghilangkan rasa bersalah saat anak sakit.

Bukan bermaksud mengajak supaya enggak kasihan kepada anak. Namun, lebih kepada supaya kita sebagai orang tua lebih bisa fokus kepada kesembuhan anak. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menghilangkan rasa bersalah saat anak sakit:

Meyakini takdir Tuhan

Kita semua sebagai manusia pasti sudah mendengar “teori” ini selama kita hidup, bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri kita termasuk kepada anak-anak kita adalah kehendak Tuhan. Maka, yang perlu kita upayakan adalah berusaha menerima dan meyakini takdir tersebut adalah yang terbaik.

Termasuk saat anak kita diberi sakit oleh Tuhan, sebaiknya kita percaya bahwa di baliknya ada hikmah yang ingin ditunjukkan oleh Tuhan kepada kita. Bisa jadi dengan sakitnya si anak akan membawa kesadaran pada diri kita untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi untuk si anak.

Saya pribadi kadang merasa begitu, kok. Dengan anak-anak yang aktif yang ngomong terus enggak pernah berhenti ada kalanya juga merasa sebal. Namun, saat mereka sakit dan kok lebih banyak tidur, diam saja, maka keramaian mereka setiap hari malah saya rindukan.

Saya menyadari lebih suka anak-anak berisik daripada mereka diam saja karena terbaring lemas di kasur karena sakit. Ada yang pernah merasa begitu juga?

Memvalidasi kesedihan

Orang tua mana sih yang enggak sedih kalau anak-anaknya sakit? Kalaupun rasa sedih itu datang, maka sebaiknya tidak perlu kita tutup-tutupi kesedihan itu. Orang tua boleh kok menunjukkan kesedihannya. Kalau enggak mau terlihat sedih oleh anak, minimal bisa menunjukkannya ke pasangan.

Tidak perlu menguatkan diri akan baik-baik saja, toh kenyataannya dunia di sekitar kita sedang enggak baik, karena kalau anak sakit tuh biasanya membuat kita sakit juga. Kalau kita memaksa menutupi rasa sedih tersebut, biasanya akan berisiko membuat kita lebih sulit mengontrol emosi, sehingga kadang tanpa kita sadari malah membuat sakit pikiran. Pikiran akan dipenuhi dengan hal-hal negatif, sehingga kita jadi kurang fokus terhadap kesembuhan anak.

Minta pertolongan orang lain

Meskipun banyak yang mengatakan bahwa orang tua, khususnya ibu, adalah manusia super, kenyataannya ya tetap aja seorang manusia itu lemah. Maka, untuk melepaskan beban rasa bersalah kepada si anak yang sedang sakit, kita boleh banget kok meminta pertolongan kepada prang lain.

Apa saja bentuk pertolongan tersebut? Pertama, masih berhubungan dengan cara yang kedua tadi, yakni meminta orang lain untuk memvalidasi kesedihan kita. Di saat seperti itu kita benar-benar harus mencari orang-orang yang bisa mensupport kita, baik secara moral maupun materiil.

Jauhi orang-orang toxic yang malah cenderung banyak bertanya bahkan menyalahkan kita sebagai penyebab jatuh sakitnya si anak. Orang-orang seperti ini cenderung tidak akan membantu, malah membuat kita semakin merasa  bersalah.

Ingat, bahwa rasa bersalah tidak akan menyembuhkan si anak. Anak justru akan merasakan kesedihan kita, bahkan merasa bersalah juga telah membuat kita sedih.

Justru hal yang paling dibutuhkan anak adalah melihat orang tuanya tegar dan kuat mendampinginya selama dia sakit. Dengan begitu si anak juga akan semangat untuk sehat kembali.

Jadi, yuk, para orang tua, ketika anak sakit, jangan terlalu merasa bersalah ya. Sebaiknya kendalikan emosi supaya bisa lebih fokus kepada kesembuhan anak. Semoga anak-anak kita selalu sehat ya. Aamiin.

April Hamsa

Categorized in: