Yeaaayy, alhamdulillah, akhirnya punya paspor baru yang usianya 10 tahun itu. Kali ini, saya mengurus perpanjangan eh pergantian paspor di Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan. Sempat ditanya oleh petugasnya mengapa mengurus di sini. Yaaa, saya jawab aja, soalnya, ini yang paling dekat dengan rumah saya yang sekarang. Yes, saya udah pindah rumah ya, enggak di Kabupaten Bogor yang dekat kota lagi, melainkan di Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan Tangerang Selatan. Jadi, ke mana-mana ya lebih deket dengan Tangerang Selatan. Salah satunya buat memperpanjang paspor.
Emang ya, yang namanya waktu berjalan cepet banget. Rasa-rasanya baru kemarin, saya sekeluarga membuat paspor. Eh, udah habis aja masa berlakunya. Waktu itu kami membuat paspor di kantor Imigrasi yang ada di Kota Bogor.
Waktu itu, anak saya Dema masih usia tiga tahunan. Keinget, ada beberapa peristiwa lucu saat bikin paspor kala itu. Salah satunya adalah saya saltum alias salah kostum. Waktu itu, saya memakai kerudung putih, padahal background fotonya berwarna putih. Akhirnya, dipinjemin kerudung instan berwarna biru deh sama bapak petugasnya.
Eh, walaupun kerudungnya instan, saya berusaha menatanya sedemikian rupa, supaya tetap terlihat bagus. Hasilnya, saya puas banget dengan foto paspor waktu itu.
Kemudian, kejadian lucu kedua adalah. Waktu itu anak saya kedua, Si Dema, masih usia 3 tahunan dan sedang dilatih toilet training. Setelah kami membayar biaya mengurus paspor di bank, kami pun pulang naik kendaraan online. Eh, ndilalah Dema buang air besar di celana 😛 . Untungnyaaa, enggak lembek gitu “anunya”, melainkan wungkul-wungkul kalau kata Orang Jawa. Apaan dah Bahasa Indonesia-nya? Wkwkwk.
Walau enggak mengotori mobilnya, tetep aja enggak enak sama Pak Sopirnya. Akhirnya kami memutuskan mampir Mall Botani Square dulu buat membersihkan celana Dema dan mengganti bajunya.
Wes-wes, ada-ada saja.
Yaaa, rasanya baru kemarin hal-hal konyol kayak gitu terjadi. Eh, tahun ini udah waktunya ganti paspor lagi.
Setelah bertanya ke sana kemari, akhirnya saya mendapatkan informasi kalau Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan inilah yang terdekat dengan rumah. Akhirnya, yawda ke sana saja.
Ternyata, sekarang kalau mau mengurus paspor kudu mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi ya? Kalau zaman dulu kan cukup melalui WA saja.
Namun, bukannya gampang, pakai aplikasi justru bikin mumet, hehe. Yaaa, enggak heran sih, waktu itu saya cek rating aplikasinya hanya 1,6. Artinya banyak masyarakat yang kurang puas memakai aplikasi ini.
Gimana enggak, kalau ada data yang error keinput, ternyata kudu mengulangi lagi dari awal. Cukup pegel sih yaaa.
Sampai akhirnya dapat nasihat dari teman, kalau daftar di aplikasinya tuh malam-malam atau jelang dini hari saja. Yawda, akhirnya suami yang download, lalu mendaftarkan saya juga. Alhamdulillah, berhasil.
Yes, kemarin ngurus dua paspor dulu, soalnya anak-anak masih Minggu Sumatif. Kebetulan suami juga mau ada dinas kantor ke Thailand, jadi kudu cepat jadi. Paspor anak-anak insyaAllah akan menyusul diurus.
Singkat cerita, akhirnya dapat juga “tiket” buat mengurus paspor di Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan. Kami dapat jadwal pukul 09.00 WIB.
Awalnya, saya pikir Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan itu ya di mall apa gitu. Ternyata, lokasinya satu komplek dengan beberapa gedung pemerintahan lainnya dan sekolahan. Owalah, disebut “mal” tuh karena di gedung itu ada banyak jasa pelayanan publiknya. Mulai dari pembayaran pajak, air, listrik, imigrasi, dll. Dijadikan satu gitu.
Sampai Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan, kami langsung mengambil nomor antrean, kemudian naik ke lantai dua. Setelah duduk sekitar 15 menitan kemudian suami dipanggil. Tak lama kemudian petugas juga menginstruksikan saya untuk join sama suami supaya bisa mengurus paspor bersama.
Sempat ada kekeliruan menyiapkan dokumen, yakni kami bawa foto copy KTP tuh yang kecil dan digunting itu. Padahal, enggak boleh. Dokumennya kudu utuh. Yaaa, lupa sih, udah lima tahun berlalu hehe. Apalagi, dulu yang ngurusin semua dokumen adalah tukang potokopian imigrasi wkwkwk.
Baru keinget lagi setelah petugas di Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan bilang enggak boleh ada dokumen yang digunting. Untungnya, petugasnya bilang kalau di mejanya ada alatnya buat memfotokopi juga, jadi alhamdulillah deh, enggak perlu nyari tukang potokopian lagi hehe.
Di sini saya merasakan kalau petugasnya kek beda banget yaaa. Kalau yang di Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan lebih ramah gitu. Mungkin, karena membawa imej citra pelayanan yang lebih baik kali ya? 😀
Setelah semua dokumen beres dikumpulkan ke petugas, saya dan suami lalu dipersilakan duduk kembali. Sekitar 20 menit kemudian, kami berdua dipanggil buat foto dan sidik jari. Trus, yawda deh, kata petugasnya akan jadi sekitar 3-4 hari. Namun, karena waktu itu kami datang pertengahan minggu, maka petugasnya bilang diambilnya seminggu lagi saja.
Mengambil paspor pun bukan di Mal Pelayanan Publik Tangerang Selatan lagi, melainkan di WTC Serpong, BSD City. Kebetulan, waktu itu saya enggak bisa mengambil paspornya karena ada kegiatan. Kemudian, petugasnya menjelaskan bahwa boleh kok orang lain yang mengambi paspor saya, asalkan membawa Kartu Keluarga asli. Akhirnya suami saya sendiri yang mengambil paspor.
Seminggu kemudian, paspor pun jadi. Alhamdulillah, berlaku 10 tahun. Paspor lama diberikan kembali tetapi digunting sedikit di ujung cover bagian depan.
Walaupun belum tahu akan ke mana, yang penting paspornya aman dulu. Semoga ke depannya bisa sering jalan-jalan, aamiin 😀 .
April Hamsa
Comments