Menu Piring Gizi Seimbang. Pernahkah teman-teman mendengar istilah tersebut? Sesuai namanya, istilah Menu Piring Gizi Seimbang masih berhubungan dengan menu makanan bergizi yang sangat dianjurkan untuk kita konsumsi sehari-hari. Mungkin teman-teman (yang seangkatan sama saya 😛 ) masih ingat, kalau zaman dahulu, menu makanan bergizi adalah menu makanan yang mengikuti slogan “Empat Sehat Lima Sempurna”. Nah, kalau zaman now pedomannya udah berganti menjadi Menu Piring Gizi Seimbang ini.

Awal mula saya berkenalan dengan pedoman Menu Piring Gizi Seimbang

Saya sendiri mengenal Menu Piring Gizi Seimbang dari mengikuti acara lomba anak-anak yang pernah diselenggarakan di Kebun Raya Bogor, beberapa waktu lalu. Dalam acara tersebut, panitia memperkenalkan buku untuk anak-anak yang isinya adalah informasi mengenai pedoman Menu Piring Gizi Seimbang. Buku itu sebenarnya isinya bukan tulisan atau teori tentang Menu Piring Gizi Seimbang sih, melainkan buku mewarnai untuk anak-anak yang sebagian besar isinya adalah gambar-gambar makanan gitu.

Buku ini membantu saya memberi pemahaman secara sederhana kepada anak-anak tentang Menu Piring Gizi Seimbang.

Harapannya, dengan “membaca” buku tersebut, anak-anak bisa memahami isi piring makannya. Sehingga, mereka enggak lagi jadi picky eater. Tahu sendiri kan anak-anak? Ada yang suka males makan sayur, suka enggak mau mengunyah lauk di piring makannya, pemilih lha pokoknya. Anak-anak saya suka gitu soalnya, terutama anak kedua saya Si Dema 🙁 . Nah, dengan membaca/ melihat gambar-gambar di buku itu, anak-anak jadi paham betapa pentingnya semua bahan makanan di atas piring makanan mereka.

Saya seneng banget bisa memiliki buku itu. Anak-anak saya kini enggak lagi menolak makan protein hewani, sayur, bahkan buah setelah punya buku itu. Soalnya, semenjak punya buku itu, jurus jitu yang saya pakai supaya anak-anak menghabiskan isi piring makannya adalah dengan membuka buku itu pada saat mereka makan.

Nih, sama nih ijo-ijo sayurnya. Sama kan kayak di buku,” kata saya, sambil menunjuk buku tersebut.

Tuh tuh, ada daging ayamnya tuh. Sama kan yang di piring dengan yang di buku?” saya iseng-iseng bertanya kepada anak-anak.

Iya ya. Sama ya Bunda,” kata anak-anak, sambil mencocokkan makanannya dengan gambar di buku, kemudian menyendoknya dengan semangat.

Mengapa memakai pedoman Menu Piring Gizi Seimbang?

Sebenarnya yang namanya Menu Piring Gizi Seimbang tuh yang seperti apa sih?” Teman-teman mau tahu? Menu Piring Gizi Seimbang tuh yang seperti ini, lho:

Pedoman Menu Piring Gizi Seimbang.

Ibaratkan piring pada gambar di atas adalah piring makan kita. Piring makan yang sesuai dengan pedoman Menu Piring Gizi Seimbang terbagi menjadi empat bagian, dengan proporsi sebagai berikut:

  • 15% protein hewani. Bisa berupa daging ayam, daging sapi, ikan, telur, dll.
  • 35% karbohidrat. Selain nasi, kita bisa juga memakai jenis karbohidrat lain, seperti mie, pasta, roti, dll.
  • 35% sayuran. Usahakan sayuran ini bervariasi, kalau bisa cobalah beragam jenis sayuran dan warna.
  • 15% buah. Pilih buah yang segar dan bervariasi jenis serta warnanya.

Jadi, sudah jelas ya teman-teman mengenai gambaran tentang Menu Piring Gizi Seimbang ini?

Lalu bagaimana dengan susu?” Mungkin ada yang bertanya mengapa susu enggak termasuk dalam Menu Piring Gizi Seimbang? Soalnya, sebenarnya susu itu ya udah masuk ke dalam kelompok protein hewani. Kandungan gizi susu sudah bisa kita dapatkan dari protein hewani lainnya yang kita konsumsi, seperti daging ayam, daging sapi, telur, ikan, dll.

Pedoman Menu Piring Gizi Seimbang sangat disarankan untuk kita pakai dalam menyajikan makanan sehari-hari dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:

  • Menyesuaikan asupan makanan yang seimbang dan sesuai kebutuhan tuhuh. Itulah sebabnya ada pengaturan proporsi penyajian, berapa sebaiknya jumlah karbohidrat, protein hewani, sayuran, serta buah yang sebaiknya kita makan. Tentu saja untuk orang dewasa dan anak kecil berbeda ya, teman-teman.
  • Mencegah pola makan yang terlalu berlebihan.
  • Memastikan makanan yang kita konsumsi cukup serat.

Memastikan protein hewani tersaji sesuai pedoman Menu Piring Gizi Seimbang

Protein hewani merupakan bahan yang selalu saya usahakan tersaji di piring makan keluarga saya, terutama piring makan anak-anak. Sebab, sejak anak-anak saya masih bayi, dokter anak sudah mewajibkan saya supaya agak “agresif” dalam memberikan asupan protein hewani kepada anak-anak.

Setiap hari anak-anak harus makan protein hewani.

Ceritanya begini, anak pertama saya SI Maxy terlahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Maka, sejak start usia makan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI), sekitar enam bulan lebih dua mingguan kala itu, dokter spesialis gizi anak sudah merekomendasikan Maxy diberi asupan protein hewani. Jadi, usia segitu Maxy udah makan daging. Bukan sekadar kaldunya aja lho ya. Tentu saja protein hewaninya diproses sedemikian rupa supaya bisa dimakan Maxy yang saat itu masih bayi dan baru belajar makan.

Kalau kasus Dema lain lagi. Sejak MPASI Dema sudah picky eater. Jadi, protein hewani sering enggak bisa masuk. Akhirnya, sebagai emak-emak desperate saya pakai prinsip, “Biarin makan apa aja, yang penting ada makanan masuk ke perutnya hari itu.” Akibatnya, pada saat usia setahun, Dema ternyata kena anemia defisiensi zat besi (ADB).

Hal yang saya sesalin karena agak nelat ketahuannya. Mestinya, Dema saya bawa cek ADB ketika usianya sembilan bulan 🙁 . Yasudahlah, masa itu udah berlalu. Singkat cerita pada usia setahun, Dema sempat mengkonsumsi suplemen zat besi selama beberapa waktu. Dokter anak juga mewanti-wanti supaya asupan protein hewani Dema makin ditingkatkan.

Sehingga, “sekecil” apapun uang belanja hari itu, bagaimanapun caranya saya harus bisa menyediakan anggaran buat beli protein hewani buat keluarga, khususnya anak-anak saya 🙂 . Sebab, saya enggak ingin anak-anak mengalami masalah lagi pada berat badan, maupun tumbuh kembangnya yang lain secara keseluruhan. Terus terang, bolak-balik ke dokter spesialis gizi untuk konsul anak-anak itu bikin baper, hiks.

Alhamdulillah, masa-masa itu udah lewat. Kalau sekarang sih tinggal konsentrasi aja menjaga kesehatan anak-anak supaya tumbuh kembangnya bisa lebih optimal lagi. Salah satu caranya ya dengan menyediakan menu makanan bergizi sesuai pedoman Menu Piring Gizi Seimbang tadi. Plus, bener-bener concern ke asupan protein hewaninya.

Teman-teman sudah tahu kan kalau protein hewani itu sesungguhnya penting banget buat tumbuh kembang anak? Soalnya protein hewani memiliki fungsi-fungsi seperti: membentuk otak dan sel darah manusia, memperbaiki sel tubuh yang rusak, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak, membantu pertumbuhan fisik manusia, dan berbagai manfaat baik lainnya. Itulah sebabnya manusia, terutama anak-anak harus selalu mengkonsumsi protein hewani supaya tumbuh kembangnya optimal dan bisa meraih prestasi yang maksimal (karena protein hewani membuat otaknya terbentuk dengan baik).

Memilih protein hewani SO GOOD untuk lengkapi Menu Piring Gizi Seimbang

Salah satu protein hewani yang saya percaya untuk asupan gizi anak-anak adalah protein hewani dari produk SO GOOD. Baik SOGOOD Siap Olah (Ayam Potong), maupun SO GOOD Siap Masak (Nugget, Stick Nugget, Shaped Nugged, Bone In, dll). Itu sebabnya produk SO GOOD selalu tersedia di dalam kulkas saya.

SO GOOD selalu tersedia di kulkas saya.

Kok percaya sama SO GOOD, sih? Bukannya enggak baik ya memberi anak-anak produk makanan kemasan?” Mungkin ada yang bertanya seperti itu karena pernah mendengar “hal aneh-aneh” mengenai produk makanan kemasan? Seperti mengandung pengawet, misalnya?

Salah satu produk SO GOOD varian Chicken Katsu.

Sepengetahuan saya, semua produk SO GOOD terbuat dari daging segar dan enggak mengandung pengawet. SO GOOD bisa terjaga kesegaran, kelezatan, bahkan nutrisi kandungan daging olahannya karena:

  • SO GOOD Siap Olah: Dibekukan dengan menggunakan teknologi Individual Quick Frozen (IQF) selama 45 menit pada suhu -35 derajat Celcius. Teknologi IQF tersebut membuat SO GOOD siap olah terjaga kesegarannya, gizinya, rasanya, juga kebersihannya (enggak perlu dicuci lagi saat mau mengolahnya).
  • SO GOOD Siap Masak: Melewati proses pemasakan pada suhu 170 derajat Celcius selama tidak kurang dari tiga menit, kemudian langsung dibekukan.

Pengolahan bahan seperti itulah yang membuat SO GOOD insyaAllah aman dikonsumsi oleh keluarga, bahkan oleh anak-anak. Kemasan produk SO GOOD juga bagus. Semua informasi seperti komposisi, tanda halal dari MUI, nomor MD/ ML/ PIRT tertera jelas di kemasannya.

Informasi tentang produk SO GOOD tertulis jelas di kemasannya.

Contoh kreasi menu Piring Gizi Seimbang dengan protein hewani SO GOOD

Salah satu contoh kreasi menu makanan yang sering saya dan keluarga konsumsi sehari-hari, yang sesuai dengan pedoman Menu Piring Gizi Seimbang adalah seperti gambar di bawah ini:

Menu Piring Gizi Seimbang untuk anak-anak dengan protein hewani SO GOOD.

Keterangan:

  • Protein Hewani: SO GOOD Siap Masak Varian Chicken Katsu.
  • Karbohidrat: Nasi Putih.
  • Sayuran: Sup Wortel.
  • Buah: Pisang.

Menu makanan keluarga saya sehari-hari seperti itu aja.  Sederhana bukan? Hehehe, iya, soalnya saya enggak punya banyak waktu untuk memasak menu makanan yang rumit untuk menu makanan keluarga sehari-hari. Maklum saya emak-emak rempong, mengasuh dua anak sendirian kala suami bekerja, tak ada asisten, jauh dari support family, plus ada pekerjaan freelance yang saya jalankan dari rumah. Namun, meski menu makanan tersebut sederhana, saya tetap berusaha porsinya sesuai dengan pedoman Menu Piring Gizi Seimbang. Satu piring sajian mengandung sebanyak 15% porsi protein hewani, 35% porsi karbohidrat, 35% porsi sayuran, dan 15% porsi buah.

Menu Piring Gizi Seimbang untuk orang dewasa.  Jangan lupa rajin minum air putih ya.

Paling gampang sih masak sayuran berkuah, seperti yang saya contohkan, “Sup Wortel”. Menu makanan itu cara masaknya cuma sebagai berikut: tumis bumbu duo bawang (bawang putih dan merah) dengan sedikit minyak, masukkan sedikit lada, tambahkan air, masukkan sayuran wortel, buncis, kol, tambahkan daun bawang dan seledri, beri garam dan gula sesuai selera. Simple bukan?

Sedangkan, untuk protein hewaninya, apabila saya enggak sempat belanja lauk seperti daging-dagingan (ayam, sapi), ikan, telur, dll di pasar, saya tinggal ambil persediaan produk SO GOOD di kulkas. Tinggal mengolah produk SO GOOD tersebut sesuai petunjuk di kemasannya. Makanya, saya cinta banget sama produk SO GOOD ini, karena begitu memudahkan saya untuk tetap bisa menyajikan protein hewani kepada keluarga, terutama anak-anak saya.

Anak-anak saya juga sangat suka makan produk SO GOOD, sebab biasanya empuk sih ya. Anak-anak jadi enggak males-malesan mengunyahnya. Rasa produk SO GOOD juga enak. Membuat selera makan anak-anak makin baik, sampai nambah-nambah makannya.

Daging ayam produk SO GOOD rasanya enak.

Itulah teman-teman, sedikit cerita mengenai bagaimana saya menyajikan menu makanan sehari-hari untuk keluarga, khususnya untuk anak-anak, yang saya sesuaikan dengan pedoman Menu Piring Gizi Seimbang. Moga blogpost ini bermanfaat yaaa… Apakah teman-teman juga memiliki cerita serupa tentang bagaimana menyiapkan menu makanan sehari-hari yang bergizi untuk keluarga? Sharing donk… makasih… 🙂

April Hamsa