Zaman sekarang kayaknya udah banyak orang tua yang sepakat kalau yang namanya kecerdasan emosi sebaiknya dimiliki oleh anak-anak. Salah satu bentuk nyata dari kecerdasan emosi adalah anak memiliki rasa empati yang tinggi. Nah, kali ini saya kepengen mengajak teman-teman pembaca blog ini untuk berdiskusi tentang bagaimana menumbuhkan rasa empati anak.

Tentang empati

Sebenarnya, apa sih empati itu?

Rasa empati merupakan kemampuan seseorang dalam memahami apa yang orang lain rasakan. Mereka yang memiliki empati melihat apa yang dialami oleh orang lain bukan dari sudut pandangnya, melainkan menempatkan diri di posisi orang lain itu.

Empati ini berbeda dengan sekadar simpati, ya. Kalau simpati lebih ke peerasaan “kasihan” kepada orang yang mungkin mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Namun, empati adalah sebuah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi apa yang tengah dialami oleh orang lain, kemudian menunjukkan pengertian hingga kepedulian.

Menariknya, beberapa ahli mengatakan kalau yang namanya empati tuh sebenarnya bukan sifat bawaan, lho. Empati ini sesungguhnya lebih kepada kesadaran, pembiasaan, dan latihan terus-menerus sejak masih kecil.

Itulah sebabnya, mumpung masih anak-anak, hendaknya kita sebagai orang tua bisa memupuk rasa empati. Harapannya ketika mereka tumbuh dewasa kelak, mereka mudah menunjukkan rasa empatinya.

Beberapa cara agar empati anak bisa tumbuh

Lalu, bagaimana caranya menumbuhkan rasa empati dalam diri anak? Berikut adalah beberapa langkah yang bisa orang tua lakukan:

Jangan ragu menunjukkan rasa sayang kepada anak

Hal mendasar yang dibutuhkan oleh seorang anak, sebenarnya bukan makanan yang enak atau mainan yang mewah, namun kehadiran kedua orang tuanya. Apa kira-kira yang diharapkan anak terkait kehadiran ibu dan bapaknya? Tak lain adalah rasa kasih sayang.

Sebagai orang tua menurut saya jangan ragu menunjukkan rasa sayang ke anak. Sekadar pujian singkat, pelukan, atau ciuman kepada anak akan membuat anak merasa dicintai. Anak yang menerima banyak cinta, cenderung akan membagi rasa cinta yang sama kepada orang lain.

Mengajak anak memosisikan dirinya di sepatu orang lain

Kadang kalau sedang berada di ruang publik bersama anak dan melihat ada anak-anak yang menjadi pengemis, menjual tissue, dll, saya menekankan kepada anak saya bahwa dia beruntung tidak perlu mencari uang sendiri di usianya yang sekarang.

Bukan bermaksud menjadikan anak-anak itu “bahan buat bersyukur” namun lebih kepada menunjukkan kepada anak bahwa ada lho anak yang hidupnya tak seberuntung dia. Saya juga mengajak anak membayangkan berada di posisi anak-anak itu, kira-kira bagaimana?

Sejauh ini sih tanggapan anak-anak saya adalah merasa bersyukur dengan segala kemudahan dan fasilitas yang mereka miliki. Ketika merasa lapar tinggal buka kulkas ambil makanan, saat bosan bisa langsung bermain, saat kepanasan di rumah tinggal nyalain AC, dll.

Anak-anak jadi menyadari kalau di dunia ini ada hal-hal yang sebenarnya biasa saja, tetapi ternyata ada lho orang-orang yang enggak memiliki kemudahan seperti itu.

Mengajari anak tentang empati melalui film atau buku

Kadang, kalau cuma nasihat orang tua mengenai empati bisa dilupakan denganj cepat oleh si anak. Maka, cara lain yang saya anggap efektif untuk melatih anak tentang empati ini adalah melalui film atau buku.

Enggak perlu film atau buku yang berat. Khusus film, zaman sekarang makin banyak lho, film animasi yang menyelipkan pesan ringan mengenai empati yang mudah sekali melekat di ingatan anak. Begitu pula untuk buku. Bahkan, di dalam buku cerita anak atau komik juga mudah ditenukan mengenai contoh-contoh perilaku berempati ini.

Maka, tugas orang tua, memilihkan tontonan maupun bacaan yang tepat buat menumbuhkan rasa empati anak.

Melibatkan anak dalam kegiatan donasi

Apabila ada kesempatan berdonasi, maka sebaiknya libatkan anak, agar anak tahu apa itu berdonasi. Kita bisa menjelaskan tetang berdonasi ini dan kira-kira siapa saja sih yang akan membutuhkan donasi ini.

Orang tua memberikan contoh

Bagiamana anak bisa berempati kalau enggak pernah melihat orang terdekat dengannya, yakni orang tuanya memiliki empati juga?

Yup, peran orang tua dalam hal menumbuhkan rasa empati anak ini sebaiknya enggak sekadar teori, tetapi wajib banget memberikan contoh. Bagaimana orang tua memperlakukan orang lain akan menjadi panutan buat anak-anaknya kelak.

Itulah menurut saya beberapa kiat menumbuhkan rasa empati anak. Apakah teman-teman memiliki kiat serupa? Share yuk di kolom komentar.

April Hamsa

Categorized in: