Banyak hal yang bisa diteladani oleh Umat Muslim dari Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah kepiawaian beliau dalam berbisnis. Nabi Muhammad SAW menjalani hidup sebagai entrepreneur atau pengusaha sukses dari usia 12 hingga 40 tahun. Nabi Muhammad SAW tak hanya piawai menjalankan usahanya, namun juga menjunjung adab dan akhlak dalam setiap transaksi bisnisnya.

Kisah Nabi Muhammad SAW menjadi pengusaha.

Awanya tak ada yang menyangka bahwa Nabi Muhammad SAW akan menjadi pengusaha sukses. Beliau terlahir sebagai anak yatim sebab ditinggal oleh Ayahnya yakni Abdullah, sekitar enam bulan sebelum beliau dilahirkan ke dunia. Abdullah juga tidak meninggalkan warisan berharga kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga pada waktu kecil, beliau hidup sederhana. Saat anak-anak seusianya menghabiskan waktu dengan bermain, beliau sudah bekerja menggembala kambing. Pekerjaan itu dilakoni Nabi Muhammad SAW sampai beliau berusia 12 tahun.

Illustrasi Nabi Muhammad SAW menggembala kambing dari Buku Kisah Hebat Nabi Muhammad.

Pada usia 12 tahun, paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Abu Thalib mengajak beliau untuk ikut serta melakukan perjalanan dagang ke Negeri Syam (Suriah). Dari perjalanan dagang itulah Nabi Muhammad SAW belajar bagaimana cara berdagang dan melayani pembeli dengan baik. Meskipun peran beliau hanya sebatas membantu Abu Thalib, namun beliau melakukannya dengan sungguh-sungguh dan tekun. Bisnis Abu Thalib pun menjadi lancar, sebab relasi bisnis maupun konsumennya sangat menyukai Nabi Muhammad SAW. Tak heran, jika sang paman menjadi makin sayang kepada Nabi Muhammad SAW dan di kemudian hari saat beliau sudah menjadi Nabi, sangat melindungi beliau.

Menginjak usia remaja, Muhammad memulai bisnisnya sendiri bersama rekannya As Saib bin Abus Saib. Menurut riwayat, keduanya adalah rekanan yang solid dan tidak pernah berselisih. Meski baru berusia 17 tahun pada saat itu, Nabi Muhammad sudah memimpin rombongan khalifah dagang hingga ke luar negeri. Kemudian pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW menjadi pengusaha sukses dan kaya raya. Tidak ada satu bisnis pun yang gagal dijalankan oleh beliau. Tercatat ada banyak negara yang dikunjungi dalam perjalanan bisnis tersebut, antara lain Syam, Yaman, Yordania, Irak, Bahrain, Abisina dan negara-negara Jazirah Arab lainnya. Kepiawaian beliau itu pula yang membuat pengusaha perempuan kaya bernama Khadijah, yang nantinya akan menjadi istri beliau, mempercayai beliau.

Akhlak Nabi Muhammad SAW dalam bertransaksi bisnis.

Nabi Muhammad SAW menjadi pengusaha sukses sebab memiliki akhlak yang baik dalam proses bisnis dan saat bertransaksi dengan kolega dan konsumen beliau. Akhlak baik Nabi Muhammad SAW ketika berbisnis, antara lain:

Jujur.

Saat berbisnis Nabi Muhammad SAW diberi julukan As Shidiq (jujur) dan Al Amin (yang terpercaya). Sebab beliau menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap transaksi bisnisnya. Ketika berpromosi atau berjualan, dengan jujur Nabi Muhammad menjelaskan apabila ada kelemahan atau kecacatan pada barang yang dijual kepada konsumen.

Melindungi konsumen.

Nabi Muhammad SAW tidak rela apabila ada konsumen yang dirugikan. Pernah suatu saat beliau marah terhadap pedagang yang menipu konsumen dengan cara mencurangi timbangan yang dipakainya.

Memenuhi Janji.

Dalam berbisnis, Nabi Muhammad SAW juga pernah berhutang kepada orang lain untuk modalnya. Meski demikian, beliau selalu membayar tepat pada waktunya. Bahkan Nabi Muhammad SAW sering memberi pengembalian yang lebih besar nilainya dari pokok pinjamannya. Hal itu beliau lakukan sebagai bentuk rasa terima kasih dan penghargaan kepada kreditur.

Suatu ketika Nabi Muhammad SAW pernah meminjam seekor unta yang masih muda, kemudian menyuruh Abu Rafi’ mengembalikannya dengan seekor unta bagus yang umurnya tujuh tahun. Beliau berkata: “Berikan padanya unta tersebut, sebab orang yang paling utama adalah orang yang menebus hutangnya dengan cara yang paling baik” (HR Muslim).

Kisah Nabi Muhammad SAW sebagai pengusaha dan hikmahnya untuk anak-anak.

Saya suka membaca dan menceritakan kembali kisah mengenai Nabi Muhammad SAW sebagai pengusaha kepada anak-anak saya, Maxy dan Dema. Harapan saya, kelak, terlepas dari apapun profesi pilihan mereka, saya ingin mereka juga memiliki bisnis. Alasannya, menurut saya seorang Muslim/ Muslimah itu wajib menjadi orang kaya. Salah satu jalan supaya lekas kaya adalah berbisnis atau menjadi pengusaha. Kaya di sini bukan hanya soal terlihat punya banyak uang, tapi juga supaya berguna bagi orang lain. Dengan memiliki kekayaan, seseorang bisa berderma lebih banyak, menciptakan lapangan pekerjaan buat orang lain, dan memiliki kekuasaan di bidang politik untuk menerapkan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Kitab Suci Al Quran di setiap aspek kehidupannya.

Saya beryukur menjadi ibu di masa sekarang. Jika, pada jaman dulu kebanyakan orang tua masih mengarahkan anak-anaknya menjadi pegawai (mungkin akibat masa penjajahan Belanda yang panjang, dimana seorang pegawai atau klerikal dipandang memiliki kedudukan lebih baik), namun masa sekarang orang tua lebih open minded. Anak boleh bahkan didorong-dorong menjadi pengusaha. Bahkan sarana pendidikan atau sekolah-sekolah juga sekarang sudah banyak yang mengajari siswa-siswinya berbisnis. Ya, meskipun masih tahap kecil-kecilan, seperti membuat playdough, slime, dan mainan-mainan lain atau membuat kue-kue, lalu dijual ke sesama temannya. Namun, mental bisnis sudah mulai dibudayakan kepada anak-anak jaman sekarang. Maxy dan Dema mungkin masih belum sekolah saat ini. Namun, semoga saat mereka sudah lebih besar nanti, mereka pun mendapatkan inspirasi serupa baik dari saya (orang tuanya) maupun dari tempat mereka menimba ilmu, kelak.

Mengajari anak-anak memiliki mental bisnis seperti Nabi Muhammad SAW juga sangat berguna untuk masa depan mereka. Menurut saya ada beberapa hikmah kisah Nabi Muhammad SAW sebagai pengusaha yang bisa diterapkan untuk anak-anak:

Berprinsip melakukan sesuatu untuk Allah SWT semata.

Sebaiknya anak-anak diajari, jika melakukan sesuatu, salah satunya berbisnis, niatkan hanya karena Allah SWT semata. Dari sini kita bisa memberi pemahaman kepada anak-anak jika berbisnis ada saatnya sukses, ada saatnya gagal. Tugas manusia hanya berusaha menjemput rejeki dan mempercayakan hasilnya kepada Allah SWT. Dengan demikian, bisnis yang dijalankan kelak tidak berorientasi hanya kepada dunia, namun juga akhirat.

Sikap berusaha dan tak mudah menyerah.

Lihat saja Nabi Muhammad SAW, terlahir tanpa memiliki warisan harta apapun dari ayahnya, namun dengan berjuang keras dan tak menyerah meski di awal tak memiliki modal untuk berbisnis, beliau juga bisa sukses. Sikap berusaha dan tak mudah menyerah ini adalah hal yang baik untuk dicontohkan kepada anak-anak. Sehingga harapan saya, anak-anak saya kelak tidak memiliki ketergantungan kepada orang lain dan mau berusaha sendiri jika ingin sukses.

Mengajari anak-anak bagaimana seharusnya berinteraksi dengan orang lain.

Tentu saja, kesuksesan itu sebaiknya tidak lepas dari akhlak dalam bertransaksi bisnis yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni jujur, selalu melindungi konsumen, dan pandai memenuhi janji. Akhlak ini pun tidak hanya berlaku saat mereka kelak berbisnis, namun juga dalam berinteraksi dengan orang lain dalam keseharian.

Luar biasa bukan hikmah dari kisah Nabi Muhammad SAW sebagai pengusaha ini, terutama buat anak-anak? Nabi Muhammad SAW memang orang besar, banyak kisah hidup beliau yang layak dijadikan inspirasi dalam kehidupan manusia. Tak heran, Michael Hart dalam bukunya yang berjudul “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History” (1978) menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh nomor satu yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Masih banyak kisah hebat Nabi Muhammad SAW lainnya yang patut dijadikan teladan. Namun, ada kalanya, saya pribadi sebagai orang tua kesulitan menceritakan kembali kisah-kisah itu kepada anak-anak saya. Ada beberapa alasan yakni kesempatan yang masih terbatas dalam mempelajari sejarah Nabi Muhammad SAW, kesulitan mencari tahu shahih atau tidaknya kisah tersebut, dan kesulitan menceritakan kembali dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak.

Alhamdulillah, Mei 2016 lalu sudah terbit sebuah buku yang bisa membuat orang tua bisa lebih mudah menceritakan kisah hebat tentang Nabi Muhammad SAW. Buku ini ditulis oleh penulis buku anak Astri Damayanti. Buku yang dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi menarik ini juga memuat kisah-kisah ajaib lainnya, yang bisa membuat anak-anak maupun kita sebagai orang dewasa, lebih percaya lagi kepada Kebesaran Allah SWT. Total ada 87 kisah dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia ini. Buku Kisah Hebat Nabi Muhammad bisa dibeli di MatahariMall.com.

Caranya:

1.Ketik MatahariMall.com di browser. Setelah menunya muncul, maka cari pilihan “buku dan hiburan”.

2. Di pilihan buku dan hiburan ketik “kisah hebat nabi muhammad” enter atau klik kata cari.

3. Buku Kisah Hebat Nabi Muhammad SAW dan Kisah Ajaib Lainnya pun akan muncul. Kita bisa langsung membelinya dengan mengklik gambar buku itu.

Saya sudah membeli buku ini untuk bahan cerita kepada anak-anak saya. Sekarang, saya sudah tidak bingung lagi jika ingin menceritakan tentang teladan dari Nabi Muhammad SAW dan kisah-kisah Nabi lain, serta para sahabat.

Surabaya, 29 Juni 2016

April Hamsa