Ada video lucu yang ditayangkan di acara talkshow Ellen Degeneres (The Ellen Show) yang biasa saya tonton di Channel Lifetime, beberapa waktu lalu. Video itu menayangkan debat calon Presiden Amerika Serikut (AS) namun diparodikan seolah keduanya menyanyi dan menari bersama. Belakangan, saya iseng-iseng membuka YouTube dan menemukan banyak parodi serupa. Saya tertawa menonton video-video tersebut, mungkin juga banyak penonton lain di luar sana yang tertawa. Sepertinya, mungkin, video-video tersebut menjadi pil penenang sebagian orang yang kecewa karena Donald Trump unggul daripada Hillary Clinton.

Seperti banyak orang ketahui, Donald Trump adalah salah seorang tokoh yang dikenal rasis. Banyak orang khawatir, jika Donald Trump terpilih menjadi Presiden Negeri Paman Sam maka hal yang pertama dilakukannya adalah mendeportasi besar-besaran kaum migran dan memberlakukan larangan kaum muslim memasuki AS. Tentu saja, pilihan dunia kemudian condong kepada Hillary Clinton.

Namun, sebenarnya Hillary Cinton pun bukan pilihan yang menarik. Memang, pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun ini seolah kurang gereget sebab calon-calon yang “disuguhkan” konon katanya, kalau saya baca berita-berita, sebenarnya sama-sama kurang populer. Donald Trump dikenal sering memberikan pernyataan-pernyataan kontroversial tentang kaum minoritas di AS, sedangkan Hillary Cinton pernah tersandung kasus korupsi.

Lalu, mengapa Donald Trump bisa menang pemilu? Kalau baca-baca artikel, ada beberapa alasan kemenangan laki-laki berusia 70 tahun ini, antara lain:

  • Donald Trump adalah pengusaha, bukan pengacara.

Citra pengacara di AS katanya sudah buruk, dikenal sebagai pembohong. Donald Trump adalah pengusaha yang biasanya dianggap berbicara apa adanya.

  • Donald Trump punya banyak relasi dengan pihak asing.

Donald Trump adalah pengusaha yang sudah melakukan ekspansi bisnis ke hampir seluruh belahan dunia. Hal itu mengindikasikan bahwa Donald Trump mampu menjalin relasi dengan pihak asing dengan baik

  • Kubu Hillary Clinton terlena dengan hasil survey.

Karena terlena dengan hasil survey yang mengunggulkan dirinya, Hillary Clinton konon katanya melewatkan kampanye di beberapa daerah/ negara, terutama yang swing state.

Di media sosial beberapa teman saya, saat setelah kemenangan Donald Trump banyak yang menanggapi dengan nada-nada kekhawatiran Terutama teman-teman yang muslim yang khaatir akan diberlakukan buruk di AS pasca Donald Trump menang. Eh, tapi, kemarin saya membaca satu artikel yang cukup adem dimana konon kabarnya Trevor Noah, seorang komedian di AS mengajak memerangi kebencian dengan mengajak semua warga AS yang mendaftarkan dirinya ke negara untuk menuliskan agamanya Islam, meskipun sebenarnya dia bukan muslim.

Memang di negara-negara yang mayoritas nonmuslim, konon katanya kaum muslim biasanya dijadikan sasaran rasis. Namun, nih, mengutip kata Airlangga Pribadi (dosen dan senior saya dulu saat kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga), hal itu bukan berarti umat yang nonmuslim menjadi tiran. Justru sebaliknya, lho, dari pengalaman yang terjadi di dunia selama ini, justru banyak yang membela umat muslim. Salah satunya gerakan yang dilakukan Trevor Noah tadi. Ada lho sekelompok orang yang masih bisa berpikir jernih membela kaum muslim. Bagi mereka ini bukanlah perlawanan muslim versus non muslim, tapi sudah merupakan pertarungan kemanusiaan versus kebiadaban. BTW hal itu sepertinya enggak cuma buat kaum muslim saja, sih, ya? Namun, berlaku untuk mereka yang minoritas lainnya. Kaum muslim cuma contoh saja, sebab kebetulan saya muslim dan kebetulan saya baca status-status kekhawatiran itu juga dari teman yang muslim. Yah, setidaknya kita harus optimis bahwa di dunia ini masih banyak orang baik ketimbang yang buruk. Ini bukan tentang minoritas-mayoritas, tapi soal kemanusiaan.

BTW, ini kenapa tiba-tiba saya ngomongin politik ya? Mungkin saya lelah dengan hiruk pikuk perang status politik di negeri sendiri. Udah, ah, yuk nonton video-video lucu ini bareng-bareng! Met ketawa 😀

 

April Hamsa