Hello, teman-teman, masih ingat tidak, beberapa waktu lalu saya menulis mengenai daya tanggap yang lengkap untuk si kecil? Kalau lupa, teman-teman bisa klik tulisan saya yang berjudul “Cara Mendidik si kecil Agar Punya Daya Tanggap” ini ya? Dalam tulisan itu saya sempat menyinggung bahwa selain memberi stimulasi dan melakukan positive parenting, faktor nutrisi otak juga memegang peranan penting dalam membentuk daya tanggap yang lengkap.

Mengapa nutrisi otak otak sangat penting? Sebab, dengan nutrisi otak yang cukup, lengkap, dan seimbang maka tumbuh kembang anak bisa sesuai tahapan milestones-nya, bahkan lebih optimal. Selain membuat fisik si kecil jadi tumbuh besar dan otaknya makin mudah menyerap informasi, maka si kecil akan mudah distimulasi sehingga mampu memiliki daya tanggap yang lengkap.

Apa yang terjadi jika si kecil kekurangan nutrisi otak?

Pada tulisan saya sebelumnya, saya juga sempat menulis mengenai pernyataan Dr. Nur Aisiyah Widjaja, SpA(K) a.k.a dr. Nuril yang mengatakan bahwa yang namanya tumbuh kembang anak itu enggak bisa instan. Harus dimulai sejak mereka dalam kandungan. Setelah lahir, si kecil diberi Air Susu Ibu (MPASI), kemudian dilanjutkan dengan memberikan makanan yang bergizi setelah enam bulan. Makanan yang bergizi adalah nutrisi otak.

Dr. Nuril juga mengatakan bahwa apabila si kecil kekurangan nutrisi otak otak, maka hal tersebut akan memberi dampak buruk bagi tumbuh kembang anak. Berikut adalah hal-hal yang terjadi apabila si kecil mengalami kekurangan nutrisi otak:

Dampak Jangka Pendek:

  • Si kecil akan mengalami gangguan perkembangan otak

Fungsi otak si kecil tidak akan berkmbang maksimal. Akibatnya si kecil mengalami beberapa keterlambatan dalam perkembangan kognitif, seperti keterlambatan motorik yang tidak sesuai milestones.

  • Si kecil akan mengalami gangguan pertumbuhan

si kecil mengalami keterlambatan pertumbuhan. Misalnya, sejak dalam kandungan berat badan janin lebih kecil, tidak sesuai usia kandungan ibunya (Intrauterine Growth Retardation/ IUGR). Contoh lain, saat si kecil udah lahir, fisiknya seperti terlihat jauh lebih kecil/ kurus dari si kecil-si kecil sebayanya.

  • Si kecil mudah sakit

Apabila si kecil kekurangan nutrisi otak maka sistem kekebalan si kecil juga menurun. si kecil-si kecil juga berpotensi mengalami gangguan metabolik glukosa, protein, hormon, gen. Akibatnya si kecil mudah sekali terinfeksi/ tertular penyakit.

Dampak jangka panjang:

  • Kecerdasan si kecil kurang

Otak si kecil tidak bertumbuh dan berkembang dengan optimal, akibatnya mempengaruhi perkembangan kognitif si kecil. Hal tersebut tentu mempengaruhi prestasi akademik/ pendidikannya kelak. si kecil juga kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengalami kesusahan dalam memecahkan masalah.

  • Tampilan fisik lebih kecil dibandingkan yang lain

si kecil terlihat lebih pendek/ stunting dibandingkan si kecil-si kecil lain seusianya.

  • Berisiko terkena penyakit kronis

si kecil yang kekurangan gizi memiliki risiko terkena beberapa penyakit kronis seperti alergi, diabetes, dll. si kecil juga berpotensi mengalami obesitas.

Berikan si kecil nutrisi otak yang cukup supaya punya daya tanggap lengkap

Dr. Nuril mengatakan apabila si kecil mendapatkan nutrisi otak yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangannya akan bagus. Tumbuh kembang anak yang bagus, sebagaimana saya singgung sebelumnya, akan membuat si kecil lebih mudah distimulasi. Sehingga, si kecil akan mudah memiliki daya tanggap yang lengkap.

Nutrisi otak sangat mempengaruhi kecerdasan si kecil.

Menurut dr. Nuril, ada tiga nutrisi otak yang paling penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan kognitif si kecil, yakni:

  • Karbohidrat

Sebagai sumber energi yang diperlukan untuk berbagai proses metabolisme otak sehingga si kecil lebih mudah berkonsentrasi, berpikir, memecahkan masalah, dll. Sumber karbohidrat bisa berupa nasi, gandum, sereal, jagung, dll.

  • Protein hewani

Berfungsi untuk membentuk sel-sel otak si kecil. Sumber protein hewani berasa dari: daging sapi, daging ayam, telur, daging ikan, dll.

  • Lemak

Membantu tumbuh kembang anak. Salah satu lemak yang baik untuk si kecil adalah Omega 3 yang banyak terkandung pada ikan laut (seafood).

Sedangkan, kebutuhan serat dari sayuran atau buah-buahan, kebutuhan si kecil-si kecil masih sedikit saja. Meskipun, serat tentu saja tetap dibutuhkan. Namun, hal yang utama, dr. Nuril berpesan supaya ibu-ibu lebih memperhatikan ketiga asupan makronutrien yang saya sebut tadi, yakni karbohidrat, protein hewani, dan lemak untuk si kecil-si kecil.

Apabila ketiga nutrisi otak itu tercukupi, maka daya serap otak si kecil akan jadi sangat bagus. Daya serap otak si kecil akan mampu menyerap cepat segala informasi, sehingga si kecil akan:

  • Memiliki kemampuan memaknai setiap pengalaman yang mereka lalui menjadi sebuah penngalaman berharga.
  • Memiliki daya tanggap yang lengkap untuk mengolah informasi.
  • Memiliki kecerdasan kognitif baik sehingga punya kemampuan memecahkan masalah.
  • Mempunyai kepedulian terhadap orang lain/ lingkungannya.

Sharing pengalaman memberi nutrisi otak untuk si kecil

Penjelasan dr. Nuril saat acara mombloggers gathering bersama Bebelac (klik) beberapa waktu lalu itu, makin memperkaya wawasan saya mengenai nutrisi otak si kecil. Kebetulan, saya seorang ibu yang concern banget soal nutrisi otak si kecil ini. Pasalnya, dulu si kecil saya Si Dema sempat kena anemia gitu, soalnya saat usia MPASI agak picky eater. Sekarang sih alhamdulillah Hb-nya udah bagus dan berat badannya makin naik, sesuai milestones.

Setelah Dema Hb-nya oke, berat badannya bagus, makannya pun jadi makin semangat. Saya juga makin semangat memberi Dema asupan nutrisi otak, terutama karbohidrat, protein hewani, dan lemak sehat. Saya juga berusaha memvariasikan menu-menunya supaya Dema enggak bosan. Yaaaa, meski sesekali Dema picky eater-nya kumat sih.

Untungnya, Si Dema ini suka banget minum susu. Jadi, kalau pas makannya sedikir, saya tambahin asupan nutrisi otaknya dengan susu. Susu yang saya berikan ke Dema adalah susu Bebelac baru yang kini telah disempurnakan. Bebelac baru dengan formula HiQ-EQ ini memiliki kandungan:

Minyak ikan dan Omega 6 yang ditingkatkan. Omega 3 & 6 penting untuk nutrisi otak. Selain itu juga mengandung, FOS: GOS 1:9 yang dipatenkan, serta 13 Vitamin dan 9 Mineral.

Salah satu nutrisi otak yang saya pilihkan untuk Dema adalah Susu Bebelac.

Ya, alhamdulillah, berkat asupan nutrisi otak dimana saya lebih concern ke karbohidrat, protein hewani, serta lemak sehat, plus asupan susu Bebelac, tumbuh kembang Dema makin bagus. si kecilnya juga makin aktif, enggak keliatan kayak si kecil yang dulu susah payah mengejar berat badan karena anemia. Oh iya, Si Dema ini sangat suka minum Bebelac yang rasa madu. Mungkin karena manis dan enak kali ya? Soalnya kalau lagi mbikinin Dema susu, saya suka icip-icip. Saya aja suka, apalagi Dema, hehe.

Nutrisi otak yang lengkap membuat si kecil punya daya tanggap lengkap

Dema yang makin bertumbuh dan aktif, kini makin cerewet, makin banyak nanya. Kalau diajarin sesuatu juga cepat tanggap. Sekarang di usianya yang ketiga tahun, Dema belum sekolah sih, meski sesekali ikutan “sekolah-sekolahan” di daycare tempat dia biasa saya titip kalau saya tinggal kerja. Namun, Dema udah bisa menggambar bentuk-bentuk sesuai imajinasinya, seperti orang, hewan, mobil, dll. Gambar-gambarnya mulai berbentuk gitu.

Dema sangat suka menggambar dan mewarnai.

Memang beberapa kali, saya atau ayahnya mengajari Dema menggambar. Mungkin Dema memperhatikan, sehingga bisa menirukan gambar-gambar bentuk tersebut. Bahkan terkadang, Dema suka bercerita tentang gambarnya kepada kami.

Selain itu, Dema tumbuh jadi si kecil yang supel. Kalau berada di tempat baru, Dema enggak malu-malu membaur. Emang, Dema termasuk si kecil yang pandai bersosialisasi. Apabila ada si kecil/ teman yang baru dijumpainya selalu disapanya, “Hei, teman!”

Akhir-akhir ini sih yang saya ajarkan ke Dema adalah soal berbagi. Jadi, kadang kalau beli-beli sesuatu saya sengaja beli satu, misalnya kue gitu, kemudian membaginya dua. Tujuannya supaya Dema belajar sharing sama kakak atau temannya. Alhamdulillah, konsep berbagi ini juga udah mulai dikenal Dema. Dema mulai berbagi secara sukarela tanpa diminta 😀 .

Kemungkinan besar, Dema cepat bisa menirukan cara kami menggambar karena asupan nutrisi otaknya bagus. Jadi, cepat tanggap mengolah informasi bagaimana cara menggambar, kemudian menirukan gambarnya. Dema juga pandai bersosialisasi dan mau berbagi karena dibiasakan/ distimulasi seperti itu.

Berdasarkan pengalaman mengasuh dan membesarkan Dema itu, kayaknya saya sepakat deh dengan dr. Nuril yang mengatakan bahwa asupan nutrisi otak memegang peranan penting supaya si kecil memiliki daya tanggap lengkap. Soalnya saya sudah melihat buktinya sendiri, yakni Si Dema. Kalau teman-teman, punya pengalaman serupa tidak, tentang pemberian nutrisi otak pada si kecil dan cara menstimulasinya supaya punya daya tanggap yang lengkap? Sharing yuk! 😀

April Hamsa