“Sunatnya kapan, ditulisnya kapan, soal pengalaman khitan anak di Omah Sunat Bogor ini?” Hahaha, ampooon, kemarin-kemarin masih sok sibuk, jadi belum sempet nulis. Nah, berhubung kali ini lagi magabut, yowes saya sharing aja deh soal pengalaman nyunatin anak kami, Maxy, sekalian update blog.
Maxy setelah khitan di Omah Sunat Bogor pada September tahun lalu.
BTW, FYI, Maxy khitan di Omah Sunat tuh tepatnya tanggal 14 September tahun lalu. Sengaja pilih bulan September, soalnya pada bulan itu Maxy ulang tahun. Saya udah sounding sih dari jauh-jauh hari ke Maxy, “Nanti kalau Maxy ulang tahun, sunat yaaa.” Selain itu, rencananya kan tahun 2020 ini Maxy mau masuk sekolah, jadi enak aja gitu kalau udah sunat duluan sebelum tahun ajaran baru dimulai.
Mengapa khitan di Omah Sunat?
Selama sounding itu, kami juga mencari “tukang khitan”, enaknya sunat di mana yaaa. Kebetulan, beberapa bulan sebelum Maxy dikhitan, anak tetangga sini ada yang abis sunat juga. Namun, anaknya jauh lebih kecil usianya dari Maxy, kalau enggak salah masih 3 tahunan, lha. Sunatnya sih denger-denger karena problem fimosis.
Nah, si anak tetangga ini khitannya sama dokter di salah satu rumah sakit di Bogor gitu. Awalnya saya juga mempertimbangkan buat sunat di dokter yang sama saja di sana. Apalagi, kalau anak-anak sakit, biasanya saya juga bawa ke rumah sakit itu. Cuma, beberapa waktu sebelum rencana khitan dilaksanakan, saya kok kurang sreg ya kalau khitannya di rumah sakit. Saya emang paling enggak nyaman bawa anak ke rumah sakit kalau enggak terpaksa banget. Soalnya menurut saya rumah sakit kan banyak kuman penyakit ya?
Klinik Omah Sunat Cibinong Bogor.
Akhirnya, kami browsing soal klinik khitan yang “tukang khitannya” berpengalaman dan profesional, plus enggak gampang kasi obat ke anak (sejak anak masih kecil soalnya kami penganut RUM a.k.a Rational Use of Medicine). Trus, ketemulah Si Omah Sunat ini yang ternyata berpartner dengan Rumah Vaksinasi.
Omah Sunat ini bangunan kliniknya ternyata tergolong masih baru. Saya lupa katanya sih pindahan dari komplek perumahan mana gitu. Kalau yang kami datangi buat khitan Maxy itu lokasinya ada di komplek ruko di Jl. Karadenan No. 41, Pasir Jambu. Ancer-ancernya sebelahan sama Apotik Kimia Farma Sukaraja. Ini ya map-nya:
Cara/ metode khitan di Omah Sunat
Tentu aja, sebelum bawa Maxy ke sana, kami nanya-nanya dulu donk ya. Kami hubungi dulu nomor kontak WA-nya di 085779245547. Ternyata waktu itu langsung dijawab otomatis sama mesin yang langsung memberikan FAQ, paket khitan apa saja yang ada di sana, serta semacam kisi-kisi buat orang tua untuk mempersiapkan si anak sebelum dikhitan.
Kalau FAQ-nya bisa dicek di website-nya ya di omahsunat.wixsite.com. Sedangkan, untuk paket khitan di Omah Sunat ternyata ada yang buat anak kecil (di bawah 14 tahun) dan ada pula untuk orang dewasa (biasanya mualaf atau orang yang sadar kebersihan gitu yang khitan saat dewasa).
Ruang tindakan untuk khitan di Omah Sunat.
Khusus buat anak-anak, kalau anaknya BB-nya B aja, bisa pakai metode laser dan konvensional dengan biaya Rp. 850.000,00. Kemudian, ada pula metode klem berbiaya Rp. 1000.000,00. Sedangkan, kalau anaknya ber-BB agak gemuk, maka ada konsultasi khusus sebelum khitan.
Baca juga: Pengalaman Memeriksakan Gigi Anak ke RS Hermina Bogor
BTW, dulu kami bingung, mengapa sih anak yang obesitas perlu konsultasi dulu sebelum sunat? Ternyata, oh ternyata, anak yang gemuk penisnya tuh cenderung terkubur lemak. Sehingga, kadang yang nyunat sulit melihat kepala penisnya. Jadi, ya agak susah untuk melakukan khitan pada anak ini. Kalaupun bisa katanya dokter perlu agak neken sekitar penis supaya kepalanya terlihat. Tapi, proses ini agak kurang nyaman buat si anak. Makanya, perlu konsultasi khusus gitu. Perlu menyiapkan mental anak maupun ortu-nya kali ya?
Balik lagi ke WA-WA-an tadi, tak lama setelah jawaban otomatis itu, admin Omah Sunat kemudian bertanya kepada kami tentang kapan rencana sunatnya. Katanya Omah Sunat buka setiap hari kecuali hari Minggu pada pukul 09.00-17.00 WIB dengan perjanjian. Tak lupa adminnya juga bertanya: “Anaknya gemuk enggak?” Trus, partner saya jawab donk: “Tidak gemuk, justru kurus.” (Jyaaah, enggak usah dijelasin gitu juga keles, emak yang ngasi makan sehari-hari jadi sensi nih wkwkwk). Lalu, kami diberi link formulir pendaftaran online untuk diisi dan sesudahnya dapat jadwal tanggal 14 September pukul 09.00 WIB.
Cerita ketika Maxy dikhitan di Omah Sunat
Ternyata pada hari H, qodarullah, Ibu Iriana istrinya Presiden Jokowi maen-maen ke area rumah kami dalam rangka bersih-bersih kali. Akibatnya, jalan menuju klinik Omah Sunat ditutup. Akhirnya, kami menghubungi Omah Sunat buat reschedule. Alhamdulillah, masih dapat hari yang sama, hanya waktunya jadi agak siang, sekitar pukul 11.00 WIB.
Oh iya, BTW, kami khitan Maxy tuh enggak rame-rame gitu. Enggak ada acara bikin tenda, pengajian, mengundang tetangga dan saudara. Bukannya tidak menganggap khitan ini acara yang enggak spesial, cuma kami di Jakarta coret ini kan sendirian ya? Saudara enggak ada. Mau minta kakek neneknya datang, khawatir ngrepotin. Akhirnya kami putuskan yang simple-simple aja, bawa ke klinik khitan trus syukurannya kami pesan aja nasi kotakan untuk diantar ke tetangga-tetangga komplek.
Ketika berangkat ke klinik masih happy-happy aja 😀 .
Makanya, saat berangkat ke klinik khitan pun enggak heboh. Seperti kayak mau jalan ngemall aja. Cuma bedanya, sepanjang perjalanan dari rumah ke klinik Omah Sunat, Maxy saya sounding, supaya dia enggak deg-deg’an. Tapi, saya enggak bohong sih, saya bilang ke Maxy kalau khitan itu sakit karena ada kulit yang dipotong, tapi kan dibius, jadi enggak terasa sakitnya. Cuma pada saat biusnya ilang, ntar nyeri dikit. Sengaja saya bilangin gitu supaya anaknya enggak merasa dibohongi sih. Jadi dari Maxy-nya sendiri juga udah siap gitu mentalnya (harapannya demikian).
Perjalanan dari rumah ke klinik Omah Sunat enggak lama, hanya memakan waktu sekitar kurang dari 20 menit dari rumah kami. Kliniknya cukup gampang ditemukan juga, persis disebelah apotek Kimia Farma.Sampai sana, ternyata klinik sepi, enggak ada pasien lain. Klinik juga kayaknya terkunci. Baru setelah kami menekan bel, ada mas-mas yang mbukain pintu buat kami. Sepertinya, mas-mas ini adalah pegawai/ adminnya Omah Sunat.
Ada indoor playground-nya.
Begitu masuk ke klinik, karena ada indoor playground, anak-anak malah mainan haha. Ini sebenarnya juga salah satu alasan mengapa saya memilih klinik seperti ini buat khitan anak sih, suasananya tak sehoror di rumah sakit. Lebih homy, sehingga si anak juga enggak tegang.
FYI, klinik Omah Sunat ini ternyata bangunan ruko dua lantai. Lantai bawah adalah playground, ruang tunggu, dan meja administrasi, sedangkan ruang tindakannya berada di lantai dua.
Maxy sebelum disunat di Omah Sunat.
Ketika berada di bawah Maxy masih santuy, nemun begitu sampai atas, Maxy berubah jadi panik. Padahal ruang tindakannya desainnya apik lho, khas ruang dokter anak gitu, deh. Namun, karena Maxy sejak kecil trauma dengan yang namanya ruangan dokter anak (Maxy kalau vaksin enggak pernah santuy 🙁 ), makanya pas masuk ruangan jadi agak rewel. Maxy menolak disunat. Hedeeehh. Bahkan, Maxy memaksa keluar dari ruang tindakan dokter.
Akhirnya, tindakan tidak bisa langsung dilakukan. Butuh 30 menit lebih kayaknya buat bujuk Maxy supaya mau dikhitan. Dr. Arief yang mau nyunat Maxy, cukup sabar juga sih. Dr. Arif juga akhirnya memberi kesempatan kami buat menenangkan Maxy.
Setelah anaknya udah agak tenang, baru deh mau dibaringkan di bed dan dibuka celananya. Eh, tapi itu juga dia masih agak-agak rewel. Ketika mau dibius juga sempat menolak, akhirnya kami, dokter, dan mas-mas admin tadi megangin dia. Dokter bilang ke Maxy kalau nanti enggak akan terasa pas dipotongnya, jadi enggak usah takut, walau sakit dikit saat dibius.
Proses menenangkan Maxy sebelum khitan.
Trus, supaya Maxy bisa agak tenang, ayahnya kasi gadget yang nyetel film enggak tahu film apaan, sementara saya mengelus-elus dahinya. Adiknya, Si Dema, juga membantu menenangkan kakaknya, “Enggak pa pa Maxy, enggak sakit kok!” (Padahal dia enggak ikut ngrasain sunat hahaha).
Proses khitan oleh dr. Arief juga enggak berlangsung lama, cepet aja. Kayaknya enggak ada 20 menit. Lebih lama waktu yang dibutuhkan untuk menenangkan Maxy hehe.
Abis dikhitan, karena masih ada bius, Maxy udah lebih tenang. Ketika turun ke lantai bawah juga udah lupa proses sunatnya tadi dan main lagi di playground klinik. Walau, sepertinya dia ngrasa ada yang aneh karena ada alat klem di “burungnya”. Yup, kami waktu itu memilih metode klem buat sunat Maxy.
Alasan memilih sunat pakai metode klamp/ klem
Mengapa memilih metode klem buat sunat?
Alasan pertama karena metode tradisional jelas bukan pilihan. Soalnya pasti darah yang keluar lebih banyak dan ribet cara perawatannya.
Kedua, waktu sebelum sunat kami ngobrol sama dr. Arief tentang metode sunat yang lebih cocok buat Maxy. Dr. Arief kemudian menyarankan pakai klem saja, soalnya:
- Lebih cepat proses sunatnya.
- Bekas luka minimal, enggak perlu dijahit maupun diperban.
- Perawatannya lebih gampang dibandingkan kalau memakai teknik laser.
- Anak bebas mandi pakai air, lebih mudah saat pipis.
- Proses penyembuhannya lumayan cepat dan anak langsung bisa aktif setelah disunat.
Dr. Arief saat mengkhitan Maxy.
FYI, buat yang masih belum paham sunat pakai metode klem itu bagaimana, jadi caranya tuh nanti ada alat klem yang dipasang di penis si anak. Kemudian, bagian kulup atau kulit di puncak penis itu dipotong trus ditempelkan ke klemnya itu sampai luka mengering.
Meski demikian, sunat pakai klem ini juga sebenarnya ada kelemahannya, yakni harus telaten membersihkan alat klemnya. Kemudian, ada pula risiko penisnya jadi membengkak. Namun, kata dokter nanti bisa mengecil kembali kok.
Setelah khitan, oleh Omah Sunat kami diberi goodie bag yang isinya (maafkeun, lupa-lupa ingat):
- Cairan disinfektan.
- Obat luka seperti Betadine.
- Kain Kasa.
- Antibiotik tetes.
Trus, saya lupa waktui itu dikasi obat pereda demam/ antinyeri enggak yaaa. Hahaha, udah kelamaan, jadi lupa dah 😛 .
Sebelum dibius untuk tindakan.
Oh iya, sama Omah Sunat juga diberi celana sunat yang ada tempurungnya di bagian penis itu, sehingga abis sunat bisa langsung dipakai. Anaknya juga sebenarnya bisa langsung pakai celana, namun karena waktu itu kami bawa sarung ya pakai itu aja hehe.
Untuk perawatannya di rumah dokter memberi panduan supaya:
- Memandikan anak dengan cara merendamnya di bak mandi (supaya penisnya kerendem kali ya?).
- Sering-sering membersihkan alat klemnya pakai disinfektan dan antibiotik tetes dengan bantuan cotton buds.
- Ring klem juga diobati dengan cara dikompres pakai kasa yang sudah ditetesi obat luka.
- Kalau anaknya merasa nyeri atau demam bisa diberi obat pereda demam. Kayaknya kok bebas aja, bisa pakai Tempra yang biasa kami simpan di rumah.
Intinya kalau klem, kudu bener-bener telaten membersihkan alatnya itu. Tantangannya tuh setiap si anak pipis, hahaha. Bolak-balik mbersihin alatnya.
Abis sunat langsung main sama adeknya.
Alhamdulillah, setelah sunat enggak ada komplikasi yang gimana-gimana gitu. Sempat membengkak tapi sudah diprediksi, sih, enggak lama cuma sehari dua hari abis itu ya kembali seperti ukuran semula.
Dua minggu setelah tindakan, dr. Arief meminta kami buat kontrol, sekaligus untuk melepas klem. Namun, ternyata waktu kontrol klem-nya belum bisa dilepas. Meski demikian menurut dr. Arief, bekas sunat Maxy tidak ada masalah. Anaknya juga saat dua minggu itu udah santuy. Pas balik ke klinik Omah Sunat juga enggak “sehisteris” saat dikhitan, hehe.
Dokter kemudian mengatakan bahwa nanti klemnya akan lepas sendiri. Daaan benarlah, beberapa hari sesudah kontrol, pada saat mandi berendam, alatnya lepas sendiri. Yowes, selesailah proses untuk merawat si alat dan luka sunat. Soalnya ya emang udah sembuh. Bentuk penisnya juga jadi lumayan apik, rapi, hehe.
Selama dua minggu lebih mandinya berendam dalam bak seperti ini.
Yaaa, jadi begitulah teman-teman, pengalaman kami menyunatkan anak di Omah Sunat, Cibinong, Bogor. Puas sih, alhamdulillah.
Adakah yang berencana mau khitan anak juga? Saya kurang paham ya kalau di masa Covid-19 ini layanan di Omah Sunat seperti apa. Tapi, beberapa waktu lalu baca berita karena pandemi banyak layanan khitan yang akhirnya datang ke rumah gitu, pakai peralatan dan APD lengkap. Kalau enggak salah, Omah Sunat ini juga melayani sunat di rumah. Namun, untuk lebih jelasnya bisa kontak nomor WA yang ada di atas ya. Soalnya saat saya cek media sosial/ instagram-nya kayaknya enggak aktif sebulan terakhir ini.
Terakhir, sebelum saya akhiri sharing ini, sekalian saya mau berbagi tips mengkhitankan anak yaaa.
Tips mengkhitankan anak
Berikut adalah tips mengkhitankan anak:
-
Tentukan kapan waktu sunatnya
Dokter anak yang mengimunisasi Maxy dulu bilang sebaiknya anak dikhitan saat masih bayi atau pada saat anak sudah bisa diajak berkomunikasi (usia SD lha ya). Alasannya kalau toddler anaknya udah bisa merasakan sakit tapi masih sulit mengkomunikasikan rasanya kayak gimana.
Dahulu, sebenarnya, kami ingin khitan Maxy saat bayi. Namun, karena saat bayi Maxy mengalami masalah dengan tumbangnya, jadi akhirnya fokusnya ke tumbang dulu. Akhirnya ya baru bisa khitan saat usia 7 tahun pada saat anaknya udah bisa mengungkapkan perasaan/ opini/ pendapatnya.
-
Sounding anak
Walau anaknya udah gede kayak Maxy maupun masih bayi sebaiknya disounding ya kalau dia akan disunat. Supaya anaknya enggak kaget karena ada perasaan enggak nyaman, sakit, pada saat tindakan dilakukan.
Untuk anak yang lebih besar, kita bisa jelaskan fungsi sunat itu buat apa aja sih. Misalnya biar penisnya lebih mudah dibersihkan, terhindar dari sakit seperti ISK (Infeksi Saluran Kemih), dll. Bahkan, kita bisa tunjukkan proses sunat ke anak.
Sudut ruang tunggu di lantai 2 Omah Sunat.
-
Jangan berbohong pada anak
BTW, kemarin Maxy tuh saya tunjukin video proses sunat. Saya bilang yang sebenarnya kalau itu sakit, tapi nanti lekas sembuhnya, supaya anaknya mengerti juga akan risikonya. Jangan berbohong pada anak kalau sunat itu enggak sakit, kenyataannya emang nylekit kan?
-
Pastikan anak sehat
Yes, pastikan sebelum dan pada saat dikhitan anak dalam kondisi sehat, enggak sakit. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan anak sehat secara fisik. Eh, namun jangan lupa jaga juga perasaannya supaya pada saat khitan anak dalam konsisi psikologis yang baik juga. Yaaa, sehat fisik dan kejiwaan lha yaaa.
-
Sediakan perlengkapan setelah sunat
Jangan lupa ini yaaa. Soalnya setelah sunat kan anak mungkin belum bisa bebas pakai celana. Sebaiknya beli celana dalam sunat dan sediakan sarung supaya setelah sunat anak bisa berpakaian dengan lebih nyaman.
Apa lagi yaaa?
Itu aja sih kayaknya, kalau tips dari saya. Mungkin ada yang akan menambahkan “memberi reward”, namun karena kami enggak membiasakan jadi enggak saya masukkan ke tips di atas. Menurut saya, buat anak seusia Maxy, yang namanya sunat itu karena sepenuhnya sadar demi kebaikan/ kesehatannya, bukan karena reward semata.
Wah, tak terasa udah makin panjang aja ini cerita sunatnya Maxy di Omah Sunat Bogor hehe. Yowes ya, saya akhiri, semoga saja postingan ini bermanfaat. Kalau ada yang mau ditanyakan atau didiskusikan silakan tulis saja di kolom komentar ya teman-teman, khususnya yang berencana nyunatin anak dalam waktu dekat 🙂 .
April Hamsa
Wah klinik sunatnya enak ya mba. Kayak rumah gitu dan ada tempat bermain anaknya. Jadi nyaman dan nggak kayak mau disunat ya jadinya hahaha 😂. Dan ternyata proses sunat klem itu cepet ya. Aku kalau nanti punya anak laki-laki jadi pengen disunat pakai metode klem juga ah.
Iya bangunannya jg kyknya termasuk baru mbak, sebelumnya pindahan dr perumahan deket sana.
Iyaaa cepet, alhamdulillah kmrn juga gk ada drama pasca sunat.
alhamdulillah yaaa selamat ya abang. udah jadi anak bujang ya,
tambah rajin sholat dan mengaji yaaaa, jadi anak shooleh amiin yra
kliniknya keren banget ya APril,
dan emang sunat itu yang lama proses pemulihannya ya, kudu sabar dan hati hati saat menangani lukanya
Aamiin insyaAllah udah bujang nih mak jd kudu bener sholatnya hehe
Salah satu fase ortu yang pny anak cwo yah. Bagus tuh tempatnya mba, anak2 pasti nyaman dengan suasananya.
Saya pny 3 anak cwo, masing2 pny drama sendiri saat khitan 🙂
Hehehe wah mayan tu bang nyunatin 3 anak xixixi
Dulu jav juga pakai metoda clamp, tapi dramanya ya ampun heboh banget… Kemarin-kemarin saya tanya, “emang sakit?” “Engga” “terus kenapa nangis histeris?” “Takut aja” hadeuh…
Hehehe, Maxy takutnya sebelum tindakan justru krn liat ruangan dokternya
aku tahu nih tempatnya deket vila bogor 6 kaan.
kalo irsyad sunat di klinik dokter umum langganan depan komplek. idem pake hp buat megalihkan perhatian haha.
selama disunat, emaknya yg panas dingin keringetan ampe diketawain sama dokternya. soalnya anaknya malah santuy banget 😀
Iyaaa seberangnya hehe. Deket rumahmu ya mbak?
Haha aku kmrn ya cemas2 aja soalnya gk punya saudara laki jd gak tau soal sunat
Kliniknya bagus ya dan ramah anak jadi anak bisa tenang menunggu antrean. Alde belum berani nih sunat padahal udah 9 tahun dan gemuk..
Semangat kakak Alde 😀
Tempatnya bagus, bersih dan tampak kids friendly Mba…. Maxy pakenya metode clamp yaa, aku malah deg2an takut gabisa bersihinnya klo yg clamp, anakku pake metode laser akhirnya
Iya membersihkannya kudu telaten mbak 😀
Kliniknya apik, bener ya kayak bukan di klinik dan seperti di tempat bermain aja.
Ponakanku juga pakai metode Klemp waktu khitan,usianya masih 8 tahun kalo gak salah. Udah dari usia 5 tahun minta sunat tapi adikku nggak tega
Selamat ya abang Maxy, semoga jadi anak sholeh yang taat menjalankan rukun Islam dengan tertib
Iya nih kyknya masih baru (pindahan)
aamiin makasih mbak
Maxy keren ya kecil-kecil udah sunat
Dan aku dulu waktu kecil suka ngikut Sodara sunat. Tapi gak sampai benar-benar lihat ya. Nunggu dan main di luar sama bocah lain
Kalau Kakakku sesekali berendam di kali pas habis sunat, hihihi
Kalau yang ini diwajibkan mandinya berendam 😀
Sekarang proses sunat lebih cepat ya, nggak se-ngeri zaman dulu, sebelum ada metode laser dan klem.
Aku baru tau kalau anak yang gemuk perlu konsultasi khusus sebelum disunat.
Kliniknya terlihat nyaman ya buat anak-anak, ada indoor playgroundnya juga.
Iya mbak, alasannya kenapa udah saya tulis di atas hehe
Sekarang proses sunat anak dan penyembuhannya jauh lebih cepat ya, mak. Anakku Alhamdulillah sudah melaksanakan sunat, dan sama… enggak ada perayaan apa-apa selain memperbanyak syukur kami atas kelancaran dan kesehatan anak.
Ideeemm. Yg penting doa keluarga 😀
Masha Allah nenangin anaknya pake gadget 😀
Alhamdulillah sudah disunat, smg jadi anak sholeh
Haha biar anaknya tenang dulu
Alhamdulillah akhirnya.. Selamat mass
Metode sunat sekarang lebih praktis ya mbk, lebih cepat penyembuhannya. Ada malah yang besoknta udah bisa lari haha. Kalo dulu kayaknya lama banget, beberapa kali pernah lihat ponakan yang sunat pake metode lama.
Bener mbak skrng proses penyembuhannya lbh cepet alhamdulillah
Di banjarmasin belum ada sih metode klem kaya gini..padahal sih pengen nyoba buat si bungsu. Dulu yg anak keduaku ini sunatnya pas dia masih usia 5 thn, belum begitu paham, tau2 udah di sunat aja.
Wah iyakah?
Enak itu pas masih kecil bahkan bayi 😀
sekarang lebih praktis ya pakai klem, dulu aku lihat kakak dan adik cowok ku nangis kelenger di sunat trus buka jaitan dan sembuhnya lama 🙂
Iya bener lebih praktis dan lbh cepat penyembuhannya
Aduh, kujadi inget sama 2 bocah di rumah. Pada belom sunat. Huhu, aku ngebayangin mereka nanti sunat rasanya khawatir. Pada cengeng sih sama luka kecil pun. Jadinya nunggu mereka pengen sendiri. Dulu kakaknya juga gitu. minta sunat saat 9 tahun. Malu sama temen-temennya jadinya berani.
Hehe ntr sunatnya barengan nih ya 😀
Selamat ya bang udah sunat. Btw itu enak dan nyaman ya mba. Anak bisa segera beraktivitas sehingga gak berasa sakit lama. Pakai sarungnya juga sebentar
Iya bener sunat zaman now udah lbh enak gk terlalu lama penyembuhannya
Mak aku salfok sama Dema lah enak.bener dia ya bilang ga papa Maxy wkwkwkwk emang spontan uhuy dah Dema ucul bat!
Sabar banget dojternya yah nubgguin mpe 30 menit krn Maxy riwil hahha
Hahaha iya dia sok aja nasihatin org
Selamat ya Maxy, semoga jadi anak sholeh.
Anak pertamaku sunat saat bayi, mbak. Tradisi di kotaku begitu. Jadi aku ngga tau metode2 yg cocok apa saat itu. Krn mikirnya, ya udah sunat ajah ngikutin orang2 sini
Makasih mbak. Dulu jg pengen nyunatin saat masih bayi, malah enak, cuma saat bayi tumbangnya Maxy kurang bagus jd kami disuruh dokternya fokus ke sana dulu 😀
Jadi ingat 2 tahun lalu khitan anak lanang. Ndilalah memang sekalian pas waktunya mau beliin sepeda, jadi itu sepeda dijadikan iming-iming agar dia mantap untuk dikhitan. Hahaa… ga bener nih ya caranya.
Alhamdulillah si bocah anteng pas antri di rumah khitan. Nangisnya pas efek bius hilang dan dia kebelet pipis untuk pertama kalinya. Baru kerasa perih kan itu.
Hahaha tiap keluarga punya caranya masing2 kan 😀
Ruangan di Omah Sunat nyaman banget ya buat anak-anak jadi nggak bikin mereka bete saat mengantri untuk disunat. Btw baru tahu ada cara klem, selama ini tahunya laser dan dipotong tradisional saja.
Ada mbak, klem pakai alat dan skrng lumayan populer jg sih
yap gak perlu boongin anak gimana sakitnya sunat. pasti sakit, kena silet dikit dan berdarah ajah sakit. tapi beri keyakinan bahwa anak kuat. dan pilih waktunya pas anak liburan sekolah. jd pas masuk sekolah, lukanya dah sembuh. bs main lagi deh sm teman2 di sekolah
Iyes jangan dibohongin. Ini kmrn krn anakku blm sekolah justru milih pas bukan liburan makanya enak gak antre di kliniknya 😀
Kebayang deg-degannya Maxy dan Mama.
Mungkin Papanya yang lebih paham bagaimana persiapan mental si anak yaa…
Hebat kaka Maxy!
Iyaaa bener bapaknya lbh paham, aku soalnya gak ada saudara cowok haha
Jadi inget adekku sunat. Sekarsng sunat sunat emang udah aman banget gutu yam cepet senbuh banget. Ga kaya jaman 80an sampe 90an.
Hahaha iyaaa beda banget pastinya kan teknologi udah berkembang jg 😀
Maaf mau nanya, kalo metode klamp ini tetep disuntik ya sebelum disunat?
Suntik tapi bukan pakai jarum panjang mom, pakai suntikan yg kek pulpen gtu, apa ya namanya lupa hehe
Sehat selalu Maxy jadi anak Sholeh ya. Wah dengan rate 850 dan 1 juta masih terjangkau utk sunat si kecil ya. Maxy September lahirnya..kalau Mamanya pasti April haha
Senengnya sunat kalau berpengalaman seperti ini trus tempatnya juga anak anak banget yg bikin g takut duluan. Enak ya kalau udh sunat berasa g punya hutang