Yeaayy, hawa liburan jelang akhir tahun mulai terasa ya teman-teman? Apakah teman-teman sudah punya planning mau pelesir ke destinasi wisata yang selama ini diidam-idamkan? Well, buat teman-teman yang sudah punya rencana liburan, selamat menanti hari H yaaa… Kebayang betapa senangnya liburan bersama keluarga atau teman-teman. Namun, buat teman-teman yang masih belum memutuskan liburan akhir tahun mau ke mana, saya punya saran nih, gimana kalau teman-teman glamping? Seru, lho. Tanggal 30 November – 2 Desember kemarin saya udah nyobain glamping bersama sahabat-sahabat kesayangan di Yogyakarta. Glamping-nya pakai jasa Indekostour, jadi selama di sana, selain glamping, kita juga bisa melakukan tour ke beberapa destinasi wisata di Yogyakarta.

Saya dan teman-teman ketika glamping bersama Indekostour di Yogyakarta. Foto: Mas Sunny.

Glamping itu apa?

Buat teman-teman yang masih asing dengan istilah glamping, for your information glamping itu sebenarnya kependekan dari Glamorous Camping. Pada dasarnya glamping ini ya konsepnya mirip sama camping. Kita sama-sama bobo di alam terbuka pakai tenda gitu. Namun, tentu aja ada beberapa perbedaan. Perbedaannya biasanya terletak pada:

  • Saat kita datang, tenda udah berdiri. Jadi, enggak perlu repot-repot memasang tenda.
  • Tendanya lebih nyaman. Dilengkapi dengan matras tebal bahkan kasur. Tak ketinggalan bantal empuk dan selimut tebal. Ada pula yang dilengkapi dengan perabot seperti meja dan kursi.
  • Enggak perlu repot-repot memasak makanan saat glamping, sebab biasanya sudah disediakan oleh pihak jasa penyelenggara glamping. Seperti kemarin, saat glamping dengan Indekostour, saya dan teman-teman sama sekali enggak memasak makanan kami. Eh, tapi kalau mau masak-masak juga diizinkan kok. Misalnya, mau BBQ-an sama teman-teman di lokasi glamping? Ya, boleh banget.
  • Lebih memungkinkan membawa anak-anak. Sebab, pada prinsipnya, saat glamping kita tinggal datang bawa perlengkapan pribadi dan bisa langsung memakai tenda plus fasilitas lainnya di area perkemahan.

Itulah sebabnya camping model begini disebut “glamorous”. Bisa dibilang bahwa glamping adalah tren camping yang kekinian. Menurut saya, camping seperti ini sangat cocok buat teman-teman yang ingin menikmati alam, tapi enggak mau repot-repot membangun tenda atau memasak makanan sendiri. Asyik deh.

Kenalan dulu yuk dengan Indekostour

BTW, sebelum saya cerita tentang pengalaman glamping bersama teman-teman kemarin, saya mau memperkenalkan terlebih dulu tentang Indekostour yaaa. Seperti yang saya informasikan sebelumnya, saya dan teman-teman saya glamping di Yogyakarta memakai jasa Indekostour.

Mungkin, bagi teman-teman perantau, yang saat ini ngekost, nama Indekostour ini agak enggak asing ya? Soalnya Indekostour ini masih saudaraan sama aplikasi sewa kost, Indekost. Pernah dengar? Bedanya, ya jelas sih, kalau Indekost merupakan aplikasi yang membantu kita mencari tempat kost, sedangkan Indekostour menyediakan jasa glamping sekaligus tour.

Selama glamping, alhamdulillah, saya dan teman-teman merasa puas banget dengan jasa Indekostour. Kalau menurut saya pribadi, enaknya memakai jasa Indekostour buat glamping dan tour itu:

  • Harganya ramah kantong banget. Start from IDR 95.000,- per orang untuk satu malam.
  • Bisa request tenda yang lebih besar. Misalkan kita mau glamping-nya satu tenda sama keluarga atau teman-teman.
  • Kalau mau tour, kita bisa request dan menyesuaikan dengan budget kita.
  • Cocok untuk komunitas atau perusahaan yang mau bikin acara gathering sekaligus outbound. Indekostour juga menyediakan outbound package yang bisa dipilih, seperti: Paintball, ATV Trail, River Trekking, Fun Games, Lava Tour.

Glamping di kaki Gunung Merapi

Indekostour memiliki beberapa paket glamping dan tour di beberapa tempat/ kota. Namun, kemarin, saya dan teman-teman memilih Yogyakarta sebagai lokasi glamping, sebab letaknya berada di tengah-tengah kota-kota domisili saya dan teman-teman sesama peserta glamping. FYI, kemarin saya glamping bareng mom travel bloggers, yakni Katerina S. (Mbak Rien , Ivonie Zahra (Ivon), Nurul Rahmawati (Mbak Nurul), dan Dian Radiata (Mbak Dian). Mbak Rien dan saya dari Jakarta (coret 😛 ), sedangkan Mbak Dian, Mbak Nurul, dan Ivon dari Jawa Tmur.

Kami berlima sudah saling kenal sejak zaman blog Multiply eksis dan sampai sekarang tetap lanjut bersilaturahmi melalui Group WhatsApp (WAG) Blogger Kekinian. Udah sering banget ngobrolin rencana kopdar, alhamdulillah, pas ada kesempatan bisa keturutan glamping bareng.

Bagi saya pribadi, glamping yang di-arrange oleh Indekostour ini adalah glamping pertama saya. Sebelumnya, saya cuma pernah camping konvensional (terakhir saat zaman kuliah dulu). Sehingga, ya, sangat excited lha 😀 . Apalagi glamping-nya bareng teman-teman yang sehari-hari sering ngobrol di dunia maya.

Saya dan Mbak Rien yang berasal dari Jakarta tiba di Yogyakarta tanggal 30 November sekitar pukul 11.00 WIB. Tak lama kemudian, Mbak Dian yang ternyata sudah sampai di Yogyakarta sehari sebelumnya, menyusul kami ke bandara. FYI, saya dan Mbak Dian baru pertama kali kopdar ya di sana itu lho 😀 . Meski baru pertama ketemu tapi kayaknya ya udah raket aja, lha wong tiap hari berbincang di WAG Blogger Kekinian.

Saat bertemu pertama kali di bandara. Foto oleh: Mas Sunny.

Selang beberapa menit kemudian, Mas Sunny dari Indekostour datang menjemput kami. Mas Sunny enggak sendiri, melainkan juga bersama Ivon dan Mbak Nurul. Rupanya sebelum menjemput kami di bandara, Mas Sunny menjemput Ivon dan Mbak Nurul terlebih dulu di stasiun.

Setelah ketemu, kami saling melepas kangen #tsaaah. Saya dan Ivon terakhir ketemu di resepsi pernikahan saya, tujuh tahun lalu. Sedangkan, dengan Mbak Nurul kayaknya terakhir kopdaran dua tahun lalu, ketika saya mudik ke rumah orang tua saya di Surabaya (Yup, Mbak Nurul tinggal di Surabaya, gaes).

Setelah temu kangen dan foto-foto, Mas Sunny kemudian membawa kami berlima menuju lokasi glamping. Eh, sebelumnya kami sempat makan di sebuah rumah makan kekinian di Yogyakarta sih. Namun, ntar aja ya dibahasnya, soalnya enggak sabar mau cerita soal glamping-nya, hehe.

Ternyata, lokasi glamping Indekostour terletak di area Kaliurang, tepatnya di Sanjaya Edupark, yang selama ini sudah terkenal sebagai tempat camping di Yogyakarta. Camping ground-nya cukup luas dan suasananya asri banget karena masih banyak pepohonan.

Pemandangan Gunung Merapi dari lokasi glamping. Foto oleh: Mbak Rien.

Selain ground buat camping, di sana juga ada rumah makan/ cafe gitu. Cafe-nya bagus dan suasananya enak. Nah, selama glamping, kami tuh sarapannya di sini.

Sarapan. Foto oleh: Mbak Rien.

Oh iya, FYI, cafe itu terkenal dengan kopinya yang katanya berasal dari biji kopi dengan kualitas terbaik. Di samping cafe, terdapat  Coffee Roastery yang merupakan tempat produksi kopi sangrai yang hasilnya berupa biji maupun bubuk kopi. Dari sanalah kopi di cafe berasal. Pengunjung yang datang biasanya bersantai menikmati alam sambil ngopi-ngopi di sana. Tersedia colokan listrik juga (penting wkwkwk), kalau mau ngecharge gadget. Sehingga, kalau bawa laptop ke sana, aman. Sayangnya, ketika di sana, saya enggak sempat nyicip kopinya. Yawes, kapan-kapan wae 😀 .

Kembali ke camping ground-nya, tenda-tenda buat glamping berdiri enggak jauh dari cafe, tepatnya di belakang cafe. Sepertinya, lokasinya di tengah-tengah camping ground. Waktu itu, sudah berdiri tenda kecil dan besar. Menurut Mas Sunny, tenda kecil bisa muat dua orang, sedangkan yang besar bisa untuk empat-lima orang.

Tenda glamping yang kokoh dan nyaman. Dokumentasi pribadi.

Tenda glamping-nya cukup kokoh. Di dalamnya sudah tersedia kasur empuk, lengkap dengan bantal dan selimut tebal. Pada bagian “teras” tenda, tersedia meja dan kursi juga. Tak lupa, lampu kecil untuk penerangan ketika malam hari. 

Suasana di dalam tenda glamping. Foto: Indekostour.

Di sebelah ground, tempat tenda-tenda glamping berdiri, terdapat aula besar. Aula ini biasanya dipakai buat tempat gathering. Kemudian, di belakang aula, ada beberapa bilik kamar mandi. Kamar mandi ini sudah dilengkapi dengan shower dan wastafel. Jangan khawatir berebut, karena kamar mandinya banyak kok 😀 .

BTW, saat kami glamping di sana, Indekostour kebetulan juga mengadakan gathering bersama blogger-blogger Yogyakarta. Sehingga, kami sempat kopdaran juga sama teman-teman blogger dari Yogyakarta. Sebagian besar udah saling kenal sih ya, karena rata-rata masuk komunitas blogger yang sama.

Gathering bersama teman-teman blogger Yogyakarta: Foto: Indekostour.

Selain Mas Sunny, malam itu kami ketemu dengan Mbak Diaz, Mbak Ve, dan Mas Imung yang merupakan pengurus Indekostour juga. Gathering tersebut rupanya bertujuan untuk memperkenalkan tentang Indekostour kepada teman-teman blogger yang hadir. Oh iya, gathering-nya kala itu sambil BBQ-an dan menikmati api unggun lho. Seru banget deh kopdaran sama teman-teman blogger Yogyakarta.

BBQ-an dan menikmati api unggun bersama teman-teman blogger Yogyakarta. Foto oleh: Mbak Rien.

Itinerary saya dan teman-teman selama glamping di Yogyakarta

Seperti yang saya infokan sebelumnya, bahwa selain glamping, kami juga melakukan tour ke beberapa destinasi wisata terkenal di Yogyakarta. Tak ketinggalan, kulineran juga donk. Belum lengkap kalau pergi ke suatu daerah tanpa mencicipi makanan khas daerah tersebut.

Nah, saat baru sampai di Yogyakarta, sebelum ke Kaliurang, kami diajak mampir dulu oleh Indekostour ke rumah makan yang lagi ngehits banget di kalangan pecinta kuliner, yakni Warung Kopi Klotok di Pakem, Sleman. Istimewanya Warung Kopi Klotok, pertama konsep bangunan atau desain interiornya dibuat seperti rumah-rumah Jawa yang ndeso banget. Saya jadi teringat rumah nenek saya di Pacitan zaman dulu kala, seeblum direnovasi. Bentuknya ya mirip-mirip kayak bangunan Warung Kopi Klothok.

Hal lain yang terkenal dari Warung Kopi Klotok adalah makanannya yang merupakan makanan rumahan banget. Ada lodeh, ada telur dadar yang fresh baru digoreng, ada pisang goreng yang enak banget, dan aneka macam minuman khas Yogyakarta. Nanti review lebih lengkap saya tulis di artikel terpisah ya 😀 .

Selain ke Warung Kopi Klotok, sore harinya, Indekostour juga memandu kami pergi ke Stonehenge di Dusun Petung, Kecamatan Cangkringan. Stonehenge ini merupakan tempat wisata buatan yang meniru Stonehenge yang ada di Inggris sana. Stonehenge di Petung dibangun pasca erupsi Merapi tahun 2010. Selama di sana, pengunjung bisa menikmati keindahan alam sekitar, sambil berfoto ala-ala seolah sedang berada di Stonehenge yang asli.

Stonehenge yang mirip di Inggris. Foto oleh: Mas Sunny.

Kemudian, hari kedua, Indekostour mengajak kami menikmati keindahan Hutan Pinus Mangunan di Dlingo, Bantul. Hutan Pinus Mangunan ini juga destinasi wisata yang ngehits di Yogyakarta saat ini. Saat kami tiba di sana, cuacanya kebetulan bagus, enggak terlalu panas, namun juga enggak mendung gelap. Suasana di sana cukup ramai. Banyak orang datang ke sana untuk mengambil foto-foto cantik.

Hutan Pinus Mangunan yang cantik. Foto oleh: Mas Sunny.

Dari Hutan Pinus Mangunan, kami kemudian kembali ke Sleman untuk menuju ke satu lagi lokasi wisata kekinian yakni Tebing Breksi. Namun, sebelumnya, kami mampir dulu untuk menikmati gudeg di rumah makan Gudeg Yu Djum. Namanya juga ke Yogyakarta, belum afdol kalau belum makan gudeg kan?

Baru setelah kenyang, perjalanan dilanjutkan ke Tebing Breksi. Tebing Breksi yang letaknya di sebelah selatan Candi Prambanan ini juga salah satu destinasi wisata terkenal di Yogyakarta. Sebelum menjadi tenpat wisata, dulu tempat ini adalah tempat penambangan batuan breksi. Tebing Breksi terkenal akan keindahan alamnya dari ketinggian (naik dulu ke atas). Banyak pengunjung datang ke sana untuk melihat alam Yogyakarta dari atas tebing sambil berfoto-foto.

Saya saat di Tebing Breksi. Foto oleh: Ivonie.

Dari Tebing Breksi, kami kemudian menyewa jeep yang membawa kami ke beberapa tempat. Sebenarnya, tempat-tempat tersebut mirip-mirip ya? Soalnya konsep tempat-tempat wisata tersebut sama, kami bisa melihat pemandangan alam dan langit Yogyakarta. Namun, destinasi terakhir dari touring pakai jeep hari itu beda, yakni kami dibawa ke Candi Ijo, di mana kami bisa menikmati sunset. Alhamdulillah, kami bisa menikmati pergantian suasana terang ke gelap dari sana. Meski saingannya banyak haha. Waktu itu banyak pengunjung lain yang juga mengejar sunset seperti kami 😀 .

Touring pakai jeep sebelum melihat sunset di Candi Ijo. Foto oleh: Mas Sunny.

Puas melihat sunset, kemudian Indekostour mengajak kami makan malam di Angkringan Kopi Jos Lik Man. Lokasinya enggak jauh dari Malioboro. Yogyakarta memang terkenal dengan angkringan, sebagai tempat untuk orang-orang makan atau berkumpul sambil ngopi-ngopi. Apalagi saat itu malam Minggu. Suasananya cukup ramai.

Di angkringan ini, kita bisa menikmati aneka makanan yang bisa kita pilih sendiri. Duduknya juga enggak di bangku, melainkan lesehan di tikar yang digelar di atas trotoar. Sambil menikmati makanan, kami dihibur oleh pengamen jalanan yang menyanyikan lagu-lagu lawas.

Selesai makan, kami kemudian mampir untuk membeli oleh-oleh di Pusat Pembuatan Bakpia Pathok 25. Waktu itu kayaknya jam di tangan sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB lebih, namun ternyata Bakpia Pathok 25 masih buka dan juga ramai pembeli. Saya dan teman-teman kemudian membeli beberapa kotak bakpia di sana.

Setelah membeli bakpia, malam itu kami menutup acara jalan-jalan dengan menikmati wedang ronde di area Alun-alun Kidul Yogyakarta. Alun-alun Kidul ini yang dikenal sebagai lapangan yang ada dua pohon beringin kembarnya itu lho. Katanya sih kalau kita bisa berjalan dan berhasil melewati bagian tengah di antara kedua beringin itu dengan mata tertutup, maka kita berarti orang yang (hatinya) lurus. Ada pula yang mengatakan bahwa kalau kita berhasil berjalan ke tengah, nanti harapan kita akan dikabulkan. Percaya enggak percaya ya? 😀 .

Hari terakhir glamping di Yogyakarta, sebelum kembali ke “dunia nyata”, Indekostour mengajak kami ke Taman Sari yang merupakan tempat pemandian permaisuri dan putri Sultan zaman dahulu. Selain ke Taman Sari, kami juga mengunjungi Sumur Gumuling yang lokasinya masiih satu area dengan Taman Sari. FYI, Sumur Gumuling ini dulunya adalah masjid yang terletak di bawah tanah. Menurut cerita, Sultan dan keluarganya dulu biasa duduk di lorong yang ada di sana untuk melakukan kegiatan ibadah, yang dahulu sebenarnya dilarang oleh Belanda.

Berfoto di lorong Sumur Gumuling. Foto oleh: Mas Sunny.

Itulah teman-teman itinerary kami selama glamping sekaligus tour bersama Indekostour di Yogyakarta. Oh iya, sebelum kembali ke kota masing-masing, Indekostour juga mengajak kami merasakan kenikmatan Soto Kadipuro yang merupakan soto legendaris di Yogyakarta. Review-nya menyusul yaaa 😀 .

Bagaimana teman-teman, apakah ikut merasakan keseruan glamping yang saya, Mbak Rien, Ivon, Mbak Nurul, dan Mbak Dian lakukan? Penasaran pengen nyobain glamping juga sebagai agenda liburan akhir tahun? Saran saya pakai jasa Indekostour aja. Teman-teman bisa intip-intip dulu website Indekostour di www.indekostour.com . Teman-teman juga bisa nanya-nanya dulu, kalau mau tahu lebih jauh tentang informasi glamping and tour di media sosial Indekostour melalui:

Semoga cerita dan informasi glamping dan tour ini bisa menginspirasi teman-teman yang sedang merencanakan liburan yaaa… 🙂 .

April Hamsa