“Hello, mau nanya donk. Ada rekomendasi dokter gigi Sp. KGA di Bogor?” tanya saya ke beberapa teman dan juga ke grup blogger Bogor via WhatsApp.
For your informartion, Sp. KGA itu kependekan dari Spesialis Kedokteran Gigi Anak. Mengapa nanya dokter Sp.KGA yang ada di Bogor? Iya, soalnya sejak Oktober 2017 kemarin, kami sekeluarga resmi jadi penghuni salah satu area di Cilebut, Kabupaten Bogor. Karena masih newbie di Bogor makanya nanya sama teman yang sudah lama tinggal di Bogor 😀 .
Saya nanyanya kayaknya udah sekitar sebulan yang lalu. Saat itu, anak pertama saya Si Maxy mengeluh giginya sakit. Sebelum dia mengeluh sebenarnya saya udah curiga duluan sih. Pasalnya, waktu itu, belakangan Maxy ogah makan lauk di piring makannya. Jadi, Maxy cuma makan nasi dan sayurnya aja. Lauk seperti ayam, ikan, telur, bahkan sosis atau nugget kesukaannya enggak disentuhnya sama sekali.
Sampai akhirnya Maxy mengeluh giginya sakit. Tepatnya di gigi bagian kanan belakang. Saya kemudian cek kondisi giginya, beneran deh, item-item gitu. Saat saya tunjukkan ke ayahnya (yang saat itu kebetulan giginya bermasalah juga, bolak-balik harus nambal gigi 😛 ), kata ayahnya, “Wah iya ini lubang Bun. Pasti ngilu banget dipakai makan.” Duh, pantesan Maxy enggak mau makan lauk, rupanya setiap mengunyah dia merasa kesakitan.
Setelah bertanya sana-sini, akhirnya ada dua pilihan dokter gigi Sp. KGA yang rencananya mau saya hubungi. Pertama di Bogor Dental Center area Warung Jambu dan pilihan kedua adalah RS Hermina Bogor di area Yasmin, Bogor. Saya kepengennya bawa anak ke klinik khusus gigi aja, soalnya saat itu Maxy dan adeknya Dema sedang batuk pilek karena cuaca yang emang sedang enggak bersahabat. Pikir saya, mending jangan ke rumah sakit dulu soalnya kan di sana pasti banyak orang sakit. Khawatir kalau kondisi anak-anak drop gitu, entar malah ketambahan virus apa gitu kan ya?
Mengapa periksa gigi anak ke dokter Sp. KGA?
Browsing-browsing nomor kontak Bogor Dental Center ternyata enggak ada nomor teleponnya, cuma ada nomor WhatsApp 081330001100. Saya mau memastikan dulu di sana ada Sp. KGA-nya apa tidak? Soalnya di website-nya enggak tertulis ada dokter gigi Sp. KGA. Alhamdulillah menurut admin yang jawab message WhatsApp saya, di sana ada dokter gigi Sp. KGA. Akhirnya saya bikin appointment dan menyepakati harinya. Ternyataaaaa, menjelang hari H batal, soalnya dokter gigi Sp. KGA-nya istrinya mau lahiran sehingga harus segera cuti.
Akhirnya, saya beralih liat-liat jadwal dokter gigi Sp. KGA di website RS Hermina Bogor. Kalau di RS Hermina Bogor sih jelas udah pasti ada dokter gigi Sp. KGA. Ada beberapa dokter malah. Waktu itu enggak kepikiran milih dokter siapa, soalnya Maxy udah nangis-nangis ngeluh gigi sakit. Jadi yawes siapa aja dah, asalkan dokter gigi Sp. KGA yang menangani Maxy.
Maxy saat menunggu giliran periksa oleh dokter gigi Sp. KGA di RS Hermina Bogor.
Mengapa harus periksain gigi Maxy ke dokter Sp. KGA kok enggak ke dokter gigi umum aja? Sebenarnya alasan saya lebih ke pikiran gini lho: Maxy kan masih anak-anak ya? Jadi, menurut saya sebaiknya yang memeriksa anak-anak ya dokter gigi Sp. KGA. Menurut saya kayaknya dokter gigi Sp. KGA tuh dibekali ilmu psikologi anak juga, jadi bisa mbujuk-mbujuk anak yang takut diperiksa giginya. Sekali lagi ini IMHO yak. Entah beneran atau enggaknya mungkin bisa nanya ke dokter gigi Sp. KGA sendiri 😀 .
Selain itu, ini bukan pertama kalinya saya bawa Maxy ke dokter gigi Sp. KGA. Dulu saat Maxy masih kecil, saya dua tiga kali pernah bawa Maxy ke klinik dokter gigi di Tebet. Klinik gigi yang di Tebet itu rekomendasi teman saya. Itulah pertama kalinya saya mengenal dokter gigi Sp. KGA. Dalam pikiran saya dokter giginya ramah-ramah, jago menangani anak kecil, trus tiap periksa ke sana, Maxy selalu dapat balon dan bawa pulang mainan setelah periksa gigi hehe. Makanya yang terpatri di pikiran saya, kalau anak sakit gigi ya dibawanya ke dokter gigi Sp. KGA.
Membawa anak periksa gigi ke dokter gigi Sp. KGA di RS Hermina Bogor
Balik ke keputusan membawa Maxy periksa gigi ke dokter gigi Sp. KGA di RS Hermina Bogor, saya kemudian mencoba menelepon nomor telepon yang ada di website-nya (0251) 8382525. Eh, ternyata enggak nyambung-nyambung. Sampai akhirnya ada teman ngasi tau kalau mau periksa ke RS Hermina Bogor kontak call center RS Hermina aja di nomor 1500488. Saya baru tahu tentang call center tersebut, maklum pas waktu tinggal di Depok saya neleponnya lebih sering ke nomor telepon RS Hermina Depok-nya langsung 😀 . Oh ya, kata teman yang lain kalau daftar periksa di RS Hermina (manapun) selain melalui call center juga bisa melalui aplikasi. Cuma, saya belum download, jadi pilih nelepon call center aja deh.
Setelah bikin appointment melalui call center, saya langsung dapat jadwal. Esok harinya saya bawa Maxy ke dokter gigi Sp. KGA di RS Hermina Bogor. Setelah sampai RS Hermina Bogor saya langsung ke bagian pendaftaran yang terletak di lobi depan pintu masuk. Kemudian, saya ditanya udah daftar atau belum dan bayarnya pakai asuransi atau pribadi. Setelah itu, petugas memberikan secarik kertas bertuliskan nama Maxy dan meminta kami naik ke lantai 5.
Maxy saat giginya dibersihkan oleh dokter gigi Sp. KGA.
Tiba di lantai 5, saya langsung menuju ke meja perawat. Maxy kemudian ditimbang badannya dulu. Setelah itu, perawat meminta kami menunggu di ruang tunggu untuk menunggu giliran Maxy diperiksa giginya. Kalau tak salah RS Hermina Bogor membatasi jumlah pasien gigi anak sebanyak 10 anak per dokter per hari. Menurut saya jumlah pasien segitu masih wajar. Kami juga enggak terlalu lama menunggu.
Setelah bertemu dokter gigi akhirnya ketahuan bahwa gigi Maxy emang berlubang, hiks. Menurut dokter sudah hampir kena syaraf. Dokter gigi kemudian membersihkan gigi Maxy dan mengobatinya. Sebelum sesi periksa selesai, dokter juga menyarankan supaya cara sikat giginya Maxy dibenerin. Jadi, enggak sekadar menyikat srek srek srek, namun harus bener. Kapan-kapan saya bahas cara menyikat gigi anak yaaa… Sementara hari itu tindakannya diobatin dulu, baru dua minggu lagi dibuka giginya, dibor gitu.
Eh, qodarullah enggak sampai dua minggu, kira-kira sekitar seminggu setelah periksa gigi, pipi Maxy bengkak. Dia bilang giginya enggak sakit, tapi anaknya keliatan lesu dan malas makan. Akhirnya saya hubungi RS Hermina Bogor lagi dan kali ini dapat dokter gigi Sp. KGA yang lain dari yang sebelumnya. Nama dokter gigi yang kedua ini dr. Riena Mardiana Sp. KGA (dr. Riena). Kesan pertama ketemu dr. Riena mirip-mirip kayak dokter gigi Sp. KGA yang di klinik Tebet dulu. Ramah dan komunikatif.
Saat gigi Maxy dibor dan ditambal.
Oh ya, Maxy pas dibawa ke dokter gigi Sp. KGA enggak yang langsung nurut, diem, tenang kayak kita yang orang dewasa ya? Awalnya ya agak-agak takut gitu, apalagi saat duduk di kursi periksa gigi. Saat Maxy kecil dulu, kalau periksa gigi, ayahnya ikut duduk di kursi periksa dan megangin. Jadi, Maxy duduk dipangku gitu. Nah, sekarang kan Maxy udah gedhe, otomatis enggak mungkin ayahnya megangin kayak gitu lagi.
Untungnya kalau dr. Riena bisa ngadem-ngademin, dibantu satu orang perawat nenangin Maxy. Maxy pun mau buka mulut. Giginya dibersihkan, dibor, diberi obat, ditambal. Saya yakin sih pasti ngilu, tapi ya gimana lagi ya? Demi kebaikan Maxy juga.
Seminggu setelah periksa gigi ke dr. Riena, kami balik lagi buat kontrol. Gigi Maxy diperlakukan sama seperti sebelumnya. Namun, alhamdulillah kata dokternya itu kontrol terakhir. Jadi, pengobatan untuk gigi yang belakang kanan itu dah selesai. Dr. Riena cuma mewanti-wanti supaya sikat giginya lebih diperhatikan. Trus, kalau mau memeriksakan gigi yang lain juga boleh datang lagi kapan-kapan.
Ya ya, kapan-kapan. Soalnya lumayan juga ya biaya pengobatan gigi buat anak, hehe. Namun, lebih baik emang rajin periksain gigi anak setiap enam bulan sekali, sebelum kejadian giginya sakit lagi, sih. Duh, PR saya juga nih buat meriksain Dema supaya dia enggak sakit gigi kayak kakaknya.
Itulah teman-teman pengalaman saya membawa Maxy periksa gigi ke RS Hermina Bogor. Nanti artikel ini mau saya sambung dengan postingan tentang tips membawa anak ke dokter gigi serta cerita-cerita perawatan gigi anak ya? Tengkyu sudah membaca postingan ini, semoga bermanfaat 🙂 .
April Hamsa
jadi teringat waktu kecil pertama kali ke dokter gigi, degdegan karena ekspektasinya mengerikan, sampai di sana, pun ekspektasi ternyata tak separah yang dibyangkan
Saya sejak kecil suka ke dokter gigi, malah seneng gigi diotak-atik hahaha
Mba kalau di dokter gigi anak ruangannya di desain ramah ke anak juga ga kayak dokter anak?
Yang di RS ini enggak hehe.
Kalau di klinik yang di Tebet dulu emang didesain kyk rtuang main anak gtu, bahkan di atas ada TV jd anak bisa nonton kartun 😀
Saya juga lebih suka membawa anak-anak ke dokter gigi yang spesialis anak. Lebih sabar dokternya. Mungkin kaena spesialis anak, jadi juga punya ketrampilan bagaimana menangani anak-anak dengan sabar.
Pernah sekali bawa ke dokter gigi umum. Tergiur dengan harga yang lebih murah hehehe. Ternyata dokternya galak. Gak sabaran menangani anak-anak . Langsung kapok saya 😀
Maxy pinter bisa menakhlukkan ketakutannya ke dokter gigi, bahkan di bor segala. Padahal ditambal dengan dibor dulu itu bikin ngilu loooh pengalamanku mb hehe. Keren maxy 🙂
Ke dokter gigi untuk anak-anak kadang menyeramkan loh mbak. Mungkin karena itu harus ke dokter gigi khusus anak ya.
Waktu diperiksa, Maxy sempat takut sama dokternya ga mbak? Kalo anak takut kadang sampe jerit kan ya.
Aku kalau periksa gigi anak di tetangga depan, mba. Ayyas nggak pernah nangis. Emang ya bawa anak ke drg aja tuh nggak mudah. Aku aja keder kalau ke Drg. Hehehe
Ahh periksa gigi itu paling males deh hahhaaa, soalnya gigiku habis, seringnya sakit gigi truss.
Siih Maxy pinter banget, beranian niiy ke drg, moga ntr kalo dah gede giginya bagus dan rapih plus ga sakit2an kaya Tante Nciii
Dari umur berapa ya mba gigi bayi harus diperiksa 6 bulan sekali? Tapi menang kalau untuk anak ya harus dokter khusus anak, karrna anak anak adalah makhluk special
Anakku plng takut k dokter gigi, Makany pada rajin gosok gigidn setap hbs mkn usahanya kumur2, alasannya gk mau aja k dokter,,
Melihat alat2nya saja jangankan anak, dewasaa saja bakal mikir2 nih hehehe…
Sedih lihat anak2 di kampung. Boro2 periksa gigi ke dokter gigi, posyandu aja banyak yang lewat…
Haduh, pasti ga enak perasaannya si adek karena sakit gigi. Walau gigi itu adalah hal yang sangat harus kita perhatikan tapi kita kadang lalai dengan gigi, kalau sudah sakit gigi baru tuh berasa dunia oleng. Beruntunglah si adek yang punya ibu sigap yang segera membawanya ke dokter gigi
Enak jg kalau antri dokter by aplikasi
Tp emang kudu bner2 rawat gigi. Org dewasa aja sering gak tahan sakit gigi, apalagi anak ya. Yg jelas emang kalau sakit gak boleh dicabut. Nunggu nyeri ilang
Wah, aku juga PR banget nih bawa anakku ke dokter gigi. Belum bisa rutin karena anaknya masih takut sama dokter gigi 😀
Saya sejak kecil dulu rajin periksa ke dokter gigi.. Tapi waktu itu belum ada dokter spesialis KGA kayak gini.. Skrg dunia kedokteran gigi makin berkembang ya dah ada spesialisasinya sendiri.. Kalo skrg dah tuwir saya periksa ke dokter spesialis konservasi gigi..
wajib nih periksa gigi anak 6 bulan sekali hihi
Setahu ku kalau sakit Gigi pas gigi senut senut palingan cuma Di kasih obat penghilang nyeri. Mungkin ini berlaku dewasa
Menurut Mpo bukan dokter umum tapi dokter praktek sendiri. Soalnya pelajaran beda antara dokter umum dan dokter Gigi
wah ternyata ada dokter spesialis gigi anak ya
saya baru tahu nih
kemarin sy juga bawa anak ke RS..tpi ya ke dokter gigi biasa
kebetulan gigi anak udah goyang namun sy ga bisa nyabut krn posisisnya miring
alhamdulillah si om dokternya tahu psikologi anak jd bisa bujuk anak sy yg sempat takut
Bertemu dokter yang cocok itu bagaikan bertemu jodoh (tsaah…)
Iyaa,
Karena aku tadinya juga bawa anak ke RS yang ada dokter gigi anaknya…dan uda kebayang doonk…berapa abisnya.
Heuu~~
Akhirnya ada tetangga yang kasih tau.
Kok ndilalah, si drg ini klop sama anak-anak.
Gak lebaaaii…baik dan tegas.
Anak-anakku kalo di sayang-sayang, malah nangis kenceng.
Samoe skrg alhamdulillah ga pernah masalah sama gigi berlubang. Soalnya ibu bapakku selalu nyuruh sikat gigi. Jadi secara gerakan udah langsung gitu sikat gigi tanpa disuruh. Selain itu minum air putih yg rajin.
Mungkin cara itu bisa diterapkan ke maxy mbak.
Dari anak anak emang harus rajin dibawa periksa gigi. Yee mbak April rajin nih speertinya bawa anaknya periksa. Mudah2an giginya sehat terus ya
Beneran baru tau..kalo dokter gigi..ada yg spesialis buat anak…
Karena kalo di tempatku..yg anak2 juga dokter gigi biasa.
Mungkin kalo di daerah masih jarang ada drg khusus anak..
berapa tuh mba biaya utk periksa gigi anak di dokter gigi di hermina bogor? sapa tau bisa jadi referensi..
saya dulu kecil juga sering sakit gigi karena tidak rajin sikat gigi tapi setelah minimal sikat gigi pagi dan malam, saya udah jarang mba. trus habis makan/minum manis usahakan minum air bening juga biar kotoran gak mengendang di sela gigi
Aku pernah baca di mana gitu, kalau anak under 5th memang sebaiknya sikat giginya masih harus dibantu. Karena itu tadi , nggak boleh asal nggosok srek srek srek, hihi.
Semoga giginya sehat terus ya Maxi, jangan lupa periksa rutin 6bln sekali. Muaaah :*
Memang paling susah ngajakin anak ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin. Padahal 6 bulan sekali ya… Anaknya gak mau, emaknya juga kurang rajin. Lengkap deh, hehehe.
Paling seneng kalau ketemu dokter yang ramah dan merawat gigi dengan lemah lembut, anak-anak pasti bakalan nyaman.
Maxy keren yaaa berani anaknya ^^
Emang kalau anak2 harus rajinjuga periksa gigi sih, ga serta merta karena gigi bakal tumbuh lagi jadi ngga meriksa hehe..
Dari kecil sudah diajarkanuntukrajin menjaga kesehatan dengan memeriksakan gigi secara rutin. keren banget. Ngga takut ama dr gigi… keren anaknya. Semoga sehat terus giginya
Wihii abang maxy kebanyakan makan cokelat ya… upsss tidak ya. Eh tapi abang maxy hebat ga pakai kabur. Bintang jangankan KGA sama tukang cukur aja masih kabur2an.. hihi.. untung gigi bintang belum sakit, jangan sampai deh..
Saya baru tahu tenryata walau nanti giginya mau diganti kalau sekarang berlubang tetap perlu ditambal ya.. hmmm baiklah. Siap menunggu postingan mba april selanjutnya..
Alma baru ngerasain beberapa minggu lalu ke dokter gigi. Dan kebetulan saya milih dokter gigi anak juga. Buat first timer, saya rasa ya dia sama kaya anak-anak lainnya, heboh jerit2 padahal cuma disikat 🙁
Wah, kalau saya pengen banget periksa gigi tapi belum punya sakit gigi serius dan mudahan enggak. Ke dokter giginya buat perawatan aja. Harus disisihkan dananya ya krna benar mbak April perawatan gigi itu gak murah.
Waa mba samaan nih, Boo juga minggu baru minggu lalu ke dokter gigi. Dua giginya bolong jadilah ditambah.. 😀 Tapi aku ke klinik gigi deket rumah, mau ke RS males ngantrinya.. hahaha.. Sehat2 giginya ya Maxyyyy.. 😀
Bener, mending rajin sikat gigi aja deh. Daripada ke dokter gigi. Xixixi.. sekalipun pakai bpjs. Duh ampuuuun, antrinya rebutan.
Senangnya ada dokter spesialis dokter gigi qnak. Di tempatku belum ada nih
Babam harus segera periksa gigi juga nihh deg2an kalau ada yg udah gerepes
Bener2 deh anak sakit gigi dilema banget mba, ga diperiksakan dia tersiksa, diperiksakan pasti ada drama…. Belum lagi kalo ketemu dokter gigi yang suka judging, sumpah pengen sekali aja kesana, hahaha. Untung ada sih yang baiiik banget, anak saya jadi betah diperiksa. Bersyukur deh kalo ketemu yg cocok… Tapi lebih bersyukur lagi kalo ga rusak sih ya 🙁
Aku dokter, tapi aku sendiri paling takut sama peralatan dokter gigi, hahahaa.. Peralatan dokter gigi itu kurasa lebih menyeramkan daripada peralatan dokter kandungan. Jadi aku salut kalau dokter giginya Maxy bisa menenangkan Maxy untuk mau kooperatif selama perawatan. Anak-anak bukan pasien yang gampang untuk ditenangkan.
Eh ya, jadi kalau perawatan konservasi gini, biayanya berapa sih, Pril? *jangan bingung ya aku tanya gini, sebab aku hampir gak pernah bayar kalau berobat ke dokter 😂*
Mba april, mau tanya perkiraan biaya ke spesialis gigi anak berapa? Anak saya sebentar lagi umur 1 tahun.. Belum tumbuh gigi, tapi sudah keliatan spot putih di gusinya.. Rencana mau konsultasi sekalian anak saya kenalan sama dokter giginya.. Posisi saya juga di bogor.. Terimakasih infonya..
Wah berapa ya kmrn hehe, lupa kyknya konsul mungkin 150-200 ribuan kali ya mbak. Bisa jg kurang. Kyknya lho. Kan cuma konsul aja, bukan tindakan 😀