Siapa di antara teman-teman yang punya anak suka mengunggah foto anak di sosial media? Ngacuuung. Hehehe, saya sendiri masih suka nih melakukannya. Abisnya, sayang banget kalau enggak mengabadikan foto anak saat momennya tepat. Kepengennya sih, foto-foto yang diunggah itu kelak jadi kenang-kenangan saat anak sudah besar.
Hati-hati mengunggah foto si kecil di media sosial. Foto saya edit dari Pixabay.
Ternyata, posting foto anak di media sosial itu ada semacam aturan tak tertulisnya, lho. Saya taunya dari salah satu majalah parenting yang saya baca beberapa waktu lalu. Aturan tak tertulis tersebut menyarankan kita untuk menahan diri mengunggah foto-foto yang berpotensi:
- Membuat anak malu saat besar kelak.
- Membuat anak menjadi incaran penculik
- Membuat anak menjadi target predator seks anak. Hadeuh… 🙁
Langsung deh saya cek-cek foto-foto anak-anak di media sosial. Alhamdulillah, untungnya enggak ada yang aneh-aneh. Kalaupun ada, terpaksa saya hapus. Cukup buat koleksi pribadi saja.
Berikut adalah beberapa foto anak yang sebaiknya tidak kita pamerkan di media sosial:
Foto anak saat di kamar mandi
Foto anak sedang mandi atau saat sedang buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) biasanya akan memperlihatkan aurat. Mungkin, pada saat masih bayi anak tidak malu, namun begitu anak sudah besar dan kemudian menemukan fotonya di dunia maya, khawatirnya anak akan malu. Belum lagi, foto-foto yang memperlihatkan aurat anak itu berpotensi dimanfaatkan oleh predator seks. Serem, bukan?
Foto anak sedang sakit atau terluka
Sebaiknya tidak mengunggah foto anak yang sedang terbaring lemah di tempat tidur atau foto anak yang bagian tubuhnya terluka. Khawatirnya, ada yang mengolok-olok anak kita yang terlihat berpenampilan seperti itu. Sebaiknya, saat anak sakit, kita melindunginya agar tidak dijadikan obyek foto.
Foto anak bersama temannya
Teman-teman sebaiknya tidak mengungah langsung foto anak yang sedang bermain bersama teman-temannya. Khawatirnya, orang tua teman-temannya tersebut keberatan jika foto anaknya diunggah ke media sosial. Etikanya, sih, sebaiknya minta izin dulu ke orang tua si anak. Jika terpaksa banget ingin mengunggahnya, sebaiknya edit foto dengan mengaburkan wajah anak-anak lain yang sedang bermain dengan anak kita.
Foto anak melakukan kegiatan bahaya
Pernah tahu kan ada ibu yang memposting foto memangku anaknya saat sedang nyetir mobil? Bukannya dipuji anaknya lucu, malah yang ada menuai protes dan kritik dari netizen. Jadi, meskipun cuma pura-pura dan buat lucu-lucuan sebaiknya jangan ya dilakukan ya. Soalnya yang melihat foto itu pasti persepsinya udah terlanjur menjudge kita sebagai ortu yang enggak bener, gitu.
Foto anak sedang berkespresi konyol
Foto anak sedang menangis atau foto anak berpose dan berekspresi konyol mungkin lucu saat ini. Tapi, seperti halnya foto anak saat sedang berada di kamar mandi, foto tersebut punya potensi membuat anak-anak malu di masa mendatang. Bagaimana kalau foto-foto itu ditemukan teman-temannya, sehingga anak dijadikan korban bullying?
Foto aktivitas lengkap dengan informasi pribadi anak
Berbagai foto yang menggambarkan aktivitas lengkap dengan informasi pribadi anak sebaiknya tidak perlu diungah ke media sosial. Misalnya, foto anak sekolah atau sedang di daycare, meskipun kita unggah sebaiknya berhati-hati ya. Jangan memperlihatkan informasi dimana si kecil bersekolah atau di daycare mana si kecil dititipkan.
Selain itu, untuk berjaga-jaga, sebaiknya media sosial yang kita pakai untuk mengunggah foto anak kita amankan dengan cara:
Atur privacy setting
Sebaiknya media sosial yang kita pakai untuk mengunggah foto anak-anak kita setting privat. Sehingga, kita bisa menyeleksi siapa saja followers atau friends yang bisa melihat foto anak kita.
Gunakan watermark
Untuk faktor keamanan sebaiknya berikan watermark yang menandakan bahwa foto anak itu adalah milik kita. Biasanya sih pencuri foto di dunia maya akan berpikir dua kali untuk mencuri foto yang ada watermark-nya.
Unggah foto yang beresolusi kecil
Sebaiknya unggah foto beresolusi kecil saja, jadi orang yang mencurinya akan mengalami kesulitan memanfaatkan foto tersebut. Beda dengan foto yang beresolusi besar, lebih mudah diedit dan dimanfaatkan oleh orang.
Matikan fitur penanda lokasi
Tujuannya supaya orang lain tidak mengetahui informasi lokasi dimana anak melakukan aktivitas.
Semoga kita semua makin bijak mengunggah foto anak-anak ke media sosial ya teman-teman. Postingan ini juga reminder untuk diri saya pribadi.
April Hamsa
#ODOP #Day10 #BloggerMuslimahIndonesia
Harus hati-hati kalo mengunggah foto anak di sosmed ya. Betul juga pakai foto resolusi kecil dan privacy setting.
Aku pengen batesin sekarang bahkan mau sama sekali engga….
Lagi proses otw sih mb
bener sekali mbak…jaman sekarang modus penculikan anak bisa lewat post foto yang di upload ke medsos sebagai bahan incaran.
Terimakasih sharingnya mbak !
nice sharing
Setuju dengan kakak dan komentar kakak di atas..
Serem ya modus penculikan sekarang, harus lebih hati2.. 🙂
Lebih baik menjaga daripada menyesal nanti. Sudah banyak kejadian yg tidak diinginkan kesempatannya terbuka justru dari unggahan dan info media sosial…
Aku ada akun khusua anak, Bismillah, semoga gk kenapa2. Aamiin
samaa mbak, dan sengaja aku private sekarang hehehe
noted bgt ini untuk dijadikan guidline sebelum upload foto krucilku… nice share mbaa
Asik banget ya ada momy yg bikin foto di medsos. Bagaikan dua sisi kadang merugikan dan membahagiakan. Karena itu momy harus cerdas kaya mba
iya ya, kadang kita terlalu antusias pengen majang foto anak, tapi lupa diluar sana tidak semua bisa menerima dengan positif, terutama untuk anak yang fotonya terlihat auratnya, thanks sharingnya, mengingatkan diriku yg suka pajang foto anak
Lalu yang anak-anaknya punya akun di yutub gimana tuh Pril? Pasti bakalan pro-kontra xixixixi
Aku termasuk yg majang foto anak di sosmed, zaman Aiman malah lengkap dr bayi sampai besar. ada tuh di album facebook 😀
Betuuul. Emang mesti hati2 posting foto anak. Makanya aku lebih sering posting foto kucing-kucingku 🙂