Udah mau masuk 10 hari kedua di bulan Ramadan kok masih mau cerita tentang persiapan Ramadan? Wkwkwk 😛 GPP lha yaaa, sekalian buat kenang-kenangan di masa mendatang mengenai cerita persiapan Ramadan 2023 saya dan keluarga 😀 .

Terus terang, sejak pindah ke rumah yang baru di area yang masuk greenline-nya commuter line (KRL), 9 bulan lalu, saya sudah excited akan menjalani puasa di sini. Mengapa? Soalnya, masjid di perumahan yang sekarang lumayan hidup.

Alhamdulillah  Ramadan 2023.

Saya bisa membayangkan betapa ramainya masjid saat sholat Tarawih. Daaan, alhamdulillah bener sih, rame. Termasuk ramai bocils yang merusuh di masjid, wkwkwk 😛 . Yaaahh, Namanya juga suasana Ramadan lha yaaa.

Okey, balik lagi ke cerita persiapan Ramadan kali ini, beberapa hal yang saya persiapkan adalah:

Kesehatan fisik

Sejak November 2022 sampai Januari 2023, saya dan keluarga tuh bergantian sakit. Khusus saya, saya batuk-batuk selama 3 minggu enggak sembuh-sembuh juga. Alhamdulillah, bukan karena Covid-19. Kata dokter kemungkinan karena alergi. Lha, alergi apa yaaa?

Terakhir saya batuk sebulan lebih tuh pas hamil anak pertama dulu. Hyaaahh, tetapi saya enggak hamil, kok. Wong maen aman, kok #eh.

Menjaga kesehatan fisik supaya lancar beribadah selama bulan Ramadan.

Sampai-sampai setiap Hari Senin selama 3 mingguan itu saya selalu ke dokter. Berasa kayak langganan aja. Alhamdulillah, minggu keempat udah sembuh. Mungkin juga berkat doa dokternya yang bosen ngeliat saya atau malah merasa insyekur “Ini, pasien gw, kok enggak sembuh-sembuh?” 😛 . Yaaa,  maap Bu Dok!

Setelah itu, saya pun belanja suplemen-suplemen buat orang dewasa dan anak-anak di rumah. Kami juga menunda bepergian kalau enggak penting-penting amat, supaya enggak gampang kesenggol virus.

Tak lupa, saya mencoba mengevaluasi makanan dan minuman yang kami konsumsi. Berusaha untuk mengurangi jajan di luar rumah juga.

Terakhir, berolahraga. Bukan olahraga yang ndakik-ndakik ngegym atau gimana gitu yang berat-berat, cukup jalan santai saja. Yang penting fisik sehat. Alhamdulillah, sejak puasa hari pertama hingga sekarang, semua puasanya lancar. Bahkan, anak-anak bisa full puasa sampai Maghrib. MasyaAllah.

Memperbaiki diri

Iyes, sebelum Ramadan berusaha lebih khusyuk beribadah dan banyak-banyak berdoa semoga masih bisa bertemu Ramadan lagi. Soalnya, yang namanya umur kita kan enggak tahu ya? Bisa saja Allah memanggil kita sehari sebelum Ramadan? ☹

Memperbaiki diri supaya pantas diberi kesempatan ketemu Ramadan kembali.

Bermuhasabah diri, berusaha merelakan hal-hal yang bikin sedih dan kecewa. Mencoba memaafkan diri sendiri maupun orang lain yang pernah menyakiti hati. Begitu pula sebaliknya, saya berusaha minta maaf ke orang-orang yang sekiranya pernah saya sakiti batinnya, baik secara sengaja maupun tak sengaja, khususnya orang tua ya.

Tak ketinggalan, berusaha untuk lebih banyak mempelajari ilmu agama terutama yang berhubungan dengan tema Ramadan, baik dari buku, kajian online maupun offline, dan dari sumber-sumber lainnya.

Sounding anak-anak mengenai Ramadan

Sekitar sebulan sebelum Ramadan datang, saya sudah mulai sounding kalau sebentar lagi akan datang waktunya puasa. Mengapa harus sounding segitunya? Ya, supaya anak-anak enggak kaget bila waktu puasa tiba.

Sebenarnya ada latar belakang di balik urusan sounding-menyounding ini, yaitu, tahun kemarin, anak kedua saya Si Dema sempat kena Infeksi Saluran Kemih (ISK) setelah bulan puasa. Penyebabnya ternyata kurang minum dan ada infeksi bakteri gitu. Kejadian tahun lalu agak menyebabkan trauma untuk Dema dan akhirnya menganggap puasa tuh “enggak asyik”.

Jadi, tiap saya ingatkan soal puasa, kadang jawabannya, “Aduh, kalau lapar gimana, kalau haus gimana?”

Sounding anak agar tidak kaget dengan kehadiran Ramadan.

Hyaaahh, agak alot emang buat sounding Dema. Namun, untungnya, saat ini kan anaknya mengaji rutin di TPA gitu, sehingga saya cukup terbantu dengan guru-guru mengajinya yang juga mempersiapkan anak-ana didiknya untuk menyambut Ramadan.

Pelan tetapi pasti Dema akhirnya bisa menerima kalau Ramadan hadir Kembali dan mencoba berpuasa. Nah, buktinya sekarang juga ikutan puasa hehe.

Agar kejadian serupa tak terulang, saya pun menyiapkan botol-botol minuman khusus buat anak-anak. Jadi, tertakar gitu, deh, berapa asupan cairan yang masuk ke tubuh. InsyaAllah, semua akan baik-baik saja, aamiin.

Selain itu puasa, saya juga mempersiapkan anak-anak untuk ibadah yang lain, misalnya sahur, sehingga harus bangun pagi-pagi buta. Kemudian, juga perihal  melaksanakan sholat Taraweh yang memakan waktu lama, supaya si anak enggak rewel kok ngrasa sholatnya lama bener, dll 😀 .

Persiapan budget

Walau saya dan keluarga sebenarnya bukan tipe yang ngegas banget soal jajan di luar, namun budgeting ini penting sekali. Ada kalanya kepengen berburu takjil di luar rumah, sesekali juga ingin buka puasa di luar rumah, atau belanja bahan-bahan makanan apa gitu, dll. Maka, dana untuk hal-hal seperti itu perlu dipersiapkan.

Mempersiapkan budget agar tidak boncos.

Belum lagi, kadang ada rekan atau tetangga yang mengajak untuk patungan memberikan THR untuk satpam,orang yang suka bantuin berseih-bersih dll. Begitu pula kalau ada info donasi lainnya. Maka, dana khusus untuk kegiatan sosial semacam ini pun sudah harus dipersiapkan, supaya enggak kaget.

Dengan demikian, mitos Ramadan menghabiskan lebih banyak uang bisa terpatahkan, soalnya kan udah diplanning sejak awal.

Bebenah rumah

Sebelum masuk Ramadan, saya dan keluarga pindahan kloter kedua. Maksudnya, mengambil sisa barang dari rumah lawas. Alhasil, banyak box dan perabot numpuk lagi di rumah baru 😛 .

Yawda, akhirnya bertekad gimana caranya saat Ramadan kudu beres. Caranya dengan nyicil tiap weekend beberes rumah. Pertama, mulai dari area ruang makan dan dapur. Kemudian, merambah kamar dan ruang tamu/ ruang keluarga.

Membersihkan rumah.

Anak-anak juga tak ketinggalan saya libatkan. Mereka saya wajibkan membereskan kamar, terutama menata area rak buku. Hasilnya banyak banget sampah kertas- kertas yang mesti dibuang.

Begitu pula dengan area yang lainnya, ketika proses membereskan rumah, akhirnya sekalian decluttering. Melihat plastik-plastik gede berisi sampah yang telah berhasil kami kumpulkan tuh rasanya puas banget, deh.

Membeli bahan-bahan makanan

Setelah bebenah rumah, akhirnya kulkas saya kinclong kembali alias sudah saya kosongkan untuk diisi bahan-bahan makanan baru. Maka, saya dan suami memutuskan berbelanja ke pasar modern yang jaraknya 2 stasiun KRL dari rumah kami.

Hehehe, keliatannya jauh ya? Padahal enggak. Soalnya rumah kami dekat stasiun, tinggal ngesot. Naik KRL cuma 10 menit. Dari stasiun tujuan ke pasar modern kembali ngesot #hallah 😀 .

Nyetok bahan makanan sebelum Ramadan,

Sebenarnya di area rumah kami juga ada pasar, cuma saya lebih suka belanja di pasar modern yang satu ini, karena bahan-bahan makanan yang ada di sana udah dipilihin yang kualitasnya terbaik oleh pedagangnya. Fokus saya belanja adalah protein hewani yang kualitas produknya cukup bagus di sana. Lumayan banget, sekali beli bisa dipakai untuk lauk selama seminggu hingga 10 hari.

Selain protein hewani, saya juga belanja beberapa sayuran. Sampai rumah semua bahan makanan dibersihkan, kemudian disimpan dalam box-box, lalu dimasukkan ke kulkas, deh. Sangat memudahkan untuk memasak. Makan sahur dan berbuka puasa pun aman, deh 😀 .

Itulah beberapa persiapan Ramadan saya di tahun 2023 ini. Sejauh ini sih, semua persiapan tersebut alhamdulillah memudahkan ibadah Ramadan saya.

Kalau teman-teman bagaimana? Apakah sebelum puasa Ramadan kemarin melakukan persiapan khusus juga? Share ya di kolom komen 😊 .

April Hamsa

#KEBBerbagiCeritaRamadhan