Kalau saya menyebut kata “Startup” pasti nih ada yang senyum-senyum. Khususnya ibuk-ibuk penggemar Drama Korea, haha. Yaaa, bisnis Startup yang biasanya digawangi oleh pengusaha muda yang penuh inovasi ini memang potensial. Itulah sebabnya pemerintah pun, melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggandeng Startup untuk melakukan program Dayamaya. Sebuah program untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Oh iya, tak hanya melibatkan Startup, BAKTI Kemkominfo juga menggandeng komunitas, kelompok masyarakat, serta Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah berbasis digital. Fokus sektor Startup, UMKM, serta komunitas yang terpilih adalah seputar: kesehatan, pendidikan, agribisnis, pariwisata, fintech, logistik, dan e-commerce.

Bagi mereka yang berkesempatan terlibat melalui program Dayamaya ini, nanti akan diberi beberapa fasilitas, antara lain:

  • Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)
  • Eksekusi survey pasar
  • Infrastruktur teknologi
  • Sosialisasi dan pemasaran.

Nah, kalau teman-teman berkecimpung di sektor yang saya sebutkan di atas sebagai pelaku Startup, UMKM, atau komunitas, bisa banget tuh, mendaftar ikutan program ini. Siapa aja bisa mendaftar, asalkan tidak sedang mendapatkan bantuan (dari program) lain pemerintah ya 🙂 .

Cara pendaftarannya bisa langsung ke website  program Dayamaya . Silahkan daftarkan inisiatif teman-teman melalui website tersebut. Nanti, akan ada beberapa dokumen yang mesti diunggah dan akan diseleksi. Apabila lolos maka proses selanjutnya adalah seleksi interview.

Sebagai gambaran, tahun 2019 lalu telah terpilih 18 inisiatif. Dari ke-18 inisiatif tersebut ada tiga yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat, yaitu:

  • Atourin
  • Cakap
  • Jahitin.

Yuk, kenalan dengan ketiganya:

Atourin

Atourin merupakan perusahaan teknologi yang bergerak di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara onlinemaupun offline. Pada tahun 2019 lalu, melalui program Dayamaya, Atourin berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di kepulauan Natuna.

Berkat program Dayamaya, 10 pemandu wisata di Natuna akhirnya memiliki lisensi bahkan sudah lebih berani melakukan self branding. Mereka juga menjadi lebih jago berpromosi melalui platform media sosial.

Pelatihan Atourin untuk pemandu wisata juga tidak terhenti walau pandemi. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, Atourin mengadakan pelatihan secara daring, bahkan kepada pemandu wisata se-Indonesia.

Salah satu yang diajarkn adalah bagaimana cara mebuat tur virtual. Yaaa, semenjak pandemi tur virtual memang marak ya, teman-teman. Sebagai pengganti karena kita masih agak kesulitan atau khawatir traveling/ berwisata. Oleh karena itu Atourin berinisiatif melakukan pelatihan semacam ini. Harapan yang diinginkan adalah semoga pemandu wisata makin bisa memanfaatkan internet untuk bisa memberikan layanan tur virtual, baik kepada wisatawan lokal maupun asing.

Menariknya, pihak Atourin meyakini bahwa tur virtual ini tidak cuma bisa dimanfaatkan pada saat pandemi saja, namun begitu wabah usai prediksinya tur semacam ini masih akan populer. Bahkan, bisa dijadikan sebuah media beriklan yang baru untuk menarik wisatawan.

Cakap

Inisiatif berikutnya adalah Cakap yang merupakan platform online pembelajaran bahasa asing yang mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan menguasai bahasa, khususnya bahasa Inggris.

Melalui program Dayamaya pada tahun 2019, Cakap telah menyelenggarakan kelas online dimana pesertanya adalah 250 pelajar SMA di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tetanggara Timur (NTT) dengan guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher). Lanjut dengan melanjutkan digital assesment menggunakan stadardisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages).

Sedangkan di masa pandemi ini, Cakap juga beberapa kali membuka kelas webinar, kemudian memberikan materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, kuis evaluasi, pendampingan oleh guru/ fasilitator kepada masyarakat yang lebih luas. Pesertanya berasal dari beberapa daerah, antara lain Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung.

Jahitin

Kemudian, ada pula Jahitin. Kalau dari namanya pasti udah langsung menebak hubungannya dengan jahit-menjahit? Yes, bener. Jahitin ini merupakan sebuah platform yang mampu meningkatkan skill penjahit.

Beberapa hal yang pernah dilakukan oleh Jahitin, antara lain meningkatkan skill para penjahi di provinsi NTT, khususnya I Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Waktu itu, Jahitin mengajari para penjahit lokal di sana untuk memanfaatkan limbah kain tenun agar menjadi produk yang bernilai jual. Salah satunya dijadikan cushion pillow.

Jahitin juga membantu para penjahit tersebut lebih mudah memasarkan hasil kerajinannya. Hingga saat ini, penjahit binaan Jahitin telah mendapatkan akses langsung untuk menjual produknya dan bisa berhubungan langsung dengan Dinas Perdagangan.

Tak ketinggalan di masa pandemi ini, Jahitin juga memfasilitasi penjahit untuk memprodukasi masker. Hasilnya, para penjahit di Sumba bahkan pernah mendapatkan orderan membuat 5000 masker.

Itulah teman-teman pengalaman Atourin, Cakap, serta Jahitin yang telah berhasil menjadi partner pemerintah dalam program Dayamaya, memajukan ekonomi masyarakat di daerah 3T.

Tertarik ingin berpartispasi dalam program Dayamaya juga seperti mereka, langsung aja daftarkan inisiatifmu (sebagai Startup, UMKM berbasis digital, komunitas) ke website program Dayamaya yaaa. Good luck!

April Hamsa

Categorized in: