“Apakah Gusti Bhre tinggal di sini Pak?” Tanya saya kepada petugas di Pura Mangkunegaran Solo ketika berkesempatan berkunjung ke sana beberapa waktu lalu.
“Gusti Bhre di sini, tetapi saat ini sedang dinas ke luar negeri terkait pekerjaan beliau di PT KAI,” jawab Si Bapak.
Yaaa, gagal ketemu Gusti Bhre, raja paling muda yang baru saja menjabat. Yawda, kalau gitu, berpose sama lukisannya saja, deh. Cekrek 😀 .
Itulah sebagian kenang-kenangan yang saya ingat ketika berkeliling Pura Mangkunegaran.
BTW, entah mengapa, saya tuh merasa nggak asing dengan Pura Mangkunegaran. Mungkin, karena saya sering menonton Tiktok-nya Rania Yamin, yang masih merupakan keluarga Pura Mangkunegaran, tepatnya keponakan Gusti Bhre.
Rania Yamin memang beberapa kali mengunggah aktivitasnya dengan latar belakang Pura Mangkunegaran. Jadi, berasa, kayak familiar, gitu.
Pura Mangkunegaran ini memang dibuka untuk umum, walaupun enggak semua tempat bisa dimasuki, karena merupakan area pribadi keluarga kerajaan. Wisatawan bisa mengunjungi Pura Mangkunegaran setiap Hari Senin-Jumat pada pukul 08.30-14.00 WIB dan pukul 09.00-13.00 WIB ketika akhir pekan. Tiket untuk masuk ke Pura Mangkunegaran adalah Rp. 20 ribu untuk wisatawan domestic dan Rp. 40 ribu untuk wisatawan asing.
Bangunan komplek Pura Mangkunegaran, terbagi menjadi tiga area utama, yakni:
Pamedan: Merupakan lapangan luas yang terletak di depan pintu gerbang. Lapangan ini sering dijadikan lokasi untuk pertunjukan, latihan menari, hingga latihan perang.
Pendopo Ageng: Merupakan bangunan pendopo yang katanya terbesar di Indonesia. Pilar-pilarnya kokoh dan dekorasi hiasannya penuh makna. Yang paling menarik adalah lampu-lampu hiasnya yang katanya terbuat dari emas asli. Oh ya, kalau berada di kawasan Pendopo Ageng, wisatawan tidak diperbolehkan memakai alas kaki, jadi harus dilepas, gitu.
Dalem Ageng: Merupakan wilayah dari rumah/ hunian keluarga kerajaan. Di sini ada bagian yang boleh dimasuki oleh pengunjung tetapi ada pula yang privat. Kalau yang terbuka bentuknya seperti ruang tamu besar dengan banyak kursi. Kalau teman-teman beberapa kali melihat anggota keluarga Pura Mangkunegaran diwawancara di media, salah satunya Gusti Bhre, biasanya melakukan di ruangan ini.
Di samping ruang tamu ini ada ruangan yang lebih privat yang ternyata boleh dimasuki oleh pengunjung. Dari meja kursinya saya menduga ini seperti ruang meeting atau pertemuan. Uniknya, bagian langit-langitnya berupa cermin, sehingga kita bisa melihat diri kita di sana.
Kemudian, saya berkesempatan masuk ke area asrama putri di Pura Mangkunegaran. Katanya, di sinilah tempat para perempuan keluarga kerajaan tinggal. Di sini saya melihat banyak foto di dinding. Mulai dari yang lawas hingga terbaru. Tentu saja foto-foto itu adalah gambar keluarga kerajaan dari masa ke masa.
Setelah itu, saya kemudian menuju ke bagian agak belakang yang ternyata merupakan galeri. Pengunjung boleh membeli oleh-oleh, seperti batik, gantungan kunci, dll di sini.
Tak jauh dari galeri adalah taman di bagian Barat Pura Mangkunegara. Taman ini bernama Taman Pracima. Dahulu, taman ini tidak dibuka untuk umum. Namun, sekarang boleh dikunjungi oleh umum, bahkan ada restoran di sana yang menyajikan makanan untuk para anggota kerajaan yang boleh dinikmati oleh pengunjung. Namun, ingat, kalau mau makan di sini harus reservasi terlebih dahulu.
Alhamdulillah, waktu mengunjungi Pura Mangkunegaran kemarin saya bisa mencicipi masakan di sana. Makanannya berupa makanan lokal yang disajikan dengan gaya western.
Itulah sedikit cerita tentang kunjungan ke Pura Mangkunegaran. Ada yang sudah pernah ke sana juga? Menurutmu apa yang menarik?
April Hamsa
Comments