Enggak usah share-share berita soal Corona lagi, lha! Sharing soal yang positif-positif aja!” Hehe, kayaknya permintaan seperti itu enggak asing kaaan? 😀 Saya pribadi sih, terus terang malah berterima kasih lho kalau ada yang sharing soal Covid-19, asalkan bukan hoax aja sih. Saya sendiri juga beberapa kali sharing soal Corona di medsos saya, kok. Bukan bermaksud memperburuk situasi atau bikin cemas, tapi supaya teman-teman selingkaran saya ikut waspada atau minimal update beritanya aja. Tentu saja, supaya terhindar dari ikut menyebarkan hoax, saya cari dan sharing informasinya dari Pusat Informasi Corona yang terpercaya saja donk. Misalnya dari sumber beberapa media offline maupun online yang udah punya nama di Indonesia.

Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Sumber gambar: Pixabay.

Yeah, bagaimanapun saat ini dunia ini sedang enggak baik-baik aja, teman-teman. Masalah Covid-19 ini enggak hanya terjadi di negeri ini kok, namun di seluruh penjuru dunia. Ini adalah kenyataan yang harus kita hadapi bersama-sama.

Ibarat kata, rumah tetangga kita kebakaran, enggak mungkin kan kita diam saja atau malah ngadem-ngademin tetangga bahwa rumahnya enggak kenapa-kenapa? Minimal kalau enggak bisa bantu memadamkan api, ya minimal mau teriakin si tetangga, kasi tahu kalau rumahnya kebakaran, supaya tetangga bisa segera menyelamatkan diri keluar dari rumah.

Risiko apabila “berita positif” mengalahkan informasi tentang virus Corona

Saya tak berani membayangkan deh apabila kita tahu soal ada api membakar rumah tetangga, kemudian kita diam saja 🙁 . Begitu pula updatean soal Covid-19 ini.

Sekarang aja nih, kayaknya juga masih banyak yang belum sadar mengenai bahaya virus Corona. Kalau pas ke luar belanja gitu (biasanya seminggu sekali) saya masih melihat orang yang santuy, melenggang di jalan tanpa masker. Belum termasuk yang berkerumun dan ngobrol sambil ketawa-ketiwi.

Virus Corona yang mengubah dunia. Sumber gambar: Pixabay.

Kadang, saya suka berpikir, apa saya aja yang lebay ya? Berusaha enggak keluar dari rumah kalau enggak penting-penting banget, melarang anak-anak saya keluar walau temannya dari luar manggil-manggil ngajakin main, ketika terima paket langsung semprot-semprot disinfektan, dll?

Kapan hari di komplek perumahan saya juga gitu. Di WAG, ibuk-ibuk udah ngelist aja, nama-nama yang mau diajakin liwetan, kumpul-kumpul malmingan gitu. Untungnya masih ada beberapa member WAG yang ngingetin, supaya sebaiknya jangan bikin acara apa-apa dulu, sesuai anjuran dari pemerintah.

Sampai agak shock lho saya, pas pada ngelist nama itu. Lebay enggak sih, saya? 🙁

Lingkungan terdekat saya sendiri aja begitu, Jangan-jangan emang Corona-corona ini adanya cuma di berita-berita di tipi-tipi aja kali ya?” Sampai sempet ikutan halu kayak gitu 🙁 .

Lakukan physical distancing selama masa pandemi. Sumber gambar: Pixabay.

Kalau menurut opini saya, salah satu yang mungkin menyebabkan masyarakat bisa sesantuy itu, karena:

  • Merasa bosan di rumah aja

Emang susah sih ya, sebab manusia itu pada dasarnya adalah makhluk sosial. Agak berat kalau diminta enggak bertemu siapa pun dalam kurun waktu tertentu yang cukup lama. Bahkan, sepertinya seintrovert-intovert-nya seseorang, kayaknya kok ya enggak betah gitu di rumah aja. Namun, mau bagaimana lagi ya, ini kan cuma sementara saja, demi kebaikan bersama pula.

  • Tidak menyadari bahaya Corona

Mungkin karena di sekitar mereka enggak ada orang yang kena penyakit Covid-19, sehingga mereka enggak melihat sendiri risiko atau bahayanya kalau sudah terkena penyakit ini.

  • Tidak update berita tentang Corona

Entah karena tidak ada media untuk mendapatkan informasi mengenai Corona atau karena sengaja memblock segala informasi terkait Corona.

Mungkin masih banyak lagi alasannya, entahlah…

Padahal, saat ini banyak sekali berseliweran berita/ informasi terkait Corona. Itu saja enggak “didengar” kok, apalagi kalau informasinya distop sama sekali. Yang ada malah orang semakin santuy. Itulah sebabnya pada saat ada seruan buat posting yang “positif-positif” saja, terus terang saya kurang setuju.

Meski demikian, ya, bukan berarti setiap saat update Corona melulu juga sih. Intinya, kalau memang ada kabar tidak bagus ya jangan ditutup-tutupin. Sharing saja supaya dunia tahu dan bisa menjadi lebih waspada. Tapiii ya itu tadi, sumbernya kudu dari Pusat Informasi Corona yang terpercaya yaaa.

Lalu, bagaimana cara mendapatkan informasi tentang Corona yang terpercaya?

Teman-teman bisa melakukan langkah-langkah berikut supaya bisa mendapatkan informasi tentang Corona yang terpercaya:

  • Update informasi dari media mainstream dan socmed yang terpercaya

Isi berita baik di media online, cetak, maupun televisi sepertinya banyak yang seputar Corona dan Corona. Pilih media yang terpercaya. Kalau media online, biasanya saya suka membaca berita di Kumparan yang menyediakan laman khusus untuk Pusat Informasi Corona.

Sedangkan kalau informasi dari social media, biasanya saya follow akun-akun pemerintah/ pemangku kepentingan dan juga pakar/ tenaga medis terpercaya yang selalu mengupdate data tentang Corona. Jangan salah follow mereka yang enggak kompeten yaaa. Daaan, sebaiknya jangan kaitkan soal pandemi ini dengan politik. Move on lhaaa. Kasarannya, kita semua ini udah terancam akan “mati berjamaah”, maka sebaiknya stop perdebatan yang tidak penting.

Cari berita tentang Covid-19 di Pusat Informasi Corona yang terpercaya. Sumber gambar: Pixabay.
  • Mencari informasi dari fasilitas kesehatan terdekat

Di dekat rumah ada puskesmas atau rumah sakit atau layanan. Fasilitas kesehatan lainnya? Teman-teman kalau ada kesempatan bisa telepon atau ke sana langsung untuk bertanya ke petugas yang ada di sana. Mungkin mencari tahu tentang kondisi area tempat tinggal teman-teman apakah ada penderita Covid-19, mengetahui dngan psti bagaimana sih ciri-ciri orang yang tertular virus Corona, dll?

  • Mencari tahu informasi dari saudara/ teman yang berprofesi sebagai tenaga medis

Pasti ada donk ya saudara atau teman kita yang berprofesi sebagai tenaga medis. Nah, kita juga bisa bertanya kepada mereka kalau misalnya ingin mengetahui lebih banyak tentang Corona ini.

Satu lagi, kalau ada saudara atau teman yang (amit-amit) tertular Corona dan udah sembuh, kita juga bisa menjadikannya rujukan bertanya. Teman suami saya kebetulan ada yang terkena penyakit ini beberapa waktu lalu dan alhamdulillah sekarang sudah sehat. Belian ini juga jadi lumayan sering sharing mengenai enggak enaknya dirawat di ruang isolasi dan beberapa kali memberikan tips pencegahan tertular Corona.

Intinya carilah sumber berupa Pusat Informasi Corona yang terpercaya dan usahakan benar-benar dari ahlinya yaaa.

Tips agar tidak panik ketika mendapatkan informasi terkait Corona

Tapi sering dapat informasi tentang Corona malah bikin aku panik…” 🙁

Panik karena ancaman Corona? Sumber gambar: Pixabay.

Ada yang seperti itu?

Kalau memang demikian, sebaiknya teman-teman melakukan hal-hal berikut:

  • Membatasi update tentang Corona

Ingat ya “membatasi”, bukan berarti “memblock” sama sekali. Kalau biasanya teman-teman sengaja menyediakan waktu buat browsing informasi terkait Corona, kali ini stop dulu. Kalau ada WAG yang suka bahas Corona, yawda enggak perlu dibuka dan dibaca dulu. Baru pada saat teman-teman sudah merasa tenang dan siap update segala informasi soal Corona, buka lagi aksesnya.

  • Lakukan anjuran pemerintah

Tetap ikuti anjuran pemerintah, seperti: jangan keluar rumah kalau tidak ada kepentingan yang mendesak, pakai masker saat keluar rumah, rajin cuci tangan, lakukan physical distancing, dll.

Jangan lupa pakai masker jika keluar rumah ya.
  • Kerjakan aktivitas yang membuat teman-teman sibuk dan merasa lebih bahagia

Misalnya mencoba resep-resep makanan, melakukan online meeting dengan teman-teman, membaca buku, menulis blog, berkebun, bermain dengan anak-anak, mengikuti kursus online, menonton drama, dll. Pokoknya usahakan supaya kita selalu sibuk, namun juga merasa lebih bahagia, karena teralihkan sejenak dari Corona.

  • Berdoa

Minta kepada Tuhan supaya Dia menjaga kita dan keluarga untuk selalu sehat dan bisa survive dari pandemi ini.

  • Jika panik berlanjut hubungi tenaga kesehatan yang kompeten

Apabila masih merasa cemas, apalagi sampai depresi, akibat berita-berita tentang Covid-19, sebaiknya segera hubungi tenaga kesehatan seperti psikolog atau psikiater untuk minta bantuan.

Namun, semoga kita enggak sampai terserang panik ya? Yang penting jangan denial, berusahalah menerima kenyataan bahwa ancaman pandemi ini nyata, ya teman-teman.

Juga, tetap patuhi anjuran pemerintah untuk di rumah aja dan sekali lagi jangan lupa, kalau mau update berita Covid-16, cari di Pusat Informasi Corona terpercaya yang sudah saya sebut di atas ya 🙂 .

April Hamsa