Hollaaa… sebenernya udah lamaaa banget mau nulis tentang cerita atau pengalaman mengikuti pelatihan Calon Rangkul Keluarga Kita ini. Namun, karena qodarullah awal Agustus lalu keluarga saya dapat musibah (yang belum bisa saya ceritain di blog ini) huhu, nulis tentang pelatihan Rangkul ini jadi ketunda-tunda, deh.

Pas hari ini kebetulan mood saya sedang oke, yawda saya coba untuk menuliskan tentang pelatihan Rangkul ini. Barangkali ada yang berencana mengikuti pelatihan calon Rangkul juga tahun depan, trus kepengen tahu pelatihannya ngapain aja, sih? 😀

Namun, sebelum saya menuliskan pengalaman saya mengikuti pelatihan Rangkul ini, saya mau jelasin dulu tentang apa itu Rangkul dan apa itu Keluarga Kita ya. Barangkali ada yang baru pertama kali ini mengetahu tentang Rangkul dan Keluarga Kita.

Tentang Keluarga Kita

Jadi, Keluarga Kita adalah sebuah komunitas yang concern kepada pengasuhan anak dan pendidikan keluarga. Komunitas ini hadir sejak tahun 2012 untuk menyebarkan materi pengasuhan anak dan pendidikan keluarga kepada masyarakat di seluruh nusantara.

Ada lima prinsip pengasuhan yang diusung oleh Keluarga Kita yang terkenal sebagai prinsip CINTA, dengan harapan agar kita semua bisa mencintai keluarga kita dengan lebih baik. Entah itu sebagai orang tua, sebagai anak, sebagai saudara, dll.

Prinsip CINTA itu, maksudnya adalah:

C= Cari cara

I= Ingat impian tinggi

N= (Me)Nerima tanpa drama

T= Tidak takut salah

A= Asyik main bersama.

Kapan-kapan soal prinsip CINTA ini saya tuliskan dalam postingan tersendiri yaaa.

Tentang relawan parenting Rangkul

Nah, untuk menyebarkan materi pengasuhan anak dan pendidikan keluarga tersebut, Keluarga Kita memiliki Relawan Keluarga Kita atau yang disingkat sebagai Rangkul. Para Rangkul inilah yang menjadi fasilitator untuk menyampaikan materi Keluarga Kita kepada masyarakat.

Siapa aja bisa menjadi Rangkul. Baik yang udah atau belum menikah, sudah jadi orang tua maupun belum jadi orang tua, berasal dari latar belakang pendidkan maupun pekerjaan apapun, dll, asalkan mau mengikuti pelatihannya terlebih dahulu dan setelah lulus diharapkan dapat berkomitmen menjadi fasilitator.

Pelatihan yang pertama kali diikuti namanya pelatihan Calon Rangkul. Saya baru ikut tahun ini, tepatnya bulan Juli lalu.

Tahun ini saya ikutan pelatihan Rangkul Keluarga Kita.

Karena kondisi masih pandemi, maka pelatihan Calon Rangkul 2021 diselenggarakan secara online. Ada yang berupa mentoring secara online, ada pula yang berupa kulwap.

Sesi terakhir adalah membuat Rencana Aksi Calon Rangkul. Di sini tugas saya sebagai peserta adalah membuat rencana menyelenggarakan sesi untuk menyampaikan materi Keluarga Kita.

Setelah submit tugas, selang beberapa waktu kemudian di bulan Agustus baru deh ada pengumuman yang menyatakan saya lolos seleksi sebagai Rangkul.

Setelah berhasil lulus pelatihan Calon Rangkul, tidak serta merta saya bisa jadi fasilitator, sih. Soalnya, kalau mau jadi fasilitator harus ikut satu pelatihan lagi yakni pelatihan Basic Parenting.

Meski demikian, saya sudah bisa menyelenggarakan aksi Rangkul dengan menjadi, eeemmm… sebut saja panitianya gitu, deh. Misalnya, seperti bagian bikin poster, jadi PIC untuk peserta yang mau mendaftar, jadi moderator saat sesi, yang membuat laporan, dll.

Lalu siapa yang menjadi fasilitator di aksi Rangkul ini?

Yaaa, yang menjadi fasilitator adalah mereka yang sudah lulus pelatihan Basic Parenting sebelumnya.

Saya berkenalan dengan (calon) fasilitator ini setelah masuk ke grup Rangkul per daerah. Karena saat ini saya tinggal di Bogor, maka saya masuk Rangkul Bogor 😀 .

Pertama kali kenal Rangkul Keluarga Kita

Ah iya, sebelum cerita lebih lanjut tentang pelatihan Rangkul ini, saya mau flash back dulu ah, tentang bagaimana awal mula saya kenal Rangkul Keluarga Kita.

Sebenarnya, saya sudah kenalan dengan Rangkul Keluarga Kita sejak tahun 2016. Waktu itu di daycare tempat saya menitipkan anak (waktu itu kami masih tinggal di Depok) menyelenggarakan seminar parenting gitu. Narasumbernya adalah fasilitator dari Rangkul.

Pertama kali saya ikut acara Rangkul tahun 2016. Coba tebak saya yang mana? 😀

Sejak itu, saya mengikuti media sosial Keluarga Kita, namun belum kepikiran sih kalau mau jadi Rangkul. Cuma suka baca-baca, doank.

Kemudian, saat pandemi, ketika masukkin anak ke Sekolah Murid Merdeka eh ternyata ketemu beberapa materi Keluarga Kita di aplikasi Sekolah.mu yang dipakai sebagai media anak saya belajar.

Alasan ikut pelatihan Rangkul

Sampai akhirnya, kalau enggak salah Juni lalu ada event namanya Festival Keluarga Kita yang diselenggarakan secara online, trus saya ikutan. Kemudian, ada pengumuman pelatihan Calon Rangkul, saya pun memutuskan ikut.

Niat awalnya sebenarnya malah bukan untuk menjadi fasilitator atau apalah, namun saya rasa emang saya perlu ikut pelatihan Rangkul ini karena merasa butuh materi parenting-nya. Pandemi seolah menyadarkan saya bahwa 24 jam bersama anak itu enggak mudah, lho. Walau itu anak sendiri 😛 .

Saya ingin tahu bagaimana sih pengasuhan anak ala Keluarga Kita itu, bagaimana sih pendidikan keluarga yang sebaiknya diterapkan. Walau, kenyataannya, tentu aja setiap keluarga punya kesulitan sendiri-sendiri.

Namun, saya penasaran aja gitu, lho. Kali aja ada yang bisa saya pelajari dari setiap keluarga itu.

Lalu, alasan lainnya, tentu aja nambah temen, menjalin networking dengan orang-orang lain di luar aktivitas saya sebagai ibu rumah tangga dan dunia content creator yang saya geluti selama beberapa tahun terakhir.

Serunya ikut pelatihan Rangkul

Daaan, bener, belum apa-apa saya udah dapat dua teman yang bertiga sama saya menjadi satu tim untuk menyelenggarakan tugas aksi Rangkul. Selain itu, saya juga berkenalan dengan teman-teman Rangkul lainnya, baik dari area Bogor, maupun dari area yang lain se-Indonesia Raya, bahkan ada juga yang tinggal di luar negeri.

Hingga saat ini, saya masih mengikuti pelatihan Basic Parenting. InsyaAllah pelatihannya sampai November.

Sembari mengikuti pelatihan tersebut, saya dan dua teman yang saya sebut tadi menyelenggarakan aksi Rangkul. Rencananya ada 8 sesi dan alhamdulillah kami sudah menyelenggarakan 3 sesi.

Kalau di tim kami bertiga membagi tugas sebagai moderator, pembuat poster dan bagian pendaftaran, serta yang membuat laporan. Kami sepakat melakukannya secara bergiliran.

Karena udah tiga kali aksi berjalan, maka saya juga udah dapat pengalaman mengerjakan ketiga tugas tersebut. Baik bertugas bikin poster dan menangani pendaftaran peserta, membuat laporan, hingga menjadi moderator saat sesi berlangsung.

Poster sesi yang saya buat pertama kali. Eh, sebenarnya ini udah ada template-nya sih hehe.

Mengikuti setiap sesi yang saya selenggarakan sendiri bersama tim, maupun mengikuti sesi aksi yang diselenggarakan Rangkul lainnya itu nagih lho rasanya. Setiap ikut sesi saya berefleksi, mengevaluasi diri sendiri apakah saya sudah jadi orang tua yang baik untuk anak-anak saya, apakah saya sudah menjadi istri idaman suami saya, apakah saya sudah bisa menjadi seseorang yang berarti untuk keluarga maupun teman-teman saya, dll?

Ternyataaa, masih banyak kurangnya hehehe 😛 .

Terus terang, saya pun mengalami masa jungkir balik menjadi orang tua, menjadi istri, juga peran saya di keluarga dan masyarakat.

Hikmahnya ikut pelatihan ini mengubah cara pandang saya terhadap keluarga lain, bahwa ya itu tadi, setiap keluarga punya masalah dan cara penyelesaian yang berbeda-beda. Namun, saya happy bisa belajar dari orang atau keluarga lain mengenai bagaimana mereka bisa menerapkan nilai-nilai dalam materi Keluarga Kita yang sudah dipelajari.

Khusus mengenai pengasuhan anak, saya jadi lebih paham bahwa memang kayaknya enggak ada deh orang tua yang sempurna. Yang ada tuh orang tua yang selalu berproses menjadi lebih baik lagi. Daaan, saya harap saya bisa menuju ke sana secara terus-menerus, seiap hari berproses jadi lebih baik sampai menjadi ideal untuk keluarga saya.

Sesi Aksi Rangkul ketiga saat saya menjadi moderator.

Lalu, yang paling terasa adalah ngegas-ngegas saya ke anak mulai berkurang hahaha 😛 . Saya juga berusaha lebih keras lagi menikmati peran sebagai ibu, istri, juga peran-peran lain yang membutuhkan kehadiran saya.

Perjalanannya masih sangat panjang sih…

Namun yang pasti saya senang bisa bertemu dengan orang-orang yang saling menyemangati untuk selalu belajar mengenai pengasuhan anak dan pendidikan keluarga.

Mohon doanya ya supaya selalu istiqomah belajar serta benar-benar bisa menerapkan nilai-nilai yang sudah dipelajari di pelatihan Rangkul Keluarga Kita. Pertama tentu saja mengaplikasikannya di keluarga saya sendiri. Lalu, selanjutnya, harapan saya bisa memberikan inspirasi dan motivasi juga untuk keluarga lainnya.

Itulah teman-teman, kisah saya mengikuti pelatihan Rangkul Keluarga Kita yang hingga saat ini juga masih berjalan, hehe. Semoga memberikan gambaran yaaa, mengenai aktivitas Rangkul ini 🙂 .

April Hamsa