Sore itu saya jalan-jalan ke sebuah toko buku, lalu menemukan nama yang enggak asing di sebuah cover buku, Santy Musa. Mbak Santy, begitu saya memanggilnya, pernah kopdar dengan saya satu kali, ketika kami membentuk Komunitas Blogger Depok City (BDC). For your information, BDC ini semacam kumpulan emak-emak yang hobby ngeblog di Kota Depok.

Saya pun mengambil buku yang bertuliskan nama Santy Musa itu, kemudian membaca judul dan summary di sampul belakang buku. Judulnya “Wake Up, Be Awesome! (Jumpalitan Menjadi Mama Keren)”. Dari ringkasannya, saya mengetahui bahwa buku itu bercerita mengenai pengalaman menjadi ibu atau mama dengan begitu banyak pilihan hidup.

Cover depan buku Wake Up, Be Awesome! (Jumpalitan Menjadi Mama Keren)

Pilihan hidup para mama ini sebagaimana kita ketahui cenderung menimbulkan war-war, perdebatan tentang pilihan mana yang lebih baik. Nampaknya, Santy Musa ingin membagi sesuatu supaya para mama fokus dan bertanggungjawab terhadap pilihan hidupnya sendiri. Bukan pada kehidupan orang lain.

Akhirnya, saya pun memboyong buku setebal 222 halaman tersebut ke rumah. Saya ingin tahu lebih banyak, bagaimana caranya supaya fokus terhadap kehidupan yang saya pilih sekarang ini.

Sampai rumah, saya langsung membuka halaman buku yang cover-nya didominasi dengan warna putih tersebut. Saya langsung menuju daftar isi dan mendapati ternyata buku itu ternyata isi bab pembahasannya cukup simple.

Santy Musa merangkum kehidupan seorang mama menjadi satu di bukunya itu. “Ngobrolin wanita itu asyik,” begitu kira-kira yang akan dikatakan Santy Musa saat mengawali bukunya. Mengapa? Sebab persoalan wanita itu selalu penting dan serius. Bener enggak sih, wahai teman-teman yang perempuan? 😀

Dalam bukunya, Santy Musa menjelaskan sosok wanita dalam berbagai sosok. Pertama wanita sebagai individu, kemudian menjelaskan pula sosok wanita sebagai istri, sebagai seorang mama, dan seseorang yang berhubungan sosial dengan masyarakat.

Sebagai upaya lebih akrab dengan pembacanya, Santy Musa banyak menggunakan sudut pandang orang pertama seperti di novel-novel, yakni “saya”. Jadi, seolah-olah ya ngobrolin dirinya sendiri, yang kemungkinan besar bisa membuat pembacanya menggangguk-angukkan kepalanya , tanda setuju, sambil berseloroh, “Iya sih” 😀 .

Pada buku tersebut banyak banget catatan-catatan kecil berbentuk obrolan. Obrolan tersebut membuat pembaca buku bisa merenung, sekaligus menemukan solusinya langsung. Seperti obrolan yang terdapat pada halaman 29 berikut:

Sempat saya merasa “tidak menjadi seseorang” ketika harus mengurusi banyak hal dalam rumah tangga yang sepertinya tidak habis-habis. Apa ini akibat saya nurutin NURANI sehingga membuat saya merasa terlempar dalam jurang yang dalam? No… No… No! Ini bukan soal salah benar! Ini soal AYO MAJU KE DEPAN.”

Setelah obrolan-obrolan semacam itu, Santy Musa membahasnya satu persatu. Misalnya, setelah obrolan pada halaman 29 tersebut, Santy Musa mengajak pembaca merenung mengenai pilihan sampai masalah eksistensi yang diinginkan seorang wanita atau mama. Santy Musa juga memberikan catatan yang (harapannya) bisa membuat pembacanya lebih percaya diri dan fokus terhadap kehidupan yang dipilihnya.

Buku tersebut juga diperkaya dengan berbagai kisah-kisah wanita lain mengenai pilihan hidup mereka. Kisah-kisah tersebut bukan hanya sekadar kisah melainkan juga memiliki makna yang dalam untuk direnungkan oleh pembaca.

Tidak hanya berisi obrolan dan kisah semata, Santy Musa juga melengkapi bukunya dengan teori-teori psikologi yang mendasari perilaku wanita. Sehingga, pembaca akan bisa memahami mengapa “saya” bisa berperilaku demikian. Apakah keliru? Jika memang keliru, sebaiknya “saya” bagaimana? Belakangan, saya ketahui ternyata background Santy Musa ternyata pernah memperlajari psikologi.

Saya menyukai buku ini karena bisa menginspirasi saya bagaimana cara bisa menjadi seorang wanita yang memiliki eksistensi, namun pada saat bersamaan bisa mengeremnya dengan bijak. Maksudnya, enggak harus minta diakui di sana-sini gitu. Melainkan slow aja, gitu. Sebab, pasti ada waktunya, pasti ada jalannya kita semua bisa eksis tanpa harus ngoyo sampai frustasi.

Selain itu, catatan-catatan dan obrolan-obrolan yang halamannya dibedakan juga membuat saya mudah memahami bab-bab berikutnya yang ingin saya baca. Teori-teori psikologi yang dituangkan dalam buku tersebut juga mudah saya pahami, sebagai orang yang enggak pahal ilmu psikologi.

Cuma, hal yang kurang saya suka dari buku ini, hmmm, minim illustrasi. Saya berharap illustrasinya lebih banyak supaya mata saya enggak mudah lelah. Selain itu, saya merasa buku ini sepertinya hanya cocok dibaca oleh stay at home mommy yang mempertanyakan pilihan hidupnya. Kayak saya, hahaha.

Begitulah review saya mengenai buku “Wake Up, Be Awesome! (Jumpalitan Menjadi Mama Keren)” ini. Bacaan yang menyegarkan deh buat ibu-ibu. Berikut informasi detail bukunya:

Informasi buku:

  • Judul Buku: Wake Up, Be Awesome! (Jumpalitan Menjadi Mama Keren)
  • Penulis: Santy Musa
  • Penerbit: PT Elex Media Komputindo
  • Tebal: 222 halaman + ix
  • ISBN: 978-602-04-0041-9
  • Cetakan Pertama, 2017

April Hamsa

#ODOP #Day23 #BloggerMuslimahIndonesia

Categorized in:

Tagged in:

, , , ,