Kalau mendengar kata “Makanan Papua” apa sih yang kira-kira ada di benak teman-teman? Saya rasa kebanyakan teman-teman akan langsung menyebut “Papeda”, betul tidak? Hehe, enggak keliru kok, soalnya Papeda alias bubur sagu ini emang makanan khas Papua. Namun, tahukah teman-teman, bahwa makanan Papua itu enggak cuma Papeda? Selain Papeda, Papua juga punya makanan-makanan khas tradisional yang lain. Itulah pengetahuan yang saya dapat, ketika saya berkesempatan mencicipi makanan khas Papua di restoran khas Papua di Jakarta, Papoea by Nature.

Saya saat berada di Papoea by Nature.

Konsep restoran khas Papua, Papoea by Nature

Papoea by Nature ini merupakan restoran yang punya konsep perpaduan antara lifestyle dan makanan yang terinspirasi dari tanah Papua. Dalam kesempatan itu, saya dan peserta icip-icip lainnya (kebanyakan blogger, vlogger, dan food influencer) bertemu langsung dengan owner Papoea by Nature, Mbak Amelia.

Owner Papoea by Nature, Mbak Amelia.

Mbak Amelia menjelaskan kepada kami bahwa dirinya buka orang Papua, namun menyukai budaya Papua, khususnya makanannya. Menurut Mbak Amelia, makanan Papua itu sangat merepresentasikan keindahan alam Papua. Mbak Amelia juga tertarik dengan makanan Papua yang menurutnya sangat sehat.

Kami percaya kalau bisa menyajikan makanan Papua yang sehat dan halal. Kebanyakan makanannya yang non base rice, karena orang Papua enggak makan nasi. Selain itu ada juga makanan dari buah merah. Buah merah ini sebenarnya dari keluarga pandan, yang secara turun temurun biasa untuk obat. Menariknya ada penelitian bahwa obat merah ini emang buat pengobatan. Jadi, orang Papua bisa bertahan lama saat di hutan, ternyata karena buah ini,” cerita Mbak Amelia.

Mbak Amelia juga mengatakan bahwa dirinya terinspirasi oleh Bapak Charles Toto, The Jungle Chef, yang sudah terkenal sebagai orang yang melestarikan budaya Papua, khususnya kulinernya. Mbak Amelia mengatakan bahwa Bapak Charles Toto ini suka memasak dengan cara tradisional dan memakai bahan-bahan lokal Papua.

Menariknya, kalau teman-teman ingin makan hidangan khas Papua yang dibuat oleh Papoea by Nature, tapi sedang enggak punya waktu untuk berkunjung ke sana, teman-teman juga bisa pakai fasilitas delivery order, lho. Mbak Amelia mengatakan ada tiga konsep penyajian hidangan, selain makan langsung di tempat, yakni:

  • Delivery: Melayani dari Senin-Sabtu. Biasanya berupa snack box gitu.
  • Catering: Bisa on and off site. Biasanya untuk business meetings, private party, gift boxes, dll.
  • Pop Ups: Untuk event-event tertentu, sifatnya annual, gitu.

Satu lagi kelebihan makanan khas Papua di Papoea by Nature, yaitu bahan-bahan dasar makanannya menggunakan bahan-bahan lokal dari Papua. Mbak Amelia mengatakan bahwa hal tersebut dilakukannya untuk support petani dan nelayan Papua.

Supply-nya semua dari Papua. Di sana ada petani yang kita bina. Buah dan tanaman lain tidak ditanam, melainkan yang liar dari alam. Kita berusaha support local communities dan pakai bahan-bahan yang organik semua,” jelas Mbak Amelia.

By the way, di acara tersebut, Mbak Amelia juga menghadirkan Mas Andius Elok Pere a.k.a Andy Eloy (Mas Andy). Mas Andy ini adalah teman Mbak Amelia yang juga anak seorang kepala suku di Papua, tepatnya Papua pedalaman. For your information, Papua tuh “banyak” teman-teman, ada yang di pedalaman (gunung, hutan, dll), ada pula yang di pesisir pantai.

Mas Andy yang saat ini tengah kuliah di Ibu Kota ini kemudian sharing mengenai budayanya. Saat berbicara di depan kami, Mas Andy terlihat begitu mencintai dan bangga pada budaya Papua. Mas Andy menjelaskan banyak budaya Papua, seperti tradisi memasak dengan bakar batu, tentang rumah-rumah adat Papua yang unik (Hongay), tentang pakaian adat Papua, tradisi potong jari, dll.

Mas Andy dari Papua sharing tentang budayanya.

Ngobrolin pakaian adat Papua, teman-teman pasti enggak asing dengan “koteka” bukan? Koteka ini berasal dari labu air yang dikeringkan, namun sebelumnya daging buahnya diambil dulu. Trus, enggak semua orang Papua pakaia koteka. Hanya mereka yang tinggal di pedalaman lha yang memakainya. Kalau orang Papua pesisir kebanyakan memakai baju rumbai-rumbai yang disebut sebagai “Moge”.

Mas Andy juga menjelaskan, bahwa besar kecilnya koteka enggak ditentukan dari apa yang dibungkusnya (haha, senyum-senyum kan baca ini? 😛 ), melainkan disesuaikan dengan status sosial atau jabatannya. Makin tinggi status, makin gede kotekanya. Trus, koteka ternyata juga bisa berfungsi sebagai semacam tas gitu. Orang Papua menaruh rokok, potongan ayam, makanan, dll di sana.

Satu lagi pakaian adat khas Papua yang biasa dipakai perempuan di sana adalah “Noken”. Noken ini berasal dari semacam serat-serat tanaman, kemudian dianyam sehingga jadi semacam rok/ penutup tubuh. Noken menggunakan pewarna alami dari getah tanaman.

Noken juga berfungsi sebagai mas kawin wanita. Harga noken sekarang bisa sampai di atas satu juta,” terang Mas Andy yang bikin kami yang hadir berdecak kagum.

Oh ya, selain Mas Andy, khusus hari itu mbak Amelia juga menghadirkan hiburan khas Papua. Ada komedian Epen Cupen dan tarian Batik khas Papua.

Tari Batik dari Papua.

Venue alias penampakan restoran khas Papua, Papoea by Nature

Udah jelas kan mengenai konsep restoran khas Papua, Papoea by Nature ini? Plus udah tahu dikit-dikit kan tentang budaya Papua?

Nah, sekarang, teman-teman penasaran tidak, seperti apa sih venue restorannya. Menurut Mbak Amelia, sebenarnya ada dua lantai, satu di atas, satu lagi di bawah. Cuma, saya dan rekan-rekan yang datang ke acara icip-icip yang diselenggarakan tanggal 12 Agsutus kemarin itu enggak sempat naik ke atas. Mbak Amelia bilang, kalau di atas ada area yang asyik buat nongkrong dari sore sampai malam. Wah, kapan-kapan kayaknya kudu ke sana lagi buat liat-liat, hehe.

Sedangkan penampakan lantai bawah seperti berikut. Area depannya seperti ini, kayak teras rumah, sehingga terasa hommy kalau masuk sana. Begitu masuk ke restoran, langsung ada bar di bagian depan, tempat kita bisa memesan kopi Papua atau minuman lain, sambil bercengkerama dengan teman-teman.

Bagian depan Papoea by Nature.

Teras samping.

Area bar.

Masih satu ruangan dengan bar ada area makan dengan kursi dan meja kayu yang kokoh. Banyak hiasan khas Papua seperti ukiran kayu terpajang di dinding. Kemudian, kalau kita masuk lebih ke dalam lagi, ada dua area yang bisa kita masuki, area kiri dan kanan.

Area di sebelah kiri merupakan semacam art gallery gitu. Ada beberapa patung, ukiran, dan kerajinan khas Papua yang ditata apik di rak pajangan. Sedangkan, area sebelah kanan, adalah ruang makan dengan kursi-kursi yang mirip yang satu area dengan bar tadi. Bedanya, di ruangan ini tersedia rak buku yang udah pasti berisi buku-buku atau literatur-literatur khas Papua. Buat teman-teman yang kepengen tau lebih banyak lagi soal budaya Papua, bisa nih mampir ke Papoea by Nature, trus ngopi-ngopi sembari baca buku tentang Papua di sana.

Art gallery.

Area dalam Papoea by Nature.

Kita bisa baca buku tentang kebudayaan Papua di sana.

Di samping kanan dari area membaca tadi, teman-teman bisa menjumpai lemari kaca besar dan meja makan. Teman-teman bisa tuh menikmati hidangan khas Papua di sana. Menurut saya, area yang itu lebih privat gitu, soalnya 😀 .

Ruangan yang lebih terasa privat.

Kemudian, di belakang dua area tersebut, terdapat area yang agak luas lagi. Dengan kursi-kursi, meja-meja, dan lukisan-lukisan yang enggak kalah uniknya dari yang ada di ruangan-ruangan lain. Nah, dari ruangan ini ada tangga menuju ke area atas yang dimaksud oleh Mbak Amelia tadi.

Bagian belakang restoran.

Makanan khas Papua yang tersedia di Papoea by Nature

Dari cerita saya, sekarang teman-teman sudah tahu budaya Papua dan restoran Papoea by Nature kayak apa kan? Penasaran tidak dengan makanannya? Berikut adalah beberapa makanan yang sempat saya cicipi saat di sana:

Jungle Roast Chicken

Dari namanya udah ketauan kan ini apa? Yup, ini adalah menu ayam (seperempat bagian) yang dimarinated dengan ketumbar, disajikan dengan talas (tapi kalau di Jawa Timur saya nyebutnya “Mbote”), mix salad, dan saus cabe dan jeruk yang manis.

Beef Chimicurri

Daging sapi sirloin disajikan dengan saus chimicurri, potato gratine, dan brussel sprout.

Papeda and Yellow Fish Soup

Sup kuah kuning yang disajikan dengan papeda. Supnya enak soalnya ada bahan mackarell fish-nya.

Fried Rice

Nasi goreng dengan salad dari dan acar dari wortel dan ketimun. Nasi goreng ini juga dilengkapi dengan keripik dari ubi ungu dan telur mata sapi. Gambar di atas versi imutnya, gambar di bawah versi lengkapnya.

Fried Rice Menado Roa Fish

Nasi goreng dengan lauk Menado Roa Fish.

Fried Sagoo with Red Curry Soup

Sagu digoreng (kayak cireng) dan kare kuah kuning kental yang cukup pedas. Bahan karenya adalah mackerel fish.

Smoked Tuna with Pasta

Tuna yang diasapi dan disajikan dengan mie pasta (spageti).

Sagoo Wrap Chicken

Ayam yang dibungkus kulit sagu kemudian di-BBQ/ panggang dan disajikan dengan lettuce onion and salsa dips.

Rainforest Rolls

Salad yang dibungkus dengan papeda. Isi saladnya merupakan campuran antara herbs, alpukat, edible flower, pumpkin, dan disajikan dengan saus jeruk yang pedas.

Fried Canary Banana with Sea Salt Caramel Sauce

Pisang digoreng kemudian disajikan dengan campuran kacang kenari dan saus karamel.

Selain makanan berat, ada juga snack, baik manis maupun gurih seperti:

Doughnut Buah Merah

Donat yang bagian tengahnya diisi dengan selai buah merah.

Caramelised Coconut Lime Sagoo

Sagu dikukus dengan kelapa yang dikaramelisasi dan lime leaf dust.

Durian Egg Tart

Semacam tart dengan isian pasta durian.

Buah Merah Sagoo Canapes with Seasoned Chicken

Bentuknya canape dari bahan pearl sagoo yang dimasak dengan buah merah dan serundeng ayam yang lumayan pedas.

Purple Yam Croquettes Potatoes

Kroket atau bola-bola dari ubi ungu dengan sayur lilin dan remahan peterseli.

Peanut Muffin

Muffin dengan selai dan remahan kacang.

Grilled Banana

Pisang yang dibakar kemudian ditaruh di garam laut, disajikan dengan chilli and fresh herbs.

Bagaimana? Udah enggak penasaran lagi kan dengan menu-menu makanan khas Papua di Papoea by Nature? Oh iya, semua menu makanan di Papoea by Nature Halal ya teman-teman. Sedangkan harganya cukup bervariasi, yakni antara empat puluh lima ribuan sampai seratus tujuh puluh ribuan Rupiah. Mbak Amelia juga mengatakan bahwa menu tersebut nanti akan diubah tiap beberapa bulan, sebab menyesuaikan dengan seasonal fruit and vegetables di Papua.

Papua always evolving, karena alam punya season juga,” kata Mbak Amelia.

Eh, by the way, teman-teman mau tahu makanan favorit saya dari sekian menu yang sudah saya coba itu enggak? Well, dari sekian banyak menu, favorit saya adalah nasi goreng, papeda and yellow soup, serta “cireng” dan sup kuah ikan yang pedas itu, hehe. Rasanya eksotis, hehe.

Teman-teman penasaran tidak dengan eksotisnya rasa makanan khas Papua yang dihidangkan oleh Papoea by Nature? Yawda, kalau penasaran segera saja ke Papoea by Nature. Lokasinya cukup mudah dijangkau kok, berada tepat di seberang Apartemen Pakubuwono. Buat yang naik kendaraan umum kayak commuter line juga mudah, soalnya lokasinya deket banget sama Stasiun Kebayoran.

Berikut alamat lengkapnya:

Jl. Pakubuwono VI No.77, RT.6/ RW.2, Gunung, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

Semoga informasi tentang restoran khas Papua di Jakarta ini bermanfaat ya teman-teman 🙂

April Hamsa