Mencari rumah sakit (RS) adalah salah satu hal yang pertama kali saya lakukan begitu pindah ke Tangerang Selatan coret (baca: Parung Panjang 😛 ). Soalnya, keberadaan layanan kesehatan tuh penting, apalagi kalau buat ortu yang memiliki anak kecil seperti saya. Bukan berarti ngarep sakit atau gimana-gimana, sih, namun lebih untuk tindakan preventif seperti periksa gigi, vaksin, cek kesehatan, dll. Nah, karena di Parung Panjang belum ada RS besar, maka saya mencari RS di Tangerang Selatan yang aksesnya gampang dijangkau naik commuter line (KRL). Lalu, seorang teman menyarankan RS Premier Bintaro yang lokasinya tak jauh dari stasiun KRL.

Salah satu lorong di RS Premier Bintaro.

Trus, tanggal 19 Juli kemarin, saya berkesempatan datang melihat langsung layanan apa saja yang ada di RS Premier Bintaro. Ternyata, betul kata teman saya itu, dari Parung Panjang ke Bintaro naik KRL enggak sampai 30 menit. RS Premier Bintaro juga udah dekat dari stasiun, tepatnya stasiun Jurangmangu.

Lobi rumah sakit.

Hari itu tujuan utama saya sebenarnya mau mengikuti talkshow kesehatan yang membahas tentang “saraf kejepit” yang diselenggarakan oleh RS Premier Bintaro. Sebelum talkshow dimulai ternyata ada petugas dari rumah sakit yang mengajak peserta talkshow melakukan hospital tour. Yawda, saya sekalian aja liat-liat berbagai fasilitas apa saja yang tersedia di sana.

Berbagai layanan RS Premier Bintaro

Begitu masuk lobi rumah sakit, tiba-tiba ada robot pintar menghampiri saya. Orang-orang di sana menginformasikan kalau namanya adalah Darby. Robot Darby ini berbentuk kepala rusa yang merupakan maskot dari RS Premier.

Mencari informasi melalui robot Darby.

Robot ini membantu pengunjung untuk menunjukkan area-area di rumah sakit yang ingin dituju. Jadi, kalau baru pertama kali darang ke RS Premier Bintaro enggak perlu khawatir nyasar, tuh. Ada Darby yang akan memberikan petunjuk buat kita 😀 .

Kalau mau mencari klinik yang dituju bisa cek di monitor Darby.

Oh iya, hampir kelupaan menginfokan, kalau mau menuju lobi utama RS Premier Bintaro masuknya melalui pintu lobi Barat ya. Begitu masuk, tepat di sebelah kanan ada meja pendaftaran untuk pasien rawat jalan. Apabila teman-teman mau melakukan pemeriksaan kesehatan, nanti bisa mendaftar dulu di sana ya.

Meja pendaftaran pasien.

Di area lobi yang cukup luas tersebut saya melihat beberapa klinik, antara lain klinik untuk untuk anak, klinik kecantikan kulit, dll. Di area lobi tersebut juga terdapat beberapa kantin, apabila pengunjung ingin makan atau sekadar membeli minuman dan camilan.

Dari lobi pula saya bisa melihat ada tiga lantai lagi di atas lobi rumah sakit. Kalau naik ke lantai paling atas, kita bisa menjumpai area roof garden. Area ini merupakan area untuk pasien berjemur.

Roof garden untuk berjemur.

Yang namanya berjemur pasti enggak asing kan buat teman-teman? Apalagi saat wabah Covid-19 sedang tinggi-tingginya kemarin. Tujuannya supaya mendapatkan manfaat dari vitamin D yang berasal dari sinar matahari, yakni meningkatkan imunitas. Itulah sebabnya para pasien disarankan berjemur matahari juga.

Roof garden ini khusus untuk pasien.

Namun, ya, enggak semua pasien diizinkan berjemur, sih. Pasien yang boleh berjemur adalah yang kondisinya masih tergolong prima. Itu pun wajib didampingi keluarga dan sebelumnya harus menghubungi perawat yang bertugas, sebelum memasuki area berjemur.

Selain untuk berjemur, saya mendapatkan informasi, bahwa area tersebut juga dipakai sebagai pojok dahak. Jadi, kalau petugas kesehatan mau mengambil dahak pasien juga dilakukan di sana. Namun, kalau ada pengambilan dahak, area tersebut akan dikosongkan dari pasien lain terlebih dahulu.

Keluar dari roof garden, masih di lantai yang saman, terdapat ruang perawatan untuk pasien menginap. Ruang rawat inap tersebut memiliki jadwal kunjung pagi (11.00-13.00 WIB) dan sore (18.00-20.00 WIB).

Stroke Center.

Kemudian, turun dua lantai ke bawah terdapat layanan Stroke Center yang baru saja dilaunching awal tahun ini (Januari 2022). Stroke Center ini memberikan penanganan pada pasien stroke secara terpadu, mulai dari tahap preventif, pengobatan, hingga pemulihan. Di layanan Stroke Center ini, petugas kesehatan 24 jam memantau pasien, sehingga walau tidak ada keluarga yang menemani di dalam ruangan, pasien tidak akan merasa sendirian,

Kamar rawat inap di Stroke Center.

Di dekat Stroke Center, terhubung dengan lorong yang sama, saya melihat ruang Critical Care Unit (CCU). Kemudian, ada beberapa ruang lagi seperti klinik untuk ortopedi, ruang petugas, dll.

Bed untuk merawat pasien stroke.

Setelah melihat-lihat lantai dua, saya pun turun ke lantai lobi kembali. Di dekat meja pendaftaran pasien, ada satu klinik yang menurut saya akan menarik kaum Hawa, yakni Skin & Laser Clinic. Yah, walaupun pasien di klinik ini enggak cuma perempuan sih, bapak-bapak juga bisa lho datang ke sini kalau memiliki problem kesehatan kulit dan kelamin.

Skin & Laser Clinic.

Beberapa layanan Skin & Laser Clinic RS Premier Bintaro, antara lain:

  • Peremajaan kulit;
  • Mengurangi kerutan halus;
  • Menghilangkan tatto.T
  • Vagina rejivenation;
  • Hair removal;
  • Menghilangkan bekas jerawat;
  • Menyembuhkan varises;
  • Menyembuhkan snoring/ mendengkur, dll.

Di dalam klinik Skin & Laser.

Klinik yang dibuka pada Agustus 2021 ini tak perlu waktu lama menjadi salah satu layanan unggulan RS Premier juga.

Saya saat bertanya perawatan apa saja yang ada di Skin & Laser Clinic.

Itulah teman-teman, beberapa fasilitas di RS Premier Bintaro yang sempat saya lhat saat berkunjung ke sana beberapa waktu lalu. Apabila teman-teman ingin mengetahui fasilitas/ layanan lain atau mungkin mencari dokter spesialis juga sesuai kebutuhan, teman-teman bisa mengintip media sosialnya di:

Penanganan saraf kejepit di RS Premier Bintaro

Setelah hospital tour, peserta talkshow kemudian diajak memasuki ruang Krakatau tempat talkshow kesehatan berlangsung. Tema talkshow hari itu adalah “Penanganan Terkini Saraf Kejepit” dengan narasumber dr. Ajiantoro, Sp.OT.

Buat teman-teman yang masih bingung, sebenarnya “saraf kejepit” itu yang bagaimana, sih?

Berikut gambaran saraf kejepit. Gambar: slide presentasi dr. Ajiantoro, Sp.OT.

Kata dr. Ajiantoro, Sp.OT yang dimaksud dengan saraf kejepit adalah pada saat seseorang merasakan nyeri, yakni sensasi dan emosi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh tubuh. Biasanya hal tersebut terjadi karena terjadi kerusakan jaringan di dalam tubuh, sehingga tubuh kemudian memberikan sinyal berupa nyeri itu.

Lalu, kira-kira apa sih penyebab terjadinya saraf kejepit itu?

Yaaa, macem-macem, bisa karena gaya hidup seperti pengulangan posisi duduk yang tidak tepat, salah posisi saat mengangkat beban berat, dll.

Khusus pada talkshow hari itu, dr. Ajiantoro, Sp.OT membicarakan mengenai nyeri yang sering dirasakan oleh banyak orang yakni di bagian punggung bawah atau yang lebih dikenal sebagai low back pain. Low back pain inilah yang disebut sebagai saraf kejepit.

Penyebab saraf kejepit. Gambar: slide presentasi dr. Ajiantoro, Sp.OT.

Enggak cuma orang lanjut usia saja lho yang pernah mengalami low back pain. Menurut dr. Ajiantoro, Sp.OT orang berusia produktif juga pernah mengalaminya. Minimal satu kali lha rata-rata orang pernah mengalami minimal 1 kali nyeri di bagian pinggangnya. Hal ini tentu berdampak sangat merugikan, terutama menurunkan produktivitas kerja/ aktivitas seseorang.

Kerap kali, seseorang, khususnya yang usianya masih produktif mengabaikan rasa nyeri tersebut. Padahal, kalau udah mengalami nyeri dengan ciri-ciri berikut, itu udah tandanya red flags, lho, yakni:

  • Nyeri yang terjadi mendadak dan tak tertahankan;
  • Nyeri yang bersifat progresif dan tidak hilang dengan istirahat;
  • Nyeri yang menjalar ke kedua tungkai kaki;
  • Nyeri yang berkaitan dengan perubahan posisi;
  • Nyeri dengan kelemahan tungkai kaki;
  • Merasa kesemutan, baal, atau kebas pada tungkai kaki;
  • Saat berdiri atau berjalan kedua tungkai kakinya lemah.

Apabila mengalami ciri-ciri di atas maka dr. Ajiantoro, Sp.OT menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lengkap ke dokter, sehingga mendapatkan diagnosa yang sebenarnya.

Dr. Ajiantoro, Sp. OT memberikan contoh posisi duduk yang benar.

Kalau di RS Premier Bintaro, pasien yang mengalai keluhan seperti yang saya sebutkan tadi menjalani beberapa pemeriksaan, seperti: tes laboratorium, tes radiologi (meliputi USG, Xray, CT Scan, MRI, BMD, dan nantinya rehabilitasi fisioterapi.

Sedangkan apabila diagnosis pasien ditegakkan, maka terdapat dua pilihan untuk menindaklanjutinya, yakni:

  • Konservatif (tanpa operasi)
  • Operasi.

Beberapa tindakan konservatif yang akan disarankan oleh dokter, biasanya meliputi:

  • Diet supaya memiliki berat badan yang ideal.
  • Memperbaiki pola hidup dan aktivitas harian.
  • Istirahat/ bed rest pada saat gejala nyeri timbul lagi.
  • Menghindari gerakan-gerakan yang bisa mengakibatkan nyeri muncul kembali.
  • Mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri, anti radang, serta vitamin.
  • Lalu ada pula rehabilitasi medik, dengan latihan fisik dan penguatan otot, memakai alat bantu dan korset, dll.

Dr. Ajiantoro, Sp.OT kemudian menceritakan kalau beberapa pasiennya ada yang masih merasakan nyeri setelah berobat tanpa operasi. Namun, sebelum dokter sempat menyarankan untuk operasi, pasiennya udah kai sinyal duluan, “Tetapi, saya tidak mau dioperasi, Dok!” Hyaaahh.

Peserta talkshow menyimak materi.

Nah, kalau di RS Premier Bintaro untungnya sudah ada layanan tanpa operasi juga untuk mengatasi saraf kejepit, yakni dengan Interventional Pain Management (IPM) adalah tindakan dengan panduan alat untuk mengobati nyeri akibat saraf kejepit. IPM meliputi:

  • Injeksi/ blok saraf tulang belakang;
  • Radiofrequency Ablation (RFA Spine);
  • Percutaneous Laser Disc Decompression (PUDD).

Selain tindakan non operasi, tentu saja RS Premier Bintaro juga memiliki layanan operasi. Keunggulan tindakan operasi di rumah sakit ini adalah kelengkapan alat dan fasilitas operasi yang meliputi:

  • C-arm, yakni suatu alat radiologi yang digunakanuntuk melihat gambar dari pasien;
  • Alat endoscopy;
  • Kamar operasi non infeksi;
  • instrumen dan implant yang lengkap;
  • Sterilisasi yang terjaga;
  • Tim dokter dan perawat yang profesional;
  • Kesiapan kamar operasi 24 jam.

Tindakan operasi saraf kejepit meliputi bedah terbuka dan bedah minimal invasif (endoskopi). Bedah terbuka ini biasanya dilakukan jika dibutuhkan pemasangan pen. Kalau bedah minimal invasif dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih untuk mengurangi kerusakan jaringan dan stress pada tubuh pasien.

Tujuan dari bedah minimal invasif ini adalah:

  • Mengurangi tarikan dan kerusakan otot;
  • Meminimalisir rusaknya jaringan lunak tulang belakang;
  • Mempertahankan integritas dari dorsolumbar fascia.
  • Mengurangi kerusakan tulang;
  • Utilisasi saraf dan pembuluh darah;
  • Mengurangi luka sayatan tindakan;
  • Mencegah angka kejadian infeksi.

Bedah minimal invasif ini dilakukan dengan endoskopi. Teman-teman, khususnya ibuk-ibuk, yang suka nonton drakor bertema medical pasti enggak asing kan dengan istilah “endoskopi”? 😛 😀

Contoh kondisi pasien pasca tindakan operasi endoskopi. Gambar: slide presentasi dr. Ajiantoro, Sp.OT.

Pada bedah endoscopy akan ada alat khusus yang dimasukkan ke dalam organ internal pasien. Keuntungannya adalah sayatannya tidak lebar, lebih sedikit kerusakan jaringan, lebih sedikit kehilangan darah, lebih rendah angka kejadian jaringan parut, rawat inap lebih pendek, pemulihan fungsional lebih dini, dan peningkatan kualitas hidup, serta kosmetik luka yang lebih baik.

Dr. Ajiantoro, Sp.OT kemudian menunjukkan contoh seorang pasiennya yang hanya butuh dua jahitan saja dan 6-12 jam pasca operasi, pasiennya sudah bisa bergerak dengan leluasa.

Begitulah teman-teman, pengetahuan mengenai penyakit saraf kejepit berikut tindakannya yang saya dapatkan melalui talkshow kesehatan hari itu. Semoga membantu teman-teman, yang barangkali dirinya, keluarganya, atau kenalannya memiliki masalah yang ciri-cirinya sesuai dengan ciri-ciri kena saraf kejepit ya?

FYI, RS Premier Bintaro selama ini sudah terkenal sebagai salah satu RS yang memiliki Spine Center dengan metode minimal invasif untuk penyakit syaraf kejepit. Seperti yang saya bilang tadi, ada layanan konservatif dan ada pula operasi namun lebih ke minimal invasif yang ditawarkan untuk pasien saraf kejepit.

Tindakan manapun yang akan dilakukan nanti, hal yang paling penting sih menegakkan diagnosis dulu yaaa. Diagnosis yang tepat akan meminimalisir terjadinya kesalahan terapi.

BTW, kalau berencana mau menegakkan diagnosis saraf kejepit di RS Premier Bintaro silakan menghubungi media sosialnya yang sudah saya tulis sebelumnya ya. Bisa juga datang langsung ke rumah sakitnya. Berikut adalah alamat RS Premier Bintaro:

Semoga info tentang fasilitas RS Premier Bintaro ini bermanfaat ya 🙂 .

April Hamsa