Kalau ada yang bertanya mengenai oleh-oleh khas Surabaya. Biasanya nomor satu yang saya rekomendasikan adalah sambal Bu Rudy. Yes, Bu Rudy ini cukup melegenda di Surabaya sebagai outlet atau toko oleh-oleh khas Surabaya. Salah satu produk yang banyak dicari adalah sambalnya.
Ternyataaa, nama “Rudy” ini berasal dari nama suaminya. Kalau nama Bu Rudy-nya sendiri adalah Lanny Siswadi. Saya juga baru mengetahuinya belakangan, setelah Bu Rudy viral di Twitter dan Tiktok awal bulan Mei ini.
Jadi, waktu itu ada postingan video Bu Rudy sedang membeli es krim di IKEA yang viral. Trus, di Twitter, orang-orang pada nanya, “Siapa Bu Rudy?” Baru deh akhirnya orang-orang makin banyak yang mengenali Bu Rudy ini pengusaha oleh-oleh khas Surabaya, khususnya sambal.
Cerita Bu Rudy bikin dan jualan sambal ini juga menarik. Jadi, katanya suaminya Si Pak Rudy tuh hobi memancing udang dan ikan. Trus, hasil tangkapannya dibakar/ dimasak ramai-ramai dan Bu Rudy bikin sambalnya.
Ternyata, banyak yang komen kalau sambal Bu Rudy enak. Akhirnya, Bu Rudy jualan sambal, deh.
Sejak awal, sebelum terkenal sebagai pengusaha sambal, Bu Rudy memang sudah berwirausaha. Mulanya Bu Rudy berjualan sepatu di Pasar Turi. Lalu, setelah Pasar Turi kebakaran pada tahun 2007, Bu Rudy banting setir jualan makanan pakai mobil. Kemudian, menjadi pengusaha kuliner dengan branding sambalnya yang sangat terkenal.
Saya sendiri sudah lama mengetahui outlet-nya, karena berlokasi dekat kampus tempat kuliah saya dulu, tepatnya di area Dharmahusada. Lalu, setelah menikah, saya juga baru tahu kalau Bu Rudy punya outlet juga di Kupang Indah.
Kalau mudik ke Surabaya, suami sering mengajak mampir ke sana untuk membeli oleh-oleh buat teman-teman kantornya. Tentu saja yang dicari adalah sambal.
Kalau enggak keliru, ada tiga varian rasa sambal Bu Rudy, yakni:
- Sambal Ijo (tutup warna hijau)
- Sambal Bawang (tutup kuning)
- Sambal Bajak (tutup merah).
Kalau ditanya paling suka yang mana, ya saya sih suka semua haha. Soalnya, kalau beli sambal Bu Rudy, pasti ambil tiga varian ini.
Menurut saya, rasanya tuh khas gurih dan asin. Menurut lidah sebagian orang sih, katanya pedas, namun buat saya masih belum terlalu pedas. Andaikan Bu Rudy bisa menyediakan sambal dengan level-level kayak keripiki pedas itu, asyik kali ya, hehe.
Namun, sambal-sambal yang sekarang pun sudah enak banget, sih. Sangat cocok menjadi oleh-oleh khas Surabaya atau sekadar stock sambal di rumah.
Selain produk sambal, outlet Bu Rudy juga menyediakan banyak makanan kering maupun makanan basah lainnya. Semuanya tersedia di rak di outlet-nya.
Cara belanjanya kayak belanja di minimarket gitu. Ambil produk yang diinginkan sendiri, kemudian bayar di kasir.
Selain sambal, satu lagi yang biasanya saya beli adalah kue mlinjo. Suami biasanya suka membawakan kue mlinjo ini buat teman-teman kantornya.
Kue mlinjo ini bentuknya seperti nastar, namun tentu saja enggak mengandung selai. Selain kedua produk makanan tersebut, kadang kami juga membeli keripik dan kue spikuk/ spikoe. Uniknya, kalau dirasa porsi kue spikoe-nya kebanyakan, bisa beli yang potongan-potongannya aja. Lebih murah pula harganya, hehe.
Baik outlet Bu Rudy yang di Dharmahusada maupun di Kupang Indah, sama-sama ada restorannya. Saya udah lama enggak ke Dharmahusada, tetapi sempat lihat postingan orang di Twitter kalau di sana resto-nya cukup apik.
Kalau yang di Kupang Indah, restorannya cukup luas. Ada indoor dan outdoor area buat dine in. Sayangnya, saya dan keluarga belum berkesempatan untuk makan di restoran Bu Rudy. Katanya sih harga makanannya masih sangat terjangkau buat ukuran resto ya.
Semoga next time kalau ke outlet Bu Rudy lagi bisa sekalian menikmati menu-menu makanan yang ditawarkan di sana 😀 .
April Hamsa
Comments