Kalau Bapak Haji Slamet terkenal punya rumah makan dengan menu bebeknya, maka resto Bapak Haji Paijo terkenal dengan menu sate kambing mudanya. Yup, kali ini, saya mau cerita pengalaman kuliner makan sate di Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo di daerah Pondok Ranji, Tangerang Selatan.
Pertama kali makan satenya Pak H. Paijo.
Sebenarnya, datang ke Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo ini enggak direncanakan. Jadi, ceritanya, hari ini kami sekeluarga abis pulang dari playdate sekolahnya anak-anak di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Selesai playdate pas jam makan siang, maka, laper, dooonk.
Nyoba googling rumah makan yang dekat area sana, kok, sepertinya lebih banyak fast food. Akhirnya, suami mengusulkan makan di area yang kita lewati ke arah rumah. Nyari-nyarilah ke area Bintaro atau BSD City. Oh ya, karena kami naik commuter line (KRL) maka nyari makannya di rumah makan yang enggak jauh dari stasiun-stasiun yang bisa kami singgahi.
Lokasinya di jalan raya tak jauh dari stasiun Pondok Ranji.
Dari googling, ketemulah Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo yang beralamat di Jl. Rawa Buntu. Kata suami saya, dulu banget, sebelum pandemi pernah makan di sana dan rasanya enak.
Hmmm, kalau denger Rawa Buntu, saya ingetnya ya area BSD City yang dekat stasiun Rawa Buntu itu. “Pas lha kalau dekat stasiun,” pikir saya. Baca-baca review-nya pun cukup positif. Tempatnya nyaman buat anak-anak, ada playground-nya, dll. Yawda, akhirnya kami putuskan OTW ke sana.
Ndilalah, di tengah perjalanan, suami bilang kalau rumah makannya tuh dekat dengan stasiun Pondok Ranji. Padahal, stasiunnya udah kelewat dan keretanya mau berhenti di stasiun Jurang Mangu. Akhirnya, kami putuskan turun Jurang Mangu dan lanjut naik kendaraan online menuju Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo.
Ternyata, pas nyampek Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo yang dimaksud, lokasinya deket banget sama stasiun Pondok Ranji. Lihat di map cuma 300 meteran aja. Tinggal jalan lurus aja, enggak pakai nyebrang-nyebrang jalan.
Kalau mau makan lesehan bisa di belakang.
Begitu sampai depan rumah makannya, kesan saya Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo ini mengingatkan saya kepada depot-depot khas daerah/ kota-kota kecil gitu. Gimana yaaa, cara menggambarkannya? Vibes-nya itu, lho, nuansanya enggak modern tetapi bersahaja, hehe.
Saya juga agak takjub rumah makannya luas banget. Ada banyak meja bundar lengkap dengan kursinya di dalamnya. Oh ya, lokasi rumah makan ini tepat di pinggir jalan raya.
Masuk lewat gang di samping resto.
Trus, karena di review saya baca ada lesehan, maka saya nanya donk, di mana bisa makan lesehan. Ternyata, kalau mau duduk lesehan, lokasinya enggak di gedung resto yang itu, melainkan di bagian belakang. Untuk menuju ke sana harus melewati gang di samping resto.
Ternyata, di belakang gedung rumah makan yang tadi, ada bangunan lain. Bangunannya unik, bernuansa Jawa, gitu. Ya, sesuai namanya, Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo, bangunannya khas Jawa Yogyakarta ada joglo-joglo-nya. Di depan bangunan bernuansa Jawa tersebut, ada beberapa gazebo, tempat pengunjung bisa makan lesehan.
Ada bangunan bernuansa Jawa, gazebo,dan tempat parkir.
Nuansa Jawa-nya kental sekali.
Kalau bangunan dengan nuansa Jawa tadi, ternyata juga masih bagian dari rumah makannya. Ada beberapa meja dan kursi juga di sana. Luas juga area dine in-nya.
Gazebo untuk makan lesehan.
Belakangan kami baru ngeh kalau resto Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo ini ada beberapa cabang. Kalau mau mencari yang ada playground buat anak-anaknya enggak di Pondok Ranji, melainkan di Rawa Buntu.
“Kalau aku sih dulu pernah makan yang di sini,” kata suami.
Yaweslah, semoga kapan-kapan bisa ke Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo yang ada playground-nya itu hahaha 😛 .
Saat kami ke sana siang tadi (sekitar pukul 13.00 WIB), rumah makannya cukup sepi. Di gazebo ada satu grup pengunjung lain selain kami dan di dalam bangunan bernuansa Jawa tadi juga ada satu meja terisi. Terasa sepi, karena rumah makannya tuh luas sekali.
Ada beberapa gazebo untuk lesehan, namun mas-mas pelayannya mengarahkan kami untuk duduk di gazebo yang paling luas yang dilengkapi dengan TV dan dua kipas angin, hehe.
Setelah itu, mas-masnya menyodori kami kertas menu untuk memesan. Sayangnya, di kertas itu enggak ada daftar harganya. Akhirnya, suami minta list menu yang tercantum harganya, hehe. Mas-masnya kemudian mengambil menu yang ada gambarnya gitu plus secarik kertas yang dilaminating yang menampilkan daftar harga.
Daftar harga makanan dan minumannya.
Karena emang niatnya makan sate, kami pun memesan Sate Kambing dan Sate Ayam. Masing-masing berisi 10 tusuk seporsi. Trus, untuk side dish-nya, kami memesan Tahu Goreng. Tak lupa kami memesan 4 porsi nasi putih.
Untuk minumannya, saya memesan Es Kelapa Muda, Es Susu Soda Gembira, dan Jus Sirsak. Sayangnya, mas-masnya bilang kalau Es Susu Soda Gembiranya enggak bisa dipesan. Yawda, akhirnya, ganti Es Teh Manis aja.
Tak lama kemudian, menu pesanan yang datang duluan adalah Tahu Goreng. Agak kaget juga, karena porsinya tuh banyak sekali. Ada 20 buah tahu goreng disajikan di piring dengan dua wadah sambal kecap. Menyusul kemudian adalah pesanan minuman, yakni berturut-turut Es Kelapa Muda, Es Teh Manis, dan Jus Sirsak.
Takjub dapat 20 biji tahu haha.
Selanjutnya, yang datang adalah menu utamanya, yakni Sate Kambing dan Sate Ayam. Pada saat mengantar sate, mas-mas pelayannya hanya mengantar 3 piring nasi.
Sebelum saya komplain, mas-masnya menjelaskan kalau sepiring nasi tuh porsinya lumayan besar. Satu piring penuh. Khawatirnya, anak-anak enggak habis makan nasi sebanyak itu. Akhrinya, mas-masnya nawarin, mau pesan tiga nasi aja atau tetap empat porsi.
Nasinya sepiring munjung.
Saya lihat porsi nasinya memang gedhe, sih, haha, kaget. Enggak kayak beberapa resto yang pernah kami singgahi, yang kalau kasi nasi tuh seuprit aja haha 😛 . Akhirnya, kami pesan tiga nasi aja. Baik juga ya mas-mas pelayannya ngasi opsi soal pesanan nasinya? 😀
Lalu bagaimana rasa satenya? Penasaran?
Okey, langsung aja, saya kasi tahu pendapat saya ya 😀 .
Pertama, Sate Kambing. Sate Kambing ini disajikan dengan bumbu kecap dan irisan kol, tomat, serta bawang merah. Pertama kali melihatnya langsung seneng, karena irisan daging kambingnya tuh gedhe-gedhe. Berbeda dengan sate kebanyakan yang mungkin sering kita beli dekat rumah.
Sate Kambing.
Warna daging satenya pun bagus ya, cokelat kehitaman gitu, seolah bumbu-bumbunya meresap dengan baik. BTW, soalnya kalau dimakan tanpa bumbu kecapnya pun, satenya udah enak sekali rasanya.
Dagingnya bercampur ya, ada lemaknya atau kalau kata orang Jawa “gajih” tetapi enggak banyak, sih. Dagingnya enggak alot, sehingga anak-anak pun tak kesulitan mengunyahnya.
Lalu, tentang Sate Ayam-nya. Penyajiannya cukup minimalis yakni sate ayam dengan bumbu kacang, tanpa embel-embel yang lain. Namun, potongan daging ayamnya juga besar, lembut, dan mudah digigit.
Sate Ayam.
Secara umum, satenya enak, worth it lha sesuai harganya. Cuma, saya bingung, kenapa enggak ada sambal untuk menu satenya ya? Apa kehabisan sambal atau emang enggak ada sambalnya? Hehe.
Untungnya, tertolong pedes dari sambal kecap yang disajikan bersama dengan Tahu Goreng. BTW, Tahu Gorengnya terasa cocok di lidah. Anak-anak yang biasanya enggak suka tahu juga enggak bisa berhenti nyemilin tahu di Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo 😀 .
Es Teh.
Trus, soal minumannya, pertama adalah Es Kelapa Muda. Jadi, saya tuh memesan minuman ini, karena pas di Lapangan Banteng lihat ada bapak-bapak minum degan ijo, gitu. Jadi, kepengen juga minum Es Kelapa Muda kan?
Es Kelapa Muda.
Ternyata, Es Kepala Muda di Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo enggak disajikan dengan kelapanya, melainkan dalam gelas yang gedhe banget. Rasanya pas, enggak terlalu manis, dengan daging kelapa muda yang berlimpah. Segeeerrr.
Kalau Jus Sirsaknya, enak juga sih, namun menurut saya kurang kental. Terakhir, adalah Es Teh Manis yang terasa ada sereh-serehnya. Cukup menyegarkan. Porsinya juga segelas besar.
Jus Sirsak.
Untuk semua menu makanan dan minuman yang kami nikmati, total menghabiskan Rp. 233.000,-00. Lumayan mengenyangkan dan enak. Oh ya, saking besarnya potongan dagingnya, sampai ada 4 tusuk yang kami bungkus dan bawa pulang, wkwkwk enggak mau rugi. Untung tadi, enggak pesan menu tongseng juga. Kalau iya, bakal makin bingung gimana menghabiskannya, haha 😛 .
Bayarnya segini.
Ya, jadi itulah teman-teman, cerita kulineran kami hari ini di Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo. Buat penggemar sate dan tongseng kambing saya merekomendasikan resto yang satu ini. Selain, karena makanannya enak dan bikin wareg, parkiran resto juga besar, ada mushola, toilet, serta tempat cuci tangan juga. Cuma ya itu tadi, kalau cabang yang di sini enggak ada playground-nya hehe.
Toilet dan tempat wudhu.
Tersedia mushola.
Buat yang mau kulineran juga di Pondok Sate Kambing Muda Yogya Bapak Haji Paijo yang dekat stasiun Pondok Ranji ini juga, bisa mengikuti arahan peta berikut ini:
Semoga info resto Pondok Sate Kambing Muda Bapak Haji Paijo ini bermanfaat yaaa 😀 .
April Hamsa
Ulalaaaa, mupeeengg maem sate plus minum es degannyaaa
Asyik ya Pril, bisa naik transportasi umum dan cuss kulineram ama kluarga.
Ini bisa bgt nih, kamu twitkan , mention @darihaltekehalte 😆
Kayanya emang udah lama terkenal ya karena punya banyak cabang dan restonya gede gini
Aku klo sate dah biasaaaa, secara biyen aku kan kerjo nang NH. Yg mana hampir tiap hari adaaaa aja bagi² sate kambing 😆
Tapiii klo tongseng ki aku kemecerrrr.
Selain di Solo, IMHo, jarang aku nemu sing bisa masak tongseng secara mumpuni.
Nyam nyam nyaammmm
Ojo lali abis gt minum suplemen buat nekan angka kolesterol/asam urat 😑😶
hahahhaa… Mbaaaak Nuruuuul.. astaga, aku merasa tertohok di bagian akhir, wkwkk.
Tapi ya jano sesekali makan sate tuh gak apa-apa, cuma emang habis itu harus olahraga (gak habis makan juga ya). Tapi emang sih ya, baca tulisannya Mbak April jadi kemecer makan sate kambing, padahal aku gak patio suka sate kambing, aslinya.
Sate maning, aku suka sate. Makanan paporit hehuuu
Apalagi bapak aku dan mertua, sate maniaaa.
Paijo ini nggak ada playgroundnya ya, aku deketan ke cabang Rawa Buntu. Ntar kapan2 deh eh tapi dari kandang jurang di doank kayaknya deketan iniih
Wah jadi ngiler pengen makan sate juga nih
Luas banget tempatnya, nyaman makan santai di gazebo yaah. Itu tahunya numpuk gitu, dan kelihatannya endolita deh
Kalau ada sate kambing seenak ini, bisa jadi pilihanku, mba. Karena memang keluargaku suka dengan olahan sate kambing 🙂
Makasih reviewnya, mba 🙂
ruang parkirnya cukup luas ya mba, lalu ada musholanya juga, bersih pulak.. menyenangkan banget. Btw ada menu selain kambing gak?
Aku kalo ke tempat jualan sate kambing, pesannya selalu sate dan tongseng, ini favorit sekeluarga soalnya. Ntar kadang bisa nambah menu lain, tapi yang penting ya dua menu tadi itu wajib.
Tempat makan Sate Kambil Haji Paijo ini enak ya, ada pilihan outdoor gitu, lebih nyaman kayaknya bisa lesehan.
Yang kemarin aku baca versi BSD ya, sekarang versi Pondok Ranji. Apakah dia cuma punya 2 cabang aja?
Btw abis baca yang satunya, versi BSD, aku jadi bikin jadwal buat ke sana besok ama suami dan anak-anak. Semoga jadi. Soalnya kepengenan sering berubah-ubah :))
Sebetulnya kalau jam 6 sore, dekat pondok sate yang di BSD itu (setelah lampu merah) juga ada penjual sate (gerobak), yang jadi langgananku, satenya gak kalah enak. Tapi ga bisa duduk nyaman kayak di pondok sate Pak H Paijo. Seringnya sih take away.
Aku belum pernah yang di Pondok Ranji. Ternyata sama-sama gak jauh dari stasiun ya. Memudahkan buat dicapai.
Aku kalau makan sate kambing tuh mikir soal alotnya. Kalau dapat yang empuk kaya gini, pasti senang dan bakal balik ke tempat H. Paijo ya, Mbak. Mungkin nanti bakal ceki-ceki siapa tahu ada cabang terdekat dari tempat tinggal
Luas bangett tempatnya. Nyaman jdinya ya, Mbak. Aku kira ini ada Yogya, ternyata cuma namanya aja, ya. Hahaha. Btw, satenya lumayan gede2.
Kambing muda ini bisa jadi solusi buat yang gak suka daging kambing yang biasanya rada alot.
Seneng banget kalau ketemu restoran yang luas dan tempat sholat juga toilet nyaman.
Serasa di ruma sendiri.
Eaaa~
**soalnya ada joglo-joglonya kan yaa..berasa kampung halaman, gitu..
Sate dan tongseng,apalagi lidah-lidah jawa dan kebetulan suami jawa tengah,cocok banget sama yang namanya tongseng hahaha. Bumbu kacangnya juga cocok,dipadu dagingnya wes top jhoss gandhoss uenakkk poll!
Duh jadi laper nih lihat menu satenya, pantesan aja walau udah kelewat, rela turun stasiun berikutnya dan balik lagi naik kendaraan online. Nggak nyesel kan ya.
Tempatnya luas dan nampak nyaman, apalagi ada bangunan joglonya, jadi kesannya vintage gitu ya
Uwooo enak e
Gule dan sate kambing muda
Ada tongseng juga ya
Tempatnya juga nyaman
Ada toilet dan musola juga ya
Waah boleh di coba nih kalau pas ke tangerang, aku dan suami sukaak kuliner sate. Pastinya sate yang empuk dan bumbu meresap.
Aduh lihat sate kambing muda begitu aku jadi ngiler. Enak banget pastinya. Cukup kecap dan cengek, enyaaaak. Btw, lumayan lengkap ya fasilitas di tempat makan ini. Padahal tempatnya gak besar.
Iya satenya bikin kepingin itu mbak, enak kayaknya yaa. apalagi kata mbak April, satenya itu dimakan gitu aja udah enak banget. udah lama sejak pandemi gak makan sate. tempatnya rekomended banget ya, apalagi ada mushola, jadi betah makan di sini
Ini yang kmrn ade baca bukan sih? Kayaknya beda ya.. Soalnya ga ada cerita rumah joglonya gitu. Dah lah bikin ngiler semua nih sate kambing tapi jauuuuh..
Ditunggu ulasan ke sate kambing pak paijo yg ada playgroundnya.
wew tahu porsi gede ya, 20ribu dapat 20 potong berarti seribuan kan. Murce loh
baca review ini jadi bisa kira-kira kalau pesan di sana nasinya 3 aja yah supaya enggak kebanyakan. Pramusajinya memang baik, kasih opsi itu jadi lebih hemat. hehe
Seru banget sih makan sate di Pondok sate kambing muda H. Paijo ya Mba. Tempatnya luas, stay di sini juga bikin betah. Dikasih tahu 20 biji, banyak amat Mba, hehe … Untuk sekeluarga dikasih harga 200an lebih standar lah ya. Penasaran ama rasa satenya nih Mba
Ah jadi pengen ke sini deh buat nyobain Sate Kambing
Bikin lapar terus kalau dengar sate kambing
Apalagi buat darah rendah tuh cocok banget
Wah berasa mudik di Jogja deh. Ada Jogjlonya plus sate kambingnya juga Jogja banget. Untuk harga sih masih affordable ya 200 ribuan dengan menu segitu
Mantap sekali mak April.. salah satu menu favorit keluarga memang sate nih.. boleh nih nanti coba kesana.. terimakasih rekomendasinya mak