“April jenuh ngeblog? Nggak mungkiiin!”

“Ih, apaan, wong blog-mu selalu ada tulisan baru gitu, lho?”

“Ah, wong job-nya banyak, kok, males ngeblog. Kayak gitu males, kalau lagi rajin gimana?”

Hyaaah-hyaaah…

Begitulah komentar atau tanggapan yang saya terima dari teman-teman, khususnya circle pertemanan blogger saya, ketika saya mengeluh sedang bosan dengan aktivitas blogging.

Padahal, belakangan saya memang sedang males beut ngeblog. Kalaupun teman-teman masih menjumpai ada postingan baru di blog saya, itu karena sekadar menuntaskan kewajiban saja.

Ketika saya bilang mengalami kejenuhan dalan kegiatan ngeblog tak ada yang percaya 😛 .

Kebetulan, saya ikutan challenge menulis dua postingan travel dan/ atau kuliner dalam seminggu. Challenge ini berlangsung sejak awal tahun 2023 dan insyaAllah akan berakhir akhir tahun (kalau saya konsisten). Nah, walaupun “tertatih-tatih” nulisnya, entah mengapa saya tuh enggak mau menyerah dari challenge ini, wkwkwk.

Saya tuh mikirnya simple aja, sih. Nggak ada challenge gini, pasti saya malas mengisi blog. Blog saya pasti berdebu dan penuh sarang laba-laba, hahaha 😛 . Jadi, yawda, saya masih lanjut dengan postingan-postingan yang menggugurkan kewajiban challenge tersebut aja (lirak-lirik kanan-kiri moga Mbak Rora a.k.a @bloggernomad yang bikin challenge nggak baca, wkwkwk 😛 ).

Lalu, yang kedua, kok ya ndilalah, alhamdulillah, walau kondisi blog welek gini, masih ada agensi maupun brand yang percaya untuk mempromosikan produk atau sekadar numpang backlink di blog ini. Kan, nggak enak ya menolak rezeki? Yawda, saya pun berusaha tetap profesional aja #uhuks 😀 .

Penyebab saya jenuh ngeblog

Sebenarnya, penyebab utamanya bukan “malas menulisnya”. Namun, lebih ke masalah “teknis ngeblognya” huhu.

Jadi, ceritanya dimulai ketika saya mengubah settingan Google Analytic (GA) dari GA UA ke GA4 beberapa waktu lalu. Kayaknya kalau teman-teman blogger yang membaca blog ini, pasti enggak asing lha ya, dengan GA ini? Namun, buat yang belum tahu, sekilas info aja, GA tuh merupakan sebuah fitur yang disediakan oleh Google untuk memberikan laporan data mengenai blog kita.

Siapa yang mengalami jenuh ngeblog juga?

Ada gosip-gosip yang mengatakan kalau GA UA nggak segera diubah ke GA4, nanti datanya hilang dan bakal repot sendiri, hyaaahh. Mbuh sih ya, bener atau enggak. Pasalnya, setelah saya ganti GA4, GA UA saya masih terbaca tuh 😛 .

“Lha trus problemnya di mana, April?”

Masalahnya, ketika menyetting GA4, ternyata data blog saya enggak langsung keluar. Kata orang-orang sih ditungguin bae beberapa hari ke depan. Eh, ternyata tetep tidak muncul juga.

Nah, sebagai pengguna platform WordPress (WP), saya mempertimbangkan kemungkinan karena saya belum update WP saya. FYI, kalau pakai WP tuh emang kudu di-update terus, gitu.

WP yang bikin saya setres.

Sebelumnya, saya tuh keukeuh tidak mau update WP karena ada ketakutan-ketakutan kalau perubahannya bikin saya tidak nyaman. Selama ini saya pakai Classic Editor untuk mengetik, menambah gambar, optimasi SEO-nya, dll. Begitu di-update yang dipakai adalah Guttenberg. Daaann, bener, saya butuh waktu agak lama untuk menyesuaikan diri.

Yang bikin sedih sebenarnya bukan karena susah payah kudu belajar Guttenberg-nya, tetapi tulisan lama saya jadi enggak bisa diedit. Kalau ada yang nanya “Mengapa kok enggak bisa diedit?” Jawabannya, terkait teknis atau settingan WP tadi.

Padahal, seperti yang saya jelaskan di atas tadi, saya kan ikutan challenge. Ada kalanya, saya menulis mefet DL, sehingga saya belum nambahin foto/ gambar, belum SEO-in tulisannya, dll. Bahkan, kadang tulisannya nggak nyampek 1000 kata.


Hingga kini saya belum terbiasa dengan WP yang baru.

Buat saya yang selama ini kepengennya ngeblog-nya perfect, mengusahakan selalu ada di Google Page One, kondisi kayak gitu bikin saya setres. Gimanaaa yaaa, supaya saya bisa memperbaiki tulisan-tulisan lawas ituuu.

Yaaa, mungkin bagi sebagian orang tak masalah, tetapi buat saya masalah dan sempet bikin saya tak bisa tidur. Hehe, lebay yaaa 😛 .

Trus, tadinya, saya mau bawa blog saya “ke bengkel” maksudnya minta tolong kepada ahlinya buat memperbaiki blog ini, supaya minimal saya bisa akses tulisan lawas dan memperbaikinya. Namun, kalau bawa “ke bengkel” itu artinya kemungkinan besar blog saya kudu di-shutdown dulu minimal seminggu dua minggu, gitu, deh.

Yang bikin sedih, blog saya kehilangan jati dirinya :(.

Sementara, ya, alhamdulillah, saya masih mendapat kepercayaan dari agensi maupun brand buat nitip tulisan di blog ini. Galaw, hehe.

Lalu, faktor kedua yang menyebabkan saya jenuh ngeblog adalah, karena blog ini makin meninggalkan identitasnya. Dahulu, blog #keluargahamsa dikenal sebagai blog yang cenderung membahas tentang parenting. Namun, karena challenge yang saya ikuti lebih banyak membahas travel dan kuliner, akhirnya tulisan parenting-nya tenggelam huhu.

Untuk mengembalikan ke sisi parenting, terus terang sepertinya hingga akhir tahun sangat berat, karena saya sudah bertekad akan menyelesaikan challenge itu. Nanggung, kurang 2,5 bulan lagi 😛 .

Faktor berikutnya, merupakan hal yang paling bikin mules untuk membuka blog. Padahal, dulu, tiap pagi sebelum memulai hari, saya pasti langsung buka blog diikuti buka GA.

Nyesek karena PV drop.

Sekarang? Males! Hahaha!

Soalnya, WP mengalami penurunan drastis pageviews-nya. Awalnya, saya kira ini tuh cuma masalah blog saya. Eh, ternyata suatu ketika saya curhat masalahsaya ini di WAG Blogger Tangsel. Kebetulan, waktu itu masang GA4-nya bareng-bareng teman-teman blogger Tangsel. Ada lha ya suaminya salah satu blogger, sebut saya inisialnya Mbak Ratna Dewi (@ratnadewime), yang cukup ahli tentang blog, GA, dll ini.

Eh, dari sekadar ngeshare problem, tak tahunya yang punya blog berbasis WP pada nongol tuh. Mereka mengatakan kalau punya masalah yang sama dengan saya. Bahkan, suaminya Mbak Ratna Dewi juga belum menemukan jawaban tentang masalahnya Si WP ini.

Aha Moment yang membuat saya berusaha melepaskan kejenuhan ngeblog

Naaahh, sejak itu, saya merasa “Berarti bukan salah saya kalau blog saya mengalami penurunan” karena orang lain yang punya WP pun mengeluh. Ini semacam Aha Moment pertama yang mulai bikin saya mulai menerima kondisi.

Lalu, Aha Moment yang kedua adalah ketika saya sempat dapat pekerjaan untuk ngeblog dengan nilai yang lumayan. Beberapa kali dikontak agensi atau brand yang dulu pernah bekerjasama dan ingin bekerjasama lagi. Saya pun mengatakan pada diri saya sendiri “Ooo, berarti masih ada ya yang percaya sama blog saya, alhamdulillah”. Yawda, seperti yang saya bilang di atas tadi, saya jalani saja kesempatan yang saya terima itu.

Berusaha keras supaya tetap memposting tulisan di blog.

Aha Moment berikutnya adalah ketika saya sedang jenuh-jenuhnya ngeblog, saya tuh berusaha keluar dari rutinitas, berharap menemukan hal-hal atau peluang baru. Salah satu yang sempat saya ikuti selama 2 hampir 3 bulan lamanya adalah kursus Basic Voice Over.

Awalnya, dicemplungin oleh Kak Denise (@dennymersi) yang saya kenal akrab di WAG Blogger Depok, di samping karena dari dulu memang penasaran gimana sih dunia dubber itu. Kemudian, setiap kelas berlangsung, Kak Denise memperkenalkan saya sebagai blogger. Nah, teman-teman sekelas yang lain tuh suka nanya-nanya mengenai blogging.

Sampailah saya kepada pemikiran “Owalah, jidatnya April ini sepertinya memang ada tulisan ‘bloger’ gitu, kayaknya yaaa?” Soalnya, tiap ketemu orang kok ditanya tentang seputar blog.

Kemudian, jadi bertanya-tanya kepada diri sendiri, “Kalau saya nggak ngeblog, saya ngapain?” Padahal, sepertinya semua yang saya lakukan selama ini sepertinya berhubungan dengan ngeblog.

Kalau googling nama saya orang tahunya saya blogger.

Saya mendapat pekerjaan pertama sebagai Corporate Journalist karena ngeblog (waktu itu Multiply) sejak kuliah, setelah menikah dapat pekerjaan sebagai freelance content writer karena ngeblog. Lalu,  saya memiliki teman-teman yang berasal networking di dunia maya,ya awalnya karena saya ngeblog.

Bahkan, kalau menarik lagi timeline awal saya pindah ke Jakarta dulu, saya tuh enggak sama sekali merasa takut jauh dari kerabat atau teman, karena teman-teman yang saya kenal dari blog banyak di sini. Dokter kandungan yang menangani kelahiran anak pertama saya pun “nemunya” dari pertemanan di blog Multiply (dr. Prita Kusumaningsih Sp.OG).

Jadi, saya tak bisa membayangkan, kalau waktu itu saya nggak ngeblog gimana yaaa.

Kemudian, sebagai pecinta Jejepangan, suatu ketika saya menemukan sebuah konsep yang namanya Wabi Sabi. Wabi Sabi ini sebenarnya filosofi dalam ajaran Budha yang erat kaitannya dengan  kekosongan jiwa, kefanaan, ketiadaan, dll pokoknya yang terkait dengan penderitaan.

Ingat filosofi Wabi Sabi.

Konon katanya Orang Jepang menggunakan Wabi Sabi ini sebagai salah satu pedoman untuk hidup dengan cara menerima ketidaksempurnaan dan lebih berfokus kepada apa yang dimiliki. Jadi, memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang sudah dimiliki, mengapresiasi pencapaian yang sudah didapat selama ini, ketimbang menangisi apa yang enggak bisa didapatkan. Dengan begitu, akan menghindarkan diri dari rasa cemas, stress, bahkan depresi.

Kayaknya saya kejauhan ya nyari pencerahannya “sampai ke Jepang” 😀 . Padahal, dalam agama saya (Islam) pun ajaran seperti ini ada. Sebagaimana kata alm. Dorce kalau “Kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT”.

So, nggak masalah, kalau saat ini ngeblog-nya tak sebagus dulu, yang penting jangan berhenti ngeblog.

Nasihat untuk saya sendiri supaya ketika “jenuh ngeblog” datang lagi di masa depan

Lalu, apakah rasa jenuh ngeblog itu sudah enggak ada?

Yaaa, MASIH ADA LAAAHH!

Walaupun sudah menemukan beberapa Aha Moment kadang rasa sesak di dada kalau melihat tampilan blog sendiri. Jadi, pengen nanges.

Yang penting ngeblog dengan gembira.

Makanya yaaa, ketika rasa sedih itu datang, saya mau berpesan buat diri saya sendiri:

“Yawes, nggak pa pa, kalau sekarang blognya belum bisa diedit, nggak pa pa pageviews turun (toh, sebenarnya ini bukan yang pertama kali), nggak pa pa kalau belum bisa menulis semua postingan dalam 1000 kata (yang penting challenge lunas sampai akhir tahun). Intinya, menerima dulu saja kekurangan itu, supaya enggak setres.

Kalau merasa exhausted lagi, tinggalkan laptop. Jalan-jalan, dulu. Kalau ada duitnya traveling aja yang jauh. Selingi dengan ikutan kursus, ikutan kajian, ketemu teman-teman lama, menjalin pertemanan dengan orang baru, dll.

Nanti, saat hati sudah mulai gembira, waktu mulai lowong, yuk pelan-pelan kita bawa ke bengkel blog-nya. Kalaupun nggak bisa diperbaiki, yawda tetap lanjutkan ngeblog-nya dengan bahagia.

Fokus pada apa yang bisa kamu kerjakan, Jangan fokus pada hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan.

Dengerin, ya, Pril, April!”

Yawes, gitu aja uneg-uneg hari ini.

Kebetulan kok lihat tema Challenge dari Kumpulan Emak Blogger dalam rangka menyambut Hari Blogger Nasional yang jatuh pada 27 Oktober nyerempet, tentang mengapa kok jarang update blog. Walau di sini kasusnya saya masih update untuk menggugurkan kewajiban saja, tetapi sesungguhnya masih mengalami naik turun, jenuh, karena berbagai penyebab yang saya jelaskan di atas tadi, hiks hiks.

Semoga yang jarang update blog dengan alasan merasa jenuh bisa mengambil hikmahnya dari tulisan ngalor ngidul ini #sokiyemodeon 😛 😀 .

April Hamsa

Tagged in:

, , ,