Beberapa hari lalu, ketika saya pergi ke pasar, masyaAllah yang namanya toko seragam sekolah tuh ramai. Begitu pula saat mengantar anak potong rambut, banyak anak mengantre merapikan rambut juga. Eh, sebenarnya enggak heran sih, soalnya tahun ajaran baru dimulai bulan Juli ini. Artinya, setelah hampir satu bulan libur panjang, anak-anak sudah waktunya back to school. Bahkan, denger-denger di mana-mana udah mulai sekolah tatap muka atau PTM 100%.

Sekolah offline memiliki dampak baik untuk anak

Yeah, seperti kita ketahui bersama dua tahun ajaran berturut-turut kemarin, karena pandemi Covid-19, banyak sekolah yang aktivitasnya online. Namun, alhamdulillah, pada tahun ini pandemi mulai mereda, sehingga pemerintah sudah mulai mengizinkan sekolah offline.

Kalau di sekolah anak-anak saya yang metode pembelajarannya blended learning, kini malah ada program baru, namanya TMR alias Tatap Muka Rutin. Murid-murid yang mengambil program TMR ini udah enggak perlu belajar online lagi, kecuali jika menginginkan pelajaran tambahan.

Anak-anak mulai sering berkegiatan offline lagi.

Namun, untuk saat ini, anak-anak saya masih mengambil program blended-nya, yakni tetap rutin sekolah online tetapi sesekali juga masuk sekolah offline. Saya pun mulai aktif mendaftarkan anak-anak untuk mengikuti aktivitas offline yang diselenggarakan oleh sekolahnya, seperti playdate, piknik, workshop, dll.

Terus terang, saat ini saya masih sering khawatir kalau anak-anak berkegiatan sekolah offline. Pasalnya, belakangan masih sering muncul kabar varian virus Covid yang baru, baik dari dalam maupun luar negeri.

Hal tersebut kadang menjadi dilema yaaa, buat orang tua untuk melepas anak-anaknya sekolah tatap muka? Namun, ya, gimana lagi. Kasihan anak-anak kalau enggak dapat kesempatan belajar di sekolah, berinteraksi dengan teman-teman maupun gurunya. Dua tahun kemarin saya rasa udah terlalu lama. Lumayan ngefek juga ke emosi dan sosialisasi anak-anak. 

Sekolah offline berpengaruh positif terhadap emosi dan sosialisasi anak.

Itulah sebabnya, saya pun mulai melonggarkan aktivitas anak-anak. Anak-anak sudah  mulai banyak aktivitas offline-nya.

Seperti misalnya soal mengaji. Dahulu, anak-anak ngaji-nya online tetapi awal bulan lalu, saya sudah mengizinkan anak-anak untuk mengaji di masjid bersama teman-temannya. Kebetulan, kami juga baru pindahan rumah dan masjid di lingkungan yang sekarang cukup aktif.

Anak-anak dan guru yang mengajar mengaji juga masih memakai masker, artinya mereka masih menerapkan protokol kesehatan yang cukup baik. Itu menjadi salah satu faktor yang membuat saya rela melepas anak-anak belajar mengaji offline juga, sih.

Anak-anak mulai mengaji di masjid lagi.

Kemudian, selama liburan, anak-anak saya izinkan untuk kopdaran dengan teman-teman dan guru sekolahnya yang selama ini lebih sering ketemu online. Seperti beberapa waktu lalu, anak-anak ikutan playdate. Anak-anak pun terlihat senang dan cukup mempengaruhi semangat belajarnya.

FYI, walau liburan sekolah, anak-anak juga masih berlatih/ belajar materi sekolahnya bersama saya. Maksudnya supaya enggak terlena akibat libur sekolah yang panjang. Juga, supaya enggak kaget saat udah waktunya masuk sekolah kembali, seperti sekarang ini 😀 .

Cara menjaga daya tahan tubuh anak versi saya

Nah, karena pengaruh aktivitas atau sekolah offline cukup baik untuk anak-anak saya, maka saya pun memperbanyak jadwal offline sekolahnya. Meski demikian, sebagai orang tua, tentu saya enggak bisa begitu saja melepas anak-anak. Hal pertama yang saya pikirkan adalah bagaimana menjaga daya tahan tubuh anak supaya virus dan penyakit menjauhinya.  

Untuk itu, moms dads yang membaca blogpost ini, izinkan saya sharing ya mengenai bagaimana ikhtiar saya menjaga maupun meningkatkan imunitas anak supaya aktivitas offline-nya lancar. Berikut adalah beberapa hal yang saya lakukan:

  • Sounding bahwa menjaga protokol kesehatan masih perlu dilakukan

Hingga saat ini saya masih mewajibkan anak-anak untuk memakai masker untuk berkegiatan di luar, meskipun sekadar bermain dengan anak-anak sebayanya di lingkungan komplek. Hal ini untuk membuat mereka aware kalau pandemi masih ada. Selain itu, belakangan saya juga mendengar beberapa anak kenalan terserang Covid-19. Siapa sih yang menginginkan anaknya sakit. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Alhamdulillah, sejauh ini anak-anak menuruti saya, sehingga saya enggak khawatir kalau  mereka berkegiatan di luar rumah. Menurut hemat saya, kalau sekadar bermain aja mereka masih mau mengenakan maskernya, apalagi bersekolah offline, nanti.

Pastikan anak-anak tetap mematuhi protokol kesehatan.

Kemudian, selain masih memakai masker, tak jenuh saya mengingatkan anak untuk menjaga kebersihan tangannya. Saya ingatkan mencuci tangan setiap selesai beraktivitas dan sebelum makan/ minum. Kalau bepergian pun, yang namanya hand sanitizer masih menjadi barang yang wajib dibawa.

  • Melengkapi vaksin Covid-19 anak

Alhamdulillah, anak-anak saya sudah dua kali menerima suntikan vaksin Covid-19. Kalau ada booster untuk anak sih ya sebenarnya mau aja, tapi sayangnya belum ada ya?

Selain itu, anak-anak juga melengkapi vaksin anak lain yang sesuai anjuran pemerintah untuk anak-anak seusia mereka 

  • Memberikan makanan yang bernutrisi

Pernah dengar kan bahwa apa yang kita konsumsi atau makan sangat mempengaruhi kesehatan? Hal tersebut tak hanya berlaku buat orang dewasa, maupun untuk anak-anak juga, lho. Apalagi, saat ini, anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, maka makanannya juga harus yang bernutrisi, memenuhi kebutuhan.

Sebenarnya pemberian makanan bernutrisi ini tinggal mengikuti panduan “Isi Piringku” aja, sih. Ibu-ibu pasti enggak asing kan dengan Isi Piringku? Pokoknya jumlah nutrisi yang dikonsumsi dalam sekali makan mengandung nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan mikro (vitamin, mineral).

Tinggal menunya aja sih yang kudu dipikirin sekreatif mungkin, supaya si anak enggak bosan makan menu yang itu-itu aja, hehe.

  • Memberikan booster vitamin/ suplemen

Selain makanan bernutrisi, tak ketinggalan pemberian vitamin atau suplemen juga penting. Sejak awal pandemi, anak-anak saya juga udah konsumsi suplemen untuk membantu menjaga daya tahan tubuhnya.

Salah satu yang menjadi concern saya adalah kesehatan saluran cerna anak. Soalnya, saya sering mendengar kalau yang namanya saluran cerna ini merupakan “otak kedua”. Masih relate banget sama pernyataan “Apa yang kita konsumsi atau makan sangat mempengaruhi kesehatan” tadi ya?

Anak-anak bisa menjaga kesehatan saluran cernanya dengan konsumsi suplemen Interlac.

Maksudnya adalah apabila kesehatan saluran cerna terganggu, maka dapat muncul banyak gangguan kesehatan seperti diare, konstipasi, perut kembung, kolik, dll. Kalau anak-anak mengalami penyakit pencernaan berulang, maka tentu saja akan mempengaruhi tumbuh kembang maupun aktivitasnya.

Maka, untuk urusan menjaga kesehatan saluran cerna anak, saya benar-benar serius memperhatikannya. Salah satu andalan saya untuk menjaga kesehatan saluran cerna anak adalah tablet kunyah Interlac + Vitamin D3. Cukup gampang membuat anak-anak mengkonsumsi  Interlac ini, karena tablet kunyah ini memiliki rasa jeruk yang disukai oleh anak-anak.

FYI, Interlac ini merupakan salah satu suplemen praktis yang bisa membantu memelihara kesehatan saluran cerna anak. Interlac mengandung  bakteri baik atau yang sering disebut probiotik yang bisa mendukung sistem imunitas anak.

Probiotik yang terdapat dalam kandungan Interlac adalah Lactobacillus reuteri DSM 17938 yang mampu menjaga kesehatan saluran cerna, serta mampu mencegah dan mengatasi diare, sembelit, kembung.

Saat ini, Interlac juga telah dilengkapi dengan vitamin D3 yang bisa mencegah defisiensi vitamin D pada anak-anak. FYI, biasanya defisiensi vitamin D terjadi karena anak-anak kurang paparan sinar matahari dan mengalami obesitas. Yaaa, kira-kira efek dari pandemi kemarin juga, sih ya, di mana anak-anak lebih banyak di rumah aja

Kemasan Interlac.

Padahal, pemenuhan vitamin D untuk anak ini wajib dicukupi oleh orang tua, karena banyak sekali manfaat vitamin D untuk kesehatan anak. Berdasarkan hasil googling berikut peran vitamin D yang sering disebut sebagai “miracle vitamin” ini:

  • Membantu memperbaiki fungsi otak;
  • Menjaga kesehatan tulang dan gigi;
  • Membantu menurunkan tekanan darah;
  • Mempengaruhi ekspresi gen yang terlibat dalam perkembangan kanker;
  • Menjaga fungsi paru dan kesehatan kardiovaskuler;
  • Meregulasi kadar insulin dan membantu tatalaksana diabetes;
  • Menjaga fungsi sistem imun, otak, dan saraf.

Wah, banyak ya manfaat vitamin D ini? Alhamdulillah, konsumsi tablet kunyah Interlac sudah bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin D tersebut karena sudah dilengkapi dengan vitamin D3. Manfaat vitamin D3 ini sendiri terkenal bermanfaat untuk:

  • Mempengaruhi imunitas bawaan (innate) dan imunitas adaptive.
  • Mengatur kadar insulin dan gula darah.
  • Menjaga kesehatan tulang, jantung, dan gigi.

Terdapat 10 tablet dalam satu kemasan Interlac.

InsyaAllah dengan konsumsi Interlac + Vitamin D3 ini cukup ampuh meningkatkan daya tahan tubuh anak. Soalnya setelah konsumsi suplemen praktis ini, anak-anak jadi jarang sembelit maupun sakit perut lainnya.

Itulah sedikit informasi mengenai salah satu suplemen yang saya berikan ke anak-anak saya, yakni Interlac. Jika mau tahu lebih banyak mengenai Interlac bisa langsung mengunjungi media sosialnya di Instagram @interlacprobiotics.

Kalau moms and dads ingin memberikan Interlac juga buat anak-anaknya, udah banyak kok apotek atau baby store/ baby shop yang menjual Interlac ini. Selain itu, Interlac juga bisa didapatkan di online marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dll. Kalau saya sih membeli di Tokopedia atau Shopee (klik aja link-nya).

  • Mengajak anak untuk lebih aktif berolahraga

Kemudian, yang sebaiknya enggak dilupakan adalah mengajak anak untuk lebih aktif bergerak alias berolahraga. Kalau anak-anak, sering saya ajak jalan kaki atau bersepeda di pagi hari sebelum memulai kegiatan lainnya. Olahraga ini bisa membuat badan anak-anak menjadi lebih bugar, sehingga enggak gampang kesenggol virus maupun penyakit lainnya.

Itulah moms and dads beberapa ikhtiar atau cara yang saya lakukan untuk mempersiapkan anak beraktivitas maupun sekolah offline. InsyaAllah, anak-anak akan baik-baik saja. Oh ya, satu hal lagi yang paling penting adalah jangan lupa selalu mendoakan anak-anak kita supaya mendapatkan perlindungan-Nya yaaa, terutama dijauhkan dari segala macam virus dan penyakit yang berbahaya.

Semangat yaaa moms and dads!

April Hamsa