Tadi pagi ketika membuka dokumen foto-foto lawas, saya menemukan beberapa foto saya dan teman-teman sedang berpose di antara bebatuan sambal memakai mantel yang agak tebal. Bebatuan itu mengingatkan saya pada Stonehenge, yakni bangunan yang sudah ada sejak zaman perunggu dan neolitikum yang ada di Wiltshire, Inggris. Hanya saja, saya nyadar, lalau itu tuh bukan lagi di Inggris, melainkan di Yogyakarta wkwk, Yes, ada Stonehenge di Yogyakarta 😀 .

Selanjutnya, di tulisan ini Stonehenge tersebut saya sebut Stonehenge Yogyakarta saja ya. FYI, Stonehenge Yogyakarta ini bebatuannya berasal dari erupsi Wisata Gunung Merapi pada tahun 2010 silam.

Sebenarnya, kalau enggak ada bebatuan itu, area wisata ini merupakan rerumputan hijau seluas kurang lebih 200 meter persegi. Batu-batu yang membentuk Stonehenge tersebut disusun oleh tangan manusia. Meski merupakan hasil buatan tangan manusia, gugusan batu tersebut sangat mirip dengan Stonehenge aslinya lho di Inggris.

Makanya, bisa buat FOMO pepotoan pura-pura lagi berada di Stonehenge yang asli 😀 . Kok ya pas sekali saat itu saya dan teman-teman yang barengan ke sana memakai jaket tebal. Kalau tak salah memang saat itu sedang musim hujan sih, jadi di sana agak dingin.

Oh ya, tinggi batu-batu di Stonehenge Yogyakarta sekitar 4 meter. Terlihat kokoh dan menjulang tinggi ke atas.

Tiket masuknya waktu itu sangat murah, hanya 15 ribuan saja. Kalau sekarang saya kurang tahu ya harganya. Kemudian, jam bukanya mulai pagi sekitar jam 07.00 WIB hingga sore pukul 17.00 WIB.

Waktu itu, saya dan teman-teman, sepertinya datang mefet banget jam tutupnya, sehingga tidak bisa eksplore. Hanya sempat berfoto-foto. Namun, enaknya, karena sudah sepi pengunjung, sehingga bisa bebas berpose tanpa “bocor”.

Banyak wisatawan berkunjung ke sini untuk berfoto, seperti mereka yang melakukan pemotretan untuk pre wedding. Ada pula yang datang karena penasaran bagaimana sih bebatuan yang dihasilkan dari erupsi Merapi kala itu.

Stonehege Yogyakarta ini lokasinya memang sangat dekat dengan Merapi. Area situ dulu merupakan hunian warga, namun, karena khawatir Merapi akan beraksi kembali maka disterilkan dari perumahan penduduk. Akhirnya, supaya areanya masih berdaya dan menghasilkan buat penduduk, dibuatlah obyek wisata Stonehenge Yogyakarta ini.

Oh ya, katanya di lokasi wisata ini juga ada persewaan sekuter, lho. Jadi, kalau mau eksplore daerah sekitar sini bisa menyewa skuter saja.

Kalau soal fasilitas seperti penjual makanan/ kantin, rasa-saranya waktu itu saya kok nggak melihat ya. Mungkin karena datangnya mepet jam tutup lokasi wisata ini kali ya? Hanya saja kalau fasilitas seperti toilet, mushola, dan semacam saung untuk duduk beristirahat ada, sih.

Kalau senja, pemandangan di Stonehenge ini cukup menarik, dengan catatan kalau tidak berkabut. Sayangnya, waktu saya ke sana agak mendung, sehingga cuacanya cenderung mellow.

Namun, pesona pemandangan di sekeling Stonehenge ini sangat menarik dan bener-bener memanjakan mata. Cocok deh buat healing-healing tanpa perlu effort menjelajah areanya 😀 .

Siapa yang sudah pernah ke Stonehenge Yogyakarta juga? Share pengalamanmu yuk, apa yang paling teman-teman suka dari tempat ini?

April Hamsa

Categorized in: