Kok udah setahun, anaknya belum jalan ya?” Itulah mom shaming pertama yang saya terima dan cukup bikin saya dongkol. Yeah, saya masih ingat betul, bagaimana komentar itu membuat saya kesel, bahkan sampai nangis. Ibu cuma manusia dan cenderung baperan gitu lho, heuheuheu. Apalagi kalau mom shaming-nya berasal dari sesama ibu? Bukankah akan lebih baik, jika sebagai sesama moms saling dukung dan melindungi?

Akhirnya, berkaca dari pengalaman pribadi, saya selalu menahan diri untuk tidak berkomentar tentang anak orang lain, kecuali jika dimintai pendapat. Saya ingin stop mom shaming, berhenti di saya aja, agar orang lain enggak mengalaminya.

Tentang mom shaming

Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan mom shaming itu? Mom shaming adalah segala tindakan yang dilakukan seseorang untuk membuat malu seorang ibu. Termasuk memberikan pendapat negatif dan kritik tentang gaya pengasujan seorang ibu kepada anaknya. Banyak yang enggak nyadar lho kalau mom shaming ini bisa juga dikategorikan sebagai bullying.

Hampir semua ibu pernah mengalami mom shaming.

Apalagi, zaman now, zamannya medsos di mana semua orang bebas berpendapat. Saat ada yang posting foto dengan anak, komentar nitizen kadang suka ajaib, seperti:

Eh, kok ibunya cantik, anaknya dekil ya, seperti enggak pernah diurus?”

Kok anak keduanya kurus, enggak kayak anak pertama yang gemuk?”

Kok ibunya cara gendongnya gitu, kan kasihan anaknya.”

Daaan, masih banyak lainnya moms, yang mungkin lebih pedes lagi komennya.

Mungkin, ada yang menganggap komentar itu B aja. Padahal, kita enggak tahu, mungkin yang dikomentarin sedang tersedu-sedu di pojokan kamarnya sana karena komentar-komentar itu, hiks.

Publik figur juga tak luput dari mom shaming.

Namun, ada yang lebih menyakitkan dari menerima mom shaming dari orang luar, yakni ketika kritik negatif itu berasal dari oarng terdekat seperti orang tua sendiri, mertua, saudara, teman, tetangga, dll. Duh.

Sudah banyak kasus di luar sana yang berakhir tragis karena mom shaming ini. Mungkin, moms yang membaca artikel ini masih ingat, bahwa baru-baru ini ada kejadian seorang ibu mencekoki bayinya air putih, supaya bisa gemuk? Kemudian, berakhir dengan meninggalnya sang bayi? #sad 🙁 .Belakangan, diketahui bahwa penyebabnya adalah mom shaming dari ibu mertua dan suaminya sendiri yang mengatakan bahwa ibunya enggak becus mengurus anak.

Mom shaming yang berlangsung terus-menerus memang berisiko membuat ibu depresi. Ujung-ujungnya anak yang tak bersalah yang menjadi korban. Miris bukan?

Cara stop mom shaming

Lalu, bagaimana sih moms, sebaiknya cara untuk melindungi diri dari mom shaming ini? Trus, gimana sih caranya supaya kita sendiri enggak jadi pelaku mom shaming? Kalau menurut opini saya begini ya moms:

Cara melindungi diri dari mom shaming:

  • Jauhi orang yang sering melakukan mom shaming kepada moms. Kurangi interaksi dengan mereka. Apabila mom shaming itu dilakukan via media sosial, moms bisa cuekin atau tutup saja kolom komentar.
  • Tetap fokus pada pengasuhan anak sendiri. Jangan memandang gaya pengasuhan orang lain lebih baik karena sesungguhnya hanya moms sendiri yang paham apa yang terbaik untuk anak moms.
  • Siapkan mental dan bersikap cuek apabila ada yang memberi kritik negatif tanpa solusi.
  • Balas kritikan dengan candaan. Misal, anak bunda dikomentarin kurus sama teman, moms bisa balas dengan “Kalau anaknya gemuk ntar dikira anak tetangga.”
  • Upgrade pengetahuan tentang parenting, bisa mengikuti talkshow, seminar, dll yang diisi oleh para ahli, sehingga moms memiliki referensi dalam pengasuhan anak dari sumber yang kredibel.

Yuk, saling dukung dan melindungi moms!

Selanjutnya, kadang, tanpa kita sadari, bisa jadi kita jadi pelaku mom shaming, maka dari itu moms, sebaiknya moms bersikap begini ya:

Cara supaya kita tidak menjadi pelaku mom shaming:

  • Tidak berkomentar mengenai anak orang jika tidak dimintai pendapat.
  • Sadari bahwa pola pengasuhan tiap keluarga atau orang tua itu berbeda.
  • Perbanyak kegiatan dan interaksi positif.
  • Ingat selalu bahwa setiap ucapan dan komentar yang kita ketikkan di medsos, kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.

Nah lhooo, jadi yuk moms, bersama-sama stop bullying berupa mom shaming ini dan bersama meindungi perasaan para moms dan buah hatinya!

Yuk, bersama melindungi! Stop Mom Shaming ala Sleek Baby

BTW, sebenarnya moms, tulisan tentang mom shaming di atas itu merupakan insight yang saya dapat setelah mengikuti acara talkshow #BersamaMelindungi yang diselenggarakan oleh brand perawatan bayi Sleek Baby dan HaiBunda.com. Acara yang berlangsung di Brood en Botter, Jakarta Selatan ini, sebenarnya lebih seperti diskusi dan curhat session sesama ibu-ibu peserta.

Saya saat menghadiri acara Sleek Baby #BersamaMelindungi.

Acara yang berlangsung tanggal 20 Desember kemarin ini juga menghadirkan dua narasumber, yang merupakan publik figur, sekaligus moms yang pernah jadi sasaran mom shaming, yakni Enno Lerian dan Marissa Nasution. Seperti yang saya duga, walaupun keduanya, bisa dibilang adalah orang yang cukup sering menerima kritik pedas dari netizen, terkait pekerjaan mereka, ternyata kedua moms ini juga pernah merasakan pedihnya dibully. Baik itu bullying dari netizen, maupun keluarga sendiri.

Saya langsung dapat judgement begitu punya anak pertama. Ya namanya punya anak pertama emang waktu itu belum ada kekuatan hati, jadi kita mikirin banget,” curhat Enno Lerian.

Enno Lerian kemudian melanjutkan ceritanya bahwa kala itu sebagai ibu baru dirinya belum begitu mengerti cara menyusui yang benar. Akibatnya, dirinya agak kesulitan memberi Air Susu Ibu (ASI) buat Bumi, anak pertamanya. Pada saat itu Enno Lerian hanya bisa memberi ASI selama tiga bulan saja dan banyak mendapat kritik dai orang-orang sekitarnya.

Suasana talkshow #BersamaMelindungi.

Aku hanya bisa kasi ASI selama tiga bulan, seolah itu enggak bener banget,” lanjut Enno Lerian.

Yeah, enggak bisa dipungkiri ya moms, sampai sekarang war-war-an antara ASI vs susu fomula (sufor) emang masih marak. Huhuhu.

Dengan banyaknya komentar bahwa dirinya engak becus menyusui, Enno Lerian kala itu menyatakan bahwa dirinya kepikiran juga. Menurutnya udah diapa-apain tetep aja ASI yang keluar sedikit. Keluar sedikit itu juga masih dihakimi. Sampai akhirnya, Enno Lerian berpikir bahwa yang namanya proses menyusui itu menyakitkan, lalu dirinya memutuskan berhenti menyusui Bumi.

Setelah susu Bumi, berganti dengan sufor, Enno Lerian menyadari bahwa anaknya baik-baik aja kok, walau enggak disusuin langsung lagi. Akhirnya, Enno Lerian sampai pada kesimpulan bahwa keputusannya sudah tepat, mengasuh dan membesarkan anaknya seperti itu.

Enno Lerian saat bercerita tentang mom shaming yang pernah dialaminya.

Ya, iya sih moms, pengasuhan bayi/ anak sejatinya lebih dari sekadar meributkan anaknya dapat ASI eksklusif atau enggak. Tanpa mengesampingkan kalau ASI emang makanan yang terbaik buat bayi, lho. Namun, jika pikiran hanya fokus ke situ, jungkir balik menyusui tapi ternyata kesusahan, hanya karena ingin enggak dijudge orang lain? Saya pribadi menganggap itu akan sia-sia. Sekali lagi, hanya moms yang tahu kemampuan moms. Cuma moms yang tahu apa yang terbaik untuk anak sendiri.

Enggak usah dipikirin atau dipeduliin, karena yang paling tahu anak kita ya kita sendiri,” begitu kesimpulan Enno Lerian ketika telah berdamai dengan dirinya sendiri.

Lalu, bagaimana pengalaman Marissa Nasution? Ibu cantik yang sekarang tinggal di Singapore ini ternyata sering menerima perundungan dari medsos, moms. Sebagai seorang manusia biasa, Marissa Nasution tentu saja sangat sedih dengan mom shaming yang diterimanya. Walau dirinya menyadari bahwa sebagai seorang publik figur pasti enggak akan lepas dari hal-hal demikian. Cuma, apabila menyangkut anak, Marissa Nasution mengatakan enggak bisa diam begitu saja.

Saya rasa semua ibu yang aktif di medsos pernah mengalami mom shaming. Mulai dari ibunya, anaknya, semua kena kritik,” cerita Marissa Nasution.

Marissa Nasution saat memberi tips cara menghadapi mom shaming.

Namun, Marissa Nasution punya cara sendiri untuk menanggapi si pelaku mom shaming ini, yakni dengan menegurnya langsung via inbox atau membalas komentar.

Kalau saya biasanya saya respon dengan harapan bullyan itu berhenti di saya, sehingga si pembully ini akan mikir-mikir lagi kalau mau membully ibu-ibu lain,” tegas Marissa Nasution yang kini tengah menikmati kehamilan keduanya ini.

Marissa Nasution juga mengatakan untuk terhindar dari mom shaming dirinya memilih untuk berkumpul hanya dengan teman-teman yang positif yang mau memberikan dukungan sebagai sesama ibu-ibu. Menurut Masissa Nasution, dirinya beruntung karena sekarang berada dalam lingkaran yang seperti itu.

Wah, mendengar sharing dari Enno Lerian maupun Marissa Nasution, saya menyadari ternyata semua ibu-ibu emang rentan terkena mom shaming, ya? Balik lagi ke kita moms, bagaimana kita menyikapinya. Namun, satu hal yang pasti, stop mom shaming di kita aja, dan kita enggak perlu melanjutkanya ke orang lain.

Launching campaign Sleek Baby #BersamaMelindungi.

Itulah yang diharapkan oleh Sleek Baby dengan campaign #BersamaMelindungi ini, yakni supaya orang-orang, khususnya para moms, sesama moms, berhenti melakukan mom shaming. Sebaliknya, sebaiknya para moms saling mendukung, saling menguatkan, dalam pengasuhan si kecil, juga dalam meraih kebahagiaan serta impian masing-masing.

Bisa dimulai dari hal kecil kok seperti sini aku bantuin jagain anakmu biar kamu bisa istirahat sebentar. Itu juga bisa membantu, ketimbang merendahkan mom lain,” ujar Marissa Nasution.

Terkait campaign #BersamaMelindungi ternyata ini adalah programnya terbarunya Sleek Baby yang akan secara resmi dikampanyekan tahun depan (2020).

Kami sebagai brand melalui campaign ini ingin mencoba mengajak melindungi bersama para moms. Para moms butuh wadah buat curhat dan meyakinkan bahwa pilihan moms sebagai orang tua adalah sudah betul,” jelas Brand Manager Sleek Baby, Ibu Lidwina Nathalia terkait acara kemarin.

Ibu Lidwina Nathalia.

Oh iya, moms, serunya acara kemarin tuh, sebelum acara berakhir, semua peserta diminta menuliskan ganjalan hatinya tentang mom shaming yang pernah diterimanya. Kemudian, tulisan itu ditempel di balon dan kemudian dilepaskan bersama-sama ke atas langit-langit. Harapannya, moms bisa memaafkan diri sendiri dan orang lain, serta move on untuk terus fokus terhadap pengasuhan anak-anak sendiri.

Menulis dan melepaskan ganjalan di hati.

Yup, jadi begitu moms, yuk turut serta menyukseskan kampanye ini bersama, agar tak ada lagi ibu-ibu di luar sana yang mungkin hatinya tak sekuat kita menjadi korban (lagi).

Tentang Sleek Baby

Sekalian menginformasikan sedikit tentang Sleek Baby ya moms. Moms yang punya baby pasti deh enggak asing lagi dengan produk ini, soalnya produk ini sudah dipercaya selama bertahun-tahun sebagai produk perawatan yang dianggap mampu melindungi bayi dari paparan kuman dan bakteri. Soalnya Sleek Baby memang diformulasikan sebagai produk perawatan bayi berkualitas.

Produk Sleek Baby.

Produk Sleek Baby ini antara lain Sleek Baby Pembersih Botol dengan 8 Proteksi, laundry detergent, hair and body liquid soap, diaper cream, dan juga paket travel kit berisi bermacam-macam produk Sleek supaya moms bisa berpegian dengan nyaman bersama bayi. BTW, Sleek Baby Pembersih Botol dengan 8 Proteksi itu salah satu andalan moms yang punya baby lho, soalnya punya 8 proteksi sebagai berikut:

  • Food Grade: Aman digunakan karena terbuat dari bahan food grade yang tidak membahayakan kesehatan baby.
  • Natural Anti Bacterial: Terrbuat dari bbahan alami yang mampu membersihkan kotoran dan kuman secara maksimal pada botol dan perlengkapan bayi lainnya.
  • Stain Removal: Ampuh membersihkan noda yang menempel, termasuk di antaranya sisa lemak dan bau yang tak sedap yang menempel di peralatan makan atau botol bayi.
  • Hypoallergenic: Memiliki formula hypoallergenic sehingga meminimalisir iritasi, gatal, dan kasar pada kulit.
  • Dermatologically Tested: Produk ini telah teruji secara klinis.
  • Microbiological Tested: Produk ini sudah teruji efektif dalam membunuh mikroorganisme yang berbahaya.
  • High Quality Concentrate: Sehingga cuma perlu pemakaian sedikit saja namun sudah efektif membersihkan seluruh peralatan bayi.
  • Paraben Free: Tidak mengandung paraben dan bahan pengawet lainnya, sehingga sangat aman untuk membersihkan peralatan makan bayi.

Produk Sleek Baby ini, bisa didapatkan dengan mudah di minimarket, supermarket, toko perlengkapan bayi, apotek, dan online marketplace.

Semoga sharing kali ini mencerahkan ya moms 🙂 .

April Hamsa