Kemasan Styrofoam, aman atau tidak untuk bungkus makanan?”

Kayaknya banyak ya yang mempertanyakan hal tersebut? Saya yakin, teman-teman yang membaca artikel ini juga penasaran, sebenarnya Styrofoam itu aman enggak sih untuk dipakai sebagai wadah makanan? Hmmm, tapiii, kalau misalnya Styrofoam ini bahaya, kok masih banyak ya pedagang makanan yang mengemas produknya pakai Styrofoam? Nah, bingung kan ya?

Jadi, aman atau enggak sih styrofoam untuk bungkus makanan?

Terus terang, tukang mie ayam dan nasi uduk langganan saya, yang biasa saya beli dagangannya via jasa pesan antar, memakai Styrofoam sebagai pembungkus. Jadi, bisa dikatakan saya pribadi pun masih memanfaatkan Styrofoam atau yang juga disebut polistirena busa ini.

Lalu apa yang membuat masyarakat meragukan Styrofoam?

Enggak takut Styrofoam bisa menimbulkan penyakit?” Ada yang bertanya demikian?

Yeah, seperti yang kita ketahui bersama, udah lama tersiar kabar kalau Styrofoam bisa menimbulkan penyakit, khususnya kanker. Tapi benarkah? Lagi-lagi pikiran saya sebagai orang awam cuma bisa kembali ke pernyataan saya di atas tadi: “Kalau misalnya Styrofoam ini bisa menyebabkan penyakit, kok masih banyak ya pedagang makanan yang mengemas produknya pakai Styrofoam? Kok pemerintah enggak secara tegas melarang pemakaian Styrofoam?”

Sebenarnya mengapa sih kok Styrofoam dianggap menyebabkan kanker?”

Saat googling mengenai hal ini, saya menemukan beberapa artikel yang menyatakan bahwa Styrofoam katanya bisa menjadi pemicu kanker karena bahan pembuatnya mengandung Stirena. FYI, Stirena adalah zat yang diklaim sebagai zat karsinogenik yang bisa menimbulkan penyakit kanker.

Namun, tahukah teman-teman bahwa Styrofoam itu ternyata bahan bakunya bukan Stirena, melainkan Polistirena. Polistirena adalah Stirena yang diproses dengan serangkaian proses kimia. Daaan Polistrirena dan Stirena ini sesungguhnya merupakan dua zat yang berbeda.

Fakta tentang Styrofoam

Saya mengetahui fakta tentang Styrofoam tersebut saat menghadiri acara “Cooking in Style with Chef Lucky Andreono: How to Make Good Quality Take-away Foods” di Ocha & Bella Restaurant, Jakarta Pusat. Dalam acara yang berlangsung tanggal 8 Oktober kemarin itu, Chef Lucky Andreono mendemonstrasikan keahlian memasaknya.

Chef Lucky Andreono.

Waktu itu ada dua resep yang di share oleh Chef Lucky Andreono, yakni Tumis Udang Saus Telur Asin dan Ayam Tumis Cabe Garam. Kalau melihat cara memasaknya, kedua menu itu cukup praktis dan cepat. Cocok buat dibawa sebagai bekal atau di-take-away. Sesuai judul acaranya sih ya? 😀 .

Selain mempertunjukkan kepiawaiannya dalam memasak makanan, Chef Lucky Andreono juga mengajari peserta cara membuat sushi, lho. Kebetulan yang datang ke acara tersebut, kebanyakan adalah para moms dengan anaknya, termasuk saya waktu itu datang dengan anak-anak saya. Jadi, ceritanya diajarin bikin sushi supaya bisa jadi bekal anak-anak.

Anak-anak saat belajar bikin sushi.

Setelah acara masak-memasak selesai, semua masakan hari itu boleh dibawa pulang oleh peserta. Terus, Chef Lucky Andreono menyarankan pakai wadah Styrofoam yang sudah disediakan oleh panitia.

Sebelumnya, karena pengetahuan yang minim tentang fakta Styrofoam, saya sempat mengernyitkan dahi, “Kok Styrofoam sih?” Hehe, saya yakin teman-teman juga demikian kaaan?

Namun, keraguan saya membawa pulang makanan dengan kemasan Styrofoam segera terjawab saat itu juga. Soalnya, di acara tersebut ternyata hadir seorang “pakar polistirena” yang sharing mengenai keamanan Styrofoam. Beliau adalah Ir. Akhmad Zainal Abidin, Msc, Ph.D (Ir. Zainal) yang merupakan seorang dosen dan peneliti dari Laboratory Technology Polimer and Membrane Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat itu, Ir. Zainal mengawali sharingnya dengan menjelaskan perbedaan soal Stirena dan Polistirena yang saya sebut di atas tadi.

Stirena ini bahan baku dari Polistirena. Kalau Polistiren sifatnya sudah aman. Sedangkan Stirena emang bahaya. Polistirena dibuat dari Stirena dengan proses kimia menghasilkan Polistirena. Dengan proses kimia tersebut, stirena yang tadinya berbahaya menjadi polistirena yang aman bagi tubuh manusia, karena dalam proses kimia, bahaya ditambah bahaya, bisa menjadi aman.” kata Ir. Zainal menjelaskan bagaimana proses pembuatan Styrofoam.

 Ir. Akhmad Zainal Abidin, Msc, Ph.D.

Dewan Ilmu Kimia dari Amerika Serikat juga sudah mengeluarkan statement bahwa: “Polistirena dan Stirena adalah dua zat yang berbeda. Meskipun Polistirena dibuat dari Stirena, namun menyatakan Polistirena sama dengan Stirena adalah seperti menyatakan berlian sama dengan karbon. Keduanya bukan zat yang sama.”

Ir. Zainal juga mengatakan bahwa mengenai bahaya Stirena itu sebenarnya juga enggak sepenuhnya benar. Pasalnya beberapa buah-buahan dan makanan lain yang kita makan, sebenarnya juga mengandung Stirena alami. Ir. Zainal kemudian memberi contoh buah strawberry yang ternyata mengandung Stirena. Bahkan, menurut penelitian, kandungan Stirena dalam buat strawberry jauh lebih tinggi dari kandungan Stirena dalam Styrofoam.

Selain itu, Ir. Zainal juga mengatakan bahwa para “pakar kemasan” atau ilmuwan (salah satunya dari Pusat Harvard untuk Analisa Risiko) telah menyimpulkan bahwa tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan pemaparan terhadap Stirena dari makanan atau Polistirena yang digunakan dalam wadah yang bersentuhan dengan makanan, seperti kemasan dan wadah penyajian. Jadiii, semoga jelas ya bahwa Styrofoam aman sebagai wadah makanan.

Lembaga yang menyetujui Styrofoam aman dipakai sebagai bungkus makanan

Fakta berikutnya yang saya dapatkan dari acara tersebut adalah, ternyata Styrofoam ini telah disetujui oleh berbagai lembaga berwenang dibeberapa negara sebagai kemasan makanan. Beberapa lembaga berwenang tersebut antara lain:

  • Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial di Jepang

  • Kementerian Kesehatan Republik Rakyat Cina

  • Badan Federal Pengawasan Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA)

  • Otoritas Eropa untuk Keamanan Makanan

  • Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.

Yup, BPOM juga sudah mengeluarkan pernyataan bahwa Styrofoam ini aman ya teman-teman? Mungkin teman-teman bisa googling mengenai PRESS RELEASE TENTANG KEMASAN MAKANAN “STYROFOAM” NOMOR: KH.00.02.1.55.2888 TANGGAL 14 JULI 2009 atau membacanya di situs www.pom.go.id berikut (klik aja).

Hasil observasi BPOM menyatakan bahwa residu Stirena yang terdapat pada Styrofoam hanya berkisar 43 ppm. Sedangkan, batas maksimum penggunaan Stirena yang berisiko memicu kanker adalah sebesar 5.000 ppm. Artinya, sangat kecil sekali kandungan Stirena-nya, makanya Styrofoam dinyatakan sangat aman sebagai wadah makanan.

Styrofoam aman untuk bungkus makanan tapi gunakan secara bijak ya.

Selain itu, menurut Badan Federal Pengawasan Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) Styrofoam sebagai bungkus makanan sangat baik digunakan sebab:

  • Bersih, higienis, dan tidak berpori. Sehingga kalau makanan dikemas dengan Styrofoam maka bisa mencegah kebocoran cairan dan bakteri (waktu itu contohnya adalah daging).
  • Styrofoam terbuat dari bahan isolasi yang efektif menjaga suhu dan kesegaran makanan.
  • Mampu menjaga keawetan makanan sehingga masa penyimpanannya jadi lebih lama. Makanan enggak gampang busuk/ bau jika disimpan dalam wadah Styrofoam.

Ir. Zainal juga memberikan pencerahan bahwa selama ini kalau membeli makanan yang dibungkus Styrofoam, pedagang makanannya selalu melapisi Styrofoam dengan plastik atau kertas minyak. Padahal itu enggak dibutuhkan. Malah hanya akan menambah sampah. Styrofoam aman kok bersentuhan langsung dengan makanan. Jadi, kalau misalnya teman-teman beli bubur ayam atau makanan lain yang dibungkus Styrofoam mohon diedukasi ya si abang-abang penjualnya.

Kemudian, Ir. Zainal menjelaskan bahwa sebenarnya di Styrofoam sudah ada simbolnya. Kalau kita menemukan angka 6 di Styrofoam itu artinya bahan bakunya adalah Polistirena yang aman sebagai bungkus makanan. Kemudian, kita juga bisa menemukan tanda segitiga daur ulang yang artinya Styrofoam itu bisa didaur ulang.

Dampak Styrofoam buat lingkungan

Yup, teman-teman, Styrofoam itu bisa didaur ulang dengan mudah. Memang, faktanya, seperti plastik, Styrofoam membutuhkan waktu lama untuk terurai secara alami. Namun, zaman now, dengan menggunakan teknologi, Styrofoam lebih mudah diuraikan sampahnya serta didaur ulang.

Ir. Zainal juga memberikan perbandingan daur ulang kertas dengan Styrofoam. Ternyata, daur ulang Styrofoam lebih membutuhkan waktu sedikit dan lebih murah, sedangkan daur ulang kertas masih membutuhkan waktu dan energi lebih untuk memisahkan bahan kertas dengan plastik yang melapisinya. Sehingga, baik daur ulang Styrofoam maupun produksinya lebih sedikit menggunakan sumber daya alam. Lebih hemat energi dan waktu.

Tapi kan Styrofoam ini cuma bikin sampah numpuk, bukannya mendingan kalau beli-beli makanan ya bawa wadah sendiri?” Ada pertanyaan kayak gitu?

Perhatikan tanda atau logo di styrofoam.

Yup, kalau bisa bawa wadah makanan sendiri saat beli makanan sangat bagus kok, cuma kalau memang makanannya terpaksa dibungkus Styrofoam jangan ragu lagi yaaa. Styrofoam aman untuk kemasan makanan 🙂 .

Sedangkan soal sampahnya? Naaahh, ini nih PR kita bersama.

BTW, Ir. Zainal juga mengatakan bahwa pihaknya pernah melakukan penelitian mengenai sampah di sungai dengan memasang semacam jaring gitu. Hasilnya, ternyata sampah Styrofoam merupakan sampah yang paling sedikit terjaring/ ditemukan. Banyak benda lain, selain Styrofoam, yang persentasenya ternyata lebih banyak terjaring.

Berdasarkan penelitian tersebut Styrofoam dianggap oleh masyarakat sebagai sampah terbanyak karena benda ini yang kelihatan mengganggu kebersihan sungai. Soalnya si Styrofoam ini mengapung, yang paling terlihat mata, padahal faktanya sampah lain yang tenggelam dan berada di bawah permukaan air lebih banyak.

Manajemen sampah Styrofoam

Lalu sebaiknya gimana donk tentang penggunaan Styrofoam ini?” Gimana menurut teman-teman? 😀

Kalau menurut saya pribadi, yaaa, sebaiknya gunakanlah Styrofoam ini dengan bijak. Kalau memang harus memakai Styrofoam untuk bungkus makanan, jangan lupa perhatikan sampahnya ya. Pisahkan sampah Styrofoam dari sampah lain, khususnya sampah basah/ organik. Kalau bisa kumpulkan Styrofoam ini jadi satu dan berikan ke bank sampah yang berlokasi di sekitar rumah kita. Biasanya, bank sampah akan menyetor sampah Styrofoam ini ke tempat daur ulang.

Styrofoam mudah diurai dan didaur ulang dengan menggunakan teknologi.

Oh iya, saya lupa bilang, daur ulang Styrofoam ini bisa menjadi circular economy lho, yakni sebuah konsep yang bertujuan menggunakan potensi Styrofoam ini sampai batas usia akhirnya. Jadi, Styrofoam ini dapat didaur ulang untuk menjadi Styrofoam baru atau bahkan menjadi barang lainnya, seperti kerajinan tangan atau bahan bangunan. Sehingga, enggak abis dipakai langsung dibuang jadi sampah yang merusak lingkungan gitu aja.

Namun, untuk mencapainya, tentu saja peran aktif kita sangat dibutuhkan ya teman-teman. Sekali lagi, yuk pisahin sampah di rumah kita.

Kalau misalnya teman-teman punya banyak sampah atau limbah Styrofoam juga bisa lho mengirimkannya langsung ke beberapa lembaga berikut ini:

ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia)

Jl. Nn No.89, Curug Sangereng, Kec. Klp. Dua, Tangerang, Banten 15810

Website:

PT Kemasan Cipta Kalimantan

Komplek Pergudangan Bizhub 52

Jl. Sultan Hasanudin Kariangau Km 5.5

Balikpapan 76126

PT Kemasan Cipta Nusantara

Jl. Kima Raya 2 Kav. S-7 Kawasan Industri Makassar

Telp./Fax. (0411) 510444

Makassar – Sulawesi Selatan

PT Kemasan Cipta Prima (Unit 2)

Jl. Tugu Industri IV / 15

Kawasan Industri Wijaya Kusuma Semarang

Semarang – Jawa Tengah

PT Kemasan Cipta Utama

Jl. Surya Madya Kav. I – 28F

Kawasan Industri Surya Cipta

Kutanegara, Ciampel, Karawang – Jawa Barat

Telp. (0267) 8610215, 4741442-3

PT Kemasan Ciptatama Sempurna

Desa Randupitu, Kec. Gempol, Pasuruan – Jawa Timur

Telp. (0343) 633866 (Hunting)

PT Kemasan Ciptatama Sempurna (Bali Factory)

Jl. Pulau Moyo 100E Denpasar – Bali

Telp. (0361) 720130-1 724378

PT Orang Moeda Recycle

Jl. Dr. KRT Radjiman Widyodiningrat No.16, RT.6/RW.4, Rw. Terate, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur, Jakarta 13920

Telp. 081311110582

PIC: Mr Ricardo

Subur Plastic Serpong

Jl. Jatinegara Timur II/26 RT.012 RW.002, Kelurahan Rawa Bunga Jatinegara

Telp. 081296212555

PIC: Mr Handy Agung

Lembaga/ perusahaan tersebut sudah memiliki mesin/ teknologi untuk menguraikan Styrofoam dan produk dari bahan Polistirena lainnya, sehingga bisa mengurangi sampah untuk kelestarian lingkungan kita.

Semoga informasi keamanan Styrofoam sebagai pembungkus/ kemasan makanan ini bermanfaat ya teman-teman. Begitu pula informasi mengenai bagaimana sebaiknya kita memperlakukan sampah Styrofoam ini 🙂 .

April Hamsa