Sebenarnya, kalau ada pertanyaan, “Siapa saja support system yang mendukung kamu (saya) ngeblog?” Jawabannya, tuh, pasti terdengar klise atau standar. Yaaa, siapa lagi, kalau bukan, yang nomor satu adalah keluarga. Iyeeeess, alhamdulillah jawabannya adalah suami dan anak-anak saya.

Kalau masih ada nomor satu, of course, masih ada nomor-nomor berikutnya. Namun, pertama, mau cerita tentang jasa keluarga saya dulu, deh, ya 😀 .

Suami

Saya bertemu dengan suami tuh via media sosial. Namun, suami bukan benar-benar orang asing, karena suami adalah temannya teman saya. Setelah berkenalan, akhirnya menjadi saya menjadi pren donk dengan suami di dunia maya. Yang kemudian berlanjut berteman di dunia maya #uhuks.

Suami (yang dulunya masih temen) udah tahu kalau saya punya blog di Multiply. Eh, ndilalah, die ikut-ikutan juga bikin akun di Multiply. Mau mantau kali yeee? #geer 😛 .

Begitu menikah, aktivitas ngeblog saya tentu berlanjut. Kalau masih gadis dulu, isi blog curhat-curhat nggak jelas tentang kuliah, kerjaan, galau-galauan, dll, pas udah nikah ceritanya soal kisah pengantin anyar. Ketika punya anak, tema postingannya pun ganti lagi, mengenai anak yang waktu itu masih balita. Oh ya, waktu itu ngeblog-nya masih konsisten di Multiply ya.

Keluarga adalah support system nomor satu saya.

Setelah Multiply mati, sekitar tahun 2011 (kalau nggak keliru), suami yang tahu kalau istrinya hobi menulis di blog kemudian gercep memback up semua isi blog lawas. Kemudian, semua isinya dipindahkan ke blog berplatform WordPress (WP) dengan domain dan hosting sendiri. Kebetulan doi juga paham lha soal gitu-gitu karena masih berkecimpung di dunia IT. Malah saya yang kagak ngerti samsek, pada saat itu, hehe 😛 .

Suami saya paham betul kalau aktivitas ngeblog istrinya itu seperti healing. Waktu itu kan lagi rungsing-rungsingnya ngurusin balita. Jauh dari keluarga dan teman. Hampir nggak ada teman ngobrol di dunia nyata. Maka, suami berusaha membuat saya tetap terkoneksi dengan dunia luar secara online. Secara, sejak sebelum menikah, saya memiliki banyak teman di dunia maya.

Untuk blog pindahan dari Multiply tadi, akhirnya, dipilihlah nama “keluargahamsa” sebagai nama domain blog baru saya. “Hamsa” tuh akronim dari nama depan suami dan nama kecil saya.

Trus, niatnya sih mau bikin blog keluarga, karena saya tuh dulu ngefans berat sama Mbak Astri Merianti (kakaknya public figure Maia Estianti) yang punya blog namanya “keluarganugraha”. Jadi, sok-sok mau dimirip-miripin gitu, kala itu.

Suami yang selalu mendukung kegiatan saya.

Blog “keluarganugraha” ini kebanyakan isinya adalah mengenai cara parenting Mbak Astri. Salut banget ma Mbak Astri tuh. Perantau (tinggal di Benua Kangguru), anaknya empat dengan jarak usia berdekatan, semuanya diasuh sendiri tanpa babysitter.

Nah, kan saya emak perantau juga tuh (walaupun cuma pindahan dari Surabaya ke Jakarta haha), makanya ngrasa relate sama cerita-cerita Mbak Astri. Bahkan dulu, sempat pengen punya anak agak banyak, yaaa 4 atau 5 gitu kayak Mbak Astri. Ngrasa, “Pasti bisa kok ngasuhnya.” Eh, waktu kemudian membuktikan, 2 bae cukup ya ciiint 😛 .

Balik lagi ke blog. Jadi, waktu awal-awal saya tuh full ngurusin konten tulisan, foto, atau video saja. Kalau ada problem teknis, lambaikan tangan ke suami haha. Namun, sekarang nggak gitu seeehh, mau nggak mau saya juga belajar oprek sendiri. Apalagi belio sekarang makin syebok. Yaaa, gpp, yang penting uang saku buat saya lantjar #uhuks.

Dukungan suami tak berhenti sampai ikutan ngurusin blog, tetapi juga menyediakan segala fasilitasnya. Mulai mbayarin koneksi internet di rumah, hingga memfasilitasi dengan berbagai gadget buat media menulis blog, seperti laptop, handphone, kamera. Paling terharu ketika suami kasi saya handphone seharga 12 juta, padahal handphone-nya sendiri tak sebagus punya saya, huhu. Seumur-umur baru kali itu saya punya handphone sebagus itu, hehe.

Karena dukungan keluarga saya bisa ngeblog dengan bahagia.

Katanya, supaya kalau memotret atau ngambil video, hasilnya bisa lebih cakep. Siapa yang nggak terhura, coba?

Dukungan suami tidak berhenti sampai menyediakan fasilitas aja, melainkan juga dalam segala hal, terutama waktu. Saat, istrinya rungsing dengan detlen-detlen, suami saya nggak terlalu memusingkan pekerjaan rumah tangga (soal cucian, setrikaan, beberes, dll). Tanpa ba bi bu, ya turun gunung ngerjain kalau ada yang tak beres. FYI, kami enggak ada asisten yang mbantuin di rumah ya.

Yang paling sering suami kerjakan adalah memasak. Bersyukur banget punya suami yang dulu anak kos, sehingga jagomasak. Kalau tak ada yang makanan di rumah, ya bisa beli di luar.  Jadi, saya enggak pernah khawatir kelaperan kalau pas kerjaan ngeblog menyita waktu saya.

Kalau ada kegiatan ngeblog yang mengharuskan saya beraktivitas di luar rumah, baik itu datang ke event di satu area, ke luar kota, bahkan ke luar negeri, suami juga alhamdulillah tidak keberatan. Urusan rumah dan anak-anak siap ditanggungnya.

Makanya, dalam kesempatan ini, kalau suami saya baca #uhuks, saya mau mengucapkan:

“Dear suamiku, terima kasih karena sudah mendukung istrinya buat ngeblog selama ini. Love you muach muach muach.” 😀

Anak-anak

Setelah suami, tentu saja, anak-anak saya, Maxy dan Dema. Mereka sudah mengetahui dari usia piyik kalau emaknya adalah mom blogger.

Dulu, kalau saya terpaksa bepergian menjalankan tugas sebagai blogger, misalnya seperti ke event, anak-anak saya tidak rewel kalau saya titipkan ke daycare maupun ke daddycare (bapaknya). Malah, awal-awal saya yang OVT, “Nih, anak-anak bisa nggak ya, tanpa saya?” Ternyata, ya, alhamdulillah bisa.

Anak-anak yang selalu memahami saya.

Begitu pun kalau di rumah saya sedang sibuk. Misalnya, di depan laptop mulu, mereka udah paham sendiri kalau saya sedang tidak bisa diajak berinteraksi. Mereka dengan sabar nungguin saya sampai selesai.

Untuk anak-anakku, Bunda mau menyampaikan:

“Terima kasih karena sudah jadi anak-anak yang baik, yang nggak nuntut harus 24 jam ditemani dan selalu mau memahami aktivitas bundanya.”

Huhu, cry…

Teman-teman blogger

Selain keluarga, tentu saja teman-teman blogger, tak hanya yang masuk circle yang terdekat dengan saya saja, melainkan semua yang saya kenal. Kalau tanpa teman-teman blogger yang menginformasikan kalau ada job, ada training untuk pengembangan diri, membantu buat like atau berkomentar di postingan saya, membantu buat motion/ videoin di event, dll, pasti saya juga nggak bisa bertahan sejauh ini ngeblognya (dalam konteks sebagai blogger professional ya).

Best “blogger” friends yang selalu saling support.

Komunitas blogger

Daaann, tak terlupa support system yang juga berjasa banget menjadikan saya yang sekarang adalah komunitas blogger, seperti Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan komunitas-komunitas lain yang saya ikuti. Komunitas-komunitas blogger inilah yang memberi kesempatan kepada saya untuk mengembangkan diri dengan memfasilitasi pelatihan-pelatihan, berjejaring (networking), ngajakin jalan-jalan, memberi ruang berkreativitas, melihat dunia blogger dalam perspektif yang lebih luas lagi, dll.

Intinya, terima kasih untuk semuanya, khususnya keluarga saya tercinta. Tanpa kalian semua, mungkin mom blogger yang bernama April Hamsa nggak akan pernah eksis #uhuks 😀 .

April Hamsa