Akhirnya, Bunda bisa menulis juga tentang pengalaman mudik ke Surabaya bersama Ayah dan Maxy. Jadi, ceritanya pada tanggal 9 Mei lalu, kami sekeluarga mengunjungi eyang-eyangnya Maxy di Surabaya. Eyangnya Maxy kepengen mengadakan syukuran Selapan (kalau kata Orang Jawa) di usia Maxy yang ke-8 bulan. Alhamdulillah, Ayah dapat izin cuti seminggu dari kantor. Rencananya memang Ayah akan pulang duluan, lalu Bunda dan Maxy tiga minggu setelahnya menyusul kembali ke Jakarta.

Syukuran Maxy berjalan lancar. Undangan juga banyak yang hadir, baik saudara maupun tetangga-tetangga. Maxy dapat banyak kado dari mereka.

Maxy bersama sepupu-sepupu dan Eyang Budhe 🙂 .

Setelah acara syukuran, minggu pertama, kami berkunjung ke Klinik Laktasi salah satu RS di Surabaya. Sayangnya di sana nggak ada Klinik Laktasi “betulan”. Jadi, konsultasi laktasi dilakukan dengan dokter anak yang dijumpai saat itu. Sebelumnya sih, kami sempat mencari info sih, tentang dokter spesialis anak yang juga konsultan laktasi. Alhamdulillah ketemu. Setelah itu, Maxy dipijit untuk pertama kalinya di RS yang sama. Namun, bukannya enjoy, Maxy malah menangis meraung-raung selama sesi pemijitan. Hayyaaaahh.

Selesai pijit, Maxy dan Ayah, Bunda ajak mengunjungi kampus Bunda. Lalu, kami makan bersama di Wapo. Wapo ini punya kenangan khusus buat Ayah Bunda, dulu kami “pacaran”-nya di sana, hahaha 😛 .

Selesai pijit 😀 .

Mengunjungi kampus Bunda dulu.

Menikmati makan siang di Wapo.

Kemudian, besoknya kami ke Manukan, untuk mempertemukan Maxy dengan Oma Buyutnya (Neneknya Ayah). Oma Buyut senang sekali bertemu dengan Maxy. Maxy juga kayaknya betah di rumah Oma Buyut, sampai-sampai kasur Oma dipipisin hahaha 😛 . Sepulang dari rumah Oma, kami mampir ke Royal Plaza. Di sana kami makan Hokben. Maxy beberapa kali digodain sama Mbak-mbak pelayannya, kayaknya senang-senang aja tu dia.

Maxy dan Oma Buyut.

Maxy pipis di kasur Oma, hyaah…

Selang dua hari kemudian, Maxy lalu kami ajak maen ke rumah Adit, sepupunya yang masih berusia empat bulanan. Adit ini anak sepupunya Bunda, Mbak Dita.

Besoknya, Maxy pilek. Akibatnya, kami nggak maen kemana-mana lagi. Apalagi, Ayah juga sudah waktunya pulang. Nggak seru, kalau pergi-pergi tanpa Ayah hehe.

Jadi, tiga minggu di Surabaya setelah Ayah pulang, Bunda dan Maxy cuma di rumah saja.Oh iya, Maxy juga pijit ke “embah-embah” dekat rumah. Bedanya, Maxy malah enjoy aja dipijit sama Si Mbah. Tau gini, dari awal nggak perlu pijit di fisioterapi RS. Udah mahal, Maxy nggak malah menikmati. Sebaliknya dipijit sama Si Mbah kok, Maxy kayaknya suka hehehe.

Lalu, pada tanggal 30 Mei, Maxy kopdaran sama Oom Ammar. Oom Ammar ini adalah putra ketiga Tante Nona, Tantenya Ayah, yang selama ini tinggal di Kuwait. Maxy dapat kado baju renang dari Oom Ammar 😀 .

 Maxy dan Oom Ammar.

Pada hari terakhir, kami sempatkan mengunjungi Masjid Al Akbar. Karena dekat, kami hanya jalan kaki ke sana. Pulangnya baru naik angkot. Oh iya, Bunda juga mengajak Maxy mampir ke sekolah Bunda dulu lho.

Maxy dan Bunda, di depan SD Bunda dulu.

Maxy berpose di pelataran Masjid Al Akbar.

Maxy, Eyang Uti, dan Bulek.

Selama di Surabaya, alhamdulillah perkembangan Maxy pesat. Banyak anak bayi di sekitar komplek rumah Eyangnya Maxy, jadi dia banyak maen dan aktif melihat bayi-bayi lain. Selain itu, karena di rumah Surabaya ada kucing, maka Maxy juga mengenal hewan di sana. Bahkan Maxy kayaknya juga suka sama kucing, sama kayak Bundanya hehe.

Kayaknya itu dulu ya, ringkasan tentang mudik kami ke Surabaya. Abisnya kelamaan nih nggak ditulis di blog. Jadinya, sudah agak kurang semangat saat dituangkan ke blog. Semoga, lain kali kami lebih rajin mengupdate blog ini 😀 .

-Bunda-

Categorized in: