Mungkin, ada teman-teman yang langsung mengernyitkan dahi, bertanya-tanya, “Apakah Granuloma Umbilikalis itu?” Namun, sebelum saya jawab tentang Granuloma Umbilikalis ini, saya mau clearkan dulu, bahwa saya bukan dokter yaaa, moms. Saya sengaja posting mengenai hal ini karena memang punya pengalaman tentang hal ini. Jadi, dulu anak-anak saya walau usianya sudah lebih dari dua minggu tali pusat bayinya belum kering-kering juga. Yes, itu terjadi kepada kedua anak saya, baik Maxy maupun Dema. Saya sendiri juga bingung, mengapa keduanya bisa mengalami hal yang sama, huhuhu 🙁 .

Saya akan coba cerita bagaimana kondisi Maxy dan Dema masing-masing pada saat itu ya. Ini sambil mengingat masa lampau juga, hehe. Abisnya baru keinget untuk menuliskannya di blog, kemarin-kemarin enggak sempat #alesyan.

Intinya, ini murni berbagi pengalaman aja ya. Apabila, ada yang tidak jelas, mungkin bisa langsung ditanyakan ke dokter anaknya masing-masing ya 🙂 .

Apakah Granuloma Umbilikalis itu?

Jadi, apakah Granuloma Umbilikalis itu?

Biasanya, kalau bayi baru lahir itu kan memang tali pusatnya juga masih ada ya? Trus, sama dokter atau bidan dijepit dan dipotong, kemudian dibiarkan mengering sendiri. Dalam kondisi normal, tali pusat tersebut akan puput semua dan mengering saat hari keempat atau paling lama dua minggu.

Nah, kalau Granuloma Umbilikalis adalah suatu kondisi di mana tali pusat bayi enggak benar-benar putus ketika puput. Kayak masih ada sisa seperti daging gitu di pusatnya. Ibarat kalau menebang kayu, masih sisa bonggol kayunya di bagian bawah, gitu deh kira-kira perumpamaan kondisi ini. Padahal, saat itu usia bayi udah lebih dari dua mingguan.

Waspada jika tali pusat belum puput setelah dua minggu. Sumber gambar: Pixabay.

Selain masih nyisa dagingnya, biasanya udel juga jadi terlihat bodong gitu. Ada juga kondisi dimana daging sisa di pusat jadi basah-basah gitu, trus ada keluar cairan kekuningan (kalau tak salah) yang lengket. Tercium agak bau juga. Hati-hati kalau sudah begitu, karena kalau enggak salah itu adalah nanah.

Tak cuma mengeluarkan nanah, ada pula bayi-bayi yang mengalami: demam, ruam di sekitar udel, ada pendarahan di daging sisa tersebut, dll. Katanya sih kalau tersentuh si bayi akan mengalami nyeri. Namun, ya, namanya bayi kan enggak bisa ngomong ya? Jadi kayaknya akan cenderung jadi rewel gitu.

Baca juga:  Tentang Sebuah Ruangan Bernama NICU

Masalahnya, hal ini kalau dibiarkan saja, enggak segera ditangani nanti berpotensi menyebabkan infeksi pada bayi. Tadi kan saya bilang kalau pusatnya jadi bernanah, bahkan ada yang berdarah, nah itu kalau kena air, apalagi airnya enggak bersih, bisa menjadi lembab dan disukai bakteri 🙁 .

Makanya, kadang bayi jadi rewel dan demam karena tubuhnya melawan infeksi tersebut. Itulah sebabnya, kalau teman-teman bayinya atau mengetahu bayi orang lain pusatnya tak kunjung puput setelah 14 hari, sebaiknya (sarankan) konsul dokter anak, deh.

Penyebab Granuloma Umbikalis ini katanya juga masih belum diketahui penyebabnya. Jadi, walau orang tua mungkin sudah berhati-hati merawat tali pusat bayi begitu lahir, kalau udah “takdirnya” kena Granuloma Umbilikalis ya kena aja (katanya gitu yaaa 😀 ). Eh, atau mungkin ada dokter anaknya yang pernah menjelaskan penyebabnya? Bisa share lho di kolom komentar di bawah 🙂 .

Anak-anak saya mengalami Granuloma Umbilikalis

Daaan, anak-anak saya kena dua-duanya donk, huhuhu. Beneran, lho, kami udah berhati-hati sekali merawat tali pusat mereka setelah mereka lahir 🙁 .

Namun, kondisi anak-anak saya emang unik sih. Kalau anak pertama, Si Maxy, terlahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan adiknya, Dema, setelah lahir langsung “staycation” di NICU 😛 .

Baca juga:  Tentang Kelahiran Dema (Versi Bunda)

Maxy ini, sejak lahir juga bolak-balik ke rumah sakit karena berat badannya (BB) enggak naik-naik. Lha kok, pusatnya bermasalah juga. Dua minggu tak kunjung puput, malah bernanah.

Sempat dicurigai enggak naik BB karena infeksi di udel, sempat juga di-USG perutnya melihat masih berhubungan sama saluran cerna atau enggak. Soalnya kalau iya, bakal dioperasi gitu, hadeeeh.

Tapi ini kayaknya enggak berbau kok, jadi sepertinya enggak.” Dokter atau perawat gitu (maaf saya lupa) yang meyakinkan saya.

Alhamdulillah, bener, sudah enggak berhubungan lagi sama pencernaannya. Sehingga enggak perlu dioperasi, fyuuuhh.

Eh, iya mundur sejenak ya? Pas Maxy udelnya kayak gitu, banyak yang kasi saran macem-macem ke kami, huhuhu. Trus, sebagai emak anyaran yang lugu, saya percaya-percaya aja pada beberapa saran, hiks.

 

Maxy ketika baru dilahirkan.

Ada yang nyuruh netesin obat luka tetes dengan kandungan antiseptik itu (yang merek B itu lho). Lalu, buat udelnya yang bodong ada yang nyuruh membungkus uang koin yang sudah diteril dengan alkohol pakai kasa lalu ditempel di pusat bayi (ini yang nyuruh bahkan seorang perawat 🙁 ). Ada pula, yang menyarankan mengatupkan pusat bayi dengan semacam kain roll plester coklat-coklat itu. Yang ada malah enggak sembuh, malah bikin mumet.

Nah, setelah USG perut itu, saya lupa dokter yang mana yaaa (karena saat kecil dokter anaknya Maxy banyak 😛 , mulai dari dokter anak untuk imunisasi, dokter tumbuh kembang, dokter konselor laktasi, dll), ada yang menyarankan daging sisa di udel Maxy ditetesin larutan apa gitu (Ya Allah, maafkan saya lupa merek dagangnya. Tapi cairan ini enggak asing, kok, buat masyarakat. Nanti saya update yaaa, insyaAllah kalau ingat).

Update: cairan yang diteteskan ke pusat Maxy waktu itu adalah Albothyl, tapi belakangan saya baca merek ini udah ditarik izin edarnya.

Cairan itu kemudian diteteskan ke udel Maxy, setiap Maxy selesai mandi. Pokoknya dipastikan tali pusatnya bersih. Setelah diteteskan ratakan dengan cotton bud supaya daging sisa di pusat benar-benar kena.

Dema saat bayi.

Oh iya, tiap ganti pospak saya juga membersihkan udel Maxy dan menetesinya dengan cairan tersebut. Lama-kelamaan, daging sisa tersebut mengecil deh dan kayaknya sih putus/ lepas gitu.

Trus, Dema juga gitu pusatnya, enggak puput-puput. Herman deh, kakak adik kok kompakan 😛 .

Baca juga: Bisul Perlu Operasi?

Walau, sudah pengalaman tentang pusat Maxy sebelumnya, namun kami enggak mau gegabah langsung menetesi dengan cairan yang sama. Kami langsung konsultasi ke dokter.

Kami lihat waktu itu dokter mengendus (hallah) udel Dema dan katanya enggak berbau. Sehingga, kami bisa menggunakan cara yang sama yang kami pakai untuk Maxy dulu buat kasus Dema.

Tentu saja, baik Maxy maupun Dema, walau kami treatment sendiri dengan cairan tersebut di rumah, tetap kami bawa kontrol ke dokter. Dokter akan mengecek apakah kondisi pusatnya membaik apa enggak. Soalnya kalau enggak putus, bakal ada tindakan lain. Salah satunya operasi (hadeeeh). Namun, alhamdulillah, keduanya tali pusatnya sama-sama membaik dengan hanya terapi ditetesi cairan tersebut.

Yaaa, begitulah endingnya, kisah Granuloma Umbilikalis keduanya.

Apa yang harus dilakukan ketika bayi kena Granuloma Umbilikalis?

Jadi, kalau ada teman-teman yang bayinya tali pusatnya tak kering-kering walau walau usianya sudah dua minggu, segera konsultasi ke dokter ya.

Kalau baca-baca artikel kesehatan terbaru tentang penyembuhan Granuloma Umbilikalis, ada beberapa treatment yang bisa dilakukan, yakni:

  • Memberikan zat silver nitrate ke daging sisa tali pusat. Silver nitrate ini katanya bisa membakar daging sisa tersebut tanpa menimbulkan nyeri. Soalnya pada dasarnya di tali pusat kan enggak ada syaraf. (Update: apa Albothyl termasuk silver nitrate ini ya? Mungkin teman-teman yang ahli farmasi tahu?).
  • Menuangkan nitrogen cair ke udel untuk membekukan daging sisa dan menghilangkannya. Kayaknya dengan prosedur operasi kecil gitu ya?
  • Operasi, apabila infeksi sudah menyebar.

Yah, intinya jangan dianggap remeh apabila tali pusat anak tak kunjung puput sempurna setelah usia dua minggu, apalagi si anak rewel.

Maaf ya, kalau kali ini ceritanya kurang lengkap dan detail. Soalnya kejadiannya sudah 6-8 tahun lalu ketika anak-anak baru dilahirkan.

Intinya waspada aja, kalau tali pusat anak enggak puput sempurna, maksimal dalam dua minggu. Namun, tetap tenang juga, karena kondisi Granuloma Umbilikalis bisa disembuhkan (asal si tali pusatnya emang enggak ada hubungan lagi sama pencernaan bayi) dengan cara treatment seperti yang saya lakukan ke Maxy dan Dema di atas. Tentu saja konsultasi dokter dulu yaaa. Jangan sekali-sekali menetesi daging sisa di udel itu dengan cairan antiseptik, alkohol, dll, apalagi menarik paksa sisa daging tersebut tanpa konsultasi. Khawatirnya tambah parah. Okeeeeyy, semoga informasi ini bermanfaat buat yang baru punya bayi dan mengalami kondisi yang sama dengan saya dulu ya 😀 .

April Hamsa