Lama nggak nulis di blog, mumpung anak-anak sedang anteng di kasur masing-masing mau nglemesin jari di sini ah… 🙂
Apa? Anak-anak? Jamak ya? Double “anak”-nya?
Hehe, iyaaaaaaaaa… Alhamdulillah adeknya Maxy sudah launching tanggal 5 Januari lalu.
Adeknya Maxy berjenis kelamin perempuan. Kami memberinya nama Damara Shalihah Puthayadi. Damara artinya gadis cantik (dari Bahasa Yunani), shalihah berarti baik. Diharapkan dia tumbuh menjadi gadis cantik yang berbudi baik. Kalau Puthayadi, sama kayak nama belakang kakaknya Si Maxy, merupakan akronim dari “putunya Pak Thamrin dan Pak Sunaryadi”. Putu artinya cucu, dalam Bahasa Jawa.
Kelahiran Dema ini kelewat lima hari dari perkiraan dokter. (HPL)
Oh iya, sebelumnya Bunda mau cerita kalau kami memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrol kandungan ke dr. Prita di Jakarta. Bukannya apa-apa, hanya saja jaraknya jauh dari rumah di Depok. Kasian Kakak Maxy kalau dibawa-bawa ke Jakarta, berangkat pagi, pulang sore. Capek di jalan. Kakak Maxy nggak ada yang jagain, kalaupun ada, mungkin yang ngebantu ngejagain bakalan mumet. Lha wong bocah lanang satu itu susah dipegangnya kalau nggak sama bapak ibunya. Jangankan orang lain, kakek neneknya aja geleng-geleng kewalahan hehe.
Akhirnya kami memutuskan untuk lanjut check up kandungan di Rumah Bersalin Depok Jaya dengan dr. Nel. Namun, menjelang HPL, ternyata dr. Nel umroh, so ganti ke dr. Rizal.
HPL Dema sebenarnya tanggal 30 Desember, tapi nampaknya dia masih adem ayem aja di rahim. Sempat keluar flek darah dan mules, namun ketika dicek, pembukaan masih nihil. Ya sudah akhirnya pasrah saja sama Allah. Mbah Kung yang dari Surabaya (datang dua minggu sebelumnya) terpaksa pulang. Hiks. Tinggal Mbah Uti aja yang stay buat nemenin Kakak Maxy.
Nah, pada tanggal 4 Januari, Bunda masih sempat ikut senam hamil di Rumah Bersalin saat pagi harinya. Sempat keki juga ditanyain ibu-ibu lain, kok belum lahir juga.
Sorenya, mulai deh mules-mules datang. Bunda menganggapnya biasa, khawatir di-PHP lagi. Ayah sudah ngajakin aja ke Rumah Bersalin, Bunda bilang tunggu mulesnya sampai malam. Kalau masih mules juga baru berangkat. Soalnya seminggu terakhir, di-PHP melulu, khaatir kecewa lagi.
Menjelang pukul 22.00 WIB akhirnya Ayah dan Bunda berangkat ke Klinik Bersalin. Naik motor, diiringi gerimis yang mengguyur Depok. Rumah Bersalin-nya tidak seberapa jauh dari rumah, sekitar 20 menit saja jaraknya. Sengaja kami nggak membawa tas perlengkapan kelahiran, hanya mau ngecek saja ceritanya. Toh, kalau belum ada pembukaan biasanya disuruh pulang lagi.
Sampai Rumah Bersalin, dicek bidan, eh ternyata sudah pembukaan dua. Bidan menyuruh Bunda menginap malam itu. Ayah lalu pulang mengambil tas.
Prosesnya lumayan cepat juga, tapi mules-mulesnya nggak nahan hehe. Dari tengah malam sampai keesokan harinya (5 Januari) pukul 03.35 WIB, Dema lahir lewat persalinan spontan dibantu dua bidan dan dr. Rizal.
Saat mengejan cukup mudah, sekali aja dia sudah keluar, tapi sayangnya Dema nggak nangis. Tubuhnya terbalut cairan hijau. Pucat dan membiru seperti kedinginan. Baru saat dibersihkan mulutnya dia menangis. Namun karena kondisinya, Dema langsung masuk box penghangat, tidak IMD. Dema baru diberikan ke Bunda sekitar pukul 06.00 untuk disusui.
Agak siang sedikit akhirnya Mbah Uti, Kakak Maxy, dan Tante Kiki (adeknya Ayah) datang ke Rumah Bersalin. Kakak Maxy yang awalnya ogah-ogahan ketemu adeknya, pelan-pelan jadi excited. Dia bilang, “Hallo-hallooo!”
Namun, kebahagian kami nggak lama 🙁
Sorenya Adek Dema mesti cek lab. Dokter khawatir karena dia nggak nangis dan ketuban keruh. Benarlah, akhirnya hasil lab keluar menyatakan Dema harus segera masuk NICU. Sebagai langkah pencegahan. Soalnya biasanya bayi-bayi dengan kondisi kayak gitu dibawa ke NICU pada saat sudah gagal nafas. Ini untuk langkah pencegahan supaya memastikan kondisi Dema benar-benar bagus.
Malamnya, Dema dibawa ke RS Mitra Keluarga. Lalu esoknya resmi jadi pasien NICU di sana. Mbah Uti dan Kakak Maxy yang tadinya mau menginap untuk menemani Dema di Rumah Bersalin akhirnya pulang ke rumah malam-malam 🙁 .
Untuk cerita Dema di NICU menyusul kemudian ya. Alhamdulillah, Dema hanya lima hari di sana. Mohon doanya semoga Adek Dema sehat, nggak pernah ke RS lagi kecuali buat imunisasi. Aamiin 🙂 .
Oh iya, ini fotonya Damara Shalihah “Dema” Puthayadi. Perkenalkan…. 🙂
– Bunda –
Barakallah mbak april…
Semoga Dema jadi anak salihah dan sehat selalu ya… 🙂
Afiiin makasih
selamat juga atas kelahiran anak keduanya ya
aamiin moga anak2 kita selalu sehat,tumbuh jadi anak yang sholeh dan sholehah aamiin 🙂
Ahhh, MAxy sudah punya adik.
Selamat ya, selalu sehat ..
terimakasih Budhe Dey
aamiin 🙂
Assalamu’alaikum
maaf mba, boleh minta infonya krmn biaya persalinan spontan di RB brp ya.? karena saya berniat melahirkan disana tapi memang blm prnah ksana, selama ini konsul di hermina dng dr. Nel
terimakasih
waalaikumsalam
maaf baru balas
kalau gak salah saya sekitar lima jutaan Mbak
tapi untuk lebih pasti bisa minta perkiraan biaya persalinan di front office kok
moga lancar proses kelahiran babynya yaaa 🙂
Mba, maaf mau tanya, dedenya imunisasi dimana? Kalau imunisasi di rb depok jaya harganya berapa ya? Makasih..
maaf banget baru meebalas komennya
anak keduaku vaksinnya di Rumah Vaksinasi Sawangan bun 🙂
kalau imunisasi di Depok Jaya bisa kok telepon adminnya nanya tarifnya, aku pernah, dijawab kok sama mereka 🙂
[…] satu tulisan yang menarik buatku adalah cerita kelahiran Dema. Dari artikel Tentang Kelahiran Dema (Versi Bunda), ternyata Dema sempat dimasukkan ke NICU sewaktu lahir. Tanggal kelahirannya juga sudah melewati […]