“Wah, enak ya jadi blogger. Aku takjadi blogger juga ah!” kata seorang kenalan saat saya bercerita kepadanya mengenai dunia perbloggeran di era sekarang ini.
Blogger, hmmm, saya belum tahu pasti sudah menjadi profesi atau belum sih di Indonesia. Namun, satu hal yang pasti, blogger sekarang sangat berbeda dengan blogger zaman dulu.
Saya teringat awal-awal saya ngeblog dengan menggunakan platform Multiply yang kini sudah almarhum. Waktu itu, terus terang saya masih alay, hal-hal enggak penting mulai urusan kucing peliharaan sampai patah hati saya tulis. Melow dikit, nulis, gitu deh intinya.
Kalau blogger sekarang, masih ada sih yang begitu. Cuma, sepertinya sudah banyak yang bergeser membuang tulisan-tulisan semacam itu dan merombak blog-nya menjadi blog yang terlihat profesional. Enggak hanya dari sisi tulisan, melainkan juga desain blog, serta gambar atau foto di blog-nya.
Perbaiki blog dulu, baru “minta job”
Mengapa? Sebab, saat ini banyak brand lebih menyukai soft selling dengan menitipkan iklan ke blog. Tentu saja, tidak gratis. Blogger mendapatkan insetif, baik berupa fee, produk, ataupun penghargaan lainnya atas jasanya menulis. Tak heran, makin banyak orang tertarik menjadi blogger.
Ngeblog zaman sekarang bukan sekadar menulis di blog.
Salah satu alasan mengapa brand beriklan secara soft selling melalui blog adalah sebab masyarakat, terutama pengguna internet, lebih menyukai produk yang di-review oleh user melalui tulisan-tulisan di blog. Pengguna internet ini lebih percaya kepada apa kata review di blog, ketimbang jargon yang terpampang di papan iklan, yang selalu mengatakan bahwa produk itulah yang paling the best.
Meski demikian, tidak serta merta blogger bisa menjadi reviewer atau influencer dengan bermodal cuma menulis blog. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diusahakan terlebih dahulu oleh si blogger. Seperti yang sempat saya singgung sebelumnya tadi, yakni merombak blognya menjadi blog profesional.
Menurut saya blog profesional itu adalah blog yang:
- Mencantumkan nama penulisnya dengan jelas.
- Menuliskan semua akun media sosialnya sehingga mudah ditemukan.
- Kalau bisa tulisannya jangan model-model alay. Ya, meski enggak sesuai KBBI banget, namun sebaiknya yang mudah dibaca dan dipahami. Misal, jangan menggantikan “-nya” dengan “x” seperti “misalnya” jadi “misalx”. Enggak semua orang ngerti maksudnya apaan.
- Tulisannya berisi banyak informasi berbobot, enggak sekadar curhatan alay tanpa solusi. Menurut saya curhat sih masih boleh, namanya juga blog pribadi ya? Tapi usahakan jangan terlalu terlihat seolah-olah kita paling menderita gitu di dunia. Curhat dengan elegan, sekaligus beri solusi sebaiknya bagaimana kalau orang lain menghadapi masalah serupa. IMHO ya? 😀
- Hmmm, apalagi ya? Ada yang bisa bantu jawab? 😀
Intinya, kerja keras dahulu. Bangun blog-nya, bangun branding-nya, kelola media sosialnya dengan baik, sebab bagaimanapun juga media sosial terkait dengan blog. Jangan lupa untuk memperkenalkan blog-nya, lalu ikuti komunitas, dan lain-lain, baru “minta job”.
Menjadi blogger yang bertanggung jawab
Setelah menjadi blogger profesional pun, blogger dituntut menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab. Selain memperbaiki kualitas blog dan pribadinya, menurut saya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh blogger terkait dengan perannya, antara lain:
Patuhi kesepakatan
Kalau misalnya kita diajak bekerja sama atau diundang brand datang ke event dengan syarat dan kewajiban tertentu, misalkan menulis di blog, ya kerjakan. Jangan mangkir.
Saya sering tuh mendengar kasak-kusuk ada blogger yang hanya datang ke event, namun enggak mau menulis reportase (jika ada kewajiban menulis). Hal ini tentu saja menimbulkan kesan yang jelek dan merugikan nama baik blogger sendiri.
Menjaga nama baik brand
Apabila ada brand yang mengajak kita bekerja sama, maka sebaiknya kita menjaga nama baik brand tersebut. Jangan, misalnya kita menerima pekerjaannya, namun di belakangnya kita diam-diam memperbincangkan produk tersebut, bahwa sebenarnya kita enggak menyukai produk tersebut karena alasan-alasan negatif. Kalau enggak suka produknya, mengapa menerima pekerjaan tersebut?
Tidak menjatuhkan brand kompetitor
Menjaga nama baik brand juga bisa kita lakukan dengan mem-branding diri kita sebagai blogger yang baik. Caranya dengan tidak menulis hal-hal jelek yang bisa menjatuhkan produk brand kompetitor. Hal tersebut akan membuat branding blogger yang di-hire brand terlihat tidak elegan. Sehingga, pembaca atau masyarakat akan menjadi tidak respect terhadap brand yang kita angkat.
Tidak sekadar menulis, namun sampaikan informasi
Semua blogger sepertinya bisa menulis, tapi enggak semua blogger bisa menyampaikan informasi dengan baik dan jelas kepada pembacanya. Saya jadi teringat status seorang teman di timeline media sosial kemarin.
Jadi, teman saya ini mengeluhkan abis membaca tulisan blogger yang panjang banget, namun sama sekali enggak ada informasi yang dia dapatkan. Kalau saya liat sih, sepertinya artikel tersebut artikel yang mengejar SEO ya? Hehehe.
Menulislah untuk manusia, tidak cuma untuk search engine.
Enggak bisa dipungkiri, blogger sekarang tuh tuntutannya banyak. Salah satunya juga paham SEO, sehingga artikel blog-nya masuk page one. Namun, sebaiknya sih, kemas dalam tulisan yang baik, dimana enggak cuma menyenangkan search engine, namun juga manusia.
Bagaimanapun juga, kita kan menulis buat manusia, bukan mesin ya? Jadi, saat menulis, usahakan ada sesuatu dalam tulisan tersebut yang memberikan informasi yang berguna buat orang lain.
Ada yang bilang, peringkat artikel kita lama-kelamaan juga akan masuk page one kok, kalau sering dikunjungi orang. Mungkin, tinggal kita yang bersabar, sembari tetap menulis artikel/ konten yang bermanfaat dan banyak mengandung informasi kali ya?
Dilarang keras copy paste tulisan orang lain
Ini udah jelas banget! Haram hukumnya seorang blogger meng-copy paste tulisan orang lain. Selain enggak bertanggung jawab terhadap perannya sebagai seorang blogger, juga akan membuat orang lain (termasuk brand) tidak akan percaya lagi kepada kredibilitas kita sebagai blogger yang mampu mengangkat nama produknya.
Menulis dengan jujur
Menulis dengan jujur di sini berarti menulis sesuai dengan pengetahuan. Kalau menulis tentang produk ya baca dulu product knoewledge-nya, bila perlu coba dulu donk produk tersebut. Lalu, review dengan jujur.
Kalau misalnya ada kekurangan produk, gunakan bahasa sehalus mungkin, misalnya: “Produk ini kalau untuk kulit saya yang cenderung kering kurang cocok sih, tapi kalau buat teman-teman yang kulitnya berminyak pasti cocok.” Pilihan lain, langsung sampaikan kekurangan tersebut kepada brand.
Tidak menulis hal yang dapat menebarkan kebencian
Ini hukumnya wajib. Sebaiknya jangan menulis hal-hal yang menebarkan kebencian. Terutama dalam hal-hal yang berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Bagaimanapun blog kita tuh punya pembaca yang loyal. Kalau kita menulis hal-hal yang menebarkan kebencian berarti kita menyuruh pembaca kita untuk melakukan hal yang sama.
Hal tersebut dapat membuat blog atau diri kita pribadi dianggap enggak memiliki kualitas yang baik. Sehingga, jangankan brand, orang yang menemukan blog kita lewat search engine saja akan malas membaca blog kita. Bahkan pembaca loyal yang enggak setuju dengan pendapat kita pun akan meninggalkan blog kita.
Hargai sesama rekan blogger
Bagaimanapun juga sebagai blogger sebaiknya saling menghargai rekan sejawatnya alias sesama blogger juga. Enggak perlu menjelek-jelekkan nama blogger lain di depan brand dengan tujuan supaya kita aja yang dapat job-nya. Menurut saya, hal seperti itu hanya akan membuat brand atau orang lain malah tidak menghargai kita.
Sebaiknya urus saja branding blog dan diri sendiri. Tingkatkan kualitas, nanti juga tawaran job datang sendiri.
Itulah teman-teman beberapa hal terkait tentang menjadi blogger yang bertanggung jawab. Tulisan ini juga sebagai reminder untuk saya pribadi, sekaligus pengetahuan kepada teman-teman yang menemukan tulisan ini, yang berminat menjadi blogger profesional, bahwa menjadi blogger profesional tuh enggak sekadar menulis 🙂
April Hamsa
Note: Tulisan ini adalah tanggapan untuk artikel Mak Diah Kusumastuti yang berjudul Merdeka Sebagai Blogger Seperti Apa di website Kumpulan Emak Blogger.
banyak yang berpikir menjadi blogger gampang ya..padahal ada etika yang perlu dihormati dan proses kreatif yang tidak selalu gampang dan cepat..
Betul Mbak Indah. Saya juga agak gmn gtu kalau ada yg ujug2 langsung nanya gmn cara dapat job 🙁
Bukan gak mau kasi job, tapi saya ingin blognya diisi dulu, kalau gk pernah nulis gmn bisa disebut blogger ya…
Tfs mbaaak…
Noted bangeet
Sama2, moga bermanfaat ya mbak 😀
Tulisannya mantap…. Saya setuju dengan semua point yang disebutkan di atas. Jadi blogger memang tidak semudah yang dipikirkan namun juga tidak sesulit yang dipikirkan. Yang jelas, apapun itu pastinya membutuhkan kerja keras untuk mendapatkan hasil yg maksimal. Merdeka.
Iya mbak betul. Sebelum memetik hasilnya kerja keras dulu laaaahh 😀
mantap sekali mbak april…intinya jadi blogger yang bertanggung jawab itu sebenarnya mudah. Sepakat dengan isi tulisannyan
Iya mas, apalagi kalau udah mengumumkan diri jd blogger profesional ya… 🙂
Setuju, ada etika jadi blogger. Semoga kita makin profesional yaa..
Wah lama jg ngeblognya ya mbak..dr jaman multiply ya. Klo g salah 2004-2005 an ya brarti?
Hmm..klo dr artikel yg ditulis mb April ini brarti saya msh hrs kerja keras betulin blog dlu nih kyana.. 😊
Keren Keren…. You Rock April!!!!
Ngeblog, banyak orang buru2 mencoba tanpa kuda2 yang tepat (karena adsense) lalu gulung tikar karena keluhan tak ada pembaca atau berhenti karena kekurangan ide.
Saya juga belajar konsisten ngeblog, dan terus konsisten dengan ide
Blohger tuh seperti punya tanggungjawab moral, ya nggak sih mbak? Terlebih apa yg udah tershare di dunia maya ya gabakalan balik lagi dan berubah kalau kitq udh terlanjur dicap salah
Wah setuju banget mbak!
Dan 1 lagi, buat para master atau suhu blogger yang penghasilannya jutaan dari blog ga perlu ngiming-ngimingin penghasilan jutaan sama blogger pemula.
Lebih baik diajarkan mereka jadi blogger yang profesional dulu sebelum bisa dapat duit sendiri. Menurutku itu lebih penting daripada sekadar ngeblog biar dapat duit.
Eh iya.. saya juga masih bingung gimana caranya biar nulis iklan yang soft selling. Masih rada ga konsisten gitu isinya hahaha
Mba April kereeen…
Aku suka tulisan mba April karena kesannya reminder banget…dan aku ngerasa tertohok waktu mba April bilang, abis diundang event, jangan lupa nulis.
Huuhuu….di saat banyak PR, tapi juga ada event seru, di situ hati nurani saya terpanggil.
api begitu ngadep laptop, yang dikerjain jadi macem-macem…terdistraksi banyak hal.
Jadi gak kelar-kelar nulis 1 artikel.
Jadi mesti diseimbangkan juga antara tanggung jawab dan kewajibannya yaa, mba…
Loveovee….mba April.
Setuju banget mbak, apalagi yang point jangan copas mbak. Aku dulu pernah ngerasain ga enaknya tulisan kita dicopas, kita capek-capek ngumpulin bahan, begadang (karena baru belajar jadi nulis lma banget) eh mereka tinggal copas tanpa da link ke kita, marah
Nulis blog jujur itu yg skrg byk di abaikan. Apalagi klo sponsored post dengan fee gede, kdg org menyembunyikan sesuatu jd gak jujur lagi tulisannya
Petuahnya saat bermanfaat ini.
Beberpa kunci untuk menjadi blovger berpenghasilan.
Sampai ke hal2 kecil jugadi perhatikan rupanya.
sebagai mahasiswa yang berpikir bahwa menjadi blogger enak belum tentu karena merek harus berpikir..
aku bangun blog dan memperbaiki gaya tulisan aja butuh proses gak ada yang porsesnya mudah kali …
ngekeh aja ketika mereka melihat aku sbagai blogger.. enak yaa
sampai keluarga sekarang herah kalau mereview produk selalu dapat barang kiriman
Terima kasih petuah2nya Mak, sebagai pengingat diri sendiri juga. Jadi ya, semakin branding kita bagus, nggak cuma orang yang baca aja yang bakal respect tapi juga mengundang kerja sama. Sukses selalu 😀
toppp mba!! Semua yang ditulis mba april benar semua.. terutama saya mau menggarisbawahi bagian “Tidak menjatuhkan brand kompetitor” .. Soalnya entah kenapa akhir-akhirnya ini banyak blogger/buzzer yang malah hard selling dan akhirnya menjatuhkan brand kompetitor.. ini menurut saya malah bikin gak sehat dan menunjukkan si blogger ini kurang sehat juga pikirannya hehe
Penylisan yg baik, EYD jg perlu. Kalau untuk pertama kali ngeblog mgkn msh dimaafkan. Lalu kalau ada masalah sama brand, ambil jalur pribadi dulu. Jk msh blm kelar, mgkn baru go publik. Blm apa2 sdh jelekin brand, krg bertanggungjawab itu sih
kalo saya sendiri dulunya informasi yang diberikan kepada pembaca malah lucu banget tulisan alay bahkan cenderung curhat. Tapi, sekarang udh mulai belajar mengenai hal tersebut. Tapi saya suka kesel beberapa blogger yg bisa dibilang masih baru udh minta job untuk blogger padahal tulisannya blm begitu baik disitu saya merasa sedih.
kalo saya sendiri dulunya informasi yang diberikan kepada pembaca malah lucu banget tulisan alay bahkan cenderung curhat. Tapi, sekarang udh mulai belajar mengenai hal tersebut. Tapi saya suka kesel beberapa blogger yg bisa dibilang masih baru udh minta job untuk blogger padahal tulisannya blm begitu baik disitu saya merasa sedih….
Hihihi…. Iya mbaaak
Aku juga sedang berproses menjadi blogger pro. Eh tapi untuk bahasa alay, aku udah pantang menggunakannya sejak SMP, jadi suantai banget saat nulis kata2 full non alay. Enak banget, jadinya terbiasa gituuu…
Ehtapi aku ngerasa, belum jadi blogger pro kalo belum pernah menang lomba wkwkwk
Banyak blogger sekrang nggak ngeh sama syarat jadi blogger yang baik terutama yg membicarakan kejelekan competitors..
Aku oernah nemu tuh blogger yg jelekin brand lain dan menurutku itu parah dan miris..
Duh..
Makasih tukisannya Mbak Apri.. Mencerahkan
Tips Mbak April yang paling mengena ke aku adalah kelola media sosial dengan benar. Ya, walaupun blog lebih dari sekadar media sosial, tapi hubungannya dari media sosial sekarang ini erat sekali. Siap laksanakan, Mbak tipsnya! Eh satu lagi, rapihin dulu blognya baru minta job. Jlebbb.
Setuju banget dg ketentuan blogger di atas. Apalagi ttg plagiat tulisan. Sekarang mah org plagiat malah dipuji2 kayak yg kemarin sempat heboh. Mksdnya apa coba glorifikasi pelaku plagiat. Hish~
Aku termasuk yg tertarik jdi bloger krna liyat temen ku sukses jadi bloger, sukses dalam sdut pandang aku ya. Dan ternyata lumayan berat lhoh menjadi bloger yg konsisten, harus rajin update tulisan yg bermutu.
Kadang orang melihat blogger yang udah sukses, jadi berpikiran ingin cepat sukses dan menghasilkan. Padahal mereka melalui proses yang cukup panjang ya…selain tahu etika, blogger yang sudah sukses selalu bersikap profesional.
Beneran lengkap mba April he2, kalo curhat jangan lebay..harus ada solusi atau hikmah yg dapat dipetik..bukan marah2 tidak jelas…
Terisenjg kepercayaan brand penting banget…jangan mangkir dari kesepakatan awal..
Dan saya masih kebayang skrinsut CP 800 ribu kemaren, terbaik banget, hahaha
Uhh… lengkap dan keren banget poin-poinnya.. setuju banget, Mbak.. tapi yang poin jangan menjelekkan brand kompetitor, tuh, nyatanya masih banyak yang ngelakuin, ya. Hehe… miris sih bacanya. Semoga ke depannya attitude blogger Indonesia makin baik lagi, ya 🙂
Sekarang saatnya blogger mencari job. hehee
main di adsense lebih lama dapat duitnya, kalau dapat jobkan bisa langsung cair…
Infonya bermanfaat banget nih mbak.. Jadi blogger ya harus bertanggung jawab dong.. ^^
Aku bingung sama orang atau teman lah yang minta diajarkan ngeblog tapi dia ga hobi nulis. Justru kalau aku mah dari hobi menulis diary, turun ke nulis buku dan sekarang blogging. Semua butuh proses ga bisa instan. Ada juga teman yang bilang,”Mau dong bikin blog langsung dapat job..” Wkwkwkwk… dikira mie keleus hehe ya aku senyumin aja, riweuh kaasih tau yang begitu. Aku setuju sama tulisan mbak April di atas. Sip 🙂 Informasi yang sangat bermanfaat buat kita semua 🙂
Saya baru belajar mbak jadi blogger professional. Sekarang masih jadi blogger rontokan kerikil sikuit sentul hehehe. sekrang lagi beljar membuat tulisan soft selling yg elegan. Sangat Bermanfaat sekali artikelnya