Ini saya dan teman-teman saat berwisata ke Kota Tua Jakarta.” Begitu bunyi caption yang saya tulis di media sosial saya, seminggu lalu. Yup, pada Sabtu, tepatnya tanggal 24 November lalu, akhirnya kesampaian juga keinginan saya untuk berkeliling Kota Tua Jakarta.

Saya saat berwisata di Kota Tua Jakarta. Foto oleh Nur Said.

BTW, udah tahu semua kan tentang Kota Tua Jakarta? Jadi, teman-teman, Kota Tua Jakarta itu merupakan sebuah kawasan di Ibu Kota yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Sebelum dikenal sebagai Kota Tua Jakarta nama area tersebut adalah Batavia. Menurut Wikipedia, nama Batavia diambil dari “Batavieren” yang merupakan leluhur bangsa Belanda. Pusat Kota Batavia berada di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung, yang sekarang lebih dikenal sebagai Lapangan Fatahillah (lapangan di depan Museum Fatahillah).

Maka, tak heran kalau di area Kota Tua Jakarta banyak gedung-gedung tua yang arsitekturnya mirip-mirip dengan bangunan di Eropa. Bangunannya kece-kece deh. Sekarang, gedung-gedung itu menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah.

Yuk, berwisata ke Kota Tua Jakarta!

Hayyoooh, siapa yang belum pernah main ke Kota Tua Jakarta? Kalau belum, coba mampir deh ke kawasan yang letaknya enggak jauh dari Pelabuhan Sunda Kelapa ini. Cara menemukan Kota Tua Jakarta enggak susah kok. Transportasinya cukup mudah. Teman-teman tinggal naik commuter line (KRL), lalu berhenti di stasiun paling ujung, Stasiun Jakarta Kota. Alternatif lain adalah naik bus Trans Jakarta, kemudian turun halte Stasiun Kota. Dari stasiun, teman-teman bisa jalan kaki sekitar lima menit aja ke Museum Fatahillah. Mudah bukan?

Museum Fatahillah yang menjadi icon Kota Tua Jakarta.
Dulu banyak kapal berlabuh di tepi sungai ini.

Bekas “ruko” zaman dahulu.

Saya sendiri, sebenarnya baru tiga kali sih ke Kota Tua Jakarta. Pertama, waktu zaman saya masih gadis dan masih tinggal di Surabaya, kalau enggak salah sekitar tahun 2011-an. Kedua, saat udah berkeluarga dan punya anak, kayaknya tahun lalu. Kali ketiga, saya ke Kota Tua buat mengikuti Happiness Race (pas tanggal 24 November itu).

Cerita mengikuti Happiness Race

Ada yang kepoh Happiness Race apaan? Hehe. Jadi, teman-teman Happiness Race merupakan challenge yang diadakan oleh asuransi  happyOne.id dan portal berita online  Viva.co.id . Challenge-nya unik banget. Soalnya cara menyelesaikan challenge-nya tuh enggak secara perorangan, melainkan berkelompok atau tim.

Waktu itu, saya dimasukkan ke dalam Tim 8 bersama empat orang lainnya. Anggota tim ditentukan oleh panitia Happiness Race. Tapi, ya saya enjoy aja sih. Soalnya, sebenarnya, saya udah kenal anggota tim saya. Mereka adalah blogger-blogger yang walaupun jarang ketemu, tapi kayaknya hampir tiap hari ngobrol di dunia maya. Entah itu di media sosial atau WhatsApp Group. Perkenalkan ya, para anggota tim saya, ada Mas Yopi, Mbak Cichie, Mbak Novitania, dan Mbak Kesih.

Saya, Mas Yopi, Mbak Novitania, Mbak Cichie, Mbak Kesih.

Berlima, kami mencoba menyelesaikan beberapa tantangan dalam Happiness Race. Jadi, tantangannya tuh, kami diminta memecahkan petunjuk yang diberikan oleh panitia di setiap zona yang ditentukan. Ada empat zona, yakni Zona Biru, Zona Merah, Zona Kuning, dan Zona Hijau. Start  dari Cafe Historia, kami pun diberi beberapa petunjuk untuk mendatangi tempat-tempat yang mewakili zona-zona yang dimaksud. Di setiap Zona kami harus membuat empat foto yang menunjukkan hal-hal berikut:

  • happyMe: Foto selfie yang menunjukkan kebahagiaan ketika jalan-jalan.
  • happyEdu: Foto anak-anak yang terlihat gembira di sekitar area Kota Tua Jakarta. Fyuuh, untungnya pas di sana banyak anak-anak sekolah dan anak-anak kecil bermain.
  • happyHome: Foto yang menunjukkan keindahan dari bangunan-bangunan tua yang indah di sana.
  • happyTrip: Foto yang menunjukkan bahwa kami sangat menikmati perjalanan keliling-keliling Kota Tua Jakarta.

Sebelum keliling Kota Tua untuk menyelesaikan challenge, semua peserta, termasuk tim saya, dikumpulkan terlebih dahulu oleh panitia di sebuah kafe bernama Historia. Historia ini lokasinya berada di gedung sebelah bangunan Museum Fatahillah. Di sana, kami mendapat informasi tentang asuransi happyOne.id dan apa saja keuntungan-keuntungan yang akan didapat jika memiliki asuransi ini.

Narasumber yang menjelaskan mengenai manfaat asuransi happyOne.id adalah:

  • Bapak L. Iwan Pranoto as Head of Communication & Event Asuransi Astra.
  • Ibu Lusi Liesdiani as Senior Vice President Digital Channel Asuransi Astra.

Bapak L. Iwan Pranoto (Bapak Iwan) as Head of Communication & Event Asuransi Astra menginformasikan bahwa happyOne.id ini masih bersaudara dengan asuransi Astra. Selain happyOne.id, Bapak Iwan juga menjelaskan tentang asuransi lain yang masuk dalam lingkup Astra yakni Garda Oto. Bapak Iwan mengatakan bahwa keunggulan dari semua asuransi itu adalah semuanya sudah serba digital. Sehingga costumer pun mudah mengajukan klaim. 

Bapak L. Iwan Pranoto as Head of Communication & Event Asuransi Astra.

Sedangkan Ibu Lusi Liesdiani atau Ibu Lusi (Senior Vice President Digital Channel Asuransi Astra) menjelaskan mengenai happyOne.id dan menjelaskan apa saja fitur-fitur, serta benefit-nya. Berikut adalah empat produk happyOne.id menurut penjelasan Ibu Lusi:

  • happyMe

Ini adalah asuransi kecelakaan diri yang punyamanfaat perlindungan bagi diri atas risiko kecelakaan diri dengan manfaat utama berupa santunan meninggal atau atau cacat tetap.

  • happyEdu

Perlindungan pendidikan bagi anak apabila tertanggung utama (orang tua) meninggal dunia karena kecelakaan. Buat teman-teman yang punya anak, sebaiknya punya happy Edu ini.

  • happyHome

Merupakan produk asuransi kebakaran yang memberikan perlindungan terhadap kebakaran rumah.

  • happyTrip

Sesuai namanya, asuransi ini merupakan asuransi perjalanan baik untuk wilayah domestik maupun internasional.

Ibu Lusi Liesdiani as Senior Vice President Digital Channel Asuransi Astra.

Setelah mendapat penjelasan tentang happyOne.id dari Bapak Iwan dan Ibu Lusi, peserta kemudian mendapat penjelasan tentang Happiness Race atau challenge-nya. Panitia memberi kami beberapa tugas yang sebelumnya sudah saya jelaskan di awal artikel ini.

Waktu itu perjalanan untuk mengikuti challenge diawali dengan keliling-keliling area lapangan di Museum Fatahillah, juga bagian belakang yang melewati jalan raya dan sungai di sebelahnya itu. Panitia menyediakan pemandu yang juga memberikan informasi mengenai sejarah gedung-gedung bersejarah di Kota Tua. Baru kali itu lho saya keliling Kota Tua dan memperoleh penjelasan sejarahnya lengkap. Happy banget deh. Setelah puas mendapat informasi, kami pun berselfie ria dan mencari  obyek foto sesuai perintah/ penugasan.

Bapak yang memandu kami keliling Kota Tua Jakarta.

Puas berkeliling area sungai dan lapangan yang masuk Zona Biru itu, kemudian kami menuju Bank BNI yang dekat Stasiun KRL Jakarta Kota. Di sana, kami menunjukkan tugas kami, lalu panitia memberikan tugas selanjutnya. Dari situ kami beralih ke sebuah klenteng tua bernama Kim Tek Li. Bapak Pemandu masih mendampingi kami dan menjelaskan sejarah tentang klenteng yang telah berdiri sejak 1650 ini. Kami juga mendapatkan pengetahuan tentang tata cara beribadah di sana. Setelah mengambil foto, kemudian menunjukkannya ke panitia, kami pun dapat tugas lagi.

Klenteng Kim Tek Li di Petak Sembilan.

Kali ini, tim saya diminta untruk mencari beberapa rumah makan legendaris di Petak Sembilan, Glodok. Lalu, ketemulah Es Kopi Tak Kie dan Rujak Shanghai Encim yang terkenal itu. Alhamdulillah, kami berkesempatan nyicipin  minuman dan makanan yang ada di sana. Sebelumnya, saya tahunya dari acara kuliner di televisi doank, mau ke sana belum sempat terus. Eh, keturutan makan/ minum di sana berkat mengikuti Happiness Race. Happy donk 😀 .

Puas nyeruput Es Kopi ala kedai Es Kopi Tak Kie dan makan sepiring Rujak Shanghai, plus tak lupa foto-foto sesuai perintah, tim kami pun dapat tugas lagi. Kali ini, tugasnya mencari sebuah tempat bernama Patekoan Tea House. Patekoan ini adalah sebuah tempat di mana kami bisa mendapat teh secara cuma-cuma alias gratis.

Ada kejadian lucu saat tim  kami mencari lokasi Patekoan ini. Yaaa, salah kami sih enggak ngandelin Google Maps, hahaha. Maksudnya biar cepet, waktu itu kami nanya-nanya orang di sana. Ndilalah, kami nyasar jauh ke sebuah klenteng bernama Patekoan. Trus, akhirnya kamu memutuskan naik bajaj berlima sampai ketemu Patekoan yang bener. Hahaha, kalau diingat-ingat lagi kok kocak yaaa… duduuuulll…. mungkin karena cuaca panas, jadi sekelompok jadi agak-agak lelah hahaha.

Patekoan. Di sini kita bisa dapat teh gratis.

Patekoan Tea House pun menjadi lokasi terakhir yang kami datangi hari itu. Kemudian, lanjut menuju ke garis finish  yang ada di Historia. Alhamdulillah, semua challenge berhasil tim kami selesaikan dengan baik. Yaaa, meski tim kami enggak menang, namun kami menikmati banget berwisata ke Kota Tua Jakarta. Soalnya, saya jadi tahu bahwa ternyata di Jakarta tuh banyak sekali tempat-tempat menarik yang layak dikunjungi. Plus, tentu aja happy soalnya nambah kenalan baru.

Dari pengalaman mengikuti Happiness Race itu, saya jadi mau sharing tips nih teman-teman, yakni tentang gimana caranya supaya bisa happy ketika berwisata ke Kota Tua Jakarta. Teman-teman mau tahu tips happy ketika keliling-keliling Kota Tua Jakarta? Okeeehh saya bagi-bagi yaaa.

Cara supaya bisa happy ketika berwisata ke Kota Tua Jakarta

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan supaya happy saat berwisata ke Kota Tua Jakarta:

Berangkat pagi-pagi

Kota Tua Jakarta itu meskipun old, tapi enggak cuma diminati sama orang-orang tua, hehe. Banyak juga anak-anak muda, remaja, bahkan anak-anak kecil suka berada di sana. Soalnya di sana tuh banyak sekali kafe-kafe kekinian, tempat orang-orang bisa nongkrong dan bercengkerama. Nah, katanya di sana tuh, makin siang makin ramai. Apalagi kalau pas malam mingguan, makin malam makan ramai.

Bangunan-bangunan lama di Kota Tua Jakarta.

Maka dari itu, saran saya, kalau ke sana, teman-teman sebaiknya berangkat pagi-pagi deh. Toh, kendaraan umum juga udah banyak yang bisa mengantarkan kita menuju ke sana walau masih pagi. Bila perlu nginep aja di hotel-hotel deket area sana. Malah bisa dapat dua waktu menikmati keindahan Kota Tua Jakarta, yakni saat siang dan malam.

Enaknya pagi tuh kondisi Kota Tua Jakarta masih sepi, terutama Lapangan Fatahillah. Sehingga, kita bisa puas-puasin tuh foto-foto di sana tanpa gangguan “bocor” 😀 .

Ajak teman-teman baikmu

Kalau jalan-jalan sendirian tuh enggak asyik kan. Sebaiknya ajak teman-teman baikmu. Kalau perlu ajak teman yang udah hafal kawasan Kota Tua Jakarta. Eh, tapi kalaupun enggak hafal, kita masih bisa mengandalkan aplikasi maps sih. Kalaupun nyasar ya judulnya kesasar berjamaah, enggak khawatir sendirian tersesat, hehe.

Selain seru, enaknya mengajak teman-teman tuh jadi ada yang bantuin kita foto-foto. Soalnya di Kota Tua Jakarta banyak spot-spot kece untuk berfoto. Arsitektur bangunannya itu lho, bikin kita serasa di Eropa.

Bawa kamera

Maka dari itu, jangan lupa kalau jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta, bawa kamera yaaa. Sayang banget kalau enggak mengabadikan momen dan obyek-obyek menarik yang bisa kita jumpai di sana.

Banyak spot kece untuk berfoto di area Kota Tua Jakarta.
Bawa duit yang banyak

Wajiiib. Soalnya, tak jauh dari Museum Fatahillah, ada Kawasan Pecinan, tepatnya di Glodok atau Petak Sembilan banyak rumah-rumah makan yang memanjakan lidah kita, lho. Rata-rata masakannya khas oriental sih, walau ada juga yang bercitra rasa Betawi.

Mengapa bisa demikian? Soalnya zaman dulu, selain orang-orang Eropa, Kota Tua Jakarta juga banyak didatangi pendatang dari etnis Tionghoa. Maka, tak heran di area sana banyak rumah makan dengan masakan oriental. Selain rumah makan, di sana juga banyak bangunan klenteng atau wihara tua gitu.

Balik lagi ke wisata kuliner di Kawasan Pecinan Kota Tua Jakarta, jangan khawatir buat yang muslim, karena di sana juga banyak kok rumah makan yang menjual makanan halal. Seperti dua rumah makan yang saya kunjungi saat ikut Happiness Race kemarin, yakni Kopi Tak Kie dan Rujak Shanghai di Petak Sembilan (saya lupa persisnya nama rumah makannya, kalau enggak salah nyebutnya Rujak Shanghai Encim). Kedua rumah makan itu cukup legendaris, udah ada sejak zaman dulu. Teman-teman kalau kepengen tahu sejak kapan kedua rumah makan itu berdiri, bisa gugling sendiri yaaa, ntar pasti dikasi info sama Mbah Google kok 😀 .

Rujak Shanghai Encim.

Kopi Es Tak Kie yang legendaris.

Lengkapi diri dengan asuransi

Ini juga penting banget. Kawasan Kota Tua Jakarta itu ramai banget teman-teman. Banyak kendaraan juga berlalu lalang di sana. Enggak heran sih, soalnya banyak perkantoran di sana. Nah, kalau mau berwisata ke Kota Tua Jakarta dengan tenang dan nyaman, saran saya sebaiknya teman-teman punya asuransi. Yaaa, sebenarnya enggak cuma buat bisa jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta aja sih ya, tapi maksud saya, dalam hidup ini sebaiknya kita juga berusaha memproteksi diri kita. Salah satunya pakai asuransi.

Alhamdulillah, kalau saya udah punya asuransi happyOne.id, khususnya produk happyMe. Jadi, kalau mau berwisata ke mana aja, saya tenang. HappyOne ini menurut saya merupakan cara baru berasuransi, soalnya gampang banget daftarnya, sebab semuanya serba digital. Kelebihan lainnya, happyOne.id ini temasuk murah pula preminya.

Ini pengalaman saat saya mendaftar untuk bisa dapet asuransi happyOne:

Klik “Beli Sekarang”.

Isi data diri.

Masukkan KTP.

Klik “Buy Now”.

Setelah itu kita akan menerima email notifikasi sebagai berikut:

Email bahwa saya berhasil melakukan pembelian asuransi happyMe.

Pemberitahuan bahwa saya sudah berhasil melakukan pembayaran.

Polis asuransi saya berhasil dibuat.

Mudah bukan?

Kalau udah punya asuransi, dijamin mau jalan ke mana aja tuh jadi tenang. Khususnya, ketika kita meninggalkan keluarga di rumah. So, be the happy one deh, dengan punya asuransi yang mellindungi kita. Namanya juga ikhtiar kaaan…

Nah, itulah teman-teman tips happy saat berwisata ke Kota Tua Jakarta. Gimana, teman-teman? Tertarik mengunjungi Kota Tua Jakarta? Percaya deh, dijamin enggak bakal nyesel mengeksplore Kota Tua Jakarta 🙂 .

April Hamsa