Tidore. Mendengar kata “Tidore” saya teringat berpuluh tahun silam ketika saya masih berangkat ke sekolah dengan mengenakan seragam merah putih. Kala itu, saya suka sekali membaca buku tebal berjudul Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap atau biasa disingkat dengan RPUL, terutama bagian Sejarah.
Kata “Tidore” yang saya kenal dari RPUL adalah sebuah kerajaan Islam yang begitu masyhur pada abad ke-16 sampai abad ke-18. Kesultanan Tidore, begitu nama lengkap kerajaan yang melekat dalam ingatan saya sejak kecil itu, terletak di kawasan Indonesia Timur. Tepatnya di gugusan Kepulauan Maluku Utara, di sebelah barat Pulau Halmahera.
Dari buku itu pula, saya mengetahui bahwa Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala. Saking melimpahnya rempah-rempah yang dihasilkan oleh tanah subur di sana, pulau tersebut mendapat julukan “The Spicy Island” dari bangsa-bangsa asing.
Tidore yang tak bisa lepas dari masa lalunya
“Sejarah dan kebudayaan Tidore bukanlah sebuah kanvas kosong, melainkan telah menjadi karya indah dan menawan yang digariskan oleh para pendahulu kepada generasi hari ini.” (Budayawan Maluku Utara Sofyan Daud)
Lokasi Tidore yang strategis ditambah dengan alamnya yang menghasilkan rempah-rempah berlimpah, memang membuat bangsa-bangsa asing dari Eropa, Arab, India, Cina, Melayu, dan lain-lain tertarik mengunjunginya. Bahkan jauh sebelum abad dimana Kesultanan Tidore begitu terkenal pada masa itu. Sejarah mencatat bahwa bangsa-bangsa asing sudah datang ke Tidore sejak abad ke-7 SM.
Wilayah laut Tidore bersama-sama dengan tiga kerajaan besar lain di Maluku, yakni Ternate, Bacan, dan Jailolo (Moluku Kieraha) begitu terkenal sebagai jalur perdagangan internasional. Sehingga, pada saat itu, Tidore juga sudah menjadi salah satu sentra perdagangan penting di Indonesia Timur. Maka tak heran, Tidore pernah diperebutkan oleh bangsa Eropa yang masing-masing berhasrat memonopoli perdagangan rempah-rempah di sana.
Salah satu bangsa Eropa yang begitu ingin menguasai Tidore adalah Belanda. Namun, Tidore terkenal tidak mudah tunduk diperdaya oleh bangsa asing. Sejarah Tidore menceritakan bahwa Sultan Saiffudin yang memerintah Tidore pada 1657-1674 pernah mengelilingi Pulau Tidore dengan perahu tradisional dan obor yang menyala untuk menakut-nakuti Belanda.
Kanan: Sultan Saiffudin, Kiri: Sultan Nuku.
Lalu, ada pula kisah heroik dan patriotisme Sultan Nuku yang muncul ketika Belanda masih berulah di Tidore. Sultan Nuku yang memiliki nama asli Nuku Muhammad Amiruddin ini merupakan sultan yang memerintah Tidore pada tahun 1797-1805. Sultan Nuku dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan dan kewibawaan yang mampu membuat rakyat Tidore patuh pada titahnya untuk berani menolak penjajahan. Sultan Nuku bahkan berhasil meyakinkan pasukannya untuk percaya diri melawan penjajah Belanda meskipun hanya bermodalkan senjata tradisional di atas kapal Kora-kora.
Berkat Sultan Nuku pula wilayah Tidore menjadi sangat luas. Wilayahnya meliputi Papua, gugusan pulau-pulau di sekitar Raja Ampat, dan konon katanya beberapa Kepulauan Pasifik Selatan seperti Melanesia, Mikronesia, Ngulu, Fiji juga pernah masuk menjadi wilayah Tidore. Sultan Nuku juga merupakan pemimpin yang mampu menggandeng saudaranya Kesultanan Ternate untuk berjuang bersama mengusir Belanda. Kehebatan Sultan Nuku membuat bangsa Inggris memberi Sultan Nuku julukan “The Lord of Fortune” dari Timur.
Fakta Sejarah:
- Sebelum Islam datang, Tidore dikenal dengan nama “Limau Duko” atau “Kie Duko” yang berarti pulau bergunung berapi.
- Tidore berasal dari tiga rangkaian kata bahasa Tidore yaitu: “to ado re” yang berarti “Aku telah sampai”.
- Pemimpin Tidore dahulu adalah Momole (orang yang paling kuat). Kemudian, setelah bertransformasi menjadi kerajaan, gelar pemimpin adalah Kolano.
- Setelah Islam masuk ke Tidore (abad ke-15) gelar Sultan baru digunakan.
- Islam masuk ke Tidore melalui pedagang dari Melayu dan Jawa.
- Sultan Ciriliyati adalah pemimpin Tidore pertama yang menggunakan gelar Sultan. Sultan Ciriliyati kemudian menyempurnakan namanya menjadi Sultan Jamaluddin.
- Kesultanan Tidore mengusai sebagian besar Halmahera Selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan pulau-pulau di pesisir Papua Barat.
- Kesultanan Tidore pada jaman kepemimpinan Sultan Saifuddin adalah satu-satunya kerajaan di Maluku Utara yang menolak penguasaan VOC dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir abad ke-18.
Ketika Tidore memutuskan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kebesaran nama Sultan Nuku masih membayangi Tidore hingga masa sekarang. Bahkan Kesultanan Tidore sendiri masih kokoh berdiri sampai sekarang. Wilayahnya yang luas hingga Papua Barat membuat Presiden Soekarno tertarik melamar Kesultanan Tidore bergabung ke NKRI.
Pada akhirnya, dengan kerendahan hati dan kebijaksanaannya, Kesultanan Tidore mau bergabung dengan NKRI. Waktu itu bersamaan dengan hancurnya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda pada Desember 1949.
Padahal, saat itu Belanda juga mengajak Kesultanan Tidore berintegrasi dengannya. Namun, Kesultanan Tidore menolak ajakan untuk berintegrasi dengan Belanda dan lebih memilih NKRI. Hal ini menunjukkan bukti konsistensi Kesultanan Tidore yang memang anti kolonial Belanda. Kesultanan Tidore sesungguhnya telah berjasa membuat wajah NKRI menjadi seperti sekarang ini. Wajah ceria penuh senyum sebab NKRI mampu merangkul kawasan Indonesia Timur.
“Tanpa Tidore, tidak akan ada lagu Dari Sabang Sampai Merauke.” (Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno).
Lalu, pada tahun 1956, Presiden Soekarno menetapkan Propinsi Perjuangan Irian Barat dan menunjuk Sultan Tidore yang berkuasa saat itu, yakni Sultan Zainal Abidin Syah menjadi Gubernur sementara Propinsi Perjuangan Irian Barat. Ibu kota propinsi baru tersebut juga diletakkan di Soa Sio, Tidore. Kemudian tahun 1961, Sultan Zainal Abidin Syah dikukuhkan menjadi Gubernur Tetap Propinsi Irian Barat.
Sultan Zainal Abidin Syah. Sumber foto: wikipedia.
Bukan tanpa alasan, Presiden Soekarno menunjuk Sultan Tidore sebagai Gubernur dan menempatkan salah satu daerah di Tidore menjadi ibu kotanya. Presiden Soekarno mengambil keputusan tersebut sebab Kesultanan Tidore sudah menguasai Papua dan juga pulau-pulau di sekitarnya sejak ratusan tahun silam. Maka, siapa lagikah yang cocok “memegang” Papua jika bukan pewaris Kesultanan Tidore?
Tidore yang mendadak tertidur
Setelah Sultan Zainal Abidin Syah wafat pada tahun 1967, terjadi kekosongan pada tahta Sultan. Hal ini membuat nilai-nilai budaya tradisional Tidore sempat luntur. Bahkan, sebenarnya, semenjak Kadaton Kie (keraton rumah tingga dan peristirahatan Sultan) dirusak massa sekitar tahun 1912 pamor Kesultanan Tidore sudah mulai redup.
Saat itu Belanda mengadu domba orang Tidore mengenai tata cara pemilihan Sultan. Padahal, sejak ratusan tahun lalu, Kesultanan Tidore memiliki tata cara pergantian Sultan yang unik. Bukan putra mahkota yang diangkat langsung menjadi Sultan, melainkan seorang Sultan dipilih melalui pemilihan calon Sultan.
Kesultanan dan budaya Tidore mendadak tertidur. Terjadi kekosongan tahta Sultan dari 1967 sampai pada tahun 1999 ketika Sultan Djaffar Syah diangkat menjadi Sultan Tidore. Orang Tidore kembali menemukan panutan dan dapat melihat kembali budayanya. Sampai beberapa tahun terahir ini, Tidore pun mulai menggeliat menunjukkan tanda-tanda akan bangun lagi.
Geliat Tidore tunjukkan potensinya
Orang Tidore mulai menyadari bahwa Tidore bukan cuma daerah yang mempertahankan wujud kerajaan atau kesultanan. Tidore, tak sekadar daerah dengan bayang-bayang masa lalu dari peradaban besar yang tersohor hingga ke seantero dunia. Juga, bukan hanya bekas ibu kota Propinsi Papua Barat. Tidore sesungguhnya punya banyak potensi yang menawarkan kelebihannya untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Pulau-pulau vulkanis serta pulau-pulau karang yang menghiasi daerah kepulauan Tidore adalah salah satu potensinya. Masih banyak pulau-pulau yang tak berpenghuni di sana yang menunggu dibangunkan, menunggu dijelajahi, dan yang lebih penting lagi ingin dilindungi sebagai bagian dari NKRI.
Potensi Pulau-pulau yang Mempesona:
- Pulau Failonga: pulau ini adalah pulau kecil di Kepulauan Tidore yang tidak berpenghuni. Pulau ini memiliki pasir putih yang halus serta laut yang jernih. Pemandangan bawah laut di sekitar Pulau Failonga sangat indah.
- Pulau Mare: pulau ini memiliki panorama alam yang sangat indah. Keistimewaannya, pulau ini, pada waktu-waktu tertentu menjadi tempat peristirahatan hewan lumba-lumba. Lumba-lumba biasanya terlihat pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIT dan sore hari pukul 18.00 WIT. Namun, sangat disarankan melihat lumba-lumba saat pagi hari, sebab jika sore langit Tidore sudah mulai gelap dan lumba-lumba tidak terlalu terlihat. Selain itu, penduduk Pulau Mare terkenal pandai membuat kerajinan tangan gerabah.
- Pulau Maitara: pulau ini pernah diabadikan dalam pecahan uang seribu rupiah yang lama, saking indahnya. Pulau ini terkenal sebagai penghasil buah sukun yang manis.
Pulau Maitara yang memiliki panorama indah.
Begitu pula potensi flora dan fauna yang berada baik di wilayah daratan maupun perairan Tidore, yang dikenal sejak dahulu memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Jangan lupakan pula, pala dan cengkeh yang membuat beberapa bangsa Eropa berganti-gantian ingin menguasai Tidore. Belum lagi tanaman-tanaman lain yang berpeluang menjadi komoditi ekspor di masa sekarang seperti kopi, coklat, dan kelapa. Jauh di dasar perut (tanah) Tidore juga tersembunyi berbagai macam hasil tambang, seperti mangaan, nikel, dan bokasit. Semua itu ada disediakan oleh alam Tidore yang kaya dan potensial.
Potensi Panorama Alam:
- Luku Celeng: merupakan wisata alam berupa sumber mata air yang berada di dataran Kelurahan Kalaodi.
- Kalaodi: sebuah daerah dengan daerah sejuk yang dikenal sebagai penghasil buah durian.
- Teluk Guraping: sebuah wisata tirta yang memiliki pemandangan berupa lekukan muara di desa Guraping. Situasi air di sana tenang, tidak bergelombang, dan hutan bakau tumbuh subur di sekelilingnya.
- Akesahu: sumber air panas di kecamatan Tidore Timur. Ada kepercayaan apabila ada pasangan muda mudi mengikat janji di lokasi tersebut maka hubungannya akan abadi.
- Gurabunga: destinasi agrowisata ini berada di ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut. Gurabunga dijuluki “Negeri di Atas Awan” karena dari sana terlihat keindahan Kepualauan Tidore. Di sana masih banyak bisa dijumpai rumah-rumah adat yang masih terpelihara dan dipertahankan.
- Tayawi: merupakan taman konservasi flora dan fauna di yang terletak di kecamatan Oba.
- Air Terjun Sigela: air terjun di desa Sigela yang sekelilingnya dikelilingi pepohonan yang rimbun.
Gurabunga, negeri di atas awan.
Tidore yang begitu kental akan pengaruh Agama Islam, juga masih menjunjung tinggi tradisi yang sudah ada sejak masa lampau. Ajaran agama dan tradisi melebur menjadi nafas yang selalu dibawa oleh orang Tidore dalam keseharian mereka.
Jika ada yang bertanya mengapa Agama Islam begitu mudahnya diterima oleh penguasa Tidore pada masa lampau, padahal Tidore pada masa sebelum masuknya Islam menganut animisme (menyembah roh nenek moyang)? Alasannya adalah sebab pada saat itu para ulama yang membawa Agama Islam masuk ke Tidore berhasil menemukan cara memperkenalkan identitas Ketuhanan (Illahi) tanpa perlu menggeser dasar keimanan orang Tidore pada roh nenek moyangnya.
Toleransi sudah muncul pada saat itu, ketika orang Tidore menerima ajaran ulama pembawa Agama Islam. Juga, pada saat ulama tak memaksakan kehendaknya kepada orang Tidore untuk tak lagi percaya kepada kekuatan roh maupun jin.
“Tidore. Tanah dimana tradisi, ritual, dan hukum tua dijaga dengan keikhlasan dan kerendahan hati para Sohowi dan Joguru.” (Walikota Kota Tidore Kepulauan Ali Ibrahim)
Potensi Atraksi Budaya:
- Paji Nyilih-nyilih: atraksi penyalaan obor yang merupakan simbolisasi atas semangat perjuangan Sultan Nuku.
- Lufu Kie: merupakan pelayaran ritual adat yang mengelilingi pulau Tidore dengan dengn menggunakan perahu Kora-kora.
- Tarian Soya-soya: tarian melepas dan menyambut pasukan yang pergi dan kembali dari medan perang. Ada pula Soya Seli yang hanya dipertunjukkan pada upacara-upacara adat.
- Tarian Barakati: tarian ini dimaksudkan untuk memohon berkah dan perlindungan kepada Tuhan YME. Biasanya untuk dipertunjukkan kepada tamu yang datang ke Tidore.
- Baramasuwen: dikenal dengan sebutan “Bambu Gila” yakni atraksi yang menggunakan bambu sepanjang kurang lebih empat ruas yang dipegang sekitar empat orang atau lebih. Lalu ada pawang yang membacakan mantra sambil memegang bara api. Bambu tersebut kemudian mampu bergerak-gerak sendiri. Pada jaman dahulu atraksi ini dipakai untuk mengangkat material berat dalam proses pembangunan di Tidore.
- Ratib Taji Besi: merupakan atraksi dimana terdapat atraksi debus dengan menusukkan taji ke tubuh namun tidak melukai orang yang mempraktekkannya.
Orang Tidore juga memiliki kemampuan menjaga nilai-nilai sejarahnya. Bangunan-bangunan peninggalan yang menunjukkan jejak-jejak bangsa asing yang pernah berusaha menaklukannya, masih berdiri kokoh hingga sekarang. Benteng-benteng dan tugu-tugu peringatan yang dibangun penjajah tidak dihancurkan. Namun, dirawat sedemikian rupa, sebagai pengingat anak cucu bahwa dulu Tidore punya banyak pahlawan yang berusaha keras mempertahankan wilayah kesultanannya.
Potensi Bangunan-bangunan Tua Bersejarah:
- Benteng Tahula: benteng peninggalan Portugis yang terletak 30 menit dengan naik kendaraan roda empat dari Pelabuhan Rum (pelabuhan yang akan dicapai wisatawan apabila bepergian dari Ternate ke Tidore).
- Benteng Torre: benteng yang dibuat oleh bangsa Portugis yang berada 50 meter dekatnya dengan Kadato Kie (Istana Kie).
- Kadato Kie: merupakan istana atau tempat peristirahatan Sultan Tidore. Kadaton Kie dibangun pada tahun 1812.
- Masjid Sigi Kolano: masjid yang menggambaran kejayaan Kesultanan Tidore dan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di bumi Maluku Utara. Masjid ini dibangun sejak tahun 1700 Masehi dan selesai pada tahun 1710 Masehi.
Kadaton Kie.
Potensi lain yang dimiliki oleh Tidore adalah kuliner atau makanan khasnya. Makanan tersebut adalah hasil olahan dari bumi daratan maupun lautan Tidore. Sebagian besar makanan adalah warisan resep tradisional nenek moyang orang Tidore yang sampai saat ini masih bisa dinikmati oleh semua orang.
Potensi Kuliner Khas Tidore:
Kue Lapis Tidore, Pisang Coe, Apang Coe, Waji, Kue Asidah, Roti Coe, Sagu Kasbi, Rica Isi, Tela Gule, Papeda, Ngam Sore.
Jajanan dan makanan khas Tidore.
Selain itu, Tidore juga memiliki potensi berupa kekayaan dalam bidang bahasa. Dalam kesehariannya, orang Tidore tidak berbahasa Melayu, namun memiliki bahasa sendiri yakni bahasa Tidore yang tergolong dalam rumpun non-Austronesia. Dengan bahasa Tidore ini pula banyak berkembang sastra-sastra Tidore baik berupa lisan maupun tulisan. Bentuk sastra Tidore yang populer antara lain:
- Dola Balolo: peribahasa atau pantun kilat.
- Dalil Tifa: sastra yang diungkapkan dengan diiringi oleh gendang atau alat musik Tifa.
- Kabata: sastra yang diucapkan dan dipertunjukkan oleh dua regu dalam jumlah genap, biasanya dalam bentuk syair.
Bahasa Tidore yang unik tersebut menambah khasanah keanekaragaman bahasa-bahasa di NKRI.
Semua potensi tersebut terlihat ketika saat ini Tidore mulai menggeliat. Beberapa tahun terakhir, Kesultanan Tidore bekerja sama dengan Kota Tidore Kepulauan mulai menggelar beberapa festival budaya. Anak-anak muda dari Tidore juga banyak didorong untuk melanjutkan sekolah di luar Tidore, entah di Tanah Jawa maupun di luar negeri. Sebagian membentuk perkumpulan, seperti Ngofa Tidore salah satunya, lalu membawa dan memperkenalkan identitas mereka sebagai anak-anak Tidore kepada khalayak.
Bangunkan Tidore, maka senyum di wajah NKRI akan makin merekah
Tidore, dalam peta NKRI, mungkin hanya terlihat sebagai titik. Bahkan mungkin tidak ada yang akan melihat Tidore jika tidak melihat Pulau Halmahera. Padahal, lagi-lagi jika melihat sejarah, sebenarnya seperempat wilayah Indonesia di kawasan Timur adalah hasil “sumbangan” dari Kesultanan Tidore.
Peta Kepulauan Tidore.
Maka, tak salah jika Tidore menggeliat, lalu kemudian ingin bangun. Bahkan, menurut saya, wajar jika orang Tidore membanggakan fakta sejarah tersebut. Tidore bahkan berhak meminta menjadi salah satu pusat perekonomian di kawasan Indonesia Timur, mengingat dahulu Tidore yang berposisi strategis adalah pelabuhan yang banyak dikunjungi oleh bangsa-bangsa asing dari belahan dunia lain.
Meski demikian, sebagaimana pesan Sultan Tidore yang sekarang Sultan H. Husain Sjah, untuk membangunkan potensi-potensi Tidore butuh kehati-hatian dan kearifan pemimpin. Menurut Sultan H. Husain Sjah hendaknya dalam membangun Tidore pemimpin negeri ini memperhatikan hajat hidup orang banyak terutama masayarakat lokal, jangan sampai merasa termarjinalkan.
Jadi, hal paling baik dalam membangunkan Tidore menurut saya adalah:
- Melibatkan anak-anak (orang) Tidore.
- Pembangunan yang ada harus ada planning hingga beberapa tahun ke depan, jangan asal berinvestasi lalu langsung membangun di sana tanpa perencanaan matang.
- Jauhkan Tidore dari bentuk “penjajahan” baru yang hanya ingin mengeruk profit semata.
- Mengimbangi pembangunan/ modernisasi dengan konservasi lingkungan alam sekitar.
- Selalu mengingat sejarah, adat budaya, dan kearifan lokal daerah Tidore setiap melakukan pembangunan di Tidore.
Bisakah sajak kukirim ke lampau
pada timore sesegar wangi bunga manuru..
sebelum kadato di kitari muka palsu
perompak dari benua benua seteru
yang menikam khianat ke jiwa pulauku
mengirim mesiu demi mati pohon sagu
lalu curi cengkeh pala kami seakan punyamu
nun di negerimu dam dam kau bangun
memagari pulaumu dari amuk laut
sedang datuk leluhur di pulauku
menelan air mata beratus tahun.
Izinkan sajak ku kirim untukmu
Pahlawan pulau pulau – beratus-ratus sumbu
mendidihkan darah juanga selaut segunung
seribu mata tombak menghunus hunus
membikin kapal kapal angkuh kalut
Oh darah arwah penjaga pulau pulau
penggaris nasib anak cucu
kutulis sajak ini sebagai sumbu baru(Penggalan Sajak Timore/ Tidore oleh Budayawan Maluku Sofyan Daud)
Jangan sampai ada bentuk “penjajahan” baru di tanah Tidore. Sudah cukup kelelahan nenek moyang orang Tidore membangun pondasi Kesultanan Tidore. Maka, tugas mereka atau kita yang masih mewarisinya lah yang menjaga dan membanggakannya. Sejatinya, kemenangan Sultan Nuku dan pasukannya atas Belanda adalah kemenangan NKRI. Jadi, semua warga NKRI juga wajib menjaga, membanggakan, bahkan mencintai Tidore.
Mengajari anak-anak membanggakan Tidore di miniatur Maluku Utara.
Visit Tidore Island, jika ada rejeki dan kesempatan! Lalu kabarkan kepada dunia bahwa Tidore yang sempat tertidur, sudah mulai menggeliat bangun! Semoga dengan makin banyak orang yang menggaungkan nama Tidore, kejayaan Kesultanan Tidore di masa lampau bangkit kembali. Tak hanya didengar oleh bangsa kita sendiri, namun juga dikenali dan dirindukan oleh bangsa-bangsa asing yang dulu mengakuinya sebagai sentra perdagangan utama di lautan Maluku. Dengan demikian nama NKRI pun akan ikut harum dan senyum di wajah NKRI makin merekah. Semoga!
April Hamsa
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Visit Tidore Island, Tidore untuk Indonesia.
Sumber tulisan:
- Buku Explore the Enchanting Tidore.
- Uraian tertulis dari Jajou Kesultanan Tidore Bpk. M. Amin Faaroek pada acara Blogger Tidore Island tanggal 18 Februari 2017 di Fola Barakati (www.annienugraha.com)
- Wikipedia tentang Kesultanan Tidore
- http://nasional.kompas.com/read/2012/05/28/1310484/Tidore.Berdaulat.Lagi.di
- Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=u5V3ZsnrY_4
Wah pengen sekali berkunjung ke Tidore. Penasaran dengan Kota yang kaya akan rempah rempah yang banyak diperebutkan bangsa bangsa Eropa karena karena nilai jualnya yang sangat tinggi. Selain itu juga banyak wisata sejarahnya yang menarik untuk di pelajari ^_^
Benar Mas Amir, saya pun penasaran. Saat membaca catatan sejarah saya jadi membayangkan kisah2 pada masa itu. Moga kesampaian ke Tidore ya aamiin 🙂
Beautiful
Tidore apa saya mbak? hihihi
To ado re, itu asal katanya.
Iya nih Pulau Maitara terkenal banget di uang seribu. Mauuu wisata ke sana!
Iya betul itu asal katanya.
Iya, di uang seribuan aja keliatan indah apalagi liat beneran ya 😀
Waaah jadi pengen ke Pulau Tidore! Kapan ya airline ticket ke timur Indonesia bisa lebih murah. Kesana kaya mau ke Jepang aja harganya hahaha
Iya mbak bener, sedih ya, masa yang menikmati keindahan daerah Timur banyakan turis asing krn turis lokalnya gk mampu bayar tiketnya 🙁
Semoga ada masanya nanti infrastruktur dan akses ke sana jadi lebih mudah dan murah ya aamiin
Indonesia negeri yg kaya akan pulau2 ya mba. sejarahnya juga sangat menarik untuk ditelesuri. makin bangga nih jd org Indonesia. smoga bisa sampai ke Tidore.
sukses yaa mba bwt kontesnya ^_^
Iya mbak, pulau-pula di pinggiran msh rentan diakui negara lain, moga pemerintah bisa jaga.
Aamiin terima kasih supportnya 🙂
lengkap sekali penjelasan mengenai Tidore Mbak. Iya inget pelajaran sejaeah di SD fan baru tahu artinya aku telah sampai.
Iya mbak aku juga keinget pelajaran sejarah SD saat menulis ttg Tidore 😀
Wuih lengkap banget ya destinasi wisata nya. Ada alam dan sejarah, komplit. Semoga someday bisa menjejak ke sana.
Iya mbak semua serba ada untuk dinikmati wisatawan, aamiin bisa ke sana semua kita
indonesia timur itu memang indah…sudah saatnya memang untuk mengenalkannya pada dunia…agar lebih terkenal dari pulau Bali…
Iya, selain Bali, kawasan Indonesia Timur lainnya masih banyak yang belum terfasilitasi dgn baik sbg destinasi wisata
Wow, lengkap banget mba. Cantik dan memesona ya Tidore.
Tengkyu dah mampir Mbk Manda. Bener, cantik dan mempesona.
Aku pengen snorkling di failonga kalau gak lihat pulau maitara. Semoga ya kita bisa ke Tidore mbak April.
aamiin aamiin, moga bisa kopdar di Tidore ya Mas Ded, aku dah ijin suamiku hehe 🙂
Akkk tambah pgn ke Tidore nih. Temenku ada yg nikah sama org sana, pas acara nikahan kita makan papeda sm air jahe ada kenarinya. Nyam2
Oh iya kah mbak? Kalau tante2 suami kebanyakan dari Ternate, yang dari Tidore mungkin ada tapi blm kenalan hehe
lengkap banget y mba pesona Indonesia Timur ini sygnya mahil y mba klo kesana pdhl masi Indonesia jg ehhee..
gudluck mb ajakin aku klo kesana 😄
Semoga ada masanya nanti infrastruktur dan akses ke sana lebih mudah ya mbak
aamiin makasih Mbk Herva 😀
Tahun kemarin sudah nyampe Ternate.
Sayang belum sempat nyeberang ke Tidore.
Tahun ini insyaAllah niat banget ke Tidore dan Halmahera.
Sukses ya, mbak.
Salam
@nuzululpunya
Wah keren udah nyampe Ternate.
Kalau di Ternate, banyak saudara2 suamiku, tapi aku pun blm pernah ke sana hehe.
Aamiin moga kesampaian ya Mas 😀
terkait Tidore masih melekat sekali dalam ingatan akan sejarah kejayaan Islam nusantara selain samudera pasai di ujung barat – Aceh
Bener dulu yang einget Samudera Pasai di ujung sana, dan Ternate Tidore di ujung satunya lg 😀
Ah jadi pengen ke sana…. 🙂
Yuk ke sana mbak 😀
Ulasannya lengkap sekali mb, jd belajar ttg sejarah lagi, jadi pengen eksplore daerah timur Indonesia ya sayang biaya perjalananx msh tinggi. Semoga suatu saat bs lwbih terjangkau. Kunjungan balik yaa mbaa salam kenal
aamiin moga ada waktunya nanti kita semua bisa dengan mudah ke sana ya mbak
Bacanya panjang mengingatkan pada pelajaran sejarah waktu sekolah Mak. Mau juga atulah aku ke sana, plus mendoakan semoga Emake Maxi bisa poto2 di negeri di awan itu.
Jadi inget jaman seragam merah putih apa putih abu2 mbak? hehe
Aamiin aamiin mbak, terima kasih doanya
Indonesia Timur memang terkenal keindahannya ya. Siapa sangka pulau kecil mempunyai sejarah panjang yang tidak terlupakan buat kemerdekaan Indonesia. Hasrat berkunjung makin dalam …
Pulau kecil itu dulunya pusat kerajaan yang besar sekali ya mbak? Moga kita semua bisa ke sana aamiin
Kereeeen…. aku kaya lagi belajar sejarah. Suka banget bacanya. Itu lama banget ya masa kesultanan kosongnya. Duh, semoga bisa bersinar lagi Tidore, dan semua daerah di Indonesia.
Aku ga sabar baca tulisan Mbak April nanti pulang dari Tidore. Pasti seru!!! Semoga menang ya, Mbak. Aamiin.
Baca postingan ini kayak balik lagi ke kelas Sejarah 😀
Oh my God! Pulau Maitara indah sekali ituuuu.. *anaknya gak bisa banget diem liat pulau ama laut*
Komplit dan lengkap sejarah sampai budaya tidore
Indonesia memang keren…
Terima kasih sudah mampir Mbak Diah, iya negara kita emang keren 😀
Wah, keren, lengkap banget ini postingannya, Mbak 🙂
Aku udah lama banget enggak belajar serajah terakhir SMP mungkin ya.
Itu Tidore kaya banget ya, banyak sekali potensi wisata yang bisa dijelajahi mulai dari potensi wisata pulau-pulau, bangunan bersejarah bahkan sampai kuliner. Kayaknya seru kalau bisa menjelajahinya 😀
Bukannya di SMA ada sejarah Mbak? hehe
Kalau aku sampai kuliah krn kuliah di FISIP hehehe
Iya seru ya banyak banget potensinya, menunggu digali dan dilindungi tentu saja
Duh Mbak postinganmu bikin saya deg-degan. Indonesia timur itu impian para traveler. Mahal sih ya ke sana. Oiya, kabarnya gambar yang ada di uang kertas seribuan itu gambar gunung di Tidore, ya? CMIIW
Betul Mas, uang pecahan 1000 yang lama.
Yuk nabung kita ke sana 😀
semoga suatu saat nanti,
Dija bisa menjelajah Indonesia
hingga ke Tidore
aamiin Dija thx 🙂
Lengkap banget info ttg Tidore mb April. Goodluck ya
Terima kasih Mbk Yervi atas doanya 🙂
Kalau belajar sejarah, Tidore selalu mincul.
Dih indah-indah tempat di sana yah Mbak.
Indonesia Timur emang surga yahh
Dirimu beruntung Mbak Ajen lahir dan besar di Indonesia Timur yang luar biasa istimewa 😀
Indonesia emang keren banget.. punya Tidore yang memiliki banyak destinasi untuk dikunjungi. Kapan² semoga bisa kesana mba
aamiin aamiin mas, barengan sama Mbk Rian jg yaaa
Tidore itu kecil tapi punya potensi yang besar ya 🙂
Seandainya infrastruktur lebih memadai, pasti Tidore bakal lebih gampang dikunjungi dan ramai sama orang-orang yang travelling.
Benar banget mbak, jasanya besar buat membentuk wajah NKRI yang skrng.
Moga2 akan ada masanya nanti perhatian pemerintah jg ke sana ya, jd kita bisa lbh mudah ke Tidore aamiin
Indonesia emang kaya budaya. Ahhhh alam Tidore memang indah, pengen banget kesana. pasti pengen lama disana
Moga ada kesempatan dan rejeki buat ke sana ya Mbak Rian aamiin
Tidore itu salah satu kota sejarah islam di Indonesia yang jadi impian saya buat dikunjungi… Ajak2 emak napa Pril
Ayo Maakk ke sana bersama! 😀
Postingan yang berisi banget, Mbak. Mbak April selalu bisa bikin postingan yang kaya akan makna. Baca ini aku kayak lagi ngulang masa-masa sekolah dg pelajaran sejarah. Makasih, Mbak. Meskipun ini artikel lomba, kt jadi pada tau sejarah Tidore.
Terima kasih Mbak Ayi semoga menginspirasi. Selain ke sana aku juga pengen ke kotamu 😀
Wah keren banget Tidore, bacanya jadi mengingatkan pada masa kejayaan Islam dan kekayaan alam Tidore masa itu. Jadi pingin kesana.
Iya dulu kesultanan ini menguasai kawasan Timur negara kita mbak 😀
Mbak April tulisane selalu lengkap… aku langsung mupeng pengen ke Tidore… tapi durung due duit… heheh
Semoga ada rejeki kita bisa ke sana ya Mbak Witri aamiin
diriku tinggal nunggu laporan pandangan mata jika dirimu terpilih menjadi pemenang, pasti menyenangkan sekali bisa langsung berkunjung kesana. Semoga menang mbak
aamin terima kasih dukungannya mas, aku juga kagum padamu yang selalu traveling dan cerita kekayaan Borneo 😀
Aku mupeng banget mau ke Tidore…. Dia punya pulau-pulau yang memang harus dinikmati keindahannya…
Agama islam di sana juga masih kental banget, ya?
Iya Mbak, kalau tidak salah satu2nya raja di kawasan Timur yang setia memeluk Islam adalah Tidore.
Aku jg pengen ke sana, moga2 ada kesempatan buat ita ya mbak aamiin
bahasan tentang tidorenya menarik sekali mbak, bangga banget jadi bangsa Indonesia, ternyata masih banyak potensi pulau dan destinasi wisata yang indah, apalagi wilayah timur ya..
Betul Mbak Fika, potensi wilayah kawasan Timur Indonesia tu masih sangat bnyk dan blm tergali
Itu maksudnya “Aku Telah Sampai” itu apa, ya? Ada sejarah lain di baliknyalah?
Aduh post ini penuh dengan ilmu banget. Sayangnya penampungan otakku sepertinya tak sanggup untuk jenis seperti ini hwaa 🙁
Hello Mbak Pertiwi, kalau tidak salah saat itu ada ulama dari Arab yang mengatakan itu saat telah tiba di Tidore, mungkin maksudnya krn dia telah merasa dirinya telah tiba di tanah yng seolah rumahnya, kalau tdk salah baca seperti itu ya mbak
banyak sekali yang dapat di ulas dari kepulauan Tidore di Indonesia. mulai dari Budaya, sejarah, bahasa, dan juga kuliner didalamnya. Buat yang tinggal di Indonesia wajib mengunjungi Kepulauan Tidore yang sangat indah didalamnya
Wah jadi pingin ke pulau tidore :O
Ah aku ingat juga tentang Sultan Nuku, Tidore yg mempesona. Bangunkan Tidore bkn hanya kewajiban anak sana tapi kita Bangsa Indonesia. Sayang dg potensinya yg wah
Yuk sama2 bangunkan Tidore kembali
Mba Apriil…
Bisa nulis begini runut dan enak dibaca apa tipsnya..?
((Maaf, OOT.
terhipnotis sama tulisan mba April))
Keindahan Indonesia memang tersebar di seluruh pelosok negeri yaa..bahkan sampai Tidore.
Gak heran kalau banyak bule-bule yang betah berada di Indonesia.
Maitara cakep ya mba… Jadi pengen ke sana hehe
Daku mau ke Tidore 🙂
Dari sejak jaman masih sekolah SMP, sudah senang sama Tidore dan niat suatu saat harus ke Tidore.
Belum sempat terbayang tentang Tidore, apa saja yang bisa dikunjungi. Apalagi sejarahnya lupa sama sekali. Satu2nya sejarah dari Maluku yang masih kuingat cuma Pahlawan di uang seribu. Makasih udah diulas mbak.
semoga sukses denga lombanya ya mba, Indonesia tuh kaya banget budayanya..
Waaah, keren reviewnya. Semoga bisa kesampaian kesana ya mba. Indonesia memang keren 😀
Wow lengkap sekali sejarahnya, Mba April. Wisata kalau sekalian paham sejarahnya kalau buat saya lebih asyik, not just about selfie and wefie 😀
Wow Mbak April, luar biasa risetnya, berasa belajar ulang sejarah tapi gak persis dengan buku sejarah.
Tidore keren ya mba
Wuih lengkap banget mbak.
Aku pengen banget bisa jalan-jalan keliling Indonesia, dan Tidore ini menarik banget ya buat dikunjungi
Indahnya Tidore. Pengenlah suatu saat bisa ke Tidore 🙂
thanks infonya teh
sejarahnya juga (y)
Tidore bagi saya, namanya enggak asing.. tapi cerita-cerita di atas… semuanya asing.. apalagi pas baca Sultan Nuku. dalem ati langsug btanya “siapa ya?”
Potensi wisatanya keren. Semoga tidore bisa bangkit lagi dan terkenal seperti dulu
Lengkap banget mbak tulisannya…
Sukses ya untuk lombaya..
Layak banget jadi juara. Kaya informasi soalnya
Wah komplit banget, mbak. Jadi pengen ke Tidore nih.
Jadi pengen ke tidore abis baca iniiiiii. Makasi infonya mak April, good luck blog competitionnya yaaaaa
Lengkap banget mba informasi sejarahnya. Aku mah lemah banget deh klo urusan sejarah. Jadi tau banyak deh.
Temenku di Tidore suka kirim foto dia pergi dan pulang kerja. Naik perahu denga pemandangan yg cantiiik banget. Pengen ke sana suati hari nanti.
Daerah timur masih banyak tempat wisata tersembunyi yang belum terangkat.
Padahal potensinya sangat besar.